Sabtu, 14 Agustus 2010

Doa Memakai Pakaian

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Doa Memakai Pakaian (Sumber Gambar : Nu Online)
Doa Memakai Pakaian (Sumber Gambar : Nu Online)

Doa Memakai Pakaian

Allâhumma innî as’aluka min khairhi wa khaira mâ huwa lahu, wa a‘ûdzubika min syarrihi wa syarri mâ huwa lahu

"Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu kebaikan pakaian ini dan kebaikan sesuatu yang di dalamnya, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan pakaian ini dan keburukan sesuatu yang ada di dalamnya.” (Lihat: Muhyiddin Abi Zakariya Yahya ibn Syaraf an-Nawawi, Al-Adzkâr, Penerbit Al-Hidayah, Surabaya)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Quote PKB Kab Tegal

Senin, 09 Agustus 2010

LKNU Kota Surabaya Gelar ”Khitanan Sehat dan Ceria”

Surabaya, PKB Kab Tegal

Bertujuan melaksanakan salah satu syariat Islam dan membantu masyarakat sekitar yang kurang mampu, Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Kota Surabaya menggelar khitanan masal gratis. Kegiatan yang digelar bersamaan dengan Peringatan Hari Pahlawan, diberi nama ”Khitanan Sehat dan Ceria”.

Bertempat di Gedung FISIP Universitas Pembangunan Veteran Surabaya, acara berlangsung Kamis (24/11) kemarin. Sedikitnya 32 anak terlibat dalam kegiatan ini.

LKNU Kota Surabaya Gelar ”Khitanan Sehat dan Ceria” (Sumber Gambar : Nu Online)
LKNU Kota Surabaya Gelar ”Khitanan Sehat dan Ceria” (Sumber Gambar : Nu Online)

LKNU Kota Surabaya Gelar ”Khitanan Sehat dan Ceria”

Ketua LKNU Kota Surabaya Sukma Sahadewa menjelaskan peserta berasal Sekolah Dasar dan panti asuhan di sekitar Kota Surabaya dan Sidoarjo.

PKB Kab Tegal

”Kegiatan ini merupakan kegiatan yang bagus dan kita dukung terus untuk membantu dan melayani masyarakat khususnya peserta khitanan,” kata Sukma saat dihubungi PKB Kab Tegal Jumat (25/11).

Sukma menambahkan LKNU Kota Surabaya siap bekerjasama dengan melakukan kegiatan sosial untuk meringankan beban masyarakat.

PKB Kab Tegal

Ketua FISIP Universitas Pembangunan Veteran Surabaya yang juga penggerak IPNU Kota Surabaya M Azmi menyampaikan, kegiatan ini akan dilakukan setiap tahun. Tujuannya untuk membantu sesama melalui bakti sosial kesehatan khitanan.

Salah satu peserta Deko menyampaikan kesannya. Saat dikhitan ia sangat takut. Namun, setelah selesai ternyata ketakutan itu hanya perasaan saja.

”Ternyata khitan tidak sakit dan bisa langsung aktivitas,” kata siswa kelas empat SD tersebut.

Kegiatan tersebut turut didukung sejumlah pihak, diantaranya Komunitas Motor CB Indonesia (KCBI) Kota Surabaya dan Sidoarjo, dan Komunitas Kesehatan Sahabat Dokter Sukma.

Khitan sendiri diwajibkan bagi pria yang beragama Islam. Selain membersihkan sisa air kencing yang masih membekas pada kantung kemih, khitan juga dapat mengurangi risiko tertularnya penyakit seksual, mencegah penyakit pada penis, mengurangi risiko inveksi saluran kemih, mengurangi risiko kanker penis, menghindari risiko kanker serviks pada pasangan, dan menjaga kebersihan penis. (Kendi Setiawan/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tokoh PKB Kab Tegal

Selasa, 03 Agustus 2010

Nusron: GP Ansor Harus Menjawab NU Masa Depan

Rembang, PKB Kab Tegal. Ketua Umum Pimpinan Gerakan Pemuda Ansor Nusron Wahid menegaskan kiprah para pemuda NU sangat dibutuhkan di masa mendatang. GP Ansor dituntut mampu menjadi solusi bagi tantangan NU ke depan.

Nusron: GP Ansor Harus Menjawab NU Masa Depan (Sumber Gambar : Nu Online)
Nusron: GP Ansor Harus Menjawab NU Masa Depan (Sumber Gambar : Nu Online)

Nusron: GP Ansor Harus Menjawab NU Masa Depan

"Kita sebagai kader yang paling dekat dengan NU, sudah sewajarnya bisa menjawab NU masa depan, bukan (sekadar) menjadi masa depan NU. Menjawab NU masa depan artinya harus bisa melakukan koreksi, mencari titik kesalahan dari para pendahulu-pendahulu NU, untuk menjadikan NU lebih baik,” ujarnya seusai melantik PW GP Ansor Jawa Tengah, Senin malam (13/10).

Selain itu, tambah Nusron, GP Ansor mesti bisa menjadi pergerakan bagi perubahan jam’iyah Nahdlatul Ulama ke arah lebih baik. Ia menyebut GP Ansor sebagai “anak tertua” di lingkungan ormas Islam terbesar ini.

PKB Kab Tegal

Pria asal Kudus ini juga mengajak kader Ansor untuk senantiasa membatu pemerintah dalam menjalankan program-program, baik yang ada di provinsi maupun daerah. Sehingga, keberadaan Ansor dapat dirasakan kemaslahatanya di kalangan masyarakat sekitarnya.

Nusron mengimbau seluruh kader dapat mandiri secara ekonomi dan mengembangkannya untuk masyarakat sehingga dampak kesenjangan sosial dapat teratasi dan terkurangi. Dalam hal ini mantan ketua umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini berharap para kader sanggup bekerja sama dengan pemerintah. (Ahmad Asmui/Mahbib)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal IMNU, Santri, Kajian Islam PKB Kab Tegal

Kamis, 29 Juli 2010

Maroko Kembali Luluskan Doktor di Bidang Fiqih

Meknes, PKB Kab Tegal. Setelah hampir sepekan yang lalu salah seorang pelajar Indonesia mendapat predikat Summa Cum Laude (Musyarraf Jiddan) di Universitas Moulay Ismail, Meknes, Maroko, pada Rabu (26/12/12) kemarin giliran Badrul Munir M. Yusuf Nafi asal Nanggroe Aceh Darussalam juga mendapat predikat tersebut di universitas yang sama.

Anugerah tersebut, ia dapatkan setelah berhasil mempertahankan sidang disertasinya di bidang fikih yang berjudul “Qaaidah Dar’ul Mafaasid Muqoddamun Ala Jalbil Masholih wa Tathbiqotuha al-Fiqhiyyah: Dirosah Nadhoriyyah Watathbiqiyyah Ala Dloui As-syariah” (Kaidah Fiqih “Mencegah Kerusakan, Lebih Utama daripada Mengambil Kemaslahatan”: Studi Teori dan Aplikasi Fiqih Maqashid Syarah).

Maroko Kembali Luluskan Doktor di Bidang Fiqih (Sumber Gambar : Nu Online)
Maroko Kembali Luluskan Doktor di Bidang Fiqih (Sumber Gambar : Nu Online)

Maroko Kembali Luluskan Doktor di Bidang Fiqih

Sidang yang berlangsung di Auditorium Az-ziyani, Fakultas Sastra dan Humaniora ini, di hadiri oleh Duta Besar Untuk Kerajaan Maroko H. Tosari Widjaja, sejumlah perwakilan anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko, civitas akademika Universitas Moulay Ismail dan mahasiswa Maroko di Fakultas Adab dan HUmaniora Meknes.

PKB Kab Tegal

Kehadiran Dubes RI Tosari Widjaja mendapatkan sambutan hangat dari Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Meknes dan tim penguji. Hal ini menunjukan besarnya perhatian dan dukungan Dubes RI Tosari Widjaja terhadap mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di Maroko.?

Dalam sidang disertasinya, Badrul Munir harus berhadapan dengan lima doktor Maroko yang kompeten di bidang masing-masing. Mereka adalah Dr. Moulay Omar Binhammad (ketua), Prof Dr. Abdul Hamid Achaj (Pembimbing/Rapporteur), Prof Dr Hasan Al-Alami (anggota), Prof Dr Abdul Majid (anggota) dan Prof Dr Basidi Lamrani Alawi (anggota).

PKB Kab Tegal

Sidang tersebut berjalan lancar dan sekses serta mendapatkan apresiasi luar biasa. “Tim penguji memuji promovendus yang mampu menguraikan secara sistematis syarat penerapan kaidah terhadap berbagai problematika fiqih kontemporer ditinjau dari sudut pandang maqasihid syariah," kata Kuntoro salah pelajar Indonesia yang menghadiri sidang tersebut.

Dalam disertasinya Ia memaparkan antara lain berbagai aspek teoritis tentang kaidah, syarat-syarat penerapan kaidah, memilih dan menimbang maslahah dan mafsadah yang saling bertentangan yang disertai aplikasi oleh ulama dahulu dan terapannya terhadap permasalahannya terkini baik ibadat, muamalat; kasus medis kontemporer maupun kasus ijtihad fiqih lainnya. Ujar Kuntoro.?

Dengan diraihnya predikat Musyarraf Jiddan (Summa Cumlaude), Duta Besar Tosari Widjaja beserta para Home Staff dan Local staff, Anggota PPI Maroko, dan masyarakat Indonesia yang berada di Maroko memberikan apresiasi yang luar biasa atas prestasi yang di raih oleh Badrul Munir.

Dalam kesempatan ini Dubes berharap semoga ilmu yang diraih mampu memberikan manfaat yang untuk kemajuan agama serta tanah air tercinta Indonesia.

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Kusnadi El-Ghezwa?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta PKB Kab Tegal

Selasa, 20 Juli 2010

Civitas Akademika UIN Bandung Gelar Shalat Ghaib

Bandung, PKB Kab Tegal. Atas wafatnya sang Ahli Fikih Modern civitas akademika UIN Sunan Gunung Djati melaksanakan shalat ghaib untuk KH Sahal Mahfudh di Masjid Iqomah UIN SGD Bandung, Jum’at(24/01).

Civitas Akademika UIN Bandung Gelar Shalat Ghaib (Sumber Gambar : Nu Online)
Civitas Akademika UIN Bandung Gelar Shalat Ghaib (Sumber Gambar : Nu Online)

Civitas Akademika UIN Bandung Gelar Shalat Ghaib

Ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas dan jurusan mengikuti shalat ghaib yang langsung dipimpin oleh guru besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof Dr Rosihon Anwar, MAg ? yang juga dekan Fakultas Usuluddin, shalat ghaib ini dilaksanakan setelah shalat Jum’at.

Menurut ketua DKM Masjid Iqomah UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Bahrun Rifai mengatakan bahwa dirinya sangat kehilangan sosok ulama ahli fiqih, sosok yang humanis dan tak membeda – bedakan golongan maupun jabatan.

PKB Kab Tegal

“Kehilangan dengan sosok tersebut, karena dia (Kiai Sahal) ahli dalam fikih baik itu fikih muamalah, munakahat dan lain sebagainya,” ujar Bahrun yang juga menjabat sebagai Rais Majelis Wali Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama Panyileukan Kota Bandung.?

Kiai Sahal, lanjutnya adalah seorang yang mempunyai sosok yang teguh pada pendirian, akhlaknya patut menjadi contoh bagi warga Nahdlatul Ulama khususnya dan umumnya masyarakat Indonesia

PKB Kab Tegal

“Beliau sosok yang teguh pendirian, akhlaknya menjadi contoh, dan merakyat,” tukas dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. (bakti habibie/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ubudiyah, Pahlawan PKB Kab Tegal

Rabu, 07 Juli 2010

NU Temanggung Dorong Media dan Akademisi Kampanyekan Islam Nusantara di Berbagai Kanal

Temanggung, PKB Kab Tegal

Menyadari pentingnya peranan media dalam efektivitas penyampaian berita, wacana, gagasan dan informasi, ? PCNU Temanggung bekerja sama dengan Radio Santika FM, STAINU Temanggung, dan PC IPNU-IPPNU Temanggung menggelar seminar penguatan media bertajuk Peran Media dan Civitas Akademika dalam Pengejawantahan Islam Nusantara, Kamis (21/4).

Seminar yang dihelat di aula kampus STAINU Temanggung dan menghadirkan narasumber ? tunggal, Asep Cuantoro dari KPID Jawa Tengah ini merupakan salah satu rangkaian dari peringatan Harlah ke-93 NU dan ulang tahun ke-2 Radio NU, Santika FM.

NU Temanggung Dorong Media dan Akademisi Kampanyekan Islam Nusantara di Berbagai Kanal (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Temanggung Dorong Media dan Akademisi Kampanyekan Islam Nusantara di Berbagai Kanal (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Temanggung Dorong Media dan Akademisi Kampanyekan Islam Nusantara di Berbagai Kanal

Dalam kesempatan ini, Asep Cuantoro secara umum memaparkan materi tentang media dakwah dan berdakwah di media. Namun bagian yang kedua itulah yang lebih banyak dia eksplorasi lebih detil.

Menurut mantan aktivis PW IPNU Jawa Tengah ini, media dakwah kini makin luas dan beragam. Dakwah selain lewat media konvensional seperti ceramah, bisa pula melalui berbagai kanal media yaitu radio, televisi, twitter, facebook, blog, dan media sosial lainnya. Intinya media yang dapat dipakai untuk menyampaikan materi dakwah. Dan media yang berbasis online itulah saat ini yang lebih efektif.

PKB Kab Tegal

"Dakwah di media hari ini sangat efektif. Mengampanyekan apapun cukup efektif melalui media. Sekarang ini informasi dari media konvensional maupun situs berita online kalah cepat dengan berita yang diperoleh dari media sosial," kata Asep

Hari ini, lanjut asep, kita dijejali dengan media yang sangat banyak, juga dijejali informasi berjibun segala rupa. Itulah kekuatan media.

Pria yang pernah berkiprah di PMII Jawa Tengah ini menilai bahwa selama ini perhatian kalangan NU akan pentingnya penggunaan media online dalam mengekspos dan mempublikasikan kajian-kajian Islam Nusantara misalnya, masih tergolong rendah. Dalam hal ini orang NU Masih kalah dengan apa yang dilakukan oleh kelompok-kelompo fundamentalis. Orang NU masih saja gandrung berdakwah dengan media oral atau ceramah. Padahal sudah jamak diketahui bahwa media ceramah ini terdapat banyak kelemahannya lebih-lebih pada masa sekarang.

"Sikap yang keliru bila kita hanya berteriak menyalahkan media-media yang dipunyai orang Wahabi misalnya, karena mereka memiliki banyak media yang beragam itu sudah secara legal," ujar Asep.

Maka dia mengimbau agar NU perlu mengimbanginya dengan media serupa yang juga legal. Karena dalam mengenalkan suatu ajaran dan misi tertentu ibaratnya seperti ? warung yang menyediakan makanan yang menarik. Supaya gagasan Islam Nusantara bisa disajikan secara menarik dan diminati orang, maka menggunakan media online menjadi begitu urgen.

PKB Kab Tegal

Selanjutnya Asep menyatakan, kalangan NU supaya ebih masif lagi berdakwah lewat media sosial. Begitu pula pengajian-pengajian para kiai NU mulai tingkat MWCNU harus direkam kemudian diunggah di Youtube agar bisa diakses lebih luas.

Seminar yang diikuti dengan cukup antisias oleh ratusan peserta ini makin hidup ketika sesi diskusi. Menjawab pertanyaan peserta, ? Asep mengingatkan bahwasanya media itu selain memuat kepentingan bisnis dan politik, di dalamnya tidak lepas pula memiliki agenda kepentingan moral dan agama. Maka NU dengan berbagai media yang sudah dimilikinya supaya gencar pula mengampanyekan di antaranya ajaran Islam Nusantaranya. ?

Dia menegaskan bahwa saat ini konglomerasi media, yaitu kepemilikan berbagai jenis media yang tersentral hanya pada segelintir nama memang menjadi PR bersama. ? Menurutnya semestinya yang mampu mengatasi bahaya yang ditimbulkan dari konglomerasi media ? adalah ketegasan pemerintah dan DPR. Karena otoritas yang mengatur masalah itu ada pada pemerintah.?

"Secara global, ranah peran KPI hanya mengawasi program siaran yang berjalan. Mana yang layak dan mana yang tidak layak, untuk menjaga martabat dan akhlak anak bangsa supaya tidak rusak," pungkasnya. (M. Haromain/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hikmah, Lomba PKB Kab Tegal

Minggu, 20 Juni 2010

Pak Djamal, Tokoh Film Nasional

Oleh teman-temannya, Djamaluddin Malik dikenal sebagai seorang dermawan. Dia ini menjadi bos atau raja Seniman Senen. Sebelum era Taman Ismail Marzuki, pasar Senen, dengan kedainya yang murah, menjadi tempat pertemuan para seniman.

Di Senen, selain minum kopi dan lain-lain, seniman melakukan proses kreatif, membicarakan berbagai masalah kehidupan dari kriminalitas, kemiskinan, puisi, drama, hingga ke masalah poitik.

Pak Djamal, Tokoh Film Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Pak Djamal, Tokoh Film Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Pak Djamal, Tokoh Film Nasional

Ketika kesenian belum terkomersialisasi seperti sekarang ini, pada umumnya para seniman hidup sangat miskin apalagi bagi para seniman pemula, yang sekarang ini banyak menjadi seniman besar.Tetapi kreativitas mereka dalam masa sulit itu justru berkembang pesat, karena imajinasi mereka bisa berkembang secara bebas, bahkan liar.

PKB Kab Tegal

Kepada Djamaluddin inilah mereka itu mengharapkan bantuan keuangan, baik sekadar untuk minum kopi, membeli buku, menonton sandiwara hingga memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Pak Djamal membuka rumahnya 24 jam bagi siapa saja yang ingin datang.

PKB Kab Tegal

Kedermawanan tidak hanya pada orang yang di anggap miskin, KH Saifuddin Zuhri yang waktu itu baru pindah dari Semarang untuk dipromosikan menjadi pegawai tinggi di Departemen Agama Jakarta, juga pernah diberi sebuah rumah besar di kawasan Kebayoran Baru II.

Untuk pergerakan di dunia seni, apalagi. Ia tak hitung-hitung. Macam-mamcam pertunjukan kesenian atau tonil banyak yang dibiayai Djamaluddin Malik secara pribadi. Hal itu di maksudkan untuk memacu perkembangan seni budaya nasional yang waktu itu sedang pada tahap rintisan.

Ada kisah dari Dr. Mashudi, Sekjen Lesbumi, pengganti Hasbullah Khalid. Mashudi, ketika berjumpa Pak Djamal di Kairo, tiba-tiba diberi uang pound sterling yang banyak. Semula Mashudi ingin pulang naik kapal, akhirnya naik pesawat sebagaimana berangkatnya.

Sebelum terjun ke dunia seni budaya, khususnya film, putera Minang kelahiran 13 Februai tahun 1917 ini bekerja di sebuah maskapai palayaran Belanda (KPM), juga pernah bekerja di sebuah perusahaan dagang Belanda. Dari pengalaman bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda tersebut, dia memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai kiat berdagang dan managemen perdagangan modern, dan sekaligus bisa menghimpun kekayaan dari sana. Bakat kewirausahaannya berkembang dengan modal keuangan yang memadai, sehingga dalam waktu yang relatif singkat ia menjadi saudagar yang kaya pada zamannya.

Baru ketika terjadi perebutan kekuasaan dari tangan Belanda ke tangan Jepang pada tahun 1942, di mana semua aset dan kekuasaan Belanda di ambil alih oleh Jepang, saat itulah Djamaluddin Malik sebagai seorang patriot mulai melangkahkan kaki untuk perjuangan dengan mendirikan kelompok sandiwara Panca Warna. Kelompok ini pentas keliling hampir di seluruh kota besar Indonesia untuk membangkitkan semangat juang dan cinta tanah air, untuk menghadapi penjajahan. Atas jasanya itu ia di angkat sebagai seorang pahlawan Nasional.

Simak rekaman Kiai Saifuddin Zuhri ketika pertama kali ketemu Pak Djamal di Jogja, sekitar tahun 1948.

"Kenalkan dulu, ini Saudara Djamaluddin Malik," Kiai Wahid Hasyim memperkenalkan pemuda kepada kami. "Ia juga anggota Ansor Cabang Gambir, Jakarta."

Kami segera berkenalan.

"Formalnya baru perkenalan sekarang, tetapi hati kita sudah lama bersatu, bukan?" Djamal menatap aku dengan senyumanannya."

"Saya sedang merundingkan dengan Djamal ini sebelum Saudara-sauara datang," kata Kiai Wahid. "Ia seorang seniman. Memimpin suatu rombongaan sandiwara nomor satu. Ia baru tiba di Jogja dari Makassar dan Kalimantan..."

"Rombongan sandiwaranya bisa dijadikan bertemunya orang-orang Republik yang ada di Jakarta." Kiai Wahid bicara panjang lebar tentang Djalam kepada Kiai Saifuddin, sehingga kiai Saifuddin merasa sudah dekat dengan orang yang baru ditemuinya itu.

Dalam pertemuan itu, Djamal bermaksud menghentikan persandiwaraan dulu, namun Kiai Wahid tidak setuju dengan alasan anggota Laskar Hizbullah sudah cukup mewadai. Kiai Wahid juga mengatakan bahwa grup sandiwara dan seni pada umumnya yang kekurangan orang. Sandiwara, kata Kiai Wahid, sangat penting bagi suatu perjuangan besar.

Seperti yang pernah disaksikan Pramoedya, drama Djamaluddin Malik Ratu Asia, yang pernah di pentaskan di Garden Hall, Jakarta itu sangat mempesona, baik ceritanya, maupun peran pemainnya. Ini membuktikan keseriusan Djamal dalam membentuk lembaga kesenian modern ini.

Pada masa kemerdekaan, yakni tahun 1951 ia mempelopori berdirinya industri perfilman Indonesia dengan gaya Hollywood dengan mendirikan NV. Persari (Perseroan Artis Republik Indonesia). Studio film yang berlokasi di Polonia Jatinegara berada di areal tanah yang sangat luas dan memiliki sarana yang lengkap, baik untuk latihan, shooting dan pertunjukan film dan drama, di lengkapi pula dengan perumahan para artis.

Memang sejak awal Djamaluddin ingin mengangkat kehidupan para artis, yang kebanyakan baru meniti karir dalam asuhannya sendiri. Gedung ini sering dijadikan tempat pertemuan para seniman dan budayawan. Pertemuan para Ulama NU sering kali di adakan di sini. Studio ini sangat produktif menghasilkan film, dengan produksi rata-rata delapan film setahun, sehingga ia tampil sebagai seorang produser film pribumi terbesar saat itu. Sementara itu usaha dagangnya juga terus berkembang pesat.

Kesibukan yang luar biasa dalam dunia film dan perdagangan itu membuat Djamal merasa jauh dari agama, sehingga mengalami kekeringan dan kemiskinan rohani di tengah kekayaan materi yang melimpah. Menyadari bahwa hal itu akan membahayakan bagi keseimbangan hidupnya Djamal memutuskan untuk melakukan perjalanan fisik dan rohani ke Tanah Suci untuk mengisi kehausan rohaninya dengan menunaikan ibadah Haji, yang merupakan puncak pengalaman rohani tertinggi. Hal itu kemudian turut mengilhami lahirnya film Tauhid yang diproduksi oleh Lesbumi.

Ketika berada di Tanah Suci itulah timbul kesadarannya bahwa dirinya harus juga mengabdikan diri kepada kepentingan masyarakat dan agama. Maka ketika kembali ke Tanah Air tahun 1952, maka dipilihlah NU untuk berkiprah. Pilihan jatuh ke NU, sebab jauh sebelumnya Djamaluddin Malik sudah aktif di Gerakan Pemuda Ansor Anak cabang Gambir. Kembalinya Pak Djamal di pangkuan NU sangat dibutuhkan, sebab saat itu NU tengah merintis untuk menjadi sebuah partai politik tersendiri, di luar orbit Masyumi, sehingga tenaga dan pikiran dan harta orang semacam dia tentu sangat di butuhkan.

Beberapa kiai yang ketat, awalnya meragukan komitmen Pak Djamal di NU. Tapi ia bisa membuktikan bahwa niatnya berjuang ikhlas. Akhirnya berhasil menjadi tokoh NU yang tangguh dan disegani di dalam NU maupun oleh lawan politik NU. Selain itu Djamal merasa hanya dalam NU itulah kebutuhan rohaninya terpenuhi, sebab kerohanian yang ada dalam NU (sufisme) itu sangat sesuai dengan kebutuhan rohaninya. Walaupun telah aktif di NU aktivitasnya di dunia film tidaklah berhenti, justru melalui NU itulah dia ingin rintisannya itu bisa lebih berkembang, baik karena mendapat dukungan politik dan sekaligus mampu mendapatkan pemirsa. Demikianlah Pak Djamal, tokoh film Nasional. (Redaksi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa PKB Kab Tegal