Kamis, 18 Maret 2010

Kabar Duka: Pendiri Pagar Nusa KH Abdurrahman Utsman Wafat

Jakarta, PKB Kab Tegal

Innâlillâhi wa innâ ilaihi râji‘un. Salah satu tokoh yang berperan dalam proses pendirian Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa KH Abdurrahman Utsman meninggal dunia di RSUD Jombang, Jawa Timur, Rabu (17/2), pukul 02.30 WIB.

Kabar Duka: Pendiri Pagar Nusa KH Abdurrahman Utsman Wafat (Sumber Gambar : Nu Online)
Kabar Duka: Pendiri Pagar Nusa KH Abdurrahman Utsman Wafat (Sumber Gambar : Nu Online)

Kabar Duka: Pendiri Pagar Nusa KH Abdurrahman Utsman Wafat

Pak Dur, demikian pengasuh Pesantren Al Mubarok Tambakberas ini biasa disapa, sempat tujuh hari di Rumah Sakit Graha Amerta Surabaya untuk melanjutkan kemoterapi yang ke-2 setelah sebelumnya divonis menderita tumor empedu. Jenazah kiai kelahiran 15 Juli 1949 di Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur ini rencananya dikebumikan di Jombang.

“InsyaAllah jam 11 akan dimakamkan di Pesantren (Manbaul Maarif) Denanyar,” kata putranya, Aizuddin Abdurrahman (Gus Aiz), mantan ketua umum PP PSNU Pagar Nusa yang kini menajdi ketua PBNU melalui surat elektronik, Rabu (17/2).

PKB Kab Tegal

KH Abdurrahman Utsman merupakan anak menantu dari putri KH Hasyim Asyari, Hj Khodijah Hasyim. Sepeninggal Bu Khod (Hj Khodijah Hasyim), ia menikah lagi dengan Hj Luluk Muashomah, cucu KH Bisri Syansuri Denanyar.

Pak Dur merupakan lurah Pondok Pesantren Tebuireng ketika akhir tahun 1985 sampai awal tahun 1986 para pendekar dari beberapa perguruan bersepakat mengadakan pertemuan di Tebuireng, Jombang. Yang disepuhkan pada saat itu adalah KH Syamsuri Badawi. Pak Durlah yang diutus KH Yusuf Hasyim memfasilitasi rencana pertemuan tersebut.

PKB Kab Tegal

Pertemuan pertama bertempat di Pondok Pesantren Al Masruriyyah kemudian dilanjutkan di lapangan basket belakang perpustakaan atau aula Tebuireng. Pertemuan ini antara lain menghasilkan kesepakatan untuk mendirikan organisasi pencak silat NU, yang kemudian disampaikan kepada KH Maksum Jauhari (Gus Maksum) di Pondok Pesantren Lirboyo. Pertemuan di Tebuireng tersebut menjadi tonggak bagi pertemuan-pertemuan berikutnya hingga Pagar Nusa eksis sampai sekarang. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Internasional PKB Kab Tegal

Senin, 08 Maret 2010

Jangan Sebatas Dihafal, Pancasila juga Mesti Diamalkan!

Ponorogo, PKB Kab Tegal - Pancasila sebagai jangkar bangsa, keberadaanya begitu penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, yang sangat disayangkan, hari ini banyak orang yang tidak mau lagi mengamalkan nilai-nilai Pancasila, bahkan banyak pula yang memperselisihkanya.

"Ini menjadikan keprihatinan bagi kita" kata KH Amru Al Mutasim saat mengisi sarasehan malam Kesaktian Pancasila yang digelar oleh Pimpinan Cabang IPNU IPPNU Ponorogo, Jawa Timur, Jumat (30/9) malam.

Jangan Sebatas Dihafal, Pancasila juga Mesti Diamalkan! (Sumber Gambar : Nu Online)
Jangan Sebatas Dihafal, Pancasila juga Mesti Diamalkan! (Sumber Gambar : Nu Online)

Jangan Sebatas Dihafal, Pancasila juga Mesti Diamalkan!

Kiai Amru mengatakan, perjuangan para pendahulu dalam mempertahankan Pancasila dari rongrongan pemberontak PKI, saat ini sudah mulai dilupakan oleh generasi muda. Padahal, untuk menegakkan Pancasila dilalui dengan perjuangan yang sangat berat.

"Melihat realita sekarang nilai-nilai Pancasila mulai memudar khususnya di kalangan para remaja," ujar Kiai Amru yang pernah menjadi Ketua IPNU Ponorogo tahun 1958 itu.

PKB Kab Tegal

Oleh karena itu, lanjutnya, para pemuda khususnya kader NU tidak boleh lagi hanya sebatas hafal teks Pancasila, namun harus benar-benar mengamalkanya dalam kehidupan sehari-hari. Kader NU, imbuhnya, harus menjadi yang terdepan dalam menjaga dan mengamalkannya, sebab NU sendiri telah menyatakan bahwa Pancasila sebagi bentul final dasar negara, selain UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.

PKB Kab Tegal

"Mempertahankan kedaulatan bangsa, dengan menjaga dan melestarikan serta mengamalkan nilai-nilai ajaran Pancasila merupakan tugas dan kewajiban kader penerus bangsa," jelasnya kepada seratusan kader NU yang memadati gedung PCNU Ponorogo itu.

Kiai Amru berharap, melalui semangat hari Kesaktian Pancasila, kader NU harus menjadi kader "ready for us", artinya kader yang siap dalam berbagai kondisi apa pun.

Kiai Amru memetik salah satu kalimat dari mars IPNU "Siapkanlah barisanmu". Yang dimaksud barisan, imbuhnya, adalah kader NU harus menjadi kader yang militan dan multitalenta.

"Harus serba bisa, ada yang ahli dalam pemerintahan, ahli hukum, ahli muballigh, ahli dalam hal lain. Dan yang terpenting kita harus Menjadi kader NU, kader muslim, dan kader bangsa," pintanya. (Zaenal Faizin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal News PKB Kab Tegal

Rabu, 17 Februari 2010

Pergunu Jombang Gelar Bedah Buku Khazanah Aswaja

Jombang, PKB Kab Tegal. Persatuan Guru Nahadlatul Ulama (Pergunu) Jombang menggelar Bedah Buku Khazanah Aswaja di Aula Gedung Muslimat NU kota setempat, Minggu (15/1). Dalam acara yang dibuka Wakil Bupati Jombang, Mundjidah Wahab itu, hadir sebagai narasumber yakni koordinator tim penulis buku Khazanah Aswaja, KH Abdurrahman Navis sekaligus Direktur Aswaja NU Center PWNU Jawa timur.

Pergunu Jombang Gelar Bedah Buku Khazanah Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)
Pergunu Jombang Gelar Bedah Buku Khazanah Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)

Pergunu Jombang Gelar Bedah Buku Khazanah Aswaja

Saat pembukaan, Ahmad Faqih, Ketua PC Pergunu Jombang, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari ikhtiar Pergunu Jombang dalam merespon meningkatnya geliat berkembangnya gerakan dan paham anti toleransi serta radikalisme di masyarakat.?

“Sekarang banyak paham radikal, ummat harus kita bentengi, kita perlu penguatan tentang ajaran Islam Ahlussunnah Waljama’ah,” ujar Wabup Jombang, Mundjidah dalam sambutannya.

Diskusi ilmiah yang mengangkat tema Penguatan Pemahaman Islam Rahmatan lil Alamin itu juga dihadiri Ketua PCNU Jombang, KH Isrofil Amar. Dalam sambutannya sebelum bedah buku, KH Isrofil mengapresiasi kegiatan tersebut.?

PKB Kab Tegal

"Mudah-mudahan bisa kita pahami dan amalkan bersama, dengan pengamalan Aswaja akan terciptanya kehidupan yang tentram," kata KH Isrofil.

Selama lebih dari 2 jam, KH Abdurrahman Navis, secara rinci mengupas tuntas isi dari buku khazanah aswaja. Bahkan menurut kiai karismatik ini, Jombang adalah markasnya Aswaja. “Sebenarnya kalau kita berbicara Aswaja, markasnya itu di Jombang,” singkatnya.?

PKB Kab Tegal

Buku Khazanah Aswaja sendiri terdapat Enam bab, pertama tentang Konsep Aswaja, Kedua Aqidah dan Landasan Teoritik Aswaja, Ketiga Fiqih Aswaja, Keempat Tasawuf Aswaja, Kelima Aliran-Aliran di luar Aswaja dan NU, Kelima Aswaja Nahdhiyah atau ke-NU-an.

Kiai Navis menjelaskan, dalam buku khazanah Aswaja tidak termuat penyesatan kelompok-kelompok tertentu. “Dalam buku ini, kami tidak menghakimi ataupun menyesatkan kelompok-kelompok selain Aswaja NU, tapi kami menjelaskan apa kelompok itu, siapa tokohnya dan bagaimana pemikiran firkahnya,” jelas dia.

Ia kemudian mengajak seluruh hadirin untuk membaca dan memahami pandangan atas paham-paham firkah di luar Aswaja, agar dapat membedakan dan terhindar dari pengaruh paham yang bertentangan dengan konsep aswaja. ?

”Ya dalil dan amaliahnya itu mirip Aswaja, cuma bedanya dengan NU, mereka lebih banyak Nahi Munkarnya dari pada Amar Ma’rufnya,” lanjutnya.

Tidak lupa, Kiai Navis menerangkan bahwa Aswaja NU Center lahir tanggal 31 Januari 2012 yang bertepatan dengan Harlah NU di Jawa Timur, dan Aswaja NU Center secara kelembagaan memang hanya ada di Jawa Timur. Upaya tersebut juga didasarkan rekomendasi hasil Muktamar NU di Makassar yang menginginkan NU hendaknya meneguhkan Aswaja. (Afaq/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Berita, Budaya, Pahlawan PKB Kab Tegal

Senin, 15 Februari 2010

Pelajar Kurang Ngaji, IPNU-IPPNU Diharap Bergerak

Tasikmalaya, PKB Kab Tegal. Sejumlah pemuda-pemudi di Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya Jawa Barat, menyelenggarakan pengajian gabungan sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Senin (28/12), di Madrasah Al-Barokah, Sukahurip, Bungursari.

Ketua Muda-mudi Al-Barokah Arif Muhammad Abdurrohman mengatakan, pengajian gabungan yang ketujuh kalinya ini diikuti oleh enam madrasah pengajian yang ada di Bungursari dan sudah berjalan sejak 2012. Pesertanya terdiri dari kalangan pelajar SMP, SMA, dan perguruan tinggi, serta pemuda yang sudah bekerja.

Pelajar Kurang Ngaji, IPNU-IPPNU Diharap Bergerak (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar Kurang Ngaji, IPNU-IPPNU Diharap Bergerak (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar Kurang Ngaji, IPNU-IPPNU Diharap Bergerak

Menurut dia, latar belakang pertama kali pengajian gabungan ini diadakan adalah banyaknya muda-mudi yang memiliki semangat yang rendah dalam mengaji. “Dari situlah timbul keinginan untuk melakukan pengajian gabungan dengan muda-mudi kampung lain.”

PKB Kab Tegal

Hadir pula dalam kegiatan tersebut antara lain pengurus Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan tokoh masyarakat setempat. Di hadapan mereka, Arif berharap ke depan muda-mudi sekarang lebih giat dan kompak untuk mengaji.

“IPNU harus siap mengkoordinir para pelajar-pelajar yang sudah lemah untuk menuntut ilmu akherat,” sambungnya.

PKB Kab Tegal

Menurut Ketua Pimpinan Cabang IPNU Kota Tasikmalaya, Saepul Malik, kegiatan ini merupakan satu cara syiar paham Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah demi terlaksananya Islam rahmatan lil alamin di kalangan pelajar.

Ia menambahkan, kegiatan tersebut harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh IPNU-IPPNU untuk terus melebarkan sayap perjuangannya kepada para pelajar yang lemah dari segi semangat mengaji. (Agum Gumilar/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Fragmen, Sholawat PKB Kab Tegal

Senin, 01 Februari 2010

Lima PK IPNU-IPPNU Sumberasih Dilantik Serentak

Probolinggo, PKB Kab Tegal. Sedikitnya lima Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) di Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, dilantik secara serentak di Pesantren Bani Rancang Desa Lemah Kembar, Kecamatan Sumberasih, Ahad (8/2).

Kelima PK IPNU-IPPNU tersebut meliputi PK IPNU-IPPNU MA Tarbiyatul Ihsan dengan Ketua M. Arifin-Sofiatun Wulandari, PK IPNU-IPPNU MTs Tarbiyatul Ihsan dengan Ketua Moch. Ibnu Aqil Haqiqi-Binati, PK IPNU-IPPNU SMP Islam Alimuddin dengan Ketua Jatul-Wahudi, PK IPNU-IPPNU SMK Zaman Hudi dengan Ketua Abd. Yusuf-Alfiatul Huda dan PK IPNU-IPPNU SMA Assubhan dengan Ketua Sunandi-Puhati.

Lima PK IPNU-IPPNU Sumberasih Dilantik Serentak (Sumber Gambar : Nu Online)
Lima PK IPNU-IPPNU Sumberasih Dilantik Serentak (Sumber Gambar : Nu Online)

Lima PK IPNU-IPPNU Sumberasih Dilantik Serentak

Sekretaris Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPPNU Kecamatan Sumberasih Nur Hakimah Ismawati mengatakan bahwa pelantikan kali ini dikonsep tidak sekedar pelantikan dan sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya.

PKB Kab Tegal

“Kali ini PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Sumberasih melakukan regenerasi kepengurusan langsung ke setiap lembaga-lembaga. Karena jika pelantikan di setiap lembaga itu lebih tepat sasaran, ditambah dengan konsep pelantikan berupa pendalaman materi ke-IPNU-an, ke-IPPNU-an dan ke-Aswaja-an ke setiap lembaga,” ujarnya.

Menurut Ismawati, dengan pelantikan di lembaga madrasah ini sedikitnya 95 % siswa tahu tentang tujuan organisasi, ditambah dari kepengurusan yang dilantik sudah mengikuti Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) dan ditambah lagi materi sehingga benar-benar tahu apa maksud dan tujuan IPNU-IPPNU.

PKB Kab Tegal

“Tahun kemarin setelah kami merevisi banyak dari kepengrusan khususnya PK yang dilantik tidak tahu maksud dan tujuan organisasi. Bahkan mereka mengaku hanya mengikuti kegiatan berorganisasi sesuai perintah sekolah, itupun hanya perwakilan dan tidak keseluruhan,” tegasnya.

Sementara Ketua PC IPNU Kabupaten Probolinggo Eko Cahyono mengharapkan supaya pengurus yang baru dilantik ini dapat betul-betul menjalankan roda organisasi sesuai dengan tupoksinya demi memajukan IPNU-IPPNU, khususnya di lembaganya masing-masing.

“Saya mengharapkan supaya pengurus yang baru saja dilantik ini mampu mengemban amanah dengan sebaik-baiknya. Apalagi pengurus PK IPNU-IPPNU ini merupakan ujung tombak perjuangan NU di tingkatan selanjutnya,” ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua PC IPPNU Kabupaten Probolinggo Lika Kurniawati. Menurutnya, pelantikan PK IPNU-IPPNU se Kecamatan Sumberasih ini merupakan bentuk prestasi yang membanggakan dari PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Sumberasih yang telah mampu mengembangkan sayap-sayap organisasi sampai ke tingkat PK.

“Semoga PK yang telah dilantik ini dapat menjalankan amanah organisasi dengan baik dalam periode 1 tahun ke depan dengan semangat belajar, berjuang dan bertaqwa. Sebab inilah embrio perjuangan NU di masa mendatang,” harapnya.

Pelantikan PK IPNU-IPPNU ini dihadiri oleh Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Probolinggo KH. Jamaluddin Al Hariri, Ketua Tanfidziyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Sumberasih Imam Syafi’i, Ketua PAC IPNU Kecamatan Sumberasih Chandra dan Ketua PAC IPPNU Kecamatan Sumberasih Roidatul Maula beserta segenap jajaran pengurus. (Syamsul Akbar/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hadits, Pendidikan PKB Kab Tegal

Sabtu, 30 Januari 2010

Asal Muasal Kata Menara

Sukoharjo, PKB Kab Tegal

Alkisah, seorang murid ditugaskan oleh seorang gurunya untuk berdakwah di sebuah daerah, yang masyarakatnya menyembah api atau majusi. Tiba di daerah tersebut, ia tercengang melihat masyarakatnya suatu waktu, pergi berduyun-duyun ke sebuah bangunan yang menjulang tinggi.

Asal Muasal Kata Menara (Sumber Gambar : Nu Online)
Asal Muasal Kata Menara (Sumber Gambar : Nu Online)

Asal Muasal Kata Menara

“Mereka berduyun-duyun mendatangi bangunan yang sangat tinggi kemudian mereka menyembahnya,” terang PBNU KH Said Aqil Siroj, pada acara pelantikan PCNU Sukoharjo di Gedung Pendhapa Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah., Selasa (26/1) malam.

Namun, setelah diselidiki lebih dekat ternyata yang disembah bukan menaranya, melainkan api yang terdapat di dalam bangunan atasnya. “Makanya disebut dalam bahasa Arab disebut manaaroh, artinya tempat api,” lanjut Kiai Said.

Singkat cerita, sang murid terus melanjutkan dakwah di daerah tersebut. Setelah bertahun-tahun melakukan dakwah, ajaran Islam semakin diterima oleh masyarakatnya. Lalu bagaimana dengan bangunan menara tempat sesembahan kaum majusi?

“Tempat api yang selama ini menjadi tempat sesembahan kaum majusi, tidak dihancurkan, akan tetapi tetap dilestarikan, hingga sekarang,” kata dia.

PKB Kab Tegal

Menara tadi hanya diubah fungsinya, yang sebelumnya untuk tempat sesembahan digunakan untuk mengumandangkan ajakan shalat.?

“Pada zaman dahulu, menara dinaiki ke atas untuk menngumandangkan adzan, hingga pada perkembangannya menjadi tempat untuk menaruh speaker adzan,” pungkasnya. (Ajie Najmuddin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Halaqoh, Ubudiyah PKB Kab Tegal

Rabu, 27 Januari 2010

Tentang Makan dan Kebersahajaan Rasulullah

Pribadi Rasulullah SAW itu sederhana. Beliau dan para sahabatnya selalu hidup dalam keterbatasan, tapi mereka tetap teguh dalam barisan tauhid walaupun dalam keadaan sangat lapar.

    

Keserderhanaan pribadi Rasulullah SAW dan para sahabat dikisahkan oleh Abu Hurairah,”Demi Allah, yang tidak ada sekutu bagi-Nya, (terkadang) aku tidur di atas tanah dengan perut lapar, dan (terkadang) aku ikatkan sebuah batu ke perutku untuk menahan lapar.”

Tentang Makan dan Kebersahajaan Rasulullah (Sumber Gambar : Nu Online)
Tentang Makan dan Kebersahajaan Rasulullah (Sumber Gambar : Nu Online)

Tentang Makan dan Kebersahajaan Rasulullah

Tidak saja soal makanan, Rasulullah dalam hal tidur, beralaskan tikar dan rumahnya sangat sederhana. Kalau ada pakaian yang sobek atau koyak, beliau sendiri yang menambalnya, tidak menyuruh istrinya. Beliau juga memerah sendiri susu kambing untuk keperluan keluarga maupun dijual.

Setiap kali pulang ke rumah, bila dilihat tiada makanan yang siap untuk dimakan, sambil tersenyum Baginda menyingsingkan lengan bajunya untuk membantu istrinya di dapur. Sayidatuna ‘Aisyah mengisahkan, “Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumah tangga.”

PKB Kab Tegal

Jika mendengar adzan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid dan cepat-cepat pulang kembali sesudah selesai shalat.

PKB Kab Tegal

Pernah Baginda pulang pada waktu pagi, dan tentulah amat lapar saat itu. Namun dilihatnya tiada apa pun yang ada untuk sarapan. Yang mentah pun tidak ada, karena ‘Aisyah belum ke pasar. Maka Nabi bertanya,”Belum ada sarapan, ya Humaira? (Humaira adalah panggilan mesra untuk sayidatuna ‘Aisyah yang berarti “Wahai yang kemerah-merahan”).

Aisyah menjawab dengan agak serba salah,”Belum ada apa-apa, wahai Rasulullah.”

Rasulullah lantas berkata,”Kalau begitu, aku puasa saja hari ini.” Tak sedikitpun tergambar rasa akesal di wajahnya.

Sayidatuna ‘Aisyah mengisahkan kesederhanaan Rasulullah SAW tidak pernah memenuhi perutnya. Ketika bersama keluarganya, beliau tidak pernah minta makan kepada istri-istrinya. Jika mereka menghidangkan makanan , beliau pun makan. Beliau memakan apa yang dihidangkan mereka, dan meminum apa yang dihidangkan mereka.”

Walau Nabi Muhammad SAW penuh kesederhanaan, bahkan terkadang tak jarang makan, beliau tetap tegar menjalankan risalah kenabian yang melekat pada dirinya. Pernah suatu ketika, saat beliau menjadi imam shalat, para sahabat melihat gerakan Baginda Nabi antara satu rukun ke satu rukun yang lain amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi menggerutuk, seolah-olah sendi-sendi pada tubuh manusia yang paling mulia itu bergeser.

Usai shalat, Sayidina Umar bin Khatab yang tidak tahan melihat keadaan Nabi, langsung bertanya,”Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah engkau menanggung penderitaan yang amat berat. Sakitkah, Ya Rasulullah?”

“Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, aku sehat dan segar,” jawab beliau dengan wajah yang senantiasa tersenyum.

“Ya Rasulullah, mengapa setiap kali engkau menggerakan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh engkau? Kami yakin, engkau sedang sakit,” umar mendesak, cemas.

Akhirnya Rasulullah SAW mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Perut Baginda yang kempis, kelihatan dililit sehelai kain yang berisi batu kerikil, buat menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali tubuh Nabi bergerak.

“Ya Rasulullah, adakah bila engkau mengatakan lapar dan tidak punya makanan kami tidak akan mendapatkannya buat engkau?”

Lalu Baginda Nabi menjawab dengan lembut, “Tidak, para sahabatku. Aku tahu, apapun akan engkau korbankan demi rasulmu. Namun apakah akan aku jawab di hadapan Allah nanti bahwa aku, sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya? Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah Allah buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini, lebih lebih lagi tiada yang kelaparan di akhirat kelak.”

Mengenai makan dan minum, Rasulullah SAW adalah orang tidak kecanduan terhadapnya. Nabi menganjurkan agar mengurangi keperluan makan minum dan tidur.    

Al Miqdam ibn Ma’dikarib berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda,”Anak Adam tidak memenuhi suatu bejana yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa potong makanan untuk menguatkan punggungnya. Jika memerlukan lebih banyak lagi, sepertiganya untuk minum dan sisanya untuk bernafas. Sebab akibat dari banyak makan dan minum adalah banyak tidur.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Hibban). (Aji Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Santri, Ulama, News PKB Kab Tegal