Kamis, 28 Desember 2017

GP Ansor Sukabumi Gelar Kecamatan Bershalawat Nabi

Sukabumi,PKB Kab Tegal

Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Sukabumi menggelar Kecamatan Bershalawat Nabi di alun-alun Masjid Agung Palabuhan Ratu, Senin (12/6) dengan tema "Anugerah Alam, Anugerah Shalawat".

Kegiatan yang disponsori Djarum Coklat tersebut juga menggelar buka puasa bersama dengan warga, para kiai, santri Palabuhan Ratu, bakti sosial berupa santunan anak yatim dan dhuafa, serta ceramah.

GP Ansor Sukabumi Gelar Kecamatan Bershalawat Nabi (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Sukabumi Gelar Kecamatan Bershalawat Nabi (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Sukabumi Gelar Kecamatan Bershalawat Nabi

Ketua Pjs PC GP Ansor Kabupaten Sukabumi, Nurodin, mengatakan, pemuda NU bekerja sama dengan Djarum Coklat berikhtiar mewujudkan bangsa yang hidup rukun, damai dan toleran di tengah-tengah masyarakat

PKB Kab Tegal

“Tentunya GP Ansor harus menjadi solusi dalam menghadapi cobaan yang menimpa bangsa ini,” katanya.

PKB Kab Tegal

Kegiatan yang bertepatan dengan peringatan Nuzulul Quran itu, menurut Nurodin, diharapkan bisa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan memperkuat Islam Ahlussunah wal-Jama’ah yang rahmatan lil alamin.

“Di usia menginjak 84 tahun, GP Ansor hadir di Indonesia sebagai pengawal Islam kebangsaan Islam rahmatan lil alamin yang selalu menjaga NKRI,” tegasnya.

Kegiatan tersebut dimeriahkan tim hadrah Rijalul Ansor Kabupaten Sukabumi dan tausyiah oleh KH Misbahuddin, dan juga doa tutup Rais Syuriah MWC NU yang juga Ketua MUI Kecamatan Palabuhan Ratu KH Useh Ahmad Ahwasi. (Sofyan Syarif/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul Ulama PKB Kab Tegal

Penjelasan tentang Najis yang Dimaafkan dan yang Tak Dimaafkan

Dalam kehidupan sehari-hari sering kali seorang Muslim bersinggungan dengan barang-barang yang dianggap oleh fiqih sebagai barang najis, yang apabila barang najis ini mengenai sesuatu yang dikenakannya akan berakibat hukum yang tidak sepele. Batalnya shalat dan menjadi najisnya air yang sebelumnya suci adalah sebagian dari akibat terkenanya barang najis.

Sejatinya tidak setiap apa yang terkena najis secara otimatis menjadi najis yang tak termaafkan. Di dalam fiqih madzhab Syafi’i ada beberapa barang najis yang masih bisa dimaafkan dan ada juga yang sama sekali tidak bisa dimaafkan. Dalam fiqih, najis yang bisa dimaafkan dikenal dengan istilah “ma’fu”.

Syekh Nawawi Banten di dalam kitabnya Kâsyifatus Sajâ memaparkan empat kategori najis dilihat dari segi bisa dan tidaknya najis tersebut dimaafkan. Beliau menuturkan sebagai berikut:

Penjelasan tentang Najis yang Dimaafkan dan yang Tak Dimaafkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Penjelasan tentang Najis yang Dimaafkan dan yang Tak Dimaafkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Penjelasan tentang Najis yang Dimaafkan dan yang Tak Dimaafkan

Pertama:

PKB Kab Tegal

? ? ? ? ? ? ?

PKB Kab Tegal

“Najis yang tidak dimaafkan baik ketika mengenai pakaian maupun ketika mengenai air.”

Termasuk najis dalam kategori ini adalah umumnya barang-barang najis yang dikenal secara umum oleh masyarakat. Seperti air kencing, kotoran manusia dan binatang, darah, bangkai dan lain sebagainya. Apabila najis-najis ini mengenai pakaian atau air maka tidak dimaafkan. Pakaiannya menjadi najis dan harus disucikan sebagaimana mestinya. Airnya juga menjadi air najis yang tidak dapat lagi digunakan untuk bersuci atau keperluan lain yang membutuhkan air suci.

Kedua:

? ? ? ?

“Najis yang dimaafkan baik ketika mengenai air maupun ketika mengenai pakaian.”

Yang masuk dalam kategori ini adalah najis yang sangat kecil sehingga tidak terlihat oleh mata yang normal. Sebagai contoh adalah ketika seseorang buang air kencing dengan tanpa benar-benar melepas pakaiannya bisa jadi ada cipratan dari air kencingnya yang sangat lembut yang tidak terlihat mata mengenai celana atau pakaian lain yang dikenakan. Bila pakaian ini digunakan untuk shalat maka shalatnya dianggap sah karena najis yang mengenai pakaiannya masuk pada kategori najis yang dimaafkan.





Ketiga:

? ? ? ? ? ? ?

“Najis yang dimaafkan ketika mengenai pakaian namun tidak dimaafkan ketika mengenai air.”

Barang najis yang masuk dalam kategori ini adalah darah dalam jumlah yang sedikit. Darah yang sedikit volumenya bila mengenai pakaian maka dimaafkan najisnya. Bila pakaian itu dipakai untuk shalat maka shalatnya masih dianggap sah. Sebaliknya bila darah ini mengenai air tidak bisa dimaafkan najisnya meski volumenya hanya sedikit. Air yang terkena darah ini bila volumenya kurang dari dua qullah dihukumi najis meski tidak ada sifat yang berubah, sedangkan bila volumenya memenuhi dua qullah atau lebih maka dihukumi najis bila ada sifatnya yang berubah. Dengan demikian air yang menjadi najis karena terkena darah yang sedikit ini tidak bisa digunakan untuk bersuci atau keperluan lain yang memerlukan air yang suci.

Lalu bagaimana ukuran darah bisa dianggap sedikit atau banyak? Syekh Syihab Ar-Romli seagaimana dikutip oleh Syekh Nawawi Banten menuturkan bahwa ukuran sedikit dan banyak itu berdasarkan adat kebiasaan. Noda yang mengenai sesuatu dan sulit untuk menghindarinya maka disebut sedikit. Yang lebih dari itu disebut banyak. Namun ada juga yang berpendapat bahwa yang disebut banyak itu seukuran genggaman tangan, seukuran lebih dari genggaman tangan, atau seukuran lebih dari satu kuku (lihat Muhammad Nawawi Al-Jawi, Kâsyifatus Sajâ [Jakarta: Darul Kutub Islamiyah, 2008], hal. 84).





Keempat:

? ? ? ? ? ? ?

“Najis yang dimaafkan ketika mengenai air namun tidak dimaafkan ketika mengenai pakaian.”

Yang termasuk dalam kategori ini adalah bangkai binatang yang tidak memiliki darah pada saat hidupnya. Seperti nyamuk, kecoak, semut, kutu rambut dan lain sebagainya. Bangkai binatang-binatang ini bila mengenai air dimaafkan najisnya. Namun bila mengenai pakaian maka tidak dimaafkan najisnya.

Sebagai contoh bila Anda melakukan shalat dan melihat di pakaian yang Anda kenakan ada semut yang mati maka shalat Anda batal bila tak segera membuang bangkai semut tersebut. Ini karena bangkai binatang yang tak berdarah tidak bisa dimaafkan najisnya bila mengenai pakaian.

Masalah ini perlu diketahui oleh setiap muslim mengingat sangat sering bersinggungan dalam kehiduan sehari-hari terlebih memberikan dampak pada sah tidaknya ibadah yang dilakukan. Wallahu a’lam. (Yazid Muttaqin)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Anti Hoax PKB Kab Tegal

NU, Nasionalisme dan Politik

Oleh Abdurrahman Wahid. Kenyataan politik di bawah kolonialisme Belanda menyadarkan aktivis gerakan Islam dan gerakan nasionalis sebelum masa kemerdekaan. Dari kesadaran itulah lahir berbagai gerakan Islam, seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Walaupun ‘berbaju’ gerakan kultural, tapi lingkup pembahasan di kalangan mereka bersifat politis. Tidak heranlah jika para tokoh mereka juga berwajah nasionalis.

NU, Nasionalisme dan Politik (Sumber Gambar : Nu Online)
NU, Nasionalisme dan Politik (Sumber Gambar : Nu Online)

NU, Nasionalisme dan Politik

Dalam lingkungan gerakan-gerakan Islam di luar Indonesia muncul orang-orang seperti Jamaluddin al-Afghani, yang menyuarakan pentingnya arti kemerdekaan bagi kaum muslimin sendiri. Demikian juga halnya dengan berbagai gerakan Islam di negeri kita waktu itu. Apa lagi ketika H.O.S. Tjokroaminoto di Surabaya mengambil menantu Soekarno di tahun dua puluhan. Soekarno yang waktu itu sudah “terbakar” melihat nasib bangsa-bangsa terjajah, mulai mencari bentuk perjuangan politik untuk kemerdekaan bangsanya.

Memang, dalam waktu sepuluh-dua puluh tahun baru tampak hasilnya, tetapi bagaimanapun juga kiprah para pemuda itu menunjukkan arah yang jelas: menolak penjajahan dan menuntut kemerdekaan Kongres Pemuda 1928 nyata-nyata menunjukkan hal itu. Ini sekaligus merupakan pantulan hasrat kemerdekaan dari berbagai orang muda yang berasal dari berbagai daerah. Mereka mecita-citakanapa yang dikemudian dikenal sebagai Republik Indonesia. Mereka kemudian memimpin pembentukan apa yang kemudian hari dikenal dengan nama Bangsa Indonesia.

PKB Kab Tegal

Dua raksasa di lingkungan gerakan-gerakan Islam yaitu Muhammadiyah dan NU memimpin kesadaran berbangsa melalui jaringan pendidikan yang mereka buat. Walaupun Muhamadiyah merintis pendidikan yang ‘lebih banyak’ mengacu kepada hal-hal duniawi, seperti penguasaan pengetahuan umum, dan NU mengacu kepada pengetahuan agama, namun keduanya sangat dipengaruhi oleh apa yang berkembang di lingkungan gerakan nasionalis. Nasionalisme dalam arti menolak penjajahan, berarti juga pencarian jati diri sejarah masa lampau negeri sendiri.

Para pemuda mendapati bahwa sejarah masa lampau kawasan ini juga menyajikan hal-hal lain di luar ideologi nasionalisme, seperti pluralitas budaya dan rasa toleransi yang tinggi antara berbagai budaya daerah. Pada waktu bersamaan, di negeri lain muncul juga orang-orang seperti Mahatma Gandhi, Jawaharlal Nehru dan Sun Yat Sen.

PKB Kab Tegal

Sejak semula lahir juga di kalangan gerakan-gerakan Islam, mereka yang tidak memperdulikan nasionalisme. Mereka hanya mengutamakan perhatian kepada masalah-masalah keislaman belaka. Mereka melihat kepada hal-hal yang penting menyangkut kehidupan kaum muslimin belaka. Cukup lama terjadi ‘pemisahan’ antara kedua pihak. Dan kedua-duanya mengambil sikap tidak memperdulikan keadaan satu sama lain. Pembelaan Bung Karno di muka Pengadilan Negeri Bandung di tahun 1931, berjudul “Indonesia menggugat” seperti hanya di baca kalangan nasionalis saja, dan tidak oleh kalangan Islam.

Dalam keadaan seperti itu, rakyat kehilangan contoh-contoh mereka yang memberikan apresiasi terhadap perjuangan yang dilakukan. Jadilah “perjuangan Islam” seolah-olah terpisah dari gerakan nasionalisme.

Hanya hubungan kekeluargaan antara H.O.S Tjokroaminoto dan KH. M. Hasjim As’yari dari Tebu Ireng, Jombang saja, yang membuat persamaan itu hampir terlihat. KH. M. Hasjim As’yari memang menyadari bahwa secara kultural, gerakan Islam dan nasionalis berbeda satu dari yang lain, tetapi dari sudut ideologi berupa kebutuhan akan kemerdekaan, kita adalah satu bangsa. Di saat-saat menentukan seperti itu, apa yang dipikirkannya itu lalu disebarkan kepada sanak keluarga terdekat, dan kemudian kepada organisasi yang dipimpinnya: NU.

Tentu saja hal ini tidak berlangsung secara mulus. Bagaimanapun juga, sikap seperti itu masih menjadi pandangan minoritas. Tampak nyata ketika pandangan integratif yang menyatukan agama dan cita-cita kemerdekaan itu dibawa ke dalam lingkungan NU. Namun, di kalangan generasi muda NU, pemikiran seperti itu sudah mulai dapat diterima dengan baik.

Dalam tahun-tahun menjelang Perang Dunia II KH. Mahfudz Sidiq umpamanya, mengemukakan prinsip perjuangan "khaira ummah” (umat yang baik), yang diambilkan dari ayat Al-Qur’an: “Kalian adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan antara sesama manusia, karena kalian memerintahkan yang baik dan menolak yang tidak baik (kuntum khaira ummah ukhrijat lin n?s ta’m?r?na bil-ma`r?f wa tanhauna `anil-munkar). Pendapat ini dikemukakan, ketika ia dalam usia muda menjadi Ketua NU di tahun menjelang Perang Dunia II. Istilah itu ia gunakan untuk menunjukkan pentingnya memperkuat posisi ekonomi-finansial warga NU sendiri sebagai anggota gerakan Islam. Atau dapat dikatakan prinsip tersebut guna mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), yang akhir-akhir ini menjadi lebih penting lagi. Jelas dari gambaran itu, bahwa kalangan muda lebih memahami konteks kebangsaan. Cukup menarik bukan.

Sumber belum terlacak, Jakarta, 18 Maret 2007

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Quote, Amalan, Santri PKB Kab Tegal

PBNU Harapkan Persoalan Ahok Cepat Selesai

Jakarta, PKB Kab Tegal. Ketua PBNU H Marsudi Syuhud berharap agar persoalan dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok segera selesai mengingat banyak sekali energi bangsa Indonesia belakangan ini terserap untuk membahas masalah tersebut.?

“Sesuai dengan harapan presiden, agar jangan sampai merembet ke persoalan lain yang lebih besar,” katanya di gedung PBNU, Selasa (8/11).

PBNU Harapkan Persoalan Ahok Cepat Selesai (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Harapkan Persoalan Ahok Cepat Selesai (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Harapkan Persoalan Ahok Cepat Selesai

Dikatakannya, dalam pertemuan dengan jajaran pengurus PBNU Senin (7/11), presiden menyatakan bahwa dirinya tidak melindungi Ahok. Pernyataan tersebut merupakan pengulangan dari ucapan sebelumnya di istana.?

“Artinya, presiden ingin menjunjung tinggi hukum. Bahwa siapapun memiliki kedudukan yang sama di depan hukum,” imbuhnya.?

PKB Kab Tegal

Penegakan hukum, merupakan upaya kanalisasi persoalan agar tidak merembet ke persoalan-persoalan lainnya. Kemaslahatan umum harus didahulukan daripada kepentingan individu dan kelompok.?

“Nah, kalau dibawa ke persoalan lainnya, berarti ada agenda lain di luar agenda hukum,” ujarnya.?

Mengenai adanya sejumlah pernyataan sikap atau meme yang beredar di sosial media yang mengatasnamakan elemen NU, ia berharap agar masyarakat melakukan tabayyun ke NU. (Mukafi Niam)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Berita, Sejarah, Kajian Sunnah PKB Kab Tegal

Rabu, 27 Desember 2017

Kang Said: Al-Quran Rahmat untuk Seluruh Manusia

Pontianak, PKB Kab Tegal. Al-Quran merupakan kalam ilahi yang diturunkan 14 abad yang lalu kepada seorang Nabi terakhir, Muhammad Sallallahu Alaihi Wasalam. Al-Quran merupakan rahmat bukan hanya baagi orang Islam, tapi bagi semua umat manusia dalam membangun kehidupan yang harmonis.

Demikian ditegaskan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj pada sambutan pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an Nasional VII yang diselenggarakan Jam’iyyatul Qura’ wal-Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) pada Selasa malam (3/7) di stadion sepak bola Sultan Syarif Abdurahman, Pontianak, Kalimantan Barat.?

Kang Said: Al-Quran Rahmat untuk Seluruh Manusia (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: Al-Quran Rahmat untuk Seluruh Manusia (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: Al-Quran Rahmat untuk Seluruh Manusia

“Dalam ajaran Al-Quran, kita harus jadi umat yang tawasuth, moderat. Al-Quran berbunyi, wakadzalika ja’alnakum ummatan washathan. Umat Islam harus menjadi umat yang moderat. Tidak boleh ekstrem, radikal, apalagi sampai melakukan tindakan makar,” jelas kiai yang akrab disapa Kang Said ini.

PKB Kab Tegal

Oleh karena itu, sambung Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) ini, ulama Nahdlatul Ulama ? sejak dulu hingga sekarang dan seterusnya akan bersikap tawasuth menentang kekerasan, ekstremisme, bahkan terorisme.?

PKB Kab Tegal

“Terorisme harus kita jadikan musuh bersama. Gerakan-gerakan radikal harus kita hadapi bersaama karena bertentangan dengan ajaran Al-Quran,” tuturnya.

Yang kedua, sambung Kang Said, Al-Quran mengajarkan kita agar menjadi umat yang tawazun, seimbang. Kewajiban mengamalkan agama bukana hanya sebatas ritual, tetapi membangun pepradaaban budaya, sosial, ekonomi. ? Karena itu merupakan kewajiban agama juga.

“Oleh karena itu, bagi Nahdlatul Ulama, memperjuangankan agama sama dengan memperjuangkan tanah air. Memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia sama wajibnya dengan mempertahankan agama Islam,” jelasnya.

Yang terakhir, Al-Quran mengajarkan kita untuk tasamuh, toleran. Andaikan Allah menghendaki umat manusia sama, pasti Allah bisa. Tapi itu tidak dilakukan. Karena itulah kita harus bersikap toleran, karena itu merupakan ajaran Islam.

Kemudian kiai asal Cirebon, Jawa Barat, yang pernah menimba ilmu di berbagai pesantren, dan belajar selama 13 tahun di Makkah ini, mengimbau masyararakat Kalimantan Barat untuk mempertahankan , toleransi dalam keragaman.

“Bukan Indonesia kalau tanpa agama Islam. Bukan Indonesia kalau tanpa agama Katolik. Bukan Indonesia kalau tanpa Kristen. Bukan indonesia kalau tanpa Hindu, Budha, Konghucu,” tegasnya.

Kang Said menambahkan, demikian pula, bukan Indonesia kalau tanpa Dayak, Sunda, Jawa, Batak, Bugis, Ambon, Papua, Banjar, Aceh, dan seterusnya. Itulah Indonesia. Itu harus dipertahankan illa yaumil qiyamah.

“Ini merupakan pandangan Nahdlatul Ulama sejak dulu hingga sekarang dan seterusnya,” pungkasnya.

MTQ VII JQH NU ini dibuka Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono. Hadir pada kesempatan itu beberapa pengurus PBNU, Menteri Perumahan Rakyat H. Djan Faridz, Wakil Menteri Agama Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, Ketua Umum JQH NU KH Muhaimin Zen, dan Gubernur Kalimantan Barat Drs. Cornelis MH., peserta MTQ, official, serta masyarakat Kalimantan Barat.

Redaktur : Syaifullah Amin

Penulis ? ? : Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ulama, Nahdlatul, Humor Islam PKB Kab Tegal

Melalui BBM Berkah, NU Berupaya Makmurkan Masjid

Jakarta, PKB Kab Tegal. Peradaban manusia dimulai dari masjid, terbukti dengan dibukanya kota Madinah, pembangunan masjid menjadi hal utama yang dilakukan Rasulullah Muhammad SAW.

Hal itu disampaikan Ketua PBNU KH Abdul Manan Abdul Ghani saat peluncuran gerakan Bersih-Bersih Masjid (BBM) Berkah yang digelar Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) di Masjid Annahdlah Gedung PBNU Jakarta Pusat, Kamis (18/5).

“Kalau ingin membangun peradaban manusia harus dimulai dari masjid. Kalau ingin jadi manusia beradab, mulailah dari masjid,” kata Kiai Manan.

Melalui BBM Berkah, NU Berupaya Makmurkan Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)
Melalui BBM Berkah, NU Berupaya Makmurkan Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)

Melalui BBM Berkah, NU Berupaya Makmurkan Masjid

Karena itulah LTM PBNU telah dan terus melakukan program pemakmuran masjid, agar masjid menjadi hal yang menarik bagi umat Islam. Menurut Kiai Manan, program BBM menjadi bagian dari tujuh aksi memakmurkan masjid.

Ketujuh aksi memakmurkan masjid adalah masjid sebagai pusat penyelamatan akidah, sebagai program pelayanan dan penyuluhan kesehatan, masjid sebagai pusat keilmuan pemikiran dan pendidikan, masjid sebagai pusat pengembangan ekonomi meliputi sumber pendanaan dan aksi pengembangan ekonomi, masjid sebagai pusat dakwah islam rahmatan lil alamin, masjid sebagai pusat kepedulian sosial, dan masjid sebagai tempat mendoakan orang meninggal melalui tahlilan.

PKB Kab Tegal

“Masjid sebagai pusat kesehatan harus mempunyai poliklinik atau setidaknya ada alat periksa tensi dan gula,” kata Kiai Manan.

Ia mengingatkan jangan sampai masjid menjadi sepi dari ketelibatan anak-anak muda, dan justru hanya diisi oleh pensiunan yang baru belajar.

“Salah satu yang menjadi kebanggaan Rasulullah, adalah anak-anak muda yang hatinya bergantung pada masjid,” lanjutnya.

PKB Kab Tegal

Koordinator lapangan BBM Berkah, Mujahidin mengatakan peluncuran BBM diikuti perwakilan pengurus masjid di Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Purwakarta, Kota dan Kabupaten Bandung, Kota dan Kabupaten Bekasi, Kabupaten Kawarang, Provinsi Banten, dan Kabupaten dan Kota Tangerang.

Mengusung slogan “Bersih-bersih Masjid, Berkah” BBM akan diwujudkan dalam sejumlah kegiatan yaitu standardisasi masjid-masjid NU dan mendata kegiatan amaliyah masjid-masjid NU.?

“Melalui BBM intinya LTM menyapa jamaah dan memberikan contoh kepada pengurus masjid dan masyarakat sekitar untuk melakukan program-program yang sesuai sehingga masjid berfungsi sebagaimana yang digerakkan LTM melalui tujuh aksi memakmurkan masjid,” tandas Mujahidin.

Sebagai langkah awal, pada Jumat (19/5) akan dibagikan pengenalan dan cinderamata kepada 100 masjid yang telah dipilih LTM. (Kendi Setiawan/Fathoni)?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, Ahlussunnah PKB Kab Tegal

Ribuan Pelajar NU Brebes Kirab Estafet Tunas Aswaja

Brebes,PKB Kab Tegal. Ribuan anggota Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Brebes, Jawa Tengah melakukan kirab Estafet Tunas Aswaja (ETA) tingkat Kabupaten Brebes. Kirab tersebut dilakukan untuk memperkenalkan organisasi pelajar NU kepada masyarakat.

ETA dimulai dari depan MA Plus Al Bukhori Sengon Tanjung pada pukul 09.00 WIB Sabtu (12/3/16). Selanjutnya, pasukan yang terdiri dari 62 bendera merah putih dan panji-panji NU bergerak menuju Kecamatan Kersana, Ketanggungan dan Larangan.

Ribuan Pelajar NU Brebes Kirab Estafet Tunas Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Pelajar NU Brebes Kirab Estafet Tunas Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)

Ribuan Pelajar NU Brebes Kirab Estafet Tunas Aswaja

Sesampainya di Kecamatan Larangan, panji-panji disemayamkan di MTs Assalafiyah Sitanggal Larangan. Selanjutnya diberangkatkan kembali pukul 09.00 WIB dari halaman sekolah milik yayasan NU itu ke wilayah Kecamatan Wanasari, Songgom dan finish di Pondok Pesantren Darussalam Jatibarang Kidul, Jatibarang Brebes, Ahad (13/3/16) pukul 17.00 WIB.

PKB Kab Tegal

Pada ETA terakhir, bendera Merah Putih diserahkan ke Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam KH Syeh Soleh Basalamah, Bendera NU kepada Wakil Ketua PC NU Brebes KH Asmuni, bendera IPNU ke Ketua PC IPNU Ferial Farhan IA dan bendera IPPNU kepada ketua PC IPPNU Ade Melly Selfiana.

Pada malam harinya diadakan pengajian dengan penceramah Habib Luthfi bin Ali Yahya dari Pekalongan, KH Abbas Fuad Hasyim dari Cirebon, Rais Syuriyah PB NU KH Subekhan Makmun dan KH Syeh Sholeh Basalamah.

PKB Kab Tegal

Dalam kesempatan tersebut, juga digelar lomba foto selfi yang harus diunggah di Facebook milik IPNU-IPPNU. Foto terbaik harus diunggah maksimal sampai pukul 23.00 WIB dan akan mendapatkan hadiah berupa kaos cantik dari panitia.

Selain Kirab ETA, kegiatan peringatan Harlah IPNU-IPPNU tingkat Kabupaten Brebes antara lain Pelatihan Jurnalistik dan Sekolah Aswaja. (wasdiun/abdullah alawi)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal RMI NU, Kajian Sunnah PKB Kab Tegal