Minggu, 29 Juli 2012

Tiga Kategori Muslim di Amerika

Yogyakarta, PKB Kab Tegal . Ada tiga kategori kaum Muslim yang tinggal di Amerika: isolasi, asimilasi, dan integrasi. Ketiga jenis tersebut masing-masing memiliki tantangan yang berbeda.

Tiga Kategori Muslim di Amerika (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiga Kategori Muslim di Amerika (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiga Kategori Muslim di Amerika

Pendapat ini disampaikan Jawad Bayat dalam diskusi "Islam in America" yang diselenggarakan AIFIS (American Institute for Indonesian Studies), awal Juli 2014 lalu, di Masjid Rahmatan lil Alamin, Yogyakarta.

Jawad Bayat adalah mahasiswa S2 di Hartford Seminary, Amerika. Dia merupakan generasi pertama yang lahir di Amerika dari keluarga Afganistan yang melakukan migrasi di Amerika pada tahun 1981 karena kondisi keamanan di Afganistan.

PKB Kab Tegal

Kategori pertama isolasi, merujuk kepada kaum Muslim di Amerika di mana mereka hanya bergaul dengan sesama kaum Muslim dari negara asal mereka datang. Misalnya Muslim Indonesia yang hanya bergaul dengan sesama Muslim yang berasal dari Indonesia.

PKB Kab Tegal

Dalam kehidupan sehari-hari, mereka menjaga jarak dengan warga Amerika lainnya. Dengan kondisi demikian, mereka dapat dikatakan kelompok Muslim yang eksklusif. Tantangan yang mereka hadapi adalah pergaulan mereka sangat terbatas karena hanya mengenal dari kelompok yang berasal dari negara yang sama.

Kategori kaum Muslim yang kedua adalah asimilasi. Kelompok ini biasanya berasal dari kalangan remaja dan muda lainnya. Mereka bergaul dengan kalangan remaja dan muda Amerika, bahkan mereka juga ikut pesta dan pergi ke diskotik sebagaimana yang dilakukan anak-anak muda Amerika. Persoalan yang dihadapi oleh kelompok ini adalah mereka cenderung meninggalkan kewajiban-kewajiban dalam Islam, seperti shalat.

Sedangkan kategori kaum Muslim yang ketiga adalah integrasi yang merujuk kepada kaum Muslim yang mampu bergaul dengan warga Amerika pada umumnya tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai seorang Muslim atau Muslimah. Kelompok ini biasanya berasal dari kalangan Muslim kelas menengah yang memiliki tingkat pendidikan dan ekonomi yang baik.

Diskusi yang dihadiri sekitar 70 peserta ini mendapat banyak respon. Salah satu peserta perempuan bertanya bagaimana kondisi kaum Muslimah di Amerika, apakah ada halangan dalam menggunakan jilbab. Jawad menjawab bahwa Pemerintah Amerika memberikan kebebasan kepada seluruh pemeluk agama termasuk Islam untuk menunjukkan identitas keagamaan.

Bagi kaum Muslimah diperbolehkan untuk tidak menggunakan jilbab. Apabila ada seseorang atau kelompok yang memaksa kaum Muslimah untuk menggunakan jilbab, Muslimah tersebut dapat melapor kepada polisi dan polisi akan menangkap pihak yang melakukan pemaksaan tersebut. (M Chozin/Mahbib)

Foto: Jawad Bayat dari Hartford Seminary, USA bersama santri Ponpes Krapyak Yogyakarta

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Khutbah, AlaSantri PKB Kab Tegal

Kamis, 05 Juli 2012

Idul Fitri: Gerbang Kemuliaan dan Kebajikan

Oleh: Muhammad Makhdum



Idul Fitri adalah momen istimewa, terutama bagi kaum muslimin yang telah usai melaksanakan ibadah puasa. Selama kurun waktu usia kita, berbilang Idul Fitri telah kita lalui, termasuk di penghujung bulan Ramadhan tahun ini. Secara harfiah, Idul Fitri bermakna kembali berbuka (ifthar) setelah sebulan berpuasa. Idul Fitri juga sering dimaknai dengan kembali kepada kesucian (fitrah). Karena sesungguhnya, manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan suci, terlepas siapapun yang menjadi ibunya. Sejak lahir manusia telah dibekali Allah SWT dengan sifat hanif (lurus), pengasih, penyayang, pemaaf, dan jauh dari keangkuhan yang mampu mengantarkan manusia baik ke arah kebaikan dan kedamaian.?

Dalam perspektif teologi Islam, kembali kepada fitrah memiliki arti kembali ke asal kesucian, menuju asal eksistensi manusia. Seyyed Hossein Nasr (2003), seorang guru besar teologi dan filsafat Islam di George Washington University, menjelaskan bahwa dengan mencapai fitrah, berarti manusia kembali kepada axis, yakni pusat atau poros eksistensi kemanusiaannya serta menjauhi lingkaran luar yang jauh dari sifat-sifat kemanusiaan itu sendiri.?

Idul Fitri: Gerbang Kemuliaan dan Kebajikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Idul Fitri: Gerbang Kemuliaan dan Kebajikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Idul Fitri: Gerbang Kemuliaan dan Kebajikan

Setelah sebulan penuh kita berjuang menahan lapar, dahaga, dan nafsu dunia, maka Idul Fitri ibarat hari pembebasan dan kemenangan dari semua bentuk hawa nafsu yang membelenggu jiwa kita. Itu artinya bahwa kemenangan Idul Fitri yang kita rayakan merupakan simbol gugurnya dosa-dosa yang telah kita lakukan. Segunung dosa itulah yang membuat diri kita terasa kotor di mata manusia dan hina di hadapan Allah SWT. Akan tetapi benarkah bahwa kemenangan batin tersebut telah kita rasakan dalam setiap momen Idul Fitri yang telah kita lalui?

Sejatinya, kemenangan Idul Fitri baru terjadi manakala jiwa kita telah bersih dari segala sifat dengki, iri hati, sombong, angkuh, termasuk merasa paling benar sendiri. Dengan kata lain, kemenangan yang fitri dapat diraih jika kita telah terhindar dari segala bentuk kegelapan hati. Tanpa kita sadari, sesungguhnya kegelapan hati tersebut telah membuat kita buta dengan penderitaan dan tuli terhadap keluh-kesah sesama sehingga semakin menjauhkan manusia dari keridhaan Allah SWT.?

PKB Kab Tegal

Seyyed Hossein Nasr menjelaskan bahwa manusia memiliki dua alam, yaitu alam spiritual (lahut), dan alam fisikal (nasut). Gelapnya hati seseorang merupakan indikator bahwa manusia semakin jauh dari axis-nya dan telah gagal mengembangkan unsur-unsur spiritual (lahut) yang suci dalam dirinya sendiri. Kegelapan hati hanya bisa lenyap jika seseorang telah tersentuh dengan cahaya ilahi. Hamba yang telah tercerahkan dengan cahaya Tuhan akan merdeka dari berbagai keterikatan budaya materialistik dan hegemoni kepentingan yang cenderung menyesatkan.?

Hati yang telah tercerahkan layaknya metamorfosis seekor ulat yang menjijikkan menjadi kupu-kupu yang cantik dan mempesonakan. Untuk mendapatkan pencerahan tersebut, seekor ulat harus melakukan ritual “puasa” di dalam kepompong yang sempit pada kurun waktu yang cukup lama. Begitu masanya tiba, ulat tersebut akan bertransformasi menjadi kupu-kupu, sehingga yang tampak hanyalah keindahan dan kelembutan yang mampu menyejukkan mata dan hati setiap orang yang memandangnya.?

Lalu, seberapa banyak manusia yang telah beruntung mengalami transformasi menuju kemuliaan? Yang pasti, selama manusia itu menjalankan puasa dengan penuh keimanan dan hanya mengharap keridhaan Tuhan, maka akan mengalami kondisi yang demikian. Melalui puasa, semua kotoran yang membutakan nurani kemanusiaan akan tersucikan sehingga kaca hati akan kembali bening berkilauan. Manusia dengan derajat tersebut akan selalu mengundang kecintaan dan menjadi sumber kedamaian bagi siapa saja yang berada di sekelilingnya.?

Meskipun demikian, selagi kita masih dalam kategori manusia awam, maka tidak ada jaminan bahwa pencerahan yang telah kita peroleh akan berlangsung selamanya. Dalam titik tertentu, manusia bisa kembali tergoda oleh perbuatan dosa dan pelampiasan syahwat duniawi. Hal tersebut terjadi tidak lain karena manusia masih dikuasai oleh unsur-unsur lahiriahnya (nasut) yang berupa hawa nafsu dan dorongan syahwat belaka. Akan tetapi bahwa setidak-tidaknya orang yang pernah tercerahkan akan lebih terkendali hawa nafsunya sehingga menjadi lebih santun dan penyabar.?

PKB Kab Tegal

Ambisi pribadi maupun kelompok barangkali juga masih tetap ada, hanya saja akan menjadi lebih jinak dan tidak terlalu vulgar untuk ditunjukkan di muka umum sehingga seolah buta dan tuli terhadap kepentingan orang lain. Itulah mengapa Ramadhan berlangsung setiap tahun, tidak lain agar manusia mendapatkan momentum untuk terus bersiklus dalam mengasah unsur lahut-nya, sehingga dapat meningkatkan derajat kemuliannya setahap demi setahap selama kurun waktu hidupnya.

Dengan demikian Idul, Fitri lebih tepat diartikan sebagai titik kulminasi (axis) dalam pencarian jati diri seseorang akan sifat-sifat kemanusiaannya yang sejati. Artinya, Idul Fitri justru bukan merupakan akhir dari masa berpuasa. Idul Fitri semestinya harus kita jadikan sebagai pintu gerbang menuju kehidupan bermasyarakat yang lebih santun dan beretika.?

Marilah kita rayakan Idul Fitri ini sebagai momentum untuk memperbaiki kualitas hubungan kemanusiaan, menghindarkan segala bentuk konflik kepentingan yang mengarah pada rapuhnya hubungan sosial kemasyarakatan. Bahkan sangat mungkin karena imbas puasa Ramadhan dan pemahaman yang utuh mengenai Idul Fitri mampu membawa kita untuk saling berlomba memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada orang lain, bukan malah memanfaatkan orang lain untuk kepentingan diri pribadi atau kelompoknya sendiri.?

Selamat Idul Fitri, Taqabalallahu minna wa minkum. Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Penulis adalah ketua PAC GP Ansor Kecamatan Widang Kabupaten Tuban

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Lomba PKB Kab Tegal

Jumat, 15 Juni 2012

Pengajuan Beasiswa PBNU ke Timur Tengah Dibuka Lagi

Jakarta, PKB Kab Tegal. Dalam rangka menyongsong tahun ajaran baru untuk 2008/1428 H, beberapa negara Timur Tangah kembali menawarkan beasiswa melalui Biro Urusan Kerjasama Beasiswa PBNU untuk Timur Tengah.

Ulil Absar dari Biro Kerjasama Beasiswa menjelaskan untuk sementara terdapat tiga negara yang siap memberikan beasiswa kepada nahdliyyin yang mencakup Marokko, Libya dan Lebanon.

Dijelaskannya Pemerintah Marokko memberikan jatah 10 kursi kepada warga NU untuk segala jurusan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. “Program ini tidak dibatasi jenjangnya, bisa ngambil beasiswa untuk tingkat sarjana sampai dengan tingkat doktor,” tuturnya, Selasa.

Pengajuan Beasiswa PBNU ke Timur Tengah Dibuka Lagi (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengajuan Beasiswa PBNU ke Timur Tengah Dibuka Lagi (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengajuan Beasiswa PBNU ke Timur Tengah Dibuka Lagi

Bagi yang berminat, Ulil menjelaskan bahwa pendaftaran harus segara dilakukan karena batas akhirnya adalah 30 Juli mendatang dan bagi yang diterima, mereka akan diberangkatkan pada bulan Oktober mendatang. Diantara universitas yang bersedia menerima mahasiswa dari Indonesia adalah Universitas Qurawiyyin dan Universitas Al Khomis.

Untuk Libya, disediakan jatah beasiswa bagi kader NU sebanyak 5 orang untuk program S1 di Jamiyyah ad Dakwah dengan jurusan Adab Lughoh, Da’wah dan Syariah. Batas akhir pendaftaran juga ditutup pada tanggal 30 Juli mendatang.

PKB Kab Tegal

Untuk Libya, kerjasama beasiswa ini sudah berlangsung selama beberapa tahun dan sekarang sudah tumbuh komunitas nahdliyyin di Tripoli Libya yang siap mengembangkan NU disana.

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengikuti program ke Libya diantaranya adalah sudah memiliki ijazah, daftar nilai dengan nilai bahasa Arab minimal 8 akte kelahiran, rekomendasi dari PCNU setempat, photo 4X6 sebanyak 10 lembar dan passport.

Akademi Dakwah dan Studi Keislaman Beirut Lebanon juga memberikan kesempatan beasiswa bagi lima pelajar RI tingkat S1 dengan program studi Islamic Studies dengan beberapa persyaratan.

Mereka yang ingin berangkat ke Beirut harus memiliki kemampuan Bahasa Arab yang baik, berijazah SMA atau Madrasah Aliyah dengan kategori nilai “baik sekali” dengan umur tidak melebihi 23 tahun, foto kopi passport dan foto sebanyak 8 lembar dan harus sudah dikirimkan ke Akademi Dakwah selambat-lambatnya 30 Juli 2007.

PKB Kab Tegal

Bagi yang diterima di Akademi Dakwah di Lebanon, mereka akan memperoleh fasilitas berupa biaya perkuliahan selama 4 tahun, buku, asrama dan makan dengan pengecualian biaya transportasi dari dank e Indonesia, bea visa dan administrasi tinggal serta uang saku.

Ulil menjelaskan informasi lebih lanjut dapat menghubungi kantor Biro Urusan Kerjasama Beasiswa PBNU untuk Timur Tengah di ruang 205 gedung PBNU Jl Kramat Raya 164 Jakarta Pusat atau menghubungi Ulil dengan no kontak 08121902011 atau Dawam Sukardi di no kontak 08561023524. (mkf)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kyai, Internasional PKB Kab Tegal

Kamis, 07 Juni 2012

LSN Jadi Wasilah, Atlet Santri Punya Mentalitas Kuat

Semarang, PKB Kab Tegal. Diskusi bertema Revolusi Sepakbola Nasional dari Pesantren Pembinaan Usia Muda Tanggung jawab Siapa? mengawali technical meeting (TM) peserta Liga Santri Nusantara (LSN) Region Jawa Tengah II.?

LSN Jadi Wasilah, Atlet Santri Punya Mentalitas Kuat (Sumber Gambar : Nu Online)
LSN Jadi Wasilah, Atlet Santri Punya Mentalitas Kuat (Sumber Gambar : Nu Online)

LSN Jadi Wasilah, Atlet Santri Punya Mentalitas Kuat

Bertempat di gedung berlian lantai 4 hadir pengasuh Pondok Pesantren API Tegalrejo Magelang dan juga Owner PPSM Magelang KH Yusuf Chudlori, Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga Jawa Tengah Budi Santoso dan pelatih usia muda, mantan pelatih PPLP Jateng, Edi Prayitno.

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah KH Abu Hafsin memberikan pidato kunci dalam diskusi, Kamis (25/8). Hal penting dari tatanan sepak bola adalah kombinasi baik pemain, pelatih serta pemerintah. Bila sinergi ini mampu berjalan sepakbola di Indonesia akan maju.

"Santri tentu berbeda dari sisi mentalitas," tandas Abu Hafsin.

PKB Kab Tegal

Hal inilah yang membedakan antara santri dan bukan santri. Gus Yusuf, sapaan akrab KH Yusuf Chudlori menambahkan bahwa santri memiliki akar atau pondasi yang kuat. Akhlakul karimah, sopan santun, dan nilai-nilai luhur inilah yang dimiliki santri. Bila pondasi kuat mau kita buat menjadi atlet bisa, kiai bisa, ulama bisa, politisi bisa dan sebagainya.

Gus Yusuf yang pernah menjadi owner PPSM Magelang menambahkan, selain pemain, pelatih dan pemerintah butuh pula suporter dan manajemen yang berkualitas. Bisa dikatakan ada masyarakat bola bila ingin menjadikan sepak bola menjadi primadona. Kalau di pesantren bisa dimulai dari pengasuhnya yang cinta akan sepak bola.

"LSN bukan satu-satunya tujuan untuk menghidupkan geliat sepak bola pesantren," terang Gus Yusuf.

LSN merupakan wasilah untuk menyemarakkan persepakbolaan di tanah air ini. Hasil dari TM yang digelar panitia pelaksana terdapat 18 tim yang siap berlaga di Lapangan Arhanudse 15 Kodam IV/Diponegoro, 1-4 September 2016. (M. Zulfa/Fathoni)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Khutbah, Hikmah, Makam PKB Kab Tegal

Kamis, 31 Mei 2012

Tak Cukup Kampus Megah, PT Perlu Perkuat Atmosfir Akademik

Samarinda, PKB Kab Tegal

Gedung dan kampus yang bagus dan luas bukanlah satu-satunya ukuran kemajuan perguruan tinggi. Kemegahan kampus perlu dibarengi dengan penguatan atmosfir akademik yang menjadi ciri khas perguruan tinggi. Hal tersebut dikatakan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam sambutannya yang dibacakan Sekjen Kementerian Agama Nur Syam saat meresmikan Kampus II Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda-Kalimantan Timur, Senin (7/3) seperti dikutip dari laman kemenag.go.id.

Peresmian dilakukan Sekjen Kementerian Agama Nur Syam mewakili Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin ditandai dengan penandatanganan prasasti gedung bersama Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek.

Tak Cukup Kampus Megah, PT Perlu Perkuat Atmosfir Akademik (Sumber Gambar : Nu Online)
Tak Cukup Kampus Megah, PT Perlu Perkuat Atmosfir Akademik (Sumber Gambar : Nu Online)

Tak Cukup Kampus Megah, PT Perlu Perkuat Atmosfir Akademik

Secara mudah atmosfir akademik itu, terang Menag, jika: pertama, lingkungan kampus memberikan ruang bagi munculnya pemikiran, pendapat, dan teori-teori baru yang berguna bagi masyarakat. Kedua, ? dosen dan mahasiswa terlibat dalam proses pembelajaran yang mencerahkan. Ketiga, setiap orang bisa mendapatkan informasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan; dan keempat, sarana prasarana menunjang pencapaian akademik.?

Menurut ? Menag, IAIN sebagai lembaga pendidikan tinggi adalah investasi besar umat Islam Indonesia, sebagaimana pesantren, masjid, madrasah, majelis taklim, dan seterusnya.?

“Investasi itu harus kita jaga dan rawat, kita kembangkan terus menerus sebagai bentuk pertanggungjawaban moral kepada para pendiri, kepada bangsa, agama, dan kepada Allah SWT,” kata Menag.?

PKB Kab Tegal

Dikatakan Menag, dalam berbagai kesempatan dirinya sering menyebut bahwa Islam Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam hal jumlah lembaga-lembaga Islam yang hidup di masyarakat; sebagai lumbung kekayaan dan khazanah Islam moderat, dengan praktik toleransi antar pemeluk agama yang kuat-kokoh; Islam yang kompatibel dengan penerapan demokrasi dan isu jender; dan kawasan yang relatif aman dari gangguan dan ancaman bernuansa konflik keagamaan yang menjadi sumber malapetaka dunia saat ini, terutama Timur Tengah.?

Salah satu pondasi penguat model keberagamaan Islam Indonesia ini,menurut ? pandangan Menag, selain ormas keagamaan dan pesantren, adalah perguruan tinggi Islam. Kajian Islam yang dilaksanakan di PTKI sejak awal menunjukkan tingkat relevansi yang sangat tinggi dengan pembangunan agama dan pencitraan Islam yang ramah dan modern ke dunia internasional.?

“Inilah potensi yang perlu di-explore lebih jauh oleh kalangan akademisi IAIN sehingga menjadi daya ungkit dan posisi tawar (bargaining position) yang menentukan, bukan ditentukan oleh pihak lain. Menjadi leader dalam aspek kajian Islam dunia, bukan follower. Siap menjadi imam, bukan makmum – apalagi makmum masbuq,” terang Menag.?

“Harus menjadi produsen ilmu, dan tidak puas sebagai konsumen,” tambahnya.?

PKB Kab Tegal

Hadir dalam acara tersebut, Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, Dirjen Bimas Buddha Dasikin, Pangdam VI Mulawarman Mayor Jenderal TNI Benny Indra Pujihastono, Kapolda Provinsi Kalimantan Timur, Kakanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Timur Saifi dan civitas akademika IAIN Samarinda. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Habib, Pesantren, Pemurnian Aqidah PKB Kab Tegal

Selasa, 29 Mei 2012

Kisah Kiai Wahab Izinkan Kurban Sapi untuk Berdelapan

Jakarta, PKB Kab Tegal. Para kiai selalu menjadi tumpuan masyarakat untuk menyelesaikan berbagai persoalannya, yang kadangkala unik dan perlu penyelesaian yang bijak tanpa meninggalkan kaidah agama. KH Wahab Chasbullah pernah mengizinkan kurban sapi untuk berdelapan orang, padahal ketentuannya adalah kurban sapi maksimal untuk bertujuh.?

Kisah Kiai Wahab Izinkan Kurban Sapi untuk Berdelapan (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Kiai Wahab Izinkan Kurban Sapi untuk Berdelapan (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Kiai Wahab Izinkan Kurban Sapi untuk Berdelapan

Kisah berikut bahkan melibatkan dua tokoh besar NU, berhadapan dengan masyarakat desa yang awam. Seorang warga desa berkeinginan untuk berkurban sapi. Persoalannya orang tersebut menginginkan agar kurban tersebut dapat diniatkan untuk delapan orang, bukan tujuh.?

Pertama-tama, warga tersebut mengunjungi kediaman KH Bisri Syansuri di daerah Denanyar Jombang. Singkat cerita, ia mengutarakan maksudnya untuk berkurban sapi yang diniatkan untuk delapan orang. Tentu saja, Kiai Bisri yang sangat ketat menjaga kaidah fikih menolak permintaan itu.?

PKB Kab Tegal

“Kalau kurban berdelapan, ya harus satu sapi ditambah satu kambing.”?

Orang kampung tentu punya logika berpikir sendiri, ia protes, karena dengan prinsip mangan ora mangan kumpul, ia berharap nanti di akhirat, sapi tersebut bisa menjadi kendaraan bagi seluruh anggota keluarganya.

PKB Kab Tegal

“Bisa ngak kiai, kita korban satu sapi yang gemuk biar muat delapan orang, kan anak saya masih kecil-kecil. Masak ngak ada sapi yang muat delapan orang. Soalnya kalau satu sapi dan satu kambing, nanti kalau di oro-oro maghsyar ketlingsut, susah nanti carinya. Kita ingin masuk surga bareng-bareng.”?

Kiai Bisri dengan tegas menyatakan ngak bisa kurban sapi untuk berdelapan karena memang kaidah fikihnya begitu.

Singkat cerita, orang desa tersebut keukeuh dengan keinginannya dan tidak mau menerima saran dari Mbah Bisri Syansuri. Karena tidak ada penyelesaian, ia lalu pulang.

Karena sudah mantap dengan niatnya, ia kemudian mendatangi kediaman KH Wahab Chasbullah di daerah Tambak Beras Jombang.?

Di rumah Kiai Wahab, ia menceritakan maksudnya.?

“Saya ingin kurban satu sapi yang gemuk untuk delapan orang.”

Kiai Wahab pertama terteguh dengan permintaan tersebut, setelah berpikir sejenak, kemudian ia menjawab, “Ya ngak apa-apa, bisa buat berdelapan, sembelih kurbannya di sini saja.”?

Tapi ia masih ragu, “Kata Kiai Bisri ngak bisa kurban sapi ? untuk berdelapan.”?

“Itu fikihnya Kiai Bisri, fikih di sini bisa,” jawab Mbah Wahab.

Kemudian Kiai Wahab bertanya, “Sekarang gini, anakmu umur berapa yang paling kecil.”?

“Baru usia tiga bulan Kiai,” jawab warga desa itu.?

“Gini, anakmu kan kecil, nah, tambah kambing satu untuk tangga supaya bisa buat ancik-ancik. Kalau ngak kamu tambahi kambing satu, ngak bisa naik, nanti malah ditinggal sapi. Ngak mlebu suwargo bareng.”

Bujukan Kiai Wahab tersebut masuk di logika warga kampung tersebut, “Ya sudah nanti saya tambahin kambing satu yang gemuk, biar kuat buat ancik-ancik.?

Akhirnya, ketemulah solusi yang diinginkan oleh warga desa tersebut, secara fikih tetap sah dan memuaskan keinginan warga desa tersebut. (Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Budaya PKB Kab Tegal

Minggu, 27 Mei 2012

Bina PAUD, AMURT Datangkan Diego Curvo dari Jerman

Demak, PKB Kab Tegal. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang khusus mengabdikan diri pada pengembangan pendidikan anak usia dini (PAUD), Ananda Marga Universal Relief Team (AMURT) Indonesia mendapatkan kunjungan dari Kindernothilfe (KNH) dari Jerman, yang diwakili oleh Mr. Diego Curvo (37), baru-baru ini.

Bina PAUD, AMURT Datangkan Diego Curvo dari Jerman (Sumber Gambar : Nu Online)
Bina PAUD, AMURT Datangkan Diego Curvo dari Jerman (Sumber Gambar : Nu Online)

Bina PAUD, AMURT Datangkan Diego Curvo dari Jerman

Kak Diego, begitu dia biasa dipanggil para pegiat AMURT, selama dua hari, Rabu-Kamis (5-6/4) diajak berkeliling ke beberapa PAUD binaan AMURT di pelosok Kabupaten Demak dan Kota Semarang. Di hari pertama, perwakilan dari KNH ini diajak menyambangi sebuah PAUD di kawasan kumuh pinggir kali di kampung nelayan desa Purworejo Kecamatan Bonang, Demak.

Hari kedua diajak mengunjungi TK di Genuksari Semarang, dan pada Jumat (7/4) Kak Diego beralih mengunjungi Yogyakarta untuk bertemu para guru PAUD di kota pendidikan itu.

Di sebuah bangunan model pendopo berlantai keramik yang berdiri diantara tempat pengolahan ikan dan pemukiman padat, hampir seratusan anak-anak PAUD berhamburan ramai sekali kala menyambut rombongan AMURT yang didampingi Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Non Formal (PNF) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak Afida Aspar, dan Ketua Himpunan Pendidik Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) Kabupaten Demak Lusiyanti dan Ketua HIMPAUDI Kecamatan Bonang Eko Riyanti, serta Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Dinas Pendidikan Kecamatan Bonang Demak Sutomo dan beberapa tokoh masyarakat setempat.

PKB Kab Tegal

Bocah-bocah berseragam sesuai kelompok usianya itu segera mengerubuti Kak Diego dan rombongan. Riuh sekali suara mereka. Terlebih ketika Kak Diego berjongkok dan merangkul serta mengajak berfoto bersama. Tak ketinggalan para ibu dan para guru yang semuanya perempuan muda, turut antusias berdempet-dempetan berfoto dengan Kak Diego yang ganteng itu.

Pada pagi hingga siang hari itu di TK Bina Kasih Bangsa sedang diselenggarakan acara parenting program (program pengasuhan anak) dan reading program (program membacakan buku cerita pada anak). Di dalam kegiatan ini juga dilaksanakan lomba reading program, yaitu membacakan buku cerita oleh orang tua kepada anaknya, yang diikuti oleh semua orang tua murid bersama anaknya.

Di tempat tersebut Kak Diego dan rombongan AMURT disuguhi aneka penampilan reog ponorogo, hadroh, dan tarian tradisional Jawa. Suguhan makanan pun dibuat khas ndeso. Yakni ketela, jagung, pisang dan kacang rebus. Plus gethuk, lopis, tiwul dan iwel-iwel.

"Sungguh senang sekali saya bisa berkesempatan datang di sini. Sungguh nikmat berjumpa dengan para guru PAUD yang tulus mengabdi, dan anak-anak kecil yang luar biasa semangat belajarnya. Terima kasih," ujar Diego dalam Bahasa Indonesia yang masih terbata-bata, didampingi CEO AMURT Indonesia, I Gusti Putu Wati H untuk membantu menerjemahkan kata yang masih sulit dia ucapkan.

Wakaf Mantan Kades

PKB Kab Tegal

Yayasan Bina Kasih Bangsa yang memberikan pendidikan sejak 2005, ini didirikan oleh mantan kepala desa Purworejo Haji Ali Asad bersama kerabatnya. ? Semenjak menjabat Kades, pria dengan ciri khas peci hitam dan baju batik ini mewakafkan gudang pengolahan ikan miliknya untuk dibuat menjadi Kelompok Bermain dan TK. Bersama saudara dan anggota keluarganya, Ali Asad beriuran untuk membangun gedung dan membeli tanah senilai Rp 100 juta.

Kala diminta memberi sambutan, ia menyatakan akan selalu mendukung dan memperjuangkan generasi anak-anak pantai yg terkesan tertinggal dan terbelakang. Ia ingin anak-anak nelayan pinggiran bisa setara dengan anak-anak bangsa yang lain.

"Walau di kawasan yang berbau ikan ini, saya bersyukur sekali masyarakat mendukung PAUD. Alhamdulillah kami bisa berpartisipasi," ujarnya terharu.?

Ali Asad juga mengucap syukur karena hasil didikan di yayasannya itu bisa bersaing tak kalah dengan anak-anak lain yang berada di kota. (Ichwan/Abdullah Alawi)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hadits, Berita, Habib PKB Kab Tegal