Minggu, 25 Juni 2017

Dorong Fiqih Organisasi, Gus Mus Identifikasi 3 Masalah Pokok di NU

Bali, PKB Kab Tegal. Di balik besarnya jamiyyah Nahdlatul Ulama, terdapat pula banyak masalah. Termasuk masalah besar. Warga maupun pengurus NU sudah membahas semua masalah organisasinya itu dalam Muktamar maupun Muasyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) NU. Juga dalam musyawarah di tiap tingkatan kepengurusan NU, serta dalam forum-forum non stuktural.

Dorong Fiqih Organisasi, Gus Mus Identifikasi 3 Masalah Pokok di NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Dorong Fiqih Organisasi, Gus Mus Identifikasi 3 Masalah Pokok di NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Dorong Fiqih Organisasi, Gus Mus Identifikasi 3 Masalah Pokok di NU

Dalam forum-forum besar organisasi itu, yang selesai dibahas baru masalah-masalah besar umat dan kenegaraan. Seperti problem fiqhiyah, soal keharaman membayar pajak apabila dikorupsi, hingga soal ideologi negara. Namun pembahasan masalah internal NU sendiri ? belum tuntas. Masih banyak sisa masalah yang mengganggu pergerakan NU, bahkan telah membuat NU terhambat untuk menjalankan khidmahnya.

Mustasyar PBNU, KH Ahmad Mustofa Bisri mengidentifikasi, setidaknya ada tiga masalah pokok dalam jamiyyah NU. Pertama, NU belum menjadi organisasi yang sebenar-benar organisasi. Yakni NU belum punya sistem kerja yang efektif sebagai sebuah organisasi.

PKB Kab Tegal

Kedua, kata dia, pengurus NU belum standar. Ada pengurus NU yang tidak mengerti NU, ada pula yang tidak membuat baik NU. Ketiga dan merupakan akibat dari pertama dan kedua, warga NU tidak tahu apa gunanya ber-NU.

PKB Kab Tegal

Kiai yang akrab disapa Gus Mus ini menguraikan, pengelolaan organisasi NU belum efektif. Buktinya, keputusan yang diambil PBNU, tak mesti berjalan sampai bawah. Bahkan beberapa kali terjadi kebijakan PBNU ditolak oleh struktur di bawahnya. Pernah pula PBNU tidak diakui keabsahannya, bahkan digugat. Ada pula model mufaroqoh, yakni menyatakan tidak lagi menjadikan PBNU sebagai panyautan. Semacam sholat berjamaah lalu menyatakan tidak lagi mengikuti imam.

"Ini artinya, NU perlu ditata agar rapi organisasinya," ujarnya dalam Halaqah Nasional Fiqih Organisasi yang digelar oleh Majma Buhuts An-Nahdliyah (MBN) di Hotel Lor In kawasan Pecatu Indah Resort, Bali, Sabtu (11/12). Halaqah ? diikuti lima puluhan anggota MBN dan para kiai se-Pulau Bali.

Berikutnya, lanjut dia, perlu ada aturan main yang baku mengenai siapa saja yang boleh menjadi pengurus NU. Harus ada standar kompetensi dan moralnya. Di Muktamar Ke-33 NU di Jombang Agustus lalu, telah ada pasal perubahan di PD/PRT NU, bahwa calon ketua NU harus punya sertifikat pengkaderan. Kata Gus Mus, itu perlu dilengkapi dengan standar akhlak dan kompetensi, serta pedoman perilaku sebagai pengurus NU.

"Aturan syarat menjadi pengurus dan pedoman perilaku pengurus NU juga diatur di dalam Fiqih Organisasi itu," jelasnya.

Soal problem warga NU, Gus Mus ? memaparkan, di masa kepemimpinan KH Abdul Wahab Chasbullah, beliau bersama KH Wahid Hasyim dan KH Mahfud Shidiq mengatur dalam dua kategori, anggota Setia NU dan Warga NU. Anggota setia adalah anggota yang secara sadar berniat mengabdi kepada umat melalui NU, dan sanggup menjalankan kewajiban keanggotaan. Yaitu iuran setiap bulan dan setiap tahun, mengikuti kegiatan NU, dan taat pada aturan organisasi.

Gus mus meminta buku fiqih organisasi harus segera dibuat. Dicetak. Nanti setiap ada calon pemimpin, terlebih pemimpin NU, ditanya dulu, Anda sudah baca buku Fiqih Organisasi apa belum? Sudah mengerti dan memahami isinya atau tidak? Calon ketua ranting saja sudah harus khatam fiqih organisasi.

Pentingnya ideologi

Dalam halaqah ini, peserta aktif menyampaikan usulan maupun gagasan. Dimoderatori oleh KH Dian Nafi Surakarta, Halaqah berlangsung dinamis. Masing-masing peserta diberi waktu maksimal 5 menit untuk berbicara, ada seorang panitia yang bertugas mengawasi jarum waktu.

Salah satu peserta, Gus Zahrul Azhar Asumta menyampaikan, NU itu secara tradisi mirip Katolik, tapi secara organisasi mirip Protestan. Yakni melestarikan budaya lokal, tetapi sistem komandonya tidak efektif. Mestinya, kata dia, NU total seperti Katholik. Yakni selain menjaga tradisi, juga fatwanya ditaati sampai ke tingkat paling bawah.

"Paus sebagai pemimpin umat Katholik, itu powerfull. Segala ucapannya ditaati. Organisasi Katholik sangat efektif. Syarat menjadi pemimpin Katholik juga berat. Tidak sembarang orang," ujar pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso Jombang yang akrab dipanggil Gus Hans ini.

Peserta lain, wakil Rais Syuriyah PWNU Bali, KH Fathurrahim mengatakan, yang paling pokok dari Fiqih Organisasi adalah membangun ideologi di tubuh NU. Pengurus maupun warga NU harus diupayakan ? memiliki ideologi yang kuat.

Menurut keturunan KH Sholeh Darat Semarang ini, tidak cukup santri atau orang pesantren dijadikan anggota setia atau pengurus NU. Harus dididik ideologi dahulu. Sebab jika tanpa ideologi, jangankan mau diajak berjuang di NU, masuk menjadi anggota NU saja orang tidak mau.

"Apabila memiliki ideologi kuat, jangankan harta dan tenaga, nyawa pun diberikan untuk NU. Ini yang harus dirumuskan dalam Fiqih Organisasi," papar pengasuh Pesantren di Jembrana, Bali ini. (Ichwan/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan, Nahdlatul Ulama, Tegal PKB Kab Tegal

Sabtu, 24 Juni 2017

Jelang UN, IPNU-IPPNU Bondowoso Motivasi Pelajar lewat Istighotsah

Bondowoso, PKB Kab Tegal



Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Bondowoso mengadakan doa bersama atau istighotsah untuk menyambut Ujian Nasional (UN) 2016 yang bakal berlangsung April mendatang.

Jelang UN, IPNU-IPPNU Bondowoso Motivasi Pelajar lewat Istighotsah (Sumber Gambar : Nu Online)
Jelang UN, IPNU-IPPNU Bondowoso Motivasi Pelajar lewat Istighotsah (Sumber Gambar : Nu Online)

Jelang UN, IPNU-IPPNU Bondowoso Motivasi Pelajar lewat Istighotsah

Kegiatan yang menjadi rangkaian peringatan hari lahir ke-62 IPNU dan hari lahir ke-61 IPPNU tersebut diikuti sekitar 250 siswa SMA/MA/SMK dari berbagai sekolah di Kabupaten Bondowoso. Istighotsah diselenggarakan di Masjid Agung At-Taqwa Bondowoso, Jalan Letnan Sutarman,  (sebelah barat alun-alun Raden Bagus Asra Kironggo) Kecamatan Kota Bondowoso Kabupaten Bondowoso Jawa Timur Sabtu (26/3) pagi.

Ketua Pimpinan Cabang IPNU Bondowoso Ahmad Juhadi mengatakan, "Alhamdulillah, kami setiap tahun sudah menyelenggaran istighotsah bersama untuk Sukses Ujian Nasional (UN).” Juhadi berharap pelajar NU menjalani UN tahun ini dengan mudah dan lancar.

Rais Syuriyah PCNU Bondowoso KH Asyari Fasya dalam taushiyahnya bersyukur pimpinan IPNU dan IPPNU memberi motivasi serta doa kepada anak didik yang akan melaksanakan ujian nasional ini.

"Ini salah satu di antaranya amal bakti yang terbaik rekan IPNU-IPPNU, karena bagaimanapun kita tidak diam begitu saja sehubungan dengan kepentingan-kepentingan saudara-saudara kita," katanya. Sebab, ibuhnya, Rasulullah pernah mengatakan barangsiapa yang tidak ikut memperhatikan kepentingan saudara-saudaranya tidak di anggap sebagai umatnya.

PKB Kab Tegal

Selain itu ia juga mengingatkan, selain untuk mendapat selembar ijazah, para pelajar juga mesti mencari kemanfaatan dan keberkahan dari proses belajarnya, dan karena itulah doa kepada Allah dibutuhkan. (Ade Nurwahyudi).

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal News, Daerah PKB Kab Tegal

Beberapa Masalah Keagamaan Kontemporer akan Dibahas dalam Rakernas LBM

Jakarta, PKB Kab Tegal. Beberapa masalah keagamaan kontemporer (masail diniyah waqi’yyah) yang berkembang di masyarakat akan dibahas dalam rangkaian acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama (LBM-NU) di Jakarta, 5-7 September 2007 mendatang.

Masalah penting yang akan dibahas dalam Komisi Bahtsul Masail Diniyah Waqi’yyah antara lain seputar multilevel marketing (MLM), visualisasi penulisan ayat suci Al-Qur’an, suami-isti yang tinggal serumah setelah terjadi talak, tenaga kerja Indonesia (TKI) illegal, dan aborsi yang dilakukan akibat korban perkosaan.

Kamis, 22 Juni 2017

Penggunaan Jalan Umum untuk Pesta Pernikahan

Keterbatasan lahan adalah masalah krusial di Jakarta. Salah satu penyebabnya adalah semakin banyaknya pembangunan perkantoran dan rumah penduduk untuk menampung para perantau yang tengah berburu rupiah di kota metropolitan ini. Akibat keterbatasan lahan ini, masyarakat di Jakarta mengalami kesulitan untuk mengadakan pesta pernikahan ataupun acara-acara lain yang membutuhkan lokasi yang besar untuk menampung tamu undangan.

Bagi orang kaya tentu hal ini tidak menjadi masalah. Mereka bisa menyewa gedung ataupun hotel untuk melangsungkan acara pernikahan anaknya. Berapapun biayanya akan dikeluarkan demi kelancaran pesta kedua mempelai.

Penggunaan Jalan Umum untuk Pesta Pernikahan (Sumber Gambar : Nu Online)
Penggunaan Jalan Umum untuk Pesta Pernikahan (Sumber Gambar : Nu Online)

Penggunaan Jalan Umum untuk Pesta Pernikahan

Akan tetapi, keterbatasan lokasi ini sangat bermasalah bagi orang kecil. Mereka tidak punya cukup biaya untuk menyewa gedung. Sehingga jalan umum yang berada pas di di depan rumahnya terkadang menjadi solusi alternatif untuk tempat duduk tamu undangan. Hal ini tentu membawa kemudaratan bagi masyarakat umum. Mereka tidak bisa melewati jalan tersebut seperti hari biasanya.

Dalam banyak literatur fikih disebutkan bahwa jalan umum tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi atau apapun yang bisa menganggu ketenangan orang lain.

PKB Kab Tegal

Namun dalam beberapa kasus, menggunakan jalan umum diperbolehkan dengan beberapa syarat. Persayaran ini dijelaskan oleh Sulaiman bin Umar bin Mansur al-‘Ujaili al-Azhari, yang populer dengan nama Jamal, dalam kitabnya Hasyiyah Jamal ‘Ala Syarhi Minhaj menjelaskan,

PKB Kab Tegal

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. “Namun, dimaafkan beberapa kemudharatan yang dianggap lumrah oleh masyarakat, seperti penggalian tanah yang berdekatan dengan jalan umum atau meletakkan batu pembangunan, selama masih menyisakan sebagian jalan untuk dilalui orang lain. Begitu juga dengan memarkir kendaraan di pinggir jalan untuk sekedar menaikan dan menurunkan penumpang.”

Menggunakan fasilitas umum, seperti jalan umum, untuk kegiatan dan aktifitas tertentu diperbolehkan selama disisakan sebagian jalan yang bisa dilewati orang lain atau bisa juga dengan memberikan jalur alternatif kepada orang yang akan melewati jalan tersebut.

Namun perlu diperhatikan, jika itu hanya satu-satunya jalan yang bisa ditempuh, mau tak mau penyelenggara acara harus memberikan sedikit jalan buat orang lain. Jangan sampai kepentingan pribadi kita merusak kebutuhan banyak orang. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan, Pesantren PKB Kab Tegal

Petani Dominasi Calhaj Brebes

Brebes, PKB Kab Tegal 

Seperti tahun-tahun sebelumnya, semangat kalangan petani untuk melaksanakan rukun Islam kelima paling tinggi di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Tercatat yang bekerja sebagai petani ada 190 orang (22,11%).

Petani Dominasi Calhaj Brebes (Sumber Gambar : Nu Online)
Petani Dominasi Calhaj Brebes (Sumber Gambar : Nu Online)

Petani Dominasi Calhaj Brebes

Hal itu diterangkan Sekretaris Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Tahun 1434 H/2013 M H Moh Aqso, usai pemberangkatan kloter 14 Calhaj Brebes di halaman Islamic Center, Jalan Yos Sudarso Brebes Jumat (13/9).

Kalangan pegawai negeri menempati urutan kedua yaitu 188 orang (21,88%) dan pegawai swasta 172 orang (20,02%). “Pegawai Negeri mulai ada peningkatan yang mayoritas dari kalangan PNS guru, barangkali ini dari meningkatnya tunjangan sertifikasi guru,” terang Aqso. 

PKB Kab Tegal

Pada tahun ini, sekitar 859 jamaah calon haji (Calhaj) Kabupaten Brebes, Jawa Tengah berangkat ke Saudi Arabia dari halaman Islamic Center Brebes. Mereka dibagi dalam tiga tahap, yakni kelompok terbang (kloter) 12,13, dan 14 menuju embarkasi Adi Soemarmo Solo. (Wasdiun/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Aswaja, Syariah, Jadwal Kajian PKB Kab Tegal

Rabu, 21 Juni 2017

Pesantren Nurul Jadid Latih Kemandirian Santri Lewat Pramuka

Probolinggo, PKB Kab Tegal - Dalam rangka menciptakan peserta didik yang memiliki kemandirian melalui kegiatan Pramuka, maka Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Kabupaten Probolinggo membentuk satuan pramuka yang terdiri dari santri yang berada di tiga perguruan tinggi. Meliputi IAI Nurul Jadid, STT Nurul Jadid dan STIKes Nurul Jadid.

Sebagai perwujudan dari upaya tersebut, Jum’at (15/9) diadakan peresmian dan pelantikan Racana Az-Zainiyah dan An-Nafi’iyah Gudep 19.190 dan 19.189. Kegiatan ini dilaksanakan di aula IAI Nurul Jadid Paiton.

Pesantren Nurul Jadid Latih Kemandirian Santri Lewat Pramuka (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Nurul Jadid Latih Kemandirian Santri Lewat Pramuka (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Nurul Jadid Latih Kemandirian Santri Lewat Pramuka

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan pelepasan kontingen Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton untuk mengikuti Perwimnas (Perkemahan Wirakarya Ma’arif Nasional) II tahun 2017 di lapangan Akmil Magelang.

PKB Kab Tegal

Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid KH Abdul Hamid Wahid mengatakan bahwa dengan peresmian Racana Az Zainiyah dan An Nafiiyah ini nantinya mampu menciptakan peserta didik yang mandiri di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton.

“Terkait dengan pelepasan kontingen Perwimnas, mudah-mudahan santri kami mampu memberikan yang terbaik sehingga mampu mengharumkan nama Pondok Pesantren Nurul Jadid di tingkat nasional,” katanya.

PKB Kab Tegal

Lebih lanjut Kiai Wahid berharap agar melalui Pramuka nantinya dapat menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara di satu sisi. “Serta kemandirian dan kedisiplinan siswa dan mahasiswa sekaligus civitas akademika di sisi lain,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nasional PKB Kab Tegal

Selasa, 20 Juni 2017

Pembukaan Jamuro Ramaikan Haul Mbah Manshur

Klaten, PKB Kab Tegal. Gelaran maulid nabi selama 12 hari, yang diselenggarakan Jamuro (Jamaah Muji Rosul) Surakarta tahun ini, dibuka tadi malam (12/1) atau 1 Rabi’ul Awwal 1434 H, bertepatan pada acara haul KH Muhammad Manshur, yang dilaksanakan di halaman masjid Al-Manshur Popongan Tegalgondo Wonosari Klaten.

Acara pengajian umum semalam merupakan puncak dari rangkaian kegiatan yang telah diselenggarakan untuk memeriahkan acara haul ke-58 Mbah Manshur. Pada acara sebelumnya diadakan sema’an al-qur’an, khitanan massal dan ziarah ke makam al-maghfurlah Mbah Manshur.

Pembukaan Jamuro Ramaikan Haul Mbah Manshur (Sumber Gambar : Nu Online)
Pembukaan Jamuro Ramaikan Haul Mbah Manshur (Sumber Gambar : Nu Online)

Pembukaan Jamuro Ramaikan Haul Mbah Manshur

Turut hadir dalam acara tersebut Habib Syekh bin Abdul Qadir as-Segaf, para pengasuh Pondok Pesantren Al-Manshur diantaranya KH M Salman Dahlawi, KH A Djablawi, dan KH Nasrun Minallah. Bupati Klaten H. Sunarno, dan pengurus NU Klaten juga terlihat dalam acara tersebut.

PKB Kab Tegal

Acara diawali dengan pembacaan khatmil qur’an dan tahlil yang dipimpin Mbah Kiai Djablawi dan KH Nasrun. Kemudian dilanjutkan pembacaan maulid kitab al-Barzanji, karya Sayyid Ja’far Al-Barzanji. Sebagai penutup, mauidlah hasanah oleh KH Abdul Karim dan doa yang dibacakan oleh Habib Syekh.

PKB Kab Tegal

Pada tahun ini, seperti biasanya gelaran 12 malam Jamuro akan diadakan berkeliling di wilayah Solo Raya. Rencananya Jamuro akan dilaksanakan terakhir pada malam 12 Rabi’ul Awwal di Balaikota Surakarta. Kegiatan tahunan yang diselenggarakan untuk menghormati bulan kelahiran Nabi saw ini, sudah berlangsung sejak 1424 H lalu.

Redaktur ? : Mukafi Niam

Kontributor: Ajie Najmuddin

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan, AlaSantri, Humor Islam PKB Kab Tegal