Jakarta, PKB Kab Tegal. Beberapa masalah keagamaan kontemporer (masail diniyah waqi’yyah) yang berkembang di masyarakat akan dibahas dalam rangkaian acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama (LBM-NU) di Jakarta, 5-7 September 2007 mendatang.
Masalah penting yang akan dibahas dalam Komisi Bahtsul Masail Diniyah Waqi’yyah antara lain seputar multilevel marketing (MLM), visualisasi penulisan ayat suci Al-Qur’an, suami-isti yang tinggal serumah setelah terjadi talak, tenaga kerja Indonesia (TKI) illegal, dan aborsi yang dilakukan akibat korban perkosaan.
Sabtu, 24 Juni 2017
Kamis, 22 Juni 2017
Penggunaan Jalan Umum untuk Pesta Pernikahan
Keterbatasan lahan adalah masalah krusial di Jakarta. Salah satu penyebabnya adalah semakin banyaknya pembangunan perkantoran dan rumah penduduk untuk menampung para perantau yang tengah berburu rupiah di kota metropolitan ini. Akibat keterbatasan lahan ini, masyarakat di Jakarta mengalami kesulitan untuk mengadakan pesta pernikahan ataupun acara-acara lain yang membutuhkan lokasi yang besar untuk menampung tamu undangan.
Bagi orang kaya tentu hal ini tidak menjadi masalah. Mereka bisa menyewa gedung ataupun hotel untuk melangsungkan acara pernikahan anaknya. Berapapun biayanya akan dikeluarkan demi kelancaran pesta kedua mempelai.
Dalam banyak literatur fikih disebutkan bahwa jalan umum tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi atau apapun yang bisa menganggu ketenangan orang lain.
Menggunakan fasilitas umum, seperti jalan umum, untuk kegiatan dan aktifitas tertentu diperbolehkan selama disisakan sebagian jalan yang bisa dilewati orang lain atau bisa juga dengan memberikan jalur alternatif kepada orang yang akan melewati jalan tersebut.
Namun perlu diperhatikan, jika itu hanya satu-satunya jalan yang bisa ditempuh, mau tak mau penyelenggara acara harus memberikan sedikit jalan buat orang lain. Jangan sampai kepentingan pribadi kita merusak kebutuhan banyak orang. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)
Dari Nu Online: nu.or.id
PKB Kab Tegal Amalan, Pesantren PKB Kab Tegal
Bagi orang kaya tentu hal ini tidak menjadi masalah. Mereka bisa menyewa gedung ataupun hotel untuk melangsungkan acara pernikahan anaknya. Berapapun biayanya akan dikeluarkan demi kelancaran pesta kedua mempelai.
Penggunaan Jalan Umum untuk Pesta Pernikahan (Sumber Gambar : Nu Online) |
Penggunaan Jalan Umum untuk Pesta Pernikahan
Akan tetapi, keterbatasan lokasi ini sangat bermasalah bagi orang kecil. Mereka tidak punya cukup biaya untuk menyewa gedung. Sehingga jalan umum yang berada pas di di depan rumahnya terkadang menjadi solusi alternatif untuk tempat duduk tamu undangan. Hal ini tentu membawa kemudaratan bagi masyarakat umum. Mereka tidak bisa melewati jalan tersebut seperti hari biasanya.Dalam banyak literatur fikih disebutkan bahwa jalan umum tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi atau apapun yang bisa menganggu ketenangan orang lain.
PKB Kab Tegal
Namun dalam beberapa kasus, menggunakan jalan umum diperbolehkan dengan beberapa syarat. Persayaran ini dijelaskan oleh Sulaiman bin Umar bin Mansur al-‘Ujaili al-Azhari, yang populer dengan nama Jamal, dalam kitabnya Hasyiyah Jamal ‘Ala Syarhi Minhaj menjelaskan,PKB Kab Tegal
? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. “Namun, dimaafkan beberapa kemudharatan yang dianggap lumrah oleh masyarakat, seperti penggalian tanah yang berdekatan dengan jalan umum atau meletakkan batu pembangunan, selama masih menyisakan sebagian jalan untuk dilalui orang lain. Begitu juga dengan memarkir kendaraan di pinggir jalan untuk sekedar menaikan dan menurunkan penumpang.”Menggunakan fasilitas umum, seperti jalan umum, untuk kegiatan dan aktifitas tertentu diperbolehkan selama disisakan sebagian jalan yang bisa dilewati orang lain atau bisa juga dengan memberikan jalur alternatif kepada orang yang akan melewati jalan tersebut.
Namun perlu diperhatikan, jika itu hanya satu-satunya jalan yang bisa ditempuh, mau tak mau penyelenggara acara harus memberikan sedikit jalan buat orang lain. Jangan sampai kepentingan pribadi kita merusak kebutuhan banyak orang. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)
Dari Nu Online: nu.or.id
PKB Kab Tegal Amalan, Pesantren PKB Kab Tegal
Petani Dominasi Calhaj Brebes
Brebes, PKB Kab Tegal
Seperti tahun-tahun sebelumnya, semangat kalangan petani untuk melaksanakan rukun Islam kelima paling tinggi di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Tercatat yang bekerja sebagai petani ada 190 orang (22,11%).
Kalangan pegawai negeri menempati urutan kedua yaitu 188 orang (21,88%) dan pegawai swasta 172 orang (20,02%). “Pegawai Negeri mulai ada peningkatan yang mayoritas dari kalangan PNS guru, barangkali ini dari meningkatnya tunjangan sertifikasi guru,” terang Aqso.
Dari Nu Online: nu.or.id
Seperti tahun-tahun sebelumnya, semangat kalangan petani untuk melaksanakan rukun Islam kelima paling tinggi di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Tercatat yang bekerja sebagai petani ada 190 orang (22,11%).
Petani Dominasi Calhaj Brebes (Sumber Gambar : Nu Online) |
Petani Dominasi Calhaj Brebes
Hal itu diterangkan Sekretaris Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Tahun 1434 H/2013 M H Moh Aqso, usai pemberangkatan kloter 14 Calhaj Brebes di halaman Islamic Center, Jalan Yos Sudarso Brebes Jumat (13/9).Kalangan pegawai negeri menempati urutan kedua yaitu 188 orang (21,88%) dan pegawai swasta 172 orang (20,02%). “Pegawai Negeri mulai ada peningkatan yang mayoritas dari kalangan PNS guru, barangkali ini dari meningkatnya tunjangan sertifikasi guru,” terang Aqso.
PKB Kab Tegal
Pada tahun ini, sekitar 859 jamaah calon haji (Calhaj) Kabupaten Brebes, Jawa Tengah berangkat ke Saudi Arabia dari halaman Islamic Center Brebes. Mereka dibagi dalam tiga tahap, yakni kelompok terbang (kloter) 12,13, dan 14 menuju embarkasi Adi Soemarmo Solo. (Wasdiun/Abdullah Alawi)Dari Nu Online: nu.or.id
PKB Kab Tegal
PKB Kab Tegal Aswaja, Syariah, Jadwal Kajian PKB Kab TegalRabu, 21 Juni 2017
Pesantren Nurul Jadid Latih Kemandirian Santri Lewat Pramuka
Probolinggo, PKB Kab Tegal - Dalam rangka menciptakan peserta didik yang memiliki kemandirian melalui kegiatan Pramuka, maka Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Kabupaten Probolinggo membentuk satuan pramuka yang terdiri dari santri yang berada di tiga perguruan tinggi. Meliputi IAI Nurul Jadid, STT Nurul Jadid dan STIKes Nurul Jadid.
Sebagai perwujudan dari upaya tersebut, Jum’at (15/9) diadakan peresmian dan pelantikan Racana Az-Zainiyah dan An-Nafi’iyah Gudep 19.190 dan 19.189. Kegiatan ini dilaksanakan di aula IAI Nurul Jadid Paiton.
“Terkait dengan pelepasan kontingen Perwimnas, mudah-mudahan santri kami mampu memberikan yang terbaik sehingga mampu mengharumkan nama Pondok Pesantren Nurul Jadid di tingkat nasional,” katanya.
Dari Nu Online: nu.or.id
PKB Kab Tegal Nasional PKB Kab Tegal
Sebagai perwujudan dari upaya tersebut, Jum’at (15/9) diadakan peresmian dan pelantikan Racana Az-Zainiyah dan An-Nafi’iyah Gudep 19.190 dan 19.189. Kegiatan ini dilaksanakan di aula IAI Nurul Jadid Paiton.
Pesantren Nurul Jadid Latih Kemandirian Santri Lewat Pramuka (Sumber Gambar : Nu Online) |
Pesantren Nurul Jadid Latih Kemandirian Santri Lewat Pramuka
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan pelepasan kontingen Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton untuk mengikuti Perwimnas (Perkemahan Wirakarya Ma’arif Nasional) II tahun 2017 di lapangan Akmil Magelang.PKB Kab Tegal
Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid KH Abdul Hamid Wahid mengatakan bahwa dengan peresmian Racana Az Zainiyah dan An Nafiiyah ini nantinya mampu menciptakan peserta didik yang mandiri di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton.“Terkait dengan pelepasan kontingen Perwimnas, mudah-mudahan santri kami mampu memberikan yang terbaik sehingga mampu mengharumkan nama Pondok Pesantren Nurul Jadid di tingkat nasional,” katanya.
PKB Kab Tegal
Lebih lanjut Kiai Wahid berharap agar melalui Pramuka nantinya dapat menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara di satu sisi. “Serta kemandirian dan kedisiplinan siswa dan mahasiswa sekaligus civitas akademika di sisi lain,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)Dari Nu Online: nu.or.id
PKB Kab Tegal Nasional PKB Kab Tegal
Selasa, 20 Juni 2017
Pembukaan Jamuro Ramaikan Haul Mbah Manshur
Klaten, PKB Kab Tegal. Gelaran maulid nabi selama 12 hari, yang diselenggarakan Jamuro (Jamaah Muji Rosul) Surakarta tahun ini, dibuka tadi malam (12/1) atau 1 Rabi’ul Awwal 1434 H, bertepatan pada acara haul KH Muhammad Manshur, yang dilaksanakan di halaman masjid Al-Manshur Popongan Tegalgondo Wonosari Klaten.
Acara pengajian umum semalam merupakan puncak dari rangkaian kegiatan yang telah diselenggarakan untuk memeriahkan acara haul ke-58 Mbah Manshur. Pada acara sebelumnya diadakan sema’an al-qur’an, khitanan massal dan ziarah ke makam al-maghfurlah Mbah Manshur.
Redaktur ? : Mukafi Niam
Kontributor: Ajie Najmuddin
Dari Nu Online: nu.or.id
PKB Kab Tegal Amalan, AlaSantri, Humor Islam PKB Kab Tegal
Acara pengajian umum semalam merupakan puncak dari rangkaian kegiatan yang telah diselenggarakan untuk memeriahkan acara haul ke-58 Mbah Manshur. Pada acara sebelumnya diadakan sema’an al-qur’an, khitanan massal dan ziarah ke makam al-maghfurlah Mbah Manshur.
Pembukaan Jamuro Ramaikan Haul Mbah Manshur (Sumber Gambar : Nu Online) |
Pembukaan Jamuro Ramaikan Haul Mbah Manshur
Turut hadir dalam acara tersebut Habib Syekh bin Abdul Qadir as-Segaf, para pengasuh Pondok Pesantren Al-Manshur diantaranya KH M Salman Dahlawi, KH A Djablawi, dan KH Nasrun Minallah. Bupati Klaten H. Sunarno, dan pengurus NU Klaten juga terlihat dalam acara tersebut.PKB Kab Tegal
Acara diawali dengan pembacaan khatmil qur’an dan tahlil yang dipimpin Mbah Kiai Djablawi dan KH Nasrun. Kemudian dilanjutkan pembacaan maulid kitab al-Barzanji, karya Sayyid Ja’far Al-Barzanji. Sebagai penutup, mauidlah hasanah oleh KH Abdul Karim dan doa yang dibacakan oleh Habib Syekh.PKB Kab Tegal
Pada tahun ini, seperti biasanya gelaran 12 malam Jamuro akan diadakan berkeliling di wilayah Solo Raya. Rencananya Jamuro akan dilaksanakan terakhir pada malam 12 Rabi’ul Awwal di Balaikota Surakarta. Kegiatan tahunan yang diselenggarakan untuk menghormati bulan kelahiran Nabi saw ini, sudah berlangsung sejak 1424 H lalu.Redaktur ? : Mukafi Niam
Kontributor: Ajie Najmuddin
Dari Nu Online: nu.or.id
PKB Kab Tegal Amalan, AlaSantri, Humor Islam PKB Kab Tegal
Sabtu, 17 Juni 2017
Kiai Said: Alhamdulillah, Kita Dijadikan sebagai Orang NU
Jakarta, PKB Kab Tegal. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengajak warga NU untuk mensyukuri keberadaannya sebagai bagian dari warga NU yang memiliki ajaran yang jelas dan bersambung sampai kepada Rasulullah.?
Hal ini disampaikan oleh Kiai Said ketika menerima rombongan dari Ma’arif NU Sidoarjo yang berkunjung ke gedung PBNU, Sabtu (19/12).
Ia menjelaskan, pesantren sebagai pusat pendidikan agama NU telah ada sebelum berdirinya Indonesia. Pesantren ini mampu melahirkan tokoh-tokoh yang terlibat dalam perjuangan, seperti Ki Hajar Dewantara dan Panglimat Sudirman. Menurutnya, ungkapan dari Kartini tentang “Habis gelap terbitlah terang” juga berasal dari Qur’an saat ia mengaji, yaitu dari ayat minaddhulumaati ilannuur.?
Ia melanjutkan, kewajiban kedua adalah membimbing masyarakat. Setelah mampu belajar agama dengan baik, ilmu yang dimiliki harus kembangkan kepada masyarakat agar mereka ikut tercerahkan, agar masyarakat memiliki jiwa ikhlas, ukhuwah, dan mandiri.?
“Pesantren selalu mengajarkan kemandirian, tidak menggantungkan diri kepada siapapun, termasuk kepada negara. Lulusan pesantren tidak ingin jadi PNS, meskipun itu boleh-boleh saja. Yang penting belajar baik,” tandasnya.?
Dijelaskannya, secara pribadi, seorang Muslim harus tawadhu dan zuhud. Harta secukupnya dan tidak boleh memamerkannya kepada orang lain, tetapi ketika berbicara organisasi, tidak boleh seperti itu. Organisasi harus terus dikembangkan, tidak boleh dikelola sekedarnya.?
“Kalau untuk NU, kita tidak boleh zuhud, untuk organisasi ngak apa-apa kita membanggakan diri,” terangnya.
Ditambahkannya, “Jangan sampai umat Islam dihina dan tidak bermartabat, kita ikut berdosa. Inilah gunanya kita berorganisasi,” teranganya.?
Dalam kesempatan tersebut Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini memberikan penjelasan tentang perkembangan pendidikan NU yang kini terus berkembang pesat, baik sekolah maupun pesantren, termasuk sudah berdirinya 24 perguruan tinggi NU. ? (Mukafi Niam)
Dari Nu Online: nu.or.id
PKB Kab Tegal Lomba, AlaSantri, Internasional PKB Kab Tegal
Hal ini disampaikan oleh Kiai Said ketika menerima rombongan dari Ma’arif NU Sidoarjo yang berkunjung ke gedung PBNU, Sabtu (19/12).
Kiai Said: Alhamdulillah, Kita Dijadikan sebagai Orang NU (Sumber Gambar : Nu Online) |
Kiai Said: Alhamdulillah, Kita Dijadikan sebagai Orang NU
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Said menyampaikan kepada hadirin, terdapat dua tugas yang harus dijalankan. Pertama adalah belajar agama dengan benar.PKB Kab Tegal
“Para ulama NU mempelajari agama dengan benar, sanad kita sampai dengan Imam Syafii dan Imam Syafii jika dirunut sampai kepada Rasulullah,” katanya.PKB Kab Tegal
Karena itu, jika ada orang yang belajar agama sembarangan, tapi sedikit-sedikit bilang Islam kaffah tetapi tidak bermazhab atau bahkan antimazhab, maka menurutnya patut dipertanyakan kemampuannya dalam beragama. “Mereka orang yang tidak jelas,” paparnya.Ia menjelaskan, pesantren sebagai pusat pendidikan agama NU telah ada sebelum berdirinya Indonesia. Pesantren ini mampu melahirkan tokoh-tokoh yang terlibat dalam perjuangan, seperti Ki Hajar Dewantara dan Panglimat Sudirman. Menurutnya, ungkapan dari Kartini tentang “Habis gelap terbitlah terang” juga berasal dari Qur’an saat ia mengaji, yaitu dari ayat minaddhulumaati ilannuur.?
Ia melanjutkan, kewajiban kedua adalah membimbing masyarakat. Setelah mampu belajar agama dengan baik, ilmu yang dimiliki harus kembangkan kepada masyarakat agar mereka ikut tercerahkan, agar masyarakat memiliki jiwa ikhlas, ukhuwah, dan mandiri.?
“Pesantren selalu mengajarkan kemandirian, tidak menggantungkan diri kepada siapapun, termasuk kepada negara. Lulusan pesantren tidak ingin jadi PNS, meskipun itu boleh-boleh saja. Yang penting belajar baik,” tandasnya.?
Dijelaskannya, secara pribadi, seorang Muslim harus tawadhu dan zuhud. Harta secukupnya dan tidak boleh memamerkannya kepada orang lain, tetapi ketika berbicara organisasi, tidak boleh seperti itu. Organisasi harus terus dikembangkan, tidak boleh dikelola sekedarnya.?
“Kalau untuk NU, kita tidak boleh zuhud, untuk organisasi ngak apa-apa kita membanggakan diri,” terangnya.
Ditambahkannya, “Jangan sampai umat Islam dihina dan tidak bermartabat, kita ikut berdosa. Inilah gunanya kita berorganisasi,” teranganya.?
Dalam kesempatan tersebut Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini memberikan penjelasan tentang perkembangan pendidikan NU yang kini terus berkembang pesat, baik sekolah maupun pesantren, termasuk sudah berdirinya 24 perguruan tinggi NU. ? (Mukafi Niam)
Dari Nu Online: nu.or.id
PKB Kab Tegal Lomba, AlaSantri, Internasional PKB Kab Tegal
Selasa, 13 Juni 2017
Pedagang Bunga untuk Ziarah Kubur Menjamur
Probolinggo, PKB Kab Tegal. Menjelang hari raya Idul Fitri 1434 H, penjual bunga untuk keperluan nyekar atau ziarah kubur mulai menjamur di Kota Probolinggo. Selain di dekat pemakaman, para pedagang musiman ini juga memenuhi pasar baru kota setempat.
Di pasar baru, mereka memadati area sekitar pintu masuk di Jl. Panglima Sudirman dan Jl. Cut Nyak Dien. Puluhan pedagang serupa juga banyak didapati di pinggir Jl. Pahlawan, yang juga berdekatan dengan pasar baru.
Sedangkan untuk bunga mawar, naik dari harga semula Rp1000 untuk tiga kuntum bunga, menjadi Rp3000 untuk sekuntum bunga. “Yang beli mawar jarang, karena mahal,” kata Yanti, 32, salah satu pedagang asal Desa Pabean Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo.
Kepada PKB Kab Tegal Yanti mengatakan, dirinya berjualan bunga hanya menjelang Ramadhan dan akhir Ramadan menjelang Idul Fitri. “Saya jualan hanya pertama dan pas mau hari raya saja,” kata wanita yang kulakan bunga di Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan tersebut.
Sumiyati, pedagang asal Kelurahan Jati Kecamatan Mayangan dan Fiki, pedagang asal Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo juga sama. Di hari biasa, Sumiati adalah penjual keliling (wlijo) ikan dan sayur mayur.
Sementara itu, Rais Syuriyah PCNU Kota Probolinggo KH Aziz Fadhal mengatakan, tradisi nyekar dengan membawa bunga tidak dilarang. “Itu tradisi dari sesepuh kita dulu, ke kuburan membawa kembang,” katanya.
Menurutnya, dalam ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang dianjurkan adalah ziarah kubur. Tujuannya, untuk mendoakan keluarga yang sudah meninggal, membaca tahlil dan surat Al-Fatihah. “Kapan pun (ziarah, Red) bisa dilakukan. Tidak harus menjelang Ramadhan maupun hari raya Idul Fitri,” jelasnya.
Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam
Kontributor : Syamsul Akbar
Dari Nu Online: nu.or.id
PKB Kab Tegal Cerita PKB Kab Tegal
Di pasar baru, mereka memadati area sekitar pintu masuk di Jl. Panglima Sudirman dan Jl. Cut Nyak Dien. Puluhan pedagang serupa juga banyak didapati di pinggir Jl. Pahlawan, yang juga berdekatan dengan pasar baru.
Pedagang Bunga untuk Ziarah Kubur Menjamur (Sumber Gambar : Nu Online) |
Pedagang Bunga untuk Ziarah Kubur Menjamur
Ada empat jenis bunga yang mereka jual. Yakni bunga sundel atau yang dikenal dengan bunga sedap malam, bunga kenanga, bunga mawar dan bunga pacar banyu. Harganya beragam, mulai dari Rp10 ribu per kilogram, Rp150 ribu per kilogram sampai Rp3000 per kuntum bunga.PKB Kab Tegal
Rata-rata, harganya mengalami kenaikan sejak Ahad (4/8). Bunga sedap malam dan kenanga misalnya, naik dari harga semula Rp30-50 ribu per kilogram menjadi Rp150 ribu per kilogram. Bunga pacar banyu naik dari Rp10 ribu per kilogram menjadi Rp50 ribu per kilogram.Sedangkan untuk bunga mawar, naik dari harga semula Rp1000 untuk tiga kuntum bunga, menjadi Rp3000 untuk sekuntum bunga. “Yang beli mawar jarang, karena mahal,” kata Yanti, 32, salah satu pedagang asal Desa Pabean Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo.
PKB Kab Tegal
Meski demikian, Yanti juga menyiapkan kemasan kresek berisi tiga jenis bunga dengan harga Rp2000. Yakni bunga sedap malam, bunga kenanga dan bunga pacar banyu.Kepada PKB Kab Tegal Yanti mengatakan, dirinya berjualan bunga hanya menjelang Ramadhan dan akhir Ramadan menjelang Idul Fitri. “Saya jualan hanya pertama dan pas mau hari raya saja,” kata wanita yang kulakan bunga di Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan tersebut.
Sumiyati, pedagang asal Kelurahan Jati Kecamatan Mayangan dan Fiki, pedagang asal Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo juga sama. Di hari biasa, Sumiati adalah penjual keliling (wlijo) ikan dan sayur mayur.
Sementara itu, Rais Syuriyah PCNU Kota Probolinggo KH Aziz Fadhal mengatakan, tradisi nyekar dengan membawa bunga tidak dilarang. “Itu tradisi dari sesepuh kita dulu, ke kuburan membawa kembang,” katanya.
Menurutnya, dalam ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang dianjurkan adalah ziarah kubur. Tujuannya, untuk mendoakan keluarga yang sudah meninggal, membaca tahlil dan surat Al-Fatihah. “Kapan pun (ziarah, Red) bisa dilakukan. Tidak harus menjelang Ramadhan maupun hari raya Idul Fitri,” jelasnya.
Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam
Kontributor : Syamsul Akbar
Dari Nu Online: nu.or.id
PKB Kab Tegal Cerita PKB Kab Tegal
Langganan:
Postingan (Atom)