Minggu, 17 April 2011

Ingin Tahu Islam Nusantara? Ikuti Halaqah Lesbumi Sulut Besok

Manado, PKB Kab Tegal. Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PWNU Sulawesi Utara akan menggelar halaqah kebudayaan bertajuk “Islam Nusantara; Menjaga Tradisi dari Aras Lokal di Tengah Tantangan Global” di Asrama Haji Manado pada pada Kamis 10 Maret 2016 siang. Kegiatan yang dilanjutkan dengan fokus kelas diskusi dua hari tersebut rencananya dibuka Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Sementara Ketua Lesbumi PBNU KH Agus Sunyoto didaulat sebagai narasumber.

Ingin Tahu Islam Nusantara? Ikuti Halaqah Lesbumi Sulut Besok (Sumber Gambar : Nu Online)
Ingin Tahu Islam Nusantara? Ikuti Halaqah Lesbumi Sulut Besok (Sumber Gambar : Nu Online)

Ingin Tahu Islam Nusantara? Ikuti Halaqah Lesbumi Sulut Besok

Menurut Ketua Lesbumi Suawesi Utara Taufiq Bilfaqih, halaqah tersebut diharapkan mampu mewarnai khazanah pengetahuan tentang Islam Nusantara sebagai sebuah strategi melayani globalisasi. “Istilah Islam Nusantara tidak hanya menjadi perdebatan internal muslim, melainkan juga menjadi wacana menarik bagi masyarakat luas untuk mengetahui bahwa dalam menafsirkan teks-teks keagamaan, muslim di Indonesia beragam dan dinamis,” jelasnya.

Halaqah tersebut, kata Taufiq, akan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti, bagaimana Islam datang di Nusantara? Bagaimana dialektika sejarah para wali yang meng-Islamkan Nusantara? Bagaimana perjumpaannya? Bahkan bagaimana konflik-konfliknya? Lebih jauh, pembahasan Islam Nusantara juga akan berada pada fase-fase perbandingan, bagaimana proses dakwah ulama terdahulu dengan para muballigh hari ini?

PKB Kab Tegal

“Bisa dipastikan, Islamisasi di Nusantara berasal dari dai Arab, namun, apakah "sama" Ulama asal Arab dulu dengan ustadz lulusan Arab hari ini? Realitasnya banyak praktik kebudayaan umat di lapangan, oleh para Ulama Arab dulu dikawinkan dengan nilai-nilai ke-Islaman. Sementara ada ustadz lulusan Arab kini, justru mengkafir-kafirkan praktik-praktik kebudayaan umat,” katanya.

Kalaupun ada ulama dulu yang sangat keras menantang tradisi masyarakat Nusantara, lanjut dia, tapi tidak semasif gerakan dakwah para muballigh yang menghargai konteks lokal. Sebab, jika penentang keras tradisi lebih dominan, pastinya Islam bukanlah agama yang mendapat porsi lebih di Nusantara saat ini.

PKB Kab Tegal

“Tema Islam Nusantara turut menanggapi keberadaan ideologi asal Barat. Terbukanya kran demokrasi di Indonesia, membuat Barat semakin percaya diri dan leluasa dalam beroperasi. Gerakan pemikiran hingga praktek kehidupan sosial kini menjadi trend masyarakat Nusantara. Kehadiran dua ideologi transnasional ini benar-benar membentuk bangsa Indonesia menjadi masyarakat tertutup sekaligus terbuka, alias tanpa identitas etnik, bahasa, budaya, dan agama tertentu. Begitulah globalisasi,” tambahnya.

Dalam Rakernas I Lesbumi PBNU pada pertengahan Januari lalu, lanjut Taufiq, dilahirkanlah 7 strategi kebudayaan, Saptawikrama. Keputusan strategis yang meneguhkan posisi Lesbumi PBNU sebagai garda nasional peradaban, kesenian dan kebudayaan islam nusantara ditandai kehadiran dan fungsi penting Lesbumi dalam meneguhkan Islam Nusantara untuk membangun peradaban Indonesia dan dunia.

“Bagaimana dengan Islam Sulawesi Utara? Bagaimana proses masuknya? Bagaimana orang Minahasa "merelakan" Islam berkembang di Bumi Toar ini? Apa strategi kebudayaan orang Minahasa bekerja sama dengan masyarakat dari suku berbeda menghadang ideologi radikal yang belakangan "berkunjung"? Pertanyaan-pertanyaan itu bahkan persoalan lainnya, diharapkan mendapatkan jawaban pada halaqah,” pungkasnya. (Red: Abdullah Alawi)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaSantri PKB Kab Tegal