Rabu, 05 September 2012

TKI Hadapi Persoalan Perbedaan Sosial Budaya dan Agama

Jepara, PKB Kab Tegal. Bukan tanpa sebab Tenaga Kerja Indonesia (TKI) kerap tertimpa problem di tempat mereka bekerja. Di antara permasalahan-permasalahan yang hingga kini belum dipecahkan ialah perkara sosial, budaya dan keagamaan.

TKI Hadapi Persoalan Perbedaan Sosial Budaya dan Agama (Sumber Gambar : Nu Online)
TKI Hadapi Persoalan Perbedaan Sosial Budaya dan Agama (Sumber Gambar : Nu Online)

TKI Hadapi Persoalan Perbedaan Sosial Budaya dan Agama

Pernyataan itu diuraikan Hindun Anisah, Ketua Lembaga Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LBHNU) Jepara dalam "Sosialisasi Penempatan Tenaga Kerja Indonesia; Jangan Berangkat Sebelum Siap" yang dilaksanakan di Gedung Wanita Jepara, Sabtu (31/10) siang.

Dalam kegiatan yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Kementerian Ketenagakerjaan RI itu Ning Hindun, sapan akrabnya, mengatakan persoalan itu perlu disiasati dengan serius.

PKB Kab Tegal

“Sebagai organisasi kemasyarakatan, NU mempunyai porsi untuk memberi materi keagamaan calon TKI sehingga problem-problem yang ada bisa diminimalisir,” terang istri KH Nuruddin Amin, pengasuh pesantren Hasyim Asyari Bangsri Jepara.

Perempuan yang lahir di Yogyakarta, 02 Mei 1974 itu prihatin ketika ada tenaga kerja yang karena dalam praktik ibadahnya beda dianggap “sihir”. “Padahal praktik ibadah yang ditunaikannya sudah dilakukan sejak kecil,” lanjutnya.

PKB Kab Tegal

Naifnya di Saudi Arabia, misalnya, orang yang terbukti melakukan tindak sihir diganjar hukuman mati. Tak hanya di Saudi, tambahnya, di Hongkong persoalan TKI juga 99 persen berkutat agama.

Contohnya TKI Muslim yang mengurus anjing, jadwal shalat yang berbenturan dengan tugas kerja dan sejumlah dinamika yang lain.

Menanggapi persoalan yang ada, Satgas TKI itu menjelaskan, sebenarnya sudah ada fiqih TKI praktis. Sayangnya, menurut Hindun, ada beberapa persoalan fiqih TKI yang belum dibahas. Juga minimnya sosialisasi keberadaan buku praktis tersebut.

Selain harus siap menghadapi perbedaan sosial, budaya dan keagamaan calon tenaga kerja harus siap administrasi juga mental.

Jangan Salah Pilih

Pembicara lain, Abdul Karim dari Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Kementerian Ketenagakerjaan RI menyatakan, jangan salah memilih perusahaan yang memberangkatkan TKI.

Di Indonesia perusahaan resmi yang mengurus TKI sejumlah 490-an. Ia menegaskan hanya perusahaan yang bisa memberangkatkan tenaga kerja. Perseorangan jelas tidak bisa.

“Jika salah pilih bisa berakibat ruwet. Makanya jangan asal percaya,” tegas Karim kepada ratusan peserta yang hadir.

Calon tenaga kerja, sambungnya, juga tidak langsung berangkat tetapi melalui proses terlebih dahulu. Di samping itu calon tenaga kerja juga harus tahu hak dan kewajiban yang didapatkan baik kepada perusahaan maupun dinas yang mengurusi TKI. Di samping siap materi dan kondisi negara yang dituju.

Ia berharap seperti halnya di Lombok dan Jawa Barat, di Jepara ada lembaga yang konsen menangani TKI. Kegiatan yang diikuti ratusan Banom NU itu juga dihadiri Fatchan Subchi, Anggota DPR RI. (Syaiful Mustaqim/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja, Pesantren, Amalan PKB Kab Tegal

Selasa, 04 September 2012

Kisah Pembela Israel yang Akhirnya Jadi Pengkritik

Kairo, PKB Kab Tegal. Seorang Belanda yang melawan Nazi dan membela hak orang-orang Yahudi untuk membentuk negara Israel telah berubah menjadi kritikus pada empat dekade kemudian setelah serangan udara Israel meratakan rumah di Jalur Gaza, menewaskan enam anggota keluarganya dari hubungan pernikahan. 

"Adikku kehilangan suaminya, yang dieksekusi di bukit pasir atas keterlibatannya dalam perlawanan," Henk Zanoli, 91, dalam sebuah suratnya kepada duta besar Israel yang dikutip oleh The New York Times. 

Kisah Pembela Israel yang Akhirnya Jadi Pengkritik (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Pembela Israel yang Akhirnya Jadi Pengkritik (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Pembela Israel yang Akhirnya Jadi Pengkritik

"Saudara saya kehilangan tunangan Yahudi yang dideportasi, yang tidak pernah kembali." 

PKB Kab Tegal

Zanoli melanjutkan, "Dengan latar belakang ini, sangat mengejutkan dan tragis bahwa hari ini, empat generasi pada keluarga kami dihadapkan dengan pembunuhan saudara kami di Gaza. Pembunuhan yang dilakukan oleh negara Israel. "

Cerita Zanoli dengan orang-orang Yahudi dan Israel dapat ditelusuri pada 1943 ketika ia melakukan tindakan berbahaya untuk menyelundupkan seorang anak Yahudi dari Amsterdam ke desa Eemnes untuk menyelamatkan hidupnya dari Holocaust. 

PKB Kab Tegal

Cucu perempuannya, seorang diplomat Belanda, menikah dengan seorang ekonom Palestina, Ismail Ziadah, yang kehilangan tiga saudara, adik ipar, keponakan dan istri pertama ayahnya dalam serangan itu. 

Zanoli berubah selama beberapa dekade dari pendukung menjadi seorang pengkritik negara Israel. 

Tidak hanya Zanoli, kasusnya mencerminkan pergeseran yang lebih besar di Eropa, di mana kesedihan atas peristiwa Holocaust menyebabkan banyak orang mendukung berdirinya negara Israel pada tahun 1948. 

Gairah ini telah berubah setelah pendudukan Israel di jalur Gaza dan Tepi Barat pada tahun 1967 dengan sejumlah serangan udara Israel yang menewaskan ribuan warga sipil Palestina selama beberapa dekade terakhir. 

"Saya mengembalikan medali saya karena saya tidak setuju dengan apa yang negara Israel lakukan untuk keluarga saya dan Palestina secara keseluruhan," kata Zanoli dalam sebuah wawancara pada Jum’at di apartemennya. Ia menambahkan bahwa keputusannya adalah pernyataan "hanya terhadap negara Israel, bukan orang-orang Israel." 

"Yahudi adalah teman-teman kita," kata Zanoli, seorang pensiunan pengacara yang menggunakan skuter bermotor tetapi tetap terlihat sehat, seperti yang muncul dalam arsip foto yang sudah menguning di tahun 1940-an, yang merupakan arsip peringatan Yad Vashem Holocaust di Yerusalem. 

Zanoli mengatakan ia belum pernah secara terbuka mengkritik Israel "Sampai saya mendengar bahwa keluarga saya adalah korban." 

Dari korban menjadi agresor 

Di Gaza, besan Zanoli yang kehilangan enam anggota keluarganya, memuji sikapnya sebagai respon yang pas atas untuk kerugian mereka. 

Hassan al-Zeyada, seorang konselor trauma psikologis, mengagumi Zanoli dan keluarganya atas perjuangan mereka dalam Perang Dunia II untuk melawan "diskriminasi dan penindasan secara umum terhadap orang-orang Yahudi pada khususnya." 

"Bagi mereka," ia menambahkan, "itu sesuatu yang menyakitkan bahwa orang-orang yang membela dan berjuang, berubah menjadi agresor." 

Dia melepaskan tanda kehormatan "dengan sedih," tulisnya, karena menjaga kehormatan dari pemerintah Israel akan "penghinaan ke memori ibunya yang pemberani" dan keluarga Gazanya. 

Dia menambahkan bahwa keluarganya telah "sangat mendukung orang-orang Yahudi" dalam pencarian mereka untuk "rumah nasional," tapi secara perlahan percaya bahwa "proyek Zionis" memiliki "unsur rasis di dalam cita-citanya untuk membangun negara khusus untuk orang Yahudi."

Dia mengacu pada perpindahan warga Palestina, termasuk anggota keluarga Ziadah, selama perang atas berdirinya Israel sebagai "pembersihan etnis" dan mengatakan Israel "terus menekan" dan menduduki wilayah Palestina. 

Israel telah meluncurkan serangan udara tanpa henti terhadap Gaza sejak 8 Juli di mana lebih dari 1.945 orang telah tewas dan ribuan lainnya terluka. 

Para pejabat kesehatan di Gaza mengatakan lebih dari 1.900 warga Palestina, kebanyakan warga sipil, telah tewas dan hampir 10.000 lainnya terluka sejak Israel melancarkan perang di jalur tersebut. 

Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), sekitar 80% kematian di Gaza adalah warga sipil, termasuk puluhan anak-anak dan perempuan. 

Skala besar pemusnah massal di Gaza telah menghancurkan sekitar 5.510 rumah dan merusak sekitar 31.000, memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka yang terperangkap dalam serangan udara Israel. 

Pasukan pendudukan Israel memulai invasi darat mengepung Gaza, rumah bagi dua juta warga sipil, pada Kamis 17 Juli. (onislam.net/mukafi niam)

Foto: Henk Zanoli, kedua dari kanan

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Budaya, Syariah, Ulama PKB Kab Tegal

Jumat, 31 Agustus 2012

GP Ansor Lakukan Koordinasi dengan Polres Terkait Muktamar HTI Bojonegoro

Bojonegoro, PKB Kab Tegal

Pimpinan Cabang (PC) Gerapan Pemuda (GP) Ansor NU Bojonegoro, Jumat (29/4) mendatangi Polres Bojonegoro. Kedatangan badan otonom (Banom) NU yang membidangi kepemudaan itu ke aparat penegak hukum itu untuk mendesak larangan dilaksanakannya Muktamar PDM HTI Kota Bojonegoro, yang direncanakan Ahad (1/5) besok.

GP Ansor Lakukan Koordinasi dengan Polres Terkait Muktamar HTI Bojonegoro (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Lakukan Koordinasi dengan Polres Terkait Muktamar HTI Bojonegoro (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Lakukan Koordinasi dengan Polres Terkait Muktamar HTI Bojonegoro

Para pengurus PC GP Ansor NU Bojonegoro berseragam, melayangkan surat pernyataan sikap nomor 24/PC/SR/IV/2016 kepada Kapolres Bojonegoro. Selain itu, surat tersebut juga ditembuskan ke PBNU, PP GP Ansor dan Satkornas Banser di Jakarta. Serta Gubernur, PWNU dan PW Ansor Jawa Timur.

Termasuk kepada PCNU Bojonegoro, Bupati, Ketua DPRD dan Kodim 0813 Bojonegoro. Ketua PC GP Ansor Bojonegoro, Abdulloh Faizin mendesak agar aparat kepolisian bertindak cepat untuk melarang kegiatan tersebut. Pasalnya kegiatan HTI yang akan digelar bersamaan dibeberapa daerah ini, diduga membawa misi untuk penyebaran ajaran Khilafah yang anti-Pancasila itu.

“Negara ini masih berazaskan Pancasila, jadi jangan coba-coba merusak NKRI dengan azaz yang lain," ungkap kader NU asal Kecamatan Kanor itu.

Dengan didampingi anggota Ansor NU dan Satkorcab Banser Bojonegoro, ia beraudiensi dengan Kasat Intel Polres Bojonegoro Akp Sodiq. Dengan membawa beberapa tuntutan, PC GP Ansor Bojonegoro menyikapi acara Muktamar Tokoh Umat oleh DPD HTI Kota Bojonegoro yang akan diselenggarakan di Gedung Serbaguna.?

PKB Kab Tegal

Diantaranya Polri sebagai alat keamanan negara, agar menjunjung tinggi azas pancasila sebagai ideologi negara dan menjaga keutuhan NKRI. Serta Polri harus bersikap tegas terhadap organisasi yang tidak sehaluan dengan 4 (empat) pilar kebangsaan yaitu Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.

Berikutnya, demi menjaga kondusifitas masyarakat Kota Bojonegoro, Polri diminta menganulir acara muktamar tokoh umat yang disinyalir membawa misi penyebaran ajaran khilafah islamiyah.?

Sementara itu, Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor dan Satkorcab Banser Bojonegoro siap bekerja sama dengan siapapun untuk menolak gerakan penyebaran ajaran khilafah islamiyah di Bojonegoro dan akan menurunkan spanduk atau tulisan yang tidak sejalan dengan Pancasila dan NKRI.

PKB Kab Tegal

"Besok kami akan menggelar aksi pernyataan sikap di halaman Polres Bojonegoro untuk membacakan tuntutan kami," pungkas Faizin. (M. Yazid/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pondok Pesantren PKB Kab Tegal

Senin, 27 Agustus 2012

Kader Fatayat NU Ajibarang Raih Juara 1 Putri Fatayat NU Banyumas

Banyumas, PKB Kab Tegal - Laila Zahrotul Awaliya, salah satu kader Fatayat NU Kecamatan Ajibarang meraih Juara pertama dalam lomba pemilihan putri Fatayat NU Kabupaten Banyumas? tahun 2017. Lomba ini diadakan untuk memperingati harlah (Hari Lahir) Ke-67 Fatayat NU, Senin (24/4).

Laila Zahrotul Awaliya yang akrab disapa Awal mengaku sangat senang dan bahagia bisa menjadi juara pertama dalam lomba tersebut. "Ini adalah kado terindah yang saya berikan buat Fatayat NU Ajibarang," katanya ketika diwawancarai.

Kader Fatayat NU Ajibarang Raih Juara 1 Putri Fatayat NU Banyumas (Sumber Gambar : Nu Online)
Kader Fatayat NU Ajibarang Raih Juara 1 Putri Fatayat NU Banyumas (Sumber Gambar : Nu Online)

Kader Fatayat NU Ajibarang Raih Juara 1 Putri Fatayat NU Banyumas

Ia mengatakan, juara ini bukan untuk dirinya melainkan dia persembahkan untuk Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Kecamatan Ajibarang dan Pimpinan Ranting (PR) Fatayat NU Desa Lesmana.

"Tentunya saya tidak berjuang sendirian, di situ banyak sahabat-Fatayat yang selalu mendukung saya sehingga bisa menjadi juara," jelasnya.

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Sebagai juara pertama Awal mendapatkan piala dan uang tunai sebesar Rp 750.000,00 serta berhak memakai mahkota putri Fatayat NU Kabupaten Banyumas 2017. "Uang tersebut nantinya akan saya berikan untuk kas Fatayat," lanjut Awal.

Ahmad Soim, Suami Laila Zahrotul Awaliya mengaku sangat bangga dengan kiprah gerakan istrinya di Fatayat sertra prestasi yang diraih istrinya tersebut. (Kifayatul Ahyar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Halaqoh PKB Kab Tegal

Jumat, 10 Agustus 2012

IPNU-IPPNU Blitar Bagikan 10 Ribu Bungkus Takjil

Blitar, PKB Kab Tegal. Bulan Ramadhan adalah bulan seribu berkah dimana kaum Muslim akan memperbanyak ibadah, mulai membaca Al-Qur’an, melaksanakan shalat sunnah di malam hari, dan memperbanyak sedekah. Pada Sabtu (10/06) sore IPNU-IPPNU Kabupaten Blitar bersedekah dengan membagi-bagikan 10 ribu bungkus takjil. Kegiatan ini diikuti oleh 700 kader IPNU-IPPNU se-Kabupaen Blitar yang dibagi dalam 17 titik.?

IPNU-IPPNU Blitar Bagikan 10 Ribu Bungkus Takjil (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Blitar Bagikan 10 Ribu Bungkus Takjil (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Blitar Bagikan 10 Ribu Bungkus Takjil

Tujuh belas titik tersebut meliputi kecamatan-kecamatan se-Kabupaten Blitar di antaranya, Kecamatan Talun, Gandusari, Kanigoro, Garum, Kademangan, sanankulon dan kecamatan lainya. Banyak kader IPNU-IPPNU yang antusias untuk ikut bagi-bagi takjil sebagaimana diungkapkan oleh Ketua PC IPNU Kabupaten Blitar Choirul Mu’tadiin?

Kegiatan seperti ini sangat baik untuk wadah syiar IPNU-IPPNU, selain itu juga sebagai sarana silaturrahim antaranggota dan memperkenalkan IPNU-IPPNU ke masyarakat.?

"Kegiatan seperti ini sangat baik sebagai syiar IPNU-IPPNU, juga sebagai sarana bersilaturahmi antaranggota,” tambah Mu’tadiin.

Dengan terlaksananya bagi-bagi takjil, ini menunjukan bahwa IPNU-IPPNU bisa bermasyarakat, dan kegiatan ini bisa menjadi inovasi kegiatan dalam bulan Ramadhan.?

PKB Kab Tegal

“Kami berharap IPNU-IPPNU sebagai organisasi yang dekat dengan masyarakat mampu berinovasi dan menunjukan eksistensinya dengan kegiatan-kegiatan yang menarik, semoga tidak hanya bagi-bagi takjil saja, tapi kemudian bisa melaksanakan kajian-kajian agama di daerah masing-masing se-Kabupaten Blitar,” ujarnya (Taufik/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Hadits PKB Kab Tegal

Jumat, 03 Agustus 2012

PMII UNAS Ajak Warga Cegah Penyalahgunaan Narkoba

Jakarta Selatan, PKB Kab Tegal. Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PK PMII) Universitas Nasional (UNAS) bekerjasama dengan Senat Fakultas Kesehatan UNAS, menyelenggarakan pemeriksaan gula darah secara gratis dan penyuluhan narkoba di lingkungan RW 02, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (19/11) siang.

PMII UNAS Ajak Warga Cegah Penyalahgunaan Narkoba (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII UNAS Ajak Warga Cegah Penyalahgunaan Narkoba (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII UNAS Ajak Warga Cegah Penyalahgunaan Narkoba

Kecuali itu, mereka juga memfasilitasi warga yang ingin mendonorkan darahnya.

PK PMII UNAS mengimbau warga untuk terus siap dan siaga dalam mencegah penyalahgunaan narkoba, terutama di kalangan remaja. Warga harus terlibat secara aktif menggalakkan semangat antinarkoba.

PKB Kab Tegal

Kampanye ini sangat penting “agar peluang pemuda untuk mencapai masa depan cerah tidak terhalang dampak penyalahgunaan narkoba,” kata Ketua PK PMII UNAS Dwi Anggun Cipta, Selasa (19/11) siang.

Kegiatan sosial rutin tahunan ini disambut antusias oleh warga. “Kami sangat bangga dengan adik-adik mahasiswa yang bersedia meluangkan waktu untuk yang memerhatikan dan siaga terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba,” kata Ketua RW 02 H Nurrokhim dalam sambutan pembuka acara.

PKB Kab Tegal

Warga di lingkungannya, menurut H Nurrokhim, butuh pemahaman lebih terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba. Karena, banyak warganya mempunyai anak remaja.

Sedangkan Ketua Pelaksana Bakti Sosial Harsenda Sari menilai peran penting mahasiswa dalam menjaga keseimbangan sebagai generasi penerus bangsa. Dengan peran sosial nyata itu, elemen mahasiswa telah menjalankan tugas Tridarma perguruan tinggi.

“Untuk itu, PK PMII UNAS tetap menyoroti persoalan narkoba sebagai ancaman generasi pemuda Indonesia,” tegas Harsenda Sari saat ditemui PKB Kab Tegal, Selasa (19/11) siang.

Data Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan, pengguna narkoba di setiap tahunnya terus meningkat. Tahun 2013 meningkat 2,3 persen. Karena itu, persoalan narkoba menjadi tanggung jawab kita semua dalam menekan drastis laju angka itu untuk tahun-tahun ke depan, pungkas Harsenda Sari. (Yayan Saputra/AlhafizK)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Meme Islam PKB Kab Tegal

Minggu, 29 Juli 2012

Tiga Kategori Muslim di Amerika

Yogyakarta, PKB Kab Tegal . Ada tiga kategori kaum Muslim yang tinggal di Amerika: isolasi, asimilasi, dan integrasi. Ketiga jenis tersebut masing-masing memiliki tantangan yang berbeda.

Tiga Kategori Muslim di Amerika (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiga Kategori Muslim di Amerika (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiga Kategori Muslim di Amerika

Pendapat ini disampaikan Jawad Bayat dalam diskusi "Islam in America" yang diselenggarakan AIFIS (American Institute for Indonesian Studies), awal Juli 2014 lalu, di Masjid Rahmatan lil Alamin, Yogyakarta.

Jawad Bayat adalah mahasiswa S2 di Hartford Seminary, Amerika. Dia merupakan generasi pertama yang lahir di Amerika dari keluarga Afganistan yang melakukan migrasi di Amerika pada tahun 1981 karena kondisi keamanan di Afganistan.

PKB Kab Tegal

Kategori pertama isolasi, merujuk kepada kaum Muslim di Amerika di mana mereka hanya bergaul dengan sesama kaum Muslim dari negara asal mereka datang. Misalnya Muslim Indonesia yang hanya bergaul dengan sesama Muslim yang berasal dari Indonesia.

PKB Kab Tegal

Dalam kehidupan sehari-hari, mereka menjaga jarak dengan warga Amerika lainnya. Dengan kondisi demikian, mereka dapat dikatakan kelompok Muslim yang eksklusif. Tantangan yang mereka hadapi adalah pergaulan mereka sangat terbatas karena hanya mengenal dari kelompok yang berasal dari negara yang sama.

Kategori kaum Muslim yang kedua adalah asimilasi. Kelompok ini biasanya berasal dari kalangan remaja dan muda lainnya. Mereka bergaul dengan kalangan remaja dan muda Amerika, bahkan mereka juga ikut pesta dan pergi ke diskotik sebagaimana yang dilakukan anak-anak muda Amerika. Persoalan yang dihadapi oleh kelompok ini adalah mereka cenderung meninggalkan kewajiban-kewajiban dalam Islam, seperti shalat.

Sedangkan kategori kaum Muslim yang ketiga adalah integrasi yang merujuk kepada kaum Muslim yang mampu bergaul dengan warga Amerika pada umumnya tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai seorang Muslim atau Muslimah. Kelompok ini biasanya berasal dari kalangan Muslim kelas menengah yang memiliki tingkat pendidikan dan ekonomi yang baik.

Diskusi yang dihadiri sekitar 70 peserta ini mendapat banyak respon. Salah satu peserta perempuan bertanya bagaimana kondisi kaum Muslimah di Amerika, apakah ada halangan dalam menggunakan jilbab. Jawad menjawab bahwa Pemerintah Amerika memberikan kebebasan kepada seluruh pemeluk agama termasuk Islam untuk menunjukkan identitas keagamaan.

Bagi kaum Muslimah diperbolehkan untuk tidak menggunakan jilbab. Apabila ada seseorang atau kelompok yang memaksa kaum Muslimah untuk menggunakan jilbab, Muslimah tersebut dapat melapor kepada polisi dan polisi akan menangkap pihak yang melakukan pemaksaan tersebut. (M Chozin/Mahbib)

Foto: Jawad Bayat dari Hartford Seminary, USA bersama santri Ponpes Krapyak Yogyakarta

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Khutbah, AlaSantri PKB Kab Tegal