Selasa, 28 Maret 2017

Teroris Tak Mengenal Agama

Jombang, PKB Kab Tegal - Beberapa teror telah terjadi di beberapa negara, termasuk kejadian teror Nice yang terjadi di Negara Perancis Kamis malam (14/07) lalu. Tak hanya itu, menjelang Idul Fitri sebelumnya, insiden serupa terjadi di berbagai tempat. Sehingga prihal ini terus menjadi bahan perbincangan serius dari sejumlah kalangan, salah satunya warga Nahdlatul Ulama (NU) di Jombang.

Sikap yang merusak tatanan kebangsaan dan mengakibatkan banyak korban nyawa itu menurut Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang H. Muslimin Abdilla adalah bertolak belakang dengan ajaran agama. "Teroris itu tidak mengenal agama," katanya.

Teroris Tak Mengenal Agama (Sumber Gambar : Nu Online)
Teroris Tak Mengenal Agama (Sumber Gambar : Nu Online)

Teroris Tak Mengenal Agama

Teror yang terjadi selama ini dilakukan oleh banyak oknum, bahkan orang yang agnostik (tidak beragama) ataupun ateis (tidak percaya Tuhan) sekalipun.

"Apapun agama yang dianut, bahkan orang agnostik atau ateis sekalipun akan terjangkit penyakit sebagai teroris, yang senangnya bikin teror dengan menyasar hulu ketakutan manusia, sehingga manusia yang lain tidak berdaya di bawah ketakutan," ujarnya.

PKB Kab Tegal

Sementara di antara faktor yang mengakibatkan terjadinya teror adalah soal ekonomi dan politik. "Teror pasti untuk tujuan duniawi, yakni ekonomi dan politik," jelasnya.

PKB Kab Tegal

Untuk itu, sikap teror tak bisa disebut mengatasnamakan agama. Kalaupun ada, mereka hanya menjadikan agama sebagai propaganda belaka. "Cara melawannya adalah dengan ‘tidak takut’, dan agar tidak takut maka butuh bersatu, bersolidaritas. Tidak saja antaragama, tetapi antarmanusia yang secara bersama-sama menghuni bumi," pungkasnya. (Syamsul Arifin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Internasional, Makam, Lomba PKB Kab Tegal

Senin, 27 Maret 2017

Polri-NU Sepakat Cegah Konflik Sosial dan Ujaran Kebencian

Surabaya, PKB Kab Tegal

Kepolisian RI mengandeng Pegurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk mencegah konflik sosial di masyarakat. Kedua pihak menandatangani nota kesepahaman (MoU) di gedung Mahameru Markas Polisi Daerah Jawa Timur, Surabaya, Kamis (1/9). Prosesi penandatanganan dilakukan Kapolri Jendral Tito Karnavian dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.

Menurut Kapolri Jenderal Pol M Tito Karnavian, NU adalah kekuatan utama Islam moderat di Indonesia dan dunia. Di samping itu, NU merupakan salah satu dari pendiri bangsa, bersama kaum pergerakan nasionalis, kaum pejuang TNI/Polri. "NU ini mempunyai aset besar kepada bangsa ini," kata Jendral Tito.

Polri-NU Sepakat Cegah Konflik Sosial dan Ujaran Kebencian (Sumber Gambar : Nu Online)
Polri-NU Sepakat Cegah Konflik Sosial dan Ujaran Kebencian (Sumber Gambar : Nu Online)

Polri-NU Sepakat Cegah Konflik Sosial dan Ujaran Kebencian

Setelah penandatangan MoU antara Kapolri dan Ketum PBNU, acara dilanjutkan seminar nasional bertajuk "Penanganan Konflik Sosial dan Ujaran Kebencian (Hate Speech)”. Seminar ini diselenggarakan oleh PWNU Jatim dan Polisi Daerah Jatim.

PKB Kab Tegal

KH Said Aqil Siroj menilai acara ini sangat tepat karena di Kota Surabaya inilah NU dilahirkan. Tidak hanya itu, tema yang diambil juga tepat. "PBNU sudah lama mengutuk ujaran kebencian semasa Kapolri Bahrudin Haiti," kata Kiai asal Cirebon ini.

Narasumber seminarnya terdiri dari Asops Kapolri Irjen Unggung Cahyono, mantan Kapolda Jawa Timur sekaligus Kapolda Metro Jaya, KH Anwar Iskandar (Wakil Rais Syuriyah PWNU Jatim), Suko Widodo (Dosen Unair), dan perwakilan Mabes TNI.

PKB Kab Tegal

Acara juga dihadiri oleh Gubernur Jatim Soekarwo, Wakil Gubernur Jatim H Saifullah Yusuf, Kapolda, Pangdam V Brawijaya, dan utusan PCNU, ulama pondok pesantren, para Kapolres di wilayah Jawa Timur. (Rof Maulana/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Santri PKB Kab Tegal

Minggu, 26 Maret 2017

Halaqoh “Maiyah” Mahasiswa Unnes

Semarang, PKB Kab Tegal. Tanggal 5 April 2013 digelar kegiatan Halaqoh “Maiyah” oleh Departemen Pengembangan Organisasi IPNU-IPPNU Komisariat Universitas Negeri Semarang bertempat di samping PKMU Unnes.

Halaqoh “Maiyah” Mahasiswa Unnes (Sumber Gambar : Nu Online)
Halaqoh “Maiyah” Mahasiswa Unnes (Sumber Gambar : Nu Online)

Halaqoh “Maiyah” Mahasiswa Unnes

Kegiatan ini mengambil tema “Sosok Pemimpin Idaman”. Hadir Saratri Wilonoyudho yang mengisi sekaligus memandu diskusi. Ia aktif Menemani Jamaah Maiyah Gambang Syafaat Semarang, sehingga diharapkan bahwa kultur diskusi Maiyah bisa tertularkan dalam forum Halaqoh Maiyah Mahasiswa Unnes.

Diskusi terbuka itu dihadiri oleh kalangan mahasiswa Unnes dalam berbagai jurusan.

PKB Kab Tegal

Dalam diskusi itu Saratri mengawali dengan pernyataan tentang fenomena krisis kepemimpinan yang terjadi sekarang adalah buah dari kurangnya kesadaran dari para pemimpin untuk memberikan pengabdiannya dalam memimpin. Seorang pemimpin harus berani mengambil keputusan dan berkorban. Jangan sampai pemimpin memberikan contoh yang tidak baik seperti korupsi dan kegiatan negatif lainnya.

Kegiatan yang digelar mulai jam 16.00 itu diakhiri menjelang Maghrib.

PKB Kab Tegal

“Diskusi ini diselenggarakan untuk menumbuhkan semangat mahasiswa Unnes untuk dapat duduk bersama tanpa melihat suku, daerah, ras, warna kulit dan lainnya. Diskusi ini diharapkan mampu memberikan ruang bagi mahasiswa Unnes untuk bertukar pikiran, saling membantu, berbagi dan menjalin silaturahmi, melihat banyaknya egoisme karena perpecahan dan perbedaaan kelompok,” ujar Rodli selaku Moderator. 

Redaktur: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Sunnah PKB Kab Tegal

Sabtu, 25 Maret 2017

Ribuan Pelajar Padati Masjid Agung Ar-Raudlah

Probolinggo, PKB Kab Tegal. Ribuan pelajar tingkat SLTA se-Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo, Sabtu (6/4) memadati Masjid Agung Ar-Raudlah Kraksaan. Bukan untuk melakukan unjuk rasa, mereka mengikuti istighotsah dan do’a bersama menjelang Ujian Nasional (UN) 2013.

Acara istighotsah dan do’a bersama yang diprakarsai oleh Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kraksaan itu disambut antusias oleh pelajar tingkat SLTA yang ada di wilayah Kecamatan Kraksaan. 

Ribuan Pelajar Padati Masjid Agung Ar-Raudlah (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Pelajar Padati Masjid Agung Ar-Raudlah (Sumber Gambar : Nu Online)

Ribuan Pelajar Padati Masjid Agung Ar-Raudlah

Hal itu terlihat dari banyaknya pelajar yang mengikuti acara do’a dan zikir tersebut. Selain pelajar, para orang tua dan guru juga tampak hadir mendampingi putra-putrinya.

PKB Kab Tegal

Ketua PC GP Ansor Kraksaan Nuriz Zamzami menuturkan kegiatan itu dilakukan dalam upaya memberikan semangat kepada pelajar, terutama yang sebentar lagi akan melaksanakan Ujian Nasional. 

PKB Kab Tegal

“Istighotsah ini sangat penting dilakukan untuk memberikan motivasi dan sebagai ikhtiar batin siswa dalam menghadapi UN,” jelasnya.

Lebih lanjut Gus Nuriz menjelaskan terkait dengan digelarnya dzikir dan do’a bersama tersebut tidak lain karena Ansor memiliki tanggung jawab terhadap pelajar sebagai generasi penerus bangsa yang dituangkan dengan memberikan wadah pendidikan penguatan iman.  

“Selain usaha belajar yang telah dilakukan oleh pelajar dalam menghadapi Ujian Nasional wajib diimbangi dengan do’a dan keyakinan,” tuturnya.

Menariknya, dalam  majelis dzikir dan do’a bersama ribuan pelajar yang dimulai sekitar pukul 09.15 itu dipandu langsung oleh Gus Ali Mustofa selaku pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ulum Kacuk Malang.

Mengawali acara tersebut, Gus Ali Mustofa sedikit memberikan gambaran agar semua peserta para pelajar mengingat semua apa yang telah dilakukan. Terlebih perbuatan terhadap para orang tua, guru dan di lingkungan masyarakat.  Bercerita terkait dengan jasa dan perjuangan yang telah dilakukan oleh orang tua terhadap putra-putrinya.

Begitu dzikir dimulai, sontak para pelajar langsung tertunduk. Tidak hanya itu, tampak para peserta terlihat banyak yang meneteskan air mata dan tersedu-sedu menangis. Bukan hanya pelajar yang terlihat menangis histeris, para orang tua dan guru yang mendampingi tak kalah harunya, juga menangis. 

Gus Ali Mustofa berharap dengan dilangsungkannya do’a dan dzikir bersama itu, nantinya ke depan pelajar selaku generasi penerus akan menjadi generasi yang lebih baik dalam segala hal. Selain, dalam bidang pelajaran hal yang tak kalah pentingnya, pelajar memiliki akhlakul karimah yang lebih baik, perilaku yang lebih baik, baik terhadap sesama pelajar, dengan orang tua, dengan para guru, serta di lingkungan masyarakat. 

“Hal yang terpenting adalah memberikan pembekalan terhadap pelajar dengan iman dan taqwa, sehingga mencetak generasi muda yang berahlakul karimah,” ujar Gus Ali. 

Lebih lanjut, pengasuh Pesantren Nurul Ulum Kacuk Malang ini berharap kepada para pelajar yang sebentar lagi akan menghadapi Ujian Nasional agar menumbuhkan rasa keyakinan pada diri sendiri bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini semata-mata berkat Allah SWT. Sehingga, mengajak kepada pelajar agar selain berupaya dengan melalui usaha belajar yang rajin dan penuh semangat. Pelajar hendaknya, selalu berdo’a dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.  

“Tumbuhkan rasa yakin bahwa kalian mampu mengerjakan soal-soal ujian nanti,” tegasnya. 

Bukan hanya kepada siswa, kepada para orang tua Gus Ali Mustofa berharap agar para orang tua semakin sadar akan amanat Allah SWT, kewajiban sebagai orang tua untuk memberikan pendidikan kepada putra-putrinya dan memberikan bekal iman dan taqwa. 

“Bimbing dan terus bekali putra-putri dengan ilmu pendidikan umum. Dan bekalilah pendidikan agama Islam sebagai pembentukan insan yang berakhlakul karimah,” tambahnya.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo H. Tutug Edy Utomo menyambut baik dengan digelarnya do’a dan dzikir bersama pelajar yang diprakarsai oleh PC GP Ansor Kraksaan tersebut. Pasalnya, kegiatan tersebut dapat memberikan bekal ketenangan jiwa dan hati bagi pelajar yang sebentar lagi akan menghadapi Ujian Nasional. 

Tutug berharap kepada pelajar agar terus berusaha meningkatkan jam belajar, selain dengan memperbanyak latihan-latihan soal pelajaran. Dan hal yang tak kalah pentinya, pelajar hendaknya terus mendekatkan diri kepada Allah SWT, meminta, berdo’a agar di beri kemudahan, kesuksesan didalam mengerjakan soal-soal Ujian Nasional nanti. Sehingga, dapat lulus 100% dengan nilai yang baik. 

“Semoga Ujian Nasional (UN) tahun pelajaran sekarang hasilnya baik,” harapnya.

Redaktur     : Mukafi Niam

Kontributor : Syamsul Akbar

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan, Ulama PKB Kab Tegal

Jumat, 24 Maret 2017

Marhabanan Keliling Ala Pelajar NU

Brebes, PKB Kab Tegal. Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Ketanggungan Brebes menggelar marhabanan keliling. Tradisi sebagai ungkapan penghormatan atas kelahiran Nabi Muhammad tersebut digelar sebagai rangkaian gebyar Maulid Nabi 1438 Hijriyah pelajar NU.

“Memperingati Maulid Nabi, kami semarakan dengan marhabanan keliling ke mushola dan masjid,” ungkap Pembina PAC IPNU-IPPNU Ketanggungan Ahmad Fauzan El Azizi di sela kegiatan di Masjid Jami Darussalam Desa Baros Kec Ketanggungan Brebes, Ahad (4/12) kemarin. Marhabanan dikonsep dengan gelaran PAC IPNU-IPPNU Bersholawat yang dihadiri ribuan pelajar dan anak muda NU se-Kec Ketanggungan.?

Marhabanan Keliling Ala Pelajar NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Marhabanan Keliling Ala Pelajar NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Marhabanan Keliling Ala Pelajar NU

Fauzan berharap, dengan momentum? marhabanan, anak-anak muda NU akan bisa meneladani Nabi Muhammad SAW sebagai Uswatun Hasanah.?

Ketua PAC IPNU Ketanggungan Rekan Abdul Azid dalam sambutannya mengatakan kekompakan seluruh anggota IPNU-IPPNU dalam setiap kegiatan diharapkan bisa istiqomah. “Kemajuan organisasi, terletak pada kebersamaan atau kekompakan seluruh anggota,” tegas Azid.?

Marhabanan diawali dengan pembacaan Tahlil, Barzanzi dan shalawat serta mauidhotul hasanah oleh KH Hasan Amrozi dari Tegal.?

Kiai kondang tersebut berpesan hendaknya, anak-anak muda NU bisa menjadi suri tauladan yang baik di masyarakat sekitarnya. Selain itu untuk faham sejarah Wali Songo saat menyebarkan Islam di Indonesia. Pelajar NU harus meneruskan juga bagaimana para ulama berjuang untuk kemerdekaan NKRI. “Kalian IPNU-IPPNU adalah generasi muda aset bangsa yang kelak menjadi penerus para ulama serta nanti ada pula yg menjadi pejabat atau birokrat.

PKB Kab Tegal

Kiai Amrozi juga mengajak kepada seluruh orang tua yang hadir, untuk mendukung dan dorong anak-anaknya agar ikut IPNU-IPPNU. Jangan sampai, ikut IPNU IPPNU malah dimarahi. Kiai Amrozi menyakini, IPNU-IPPNU menjadi wadah yang benar bagi kalangan pelajar. “IPNU IPPNU bisa menjadi benteng anak muda untuk melawan maraknya penggunaan narkoba dan pergaulan bebas di kalangan anak muda,” pungkasnya.

Dalam kesempatan tersebut juga dilantik Pengurus Pimpinan Ranting IPNU-IPPNU Desa Baros Kecamatan Ketanggungan. Kepengurusan PR IPNU-IPPNU desa Baros antara lain Ketua IPNU A Cecep Maulana, Sekretaris Agus Munawir. Bendahara Ahmad Noor Basor. Sedangkan untuk PR IPPNU Baros Ketua Nina Inayah, Sekretaris Siti Zulfatmah dan Bendahara Aidha Nurussyamsi. (wasdiun/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Makam, IMNU PKB Kab Tegal

Rabu, 22 Maret 2017

Wakil Bupati Buleleng: Hanya NU yang Terdepan Bicara Toleransi

Buleleng, PKB Kab Tegal - Konferensi V Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng dilaksanakan cukup meriah pada Ahad (3/4). Selain dihadiri oleh PWNU Bali, kegiatan yang dilaksanakan di GOR MAN Patas ini juga dihadiri oleh Wakil Bupati Buleleng Nyoman? Sujitra.

Kehadiran Nyoman di Buleleng ini menegaskan bahwa keberadaan Jamiyah NU di daerah yang mayoritas beragama Hindu ini bisa menjaga hubungan toleransi yang selama ini selalu menampilkan wajah Islam yang ramah dan damai.

Wakil Bupati Buleleng: Hanya NU yang Terdepan Bicara Toleransi (Sumber Gambar : Nu Online)
Wakil Bupati Buleleng: Hanya NU yang Terdepan Bicara Toleransi (Sumber Gambar : Nu Online)

Wakil Bupati Buleleng: Hanya NU yang Terdepan Bicara Toleransi

Sujitra dalam sambutannya menyampaikan bahwa selama yang ia tahu, hanya ormas Islam NU yang paling berani mengangkat tema-tema kebhinekaan dan keutuhan NKRI.

“Oleh karenanya, saya sebagai pemerintah sangat berterima kasih kepada NU yang telah ikut serta menjaga keharmonisan di Buleleng” ungkapnya.

PKB Kab Tegal

Sementara itu, rangkaian sidang pleno dan komisi pada konferensi ini berjalan dengan tertib dan lancar. Beberapa rekomendasi yang diamanatkan pada kepengurusan selanjutnya antara lain menghidupkan semarak ke-NU-an dengan membangkitkan kembali banom-banom yang vakum, indoktrinasi ke-Aswaja-an, penulisan sejarah masuknya Islam di Gerokgak, mendata ulang keanggotaan NU yang dilanjutkan penerbitan Kartu Tanda Anggota NU (KARTANU), dan lain-lain.

PKB Kab Tegal

Peserta konferensi mengamanatkan Ustadz Harisuddin sebagai Rais Syuriyah NU dan H Ach Marzuqi sebagai Ketua NU periode 2016-2021. (Abraham Iboy/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai, Pertandingan, Nahdlatul PKB Kab Tegal

Selasa, 21 Maret 2017

Melacak Jejak Profesor Integratif

Judul Buku : KH Moh. Tolchah Mansoer: Biografi Profesor NU yang Terlupakan

Penulis : Caswiyono Rusydie Cakrawangsa, Zainul Arifin, Fahsin M. Fa’al

Pengantar : Prof Dr KH Moh. Tholhah Hasan & HM. Fajrul Falakh SH MA MSc

Epilog : Idy Muzayyad MSi

Melacak Jejak Profesor Integratif (Sumber Gambar : Nu Online)
Melacak Jejak Profesor Integratif (Sumber Gambar : Nu Online)

Melacak Jejak Profesor Integratif

Penerbit : Pustaka Pesantren, Yogyakarta

Cetakan : I, Juni 2009 & II, Oktober 2009

Tebal : xxxvi + 290 Halaman

PKB Kab Tegal

Peresensi : Abdul Halim Fathani Yahya*


PKB Kab Tegal

Dibandingkan dengan tokoh-tokoh NU lainnya, nama Moh. Tolchah Mansoer barangkali tidak terlalu populer di mata masyarakat umum. Memang, beliau pernah menjadi pimpinan puncak dalam organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Namun, faktanya tidak banyak literatur yang mendokumentasikan sepak terjang dalam kehidupannya. Ketidakhadirannya dalam berbagai literatur, bukan berarti sosok ini tidak memiliki arti penting dalam sejarah perkembangan bangsa Indonesia, khususnya bagi organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama’. Orang NU yang tercatat sebagai doktor hukum Tata Negara pertama dari Universitas Gadjah Mada ini telah banyak menelorkan karya-karya penting yang hingga kini menjadi rujukan utama dalam kajian dan pengembangan hukum ketatanegaraan di Indonesia.

Julukan sosok integratif (baca: ilmuwan sekaligus kiai) tampaknya sangat tepat untuk dilekatkan kepada Prof KH Tolchah Mansoer. Ia merupakan salah satu contoh “orang NU” yang “sukses”. KH Tolchah merupakan founding fathers terpenting dalam organisasi IPNU. Ia merupakan pelopor, pendiri, dan penggerak pada masa awal berdirinya. IPNU dicita-citakan olehnya menjadi wadah bagi pelajar umum dan pelajar pesantren. (hlm. 261). Selain ahli di bidang hukum tata negara, kealiman di bidang pengamalan ajaran Islam tidak dapat dipungkiri. Ia banyak menulis buku ketatanegaraan dan banyak menerjemahkan buku-buku agama dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Tolchah Mansoer merupakan figur menarik dan penting dalam sejarah NU, sejak muda hingga masa tuanya. Ia merupakan aset berharga yang telah berjasa banyak dalam peletakan dasar-dasar gerakan dan kaderisasi NU hingga pembaharuan pemikiran dan arah organisasi NU.

Ada beberapa hal yang mendasari untuk “mendokumentasikan” lika-liku perjalanan hidup seorang ulama’ sekaligus ilmuwan, Prof Dr KH Moh. Tolchah Mansoer SH. Dalam pengantarnya, redaksi LKiS mengurai beberapa alasan dalam penerbitan buku ini.

Pertama, perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan, kegigihan, ketulusan, dan kerja keras setidaknya dapat menjadi inspirasi bagi generasi zaman sekarang.

Kedua, jika ungkapan “Orang besar dapat mati saat hidupnya; namun ia bangkit dan justru hidup abadi setelah kematiannya” dapat dibenarkan. Semasa hidupnya, karena keteguhannya mempertahankan prinsip; karena suara lantangnya mengatakan kebenaran dan melontarkan kritik, ia sempat dikucilkan oleh penguasa. Namun, setelah sang penguasa tumbang, harum namanya kian semerbak: ide-ide jeniusnya tentang hukum tata negara pun diadopsi dan diterapkan pasca reformasi (50 tahun setelah ia berpulang).

Ketiga, Tolchah adalah pakar hukum tata negara terkemuka pada masanya, sekaligus seorang kiai mumpuni yang berwibawa. Keempat, hasrat umat Islam untuk menjadikan Indonesia sebagai negara Islam dapat dikatakan sebagai ‘hasrat laten’.

Terlepas ada tidaknya pihak-pihak tak bertanggung jawab yang menunggangi mereka, sejarah telah membuktikan adanya usaha beberapa pihak untuk mewujudkan hasrat tersebut. Di era kontemporer ini, penghapusan tujuh kata dari Piagam Jakarta beberapa kali juga diangkat kembali menjadi isu yang hangat. Jika kita ‘membaca’ Tolchah, sang pakar hukum tata negara yang kiai ini, tentu hasrat semacam itu menjadi patut untuk disayangkan.(hlm. vii)

Hadirnya buku ini tentu menjadi sangat penting. Sebagaimana penuturan Idy Muzayyad dalam epilognya, ada dua hal yang sangat berseberangan berkaitan dengan lahirnya buku yang merekam jejak petualangan Profesor Tolchah. Pertama, ada rasa bangga, karena dengan buku ini, generasi muda (khususnya IPNU) mengetahui bahwa dalam sejarah awal organisasi pelajar ini terdapat seorang tokoh yang patut dibanggakan. Di sisi lain, dengan membaca buku ini kita juga patut merasa malu, karena sebagai pewarisnya kita belum mampu sepenuhnya meniru prestasi yang telah ditorehkan beliau. (hlm.259-260).

Melalui buku ini, pembaca akan diajak untuk menelusuri masa lalu kehidupan KH Tolchah yang penuh dengan keteladanan, pengalaman, dan cita-cita besar. Banyak hal yang tentunya patut dijadikan sebagai rujukan dalam mengarungi medan perjuangan yang dihadapi saat ini. Dengan terbitnya buku ini, seseorang bukan hanya dapat ‘membaca’ Tolchah secara lebih komprehensif, melainkan juga membaca dirinya sendiri. Sebab, membaca perjalanan hidupnya berarti memetik inspirasi; membaca sepak terjangnya bermakna menuai spirit; dan membaca percik pemikirannya adalah mencerahkan. Lebih dari itu semua, buku ini adalah sebuah usaha melawan alpa: sebuah upaya untuk tidak sekali-sekali melupakan sejarah!



* Alumnus UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, sedang Menempuh Program Magister di Universitas Negeri Malang
Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pesantren, Kiai, Lomba PKB Kab Tegal