Kamis, 28 Januari 2016

Sedikit Bicara, Ciptakan Gol

Bantul, PKB Kab Tegal. Hayatul Rojal, anak berusia 16 tahun itu seperti paling berduka setelah timnya, kesebelasan Thoriqun Najah dari Aceh Selatan dikalahkan kesebesan Nur Iman Mlangi, Yogyakarta. Ia menangis sesenggukan di tribun official timnya. Beberapa kali teman-temannya membesarkan hatinya. Tapi dia masih saja kelihatan murung.

Debutnya di Liga Santri Nusantara sebetulnya sangat bagus. Sampai babak 8 besar usai Jumat malam (28/10), dia masih pada posisi kedua mesin gol terbanyak dari ratusan pemain. Pada pertandingan itu pun, dia menyumbangkan satu gol. Namun, kekalahannya, membuat seluruh Laskar Pala, julukan timnya, menangis.

Sedikit Bicara, Ciptakan Gol (Sumber Gambar : Nu Online)
Sedikit Bicara, Ciptakan Gol (Sumber Gambar : Nu Online)

Sedikit Bicara, Ciptakan Gol

“Faktor kekalahan tidak konsentrasi,” katanya ketika ditanya di pingggir lapangan Stadion Sultan Agung, Bantul, Yogyakarta. Ketika ditunggu penjelasan lebih lanjut, ternyata berhenti sampai di situ. Sepertinya ia masih ingat di menit-menit akhir tak mampu memanfaatkan peluang ketika sudah berhadapan dengan kiper Nur Iman. Tendangannya melenceng ke kanan gawang.

PKB Kab Tegal

Sejak kapan menyukai bola? Dia menjawab singkat, sejak kecil. Siapa pemain bola paling favorit? Bambang, jawabnya. Tak ada tambahnnya Pamungkas, misalnya. Entah Bambang mana yang dimaksud. Sementara ketika ditanya pemain dunia yang disukainya, Mario Gomez, seorang pemain sepak bola Jerman asal Spanyol. ?

PKB Kab Tegal

Ditanya kelas berapa, dia menjawab dua, Jurusan IPA. Singkat-singkat. Dan masih tampak murung. ?

Barulah ketika ditanya rangking, kali ini dia tersenyum seperti baru saja menciptakan gol terindah yang mengembalikan kemenangan timnya.

“Rangking terakhir, katanya, ”ketiga puluh,” tutupnya sambil tertunduk. (Abdullah Alawi)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam, Berita, Tokoh PKB Kab Tegal

Rabu, 27 Januari 2016

Para Kiai Rumuskan Konsep Fiqih Organisasi

Surakarta, PKB Kab Tegal. Para kiai yang tergabung dalam Majma Buhuts An-Nahdliyah (Forum Kajian ke-NU-an) membahas konsep Fiqih Organisasi. Konsep ini untuk membuat pedoman baku bagi organisasi NU dan warga Nahdliyin, sekaligus sebagai konsep dakwah NU kepada dunia, mengingat saat ini NU telah menjadi rujukan dunia untuk tema Islam.

Para Kiai Rumuskan Konsep Fiqih Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Para Kiai Rumuskan Konsep Fiqih Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Para Kiai Rumuskan Konsep Fiqih Organisasi

Rapat penyusunan konsep Fiqih Organisasi digelar di Pondok Pesantren Al-Muayyad Windan Surakarta, Jawa Tengah, Selasa hingga Rabu (17-18/11). Tim penyusun yang hadir dalam rapat ini adalah KH Ahmad Muadz Thohir dari Kajen, Pati; KH M Najib Hasan (Kudus), KH Dian Nafi (Surakarta), KH Zaenal Arifin (Tuntang, Kabupaten Semarang), dan Gus Bisri Adeeb Chattanee (Leteh, Rembang).

Koordinator Majma Buhuts An-Nahdliyah KH Ahmad Muadz Thohir mengatakan, lembaga NU sangat besar dan umatnya sangat banyak. Selama ini NU baru sukses menghimpun jamaah, namun belum berhasil mengorganisasi umatnya secara baik. Maka agar umat bisa men-jamiyyah (well organized), perlu perangkat organisasi berupa pedoman baku yang dinamakan Fiqih Organisasi.

PKB Kab Tegal

"NU perlu memiliki pedoman baku dalam mengorganisir jamiyyah. Kami bahas konsep Fiqih Organisasi yang kami harapkan nanti mengisi kebutuhan itu," tuturnya dalam rapat.

Lebih lanjut pengasuh Pondok Pesantren Raudhoh Ath-Thohiriyah Kajen Pati ini menjelaskan, NU telah menjadi sumber teladan umat. Organisai para ulama ini juga menjadi standar perilaku akhlakul karimah dan panutan hukum fiqih, baik oleh warganya sendiri maupun pihak luar, termasuk dunia internasional.

PKB Kab Tegal

Oleh sebab itulah menurutnya, Jamiyyah NU perlu menata diri sebaik-baiknya agar jangan sampai keliru. Baik dalam berbuat, berfatwa maupun sebagai penjaga Islam Ahlussunnah wal Jamaah. Karena itu pula, Fiqih Organisasi harus menjadi pedoman baku seluruh pengurus NU dan semua unitnya di semua tingkatan kepengurusan.

"NU telah menjadi sumber teladan. Menjadi contoh dan rujukan dalam menjalankan Islam maupun dalam bernegara. Maka perlu punya pedoman baku yang kami bahas ini," tutur adik kandung Rais Am PBNU alm KH Sahal Mahfud ini. ? ? ?

Ia menjelaskan, ada empat komponen dalam Fiqih Organisasi yang sedang ia bahas bersama tim. Yaitu, Tarbiyah, Akhlak, Aqliyah, dan Perilaku Organisasi. Dibeberkannya, Tarbiyah meliputi Tarbiyah Talimiyah (pengajaran keilmuan), Tarbiyah Sulukiyah (Pendidikan Laku) dan Kaderisasi.

Adapun Akhlak, lanjutnya, meliputi pedoman sifat terpuji yang harus dimiliki. Yakni jujur, amanah tidak tamak harta, tidak memburu tahta, ikhlas, menjaga keperwiraan (muru’ah), rendah hati (tawadlu’), dan menerima pemberian dari Allah (qana’ah).

Sedangkan di dalam Aqliyah ada aspek inovasi, kreativitas, tatsqif (pengembangan misi Aswaja), dan revitalisasi yang bermakna penguatan kembali masjid atau simpul umat. Juga aspek kemampuan peka membaca realita, cakap menyusun program, dan berkomitmen kuat terhadap visi, misi dan strategi organisasi.

"Jam’iyah NU sebagai alat perjuangan, maka perlu juga pedoman Perilaku Organisasi yang meliputi sikap mandiri, fokus kepada tujuan jam’iyah, kompetitif, dan teguh kepada garis perjuangan jam’iyah.

Ia katakan, pematangan Konsep Fiqih Organisasi akan dilaksanakan dalam pertemuan besar di Pecatu, Bali, pada 11-13 Desember yang akan datang. Sebanyak 50 anggota Majma Buhuts An-Nahdliyah dan 100 kiai dari berbagai pesantren di Indonesia akan kami ajak mematangkan konsep tersebut. Direncanakan akan dihadiri oleh pengurus PBNU, Menteri Agama RI, dan sejumlah tokoh Islam.

Sekretaris Majma Buhuts An-Nahdliyah (MBN) Gus Bisri Adib Chattane menambahkan, Fiqih Organisasi itu nantinya tidak sekadar untuk NU tapi bisa dipakai dan diterapkan ke semua organisasi Islam.

Diuraikannya, di dalam aspek Tarbiyah Talimiyah ada rincian ubudiyah, muamalah. Dalam aspek Tarbiyah Sulukiyah ada pedoman sikap sabar, istiqomah, syajaah (keberanian), disiplin. Sedangkan dalam aspek kaderisasi, dirancang ada sistem pelatihan yang bagus dan berjenjang serta terukur sejak masa rekrutmen.

"Sedikit mengabarkan, konsep Islam Nusantara dan peran internasional NU merupakan bahasan kami sejak MBN ini dibentuk oleh Kiai Sahal Mahfud dan Kiai Mustofa Bisri semasa beliau menjabat Rais Syuriyah PBNU. (Ichwan/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal RMI NU, Halaqoh PKB Kab Tegal

Minggu, 24 Januari 2016

Pergunu DKI Gelar Seminar Nasional dan Rembug Guru

Jakarta, PKB Kab Tegal



Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) DKI Jakarta menggelar Seminar Nasional dan Rembug Guru Jakarta, Selasa (3/05), sebagai respon terhadap proses pendidikan yang tidak merata antara pendidikan di bawah naungan Pemerintah Provinsi dan pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama.

Pergunu DKI Gelar Seminar Nasional dan Rembug Guru (Sumber Gambar : Nu Online)
Pergunu DKI Gelar Seminar Nasional dan Rembug Guru (Sumber Gambar : Nu Online)

Pergunu DKI Gelar Seminar Nasional dan Rembug Guru

Tema yang diusung pada seminar yang berlangsung di gedung Sertifikasi Guru Universitas Nasional Jakarta (UNJ) Lantai 9, Jakarta ini adalah "Merajut Konsepsi Pendidikan Holistik dan Berkeadilan".?

"Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka hardiknas, semoga spirit Ki Hajar Dewantara dapat bersenyawa dengan kita, dan rembug guru ini adalah forum bapak/ibu guru untuk berjuang bersama baik itu terkait kompetensi guru maupun mengenai kesejahteraan," kata Aris Adi Leksono.

? ?

PKB Kab Tegal

Dalam Seminar Nasional dan Rembug Guru Jakarta hadir beberapa pembicara di antaranya H Nawawi (Anggota Komis E DPRD), Mahruz (Ketua PGMI), Amin (Kementerian Agama DKI Jakarta), Muhlis (Wakil Rektor UNJ), dan Kosman Marbun (Dinas Pendidikan DKI Jakarta).

Acara dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Negeri Jakarta Djaali dan ia merespon positif kegiatan ini. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal IMNU, News, Hadits PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Jumat, 22 Januari 2016

Pesantren Almanar Wajibkan Santri Bikin “Blog”

aat jam istirahat Pesantren Almanar Azhari sedang berlangsung, para siwa menarik nafas sejenak setelah mendapat pelajaran di kelas dan akan dilanjutkan lagi setelah istirahat usai.

Siswa-siswa terlihat asyik bercengkerama di beranda kelas, masjid, dan di saung-saung yang berada di lokasi pesantren yang beralamat Jalan Raya Limo Pelita No 10 Depok, Jawa Barat ini. Akan tetapi di antara santri-santriwati terebut, ada dua santri yang sedang asyik berinternet-ria di pojok ruangan, di salah satu kelas: M Satrio Khalifah Ardhy dan Reza Anugrah Putra.

Yang menarik, kedua siswa tersebut sedang membuka blog mereka masing-masing. Satrio yang memiliki alamat blog, www.str21.blogspot ini menjelaskan dia sering mengunduh berita-berita yang terjadi di sekelilingnya. Saya ingin berbagi informasi dengan orang lain melalui dunia maya, tutur siswa Kelas 2 SMA yang berasal dari Bekasi ini.

Selain itu, lanjutnya, dia juga sering memberi catatan terhadap apa yang terjadi di Indonesia dan dunia international, terutama dunia Islam. Di blog, saya memberi catatan tentang gempa Tasik dan bagaimana perjuangan rakyat Palestina, katanya sambil menunjukkan isi blog-nya tersebut kepada Pelita.

Pesantren Almanar Wajibkan Santri Bikin “Blog” (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Almanar Wajibkan Santri Bikin “Blog” (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Almanar Wajibkan Santri Bikin “Blog”

Menurut siswa berkaca-mata yang juga hafal empat juz Al-Quran ini, jika betul-betul menguasai, blog bisa dimanfaatkan untuk mencari duit. Makanya, blog harus diisi dengan hal-hal yang baik, ucap santri yang juga berperan sebagai administrator blog Organisasi Siswa Almanar Azhari (Osama) ini: www.osama2009-2010.blogspot.com.

Sama halnya dengan Reza Anugrah Putra, siswa Kelas 3 SMP. Santri yang telah memiliki blog, www.hackod3.co.cc, sejak Kelas 1 ini berdalil saat ini tidak seorang pun bisa lepas dari sains dan teknologi, termasuk internet. Saya isi blog, seputar informasi, tips, dan trik yang berkaitan dengan dunia internet, tutur santri yang telah hafal lima juz Al-Quran ini.

PKB Kab Tegal

***

PESANTREN Almanar Azhari sepertinya memang berbeda dengan pesantren pada umumnya. Head Master Pesantren Almanar Azhari Nurcholis Suhaimi, MA menuturkan di pesantren yang dipimpinnya tersebut setiap santri dan guru diwajibkan memiliki blog. Makanya, setiap siswa harus memiliki laptop dan semua lokasi pesantren merupakan area free hot spot, tutur alumnus Pesantren Modern Ar-Rasyid, Jawa Timur ini.

Nurcholis mengakui, pada awalnya kebijakan pesantren tersebut mendapat penentangan dari sejumlah orangtua murid. Para orangtua khawatir, anak mereka justru menggunakan internet untuk hal-hal yang tidak baik. Kita tegaskan, pesantren akan mencetak santri yang ahli membuat virus dan membobol password, tapi mempunyai moralitas tinggi, tandasnya.

Hal ini tentu sejalan dengan visi besar Pesantren Almanar Azhari: menjadikan lembaga pendidikan yang dapat menciptakan siswa-siswi yang memiliki kualitas intelektual tinggi serta mempunyai moral, akhlak, dan budi pekerti yang luhur.

PKB Kab Tegal

Nurcholis tidak bisa membayangkan bagaimana seandainya yang menguasai dunia maya justru berasal dari orang yang tidak bertanggungjawab. Pesantren berkomitmen akan menghiasi internet dengan ayat-ayat Al-Quran dan wacana keislaman. Dari itu, setiap bada Maghrib dan Subuh, para siswa akan menghafal Al-Quran. Bada Subuh, terangnya, setoran hafalan. Sedangkan bada Maghrib tambah hafalan. Satu hari setiap siswa harus hafal setengah halaman.

Teknologi sebenarnya netral. Tergantung si penggunanya, tutur alumnus Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini berdalil.

Nurcholis menjelaskan penguasaan sains dan teknologi merupakan satu dari lima pilar yang dimiliki Pesantren Almanar Azhari. Sedangkan empat pilar lainnya adalah hafal Al-Quran, menguasai Bahasa Arab dan Inggris, memahami dengan benar ilmu syariah Islamiyyah, dan berakhlakul karimah.

Untuk mencapai lima target tersebut, Pesantren Almanar memadukan sistem pendidikan kepesantrenan (pendidikan Islam), kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, dan kurikulum international. Kurikulum tersebut diterapkan untuk jenjang SMP dan SMA.

Sementara untuk kurikulum pesantren, tuturnya, santri akan mengkaji berbagai kitab yang telah disusun tim Almanar Azhari yang berpedoman pada pelajaran Islamic studies (al-ulum as syariyyah) dari Alazhar University Cairo Mesir.

Pelajarannya meliputi, tafsir, fiqh, ushul fiqh, hadits, tauhid, faraid, dan tahfizh Al-Quran dengan menggunakan sistem talaqqi: pertemuan anatara ustadz dan guru, paparnya. Untuk ilmu fiqh, empat aliran mazhab semua diajarkan. Sementara akidahnya adalah ahlu sunnah wal jamaah.

Selain itu, Pesantren Almanar juga berkerja sama dengan Cambridge University, Inggris. Kerja sama dengan Cambridge University, katanya melanjutkan, meliputi pelajaran, matematika, kimia fisika, biologi, dan Bahasa Inggris. Materi soal ujian berasal dari Cambridge. Lulusan Almanar akan menerima Sertifikat Cambridge, tutur alumnus Magister Psikologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.

Karena menerapkan sistem perpaduan, Pesantren Almanar tidak membedakan antara pelajaran agama dan umum. Nurcholis mencontohkan, jika belajar tentang biologi, planet, ekosistem misalnya, para pengajar juga akan memberikan penjelasan perspektif Islam. Jadi ada internalisasi nilai-nilai Islam dalam sains, ucapnya.

***

UNTUK menunjang keberhasilan dan kenyamanan santri dalam belajar, siswa Pesantren Almanar memang tidak banyak. Setiap kelas hanya memiliki 25 murid. Setiap tahun pihak pesantren hanya menerima 100 siswa baru: 50 SMP dan 50 SMA yang dibagi dalam dua kelas. Yang menarik, di luar kelas, satu pengasuh akan mendampingi enam murid.

Para santri juga dilengkapi dengan berbagi fasilitas penunjang, mulai dari berbagai laboratorium, perpustakaan, sarana olahraga dan kesehatan, hingga kolam renang. Semua ruangan ber-AC Tentu semua ini tidak mudah dan murah, aku Nurcholis. Perlu kekonsistenan dan kedisisplinan.

Pendiri Pesantren Almanar Azhari KH Manarul Hidayat mengakui bahwa lembaga pendidikan yang didirikannya tersebut hanya bisa diakses oleh siswa yang memiliki IQ tinggi dan berasal dari keluarga yang mampu.

Akan tetapi, buru-buru ia menambahkan, 10 persen dari jumlah santri harus berasal dari keluarga yang tidak mampu: keluarga miskin atau anak yatim. Jadi ada subsidi silang. Sayarat yang pertama tetap: harus pintar, kata Kiai Manarul Hidayat. Ini tidak bisa ditawar. (Zul Hidayat/Pelita)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Berita, Pertandingan, IMNU PKB Kab Tegal

Jumat, 08 Januari 2016

Sudahi Posko Mudik, Banser Jateng Koordinasi dengan Kepolisian

Pati, PKB Kab Tegal

Untuk mengakhiri pendirian posko mudik 2016 seiring dengan berakhirnya musim Lebaran, Satuan Koordinasi Willayah Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Jawa Tengah mengunjungi tiap kabupaten di Jawa Tengah.

Sabtu (16/7), kunjungan silaturahim dan pembubaran Posko Mudik Banser Jateng 2016 itu sampai di Kabupaten Pati. Wakasatkorwil Banser Jawa Tengah Muhtar Mamun selaku penanggung jawab program tersebut saat itu diterima Kapolres Pati AKBP Ari Wibowo.

Sudahi Posko Mudik, Banser Jateng Koordinasi dengan Kepolisian (Sumber Gambar : Nu Online)
Sudahi Posko Mudik, Banser Jateng Koordinasi dengan Kepolisian (Sumber Gambar : Nu Online)

Sudahi Posko Mudik, Banser Jateng Koordinasi dengan Kepolisian

Menurut Muhtar, seluruh Posko Mudik Banser Jateng 2016 akan segera dibubarkan setelah H+10. Karena itu, pihaknya segera melaporkan kepada dinas yang berwenang di tiap daerah terkait pembubaran posko mudik ini.

PKB Kab Tegal

"Kami selaku penanggung jawab Posko Mudik Banser Jawa Tengah telah melaporkan kinerja posko mudik Banser 2016 sekaligus hendak melakukan pembubaran posko kepada pihak yang berwenang di Pemda yang ditempati posko mudik Banser," ujarnya.

Dia juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Polres setempat yang telah membantu dan bekerja sama dalam pengamanan Posko Mudik Banser tahun ini. Ia berharap kerja sama berlanjut di tahun-tahun berikutnya agar keamanan dan ketertiban, khususnya ketika arus mudik Lebaran, bisa berjalan lancar.

PKB Kab Tegal

Kasatkorcab Banser X-7 Pati Imam Ahmad Syafii mengatakan, silaturahim ini adalah momen yang sangat penting dalam membina hubungan yang baik antara satuan Banser dengan aparat yang ada di Kabupaten Pati.

"Banser akan selalu bisa menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan bagi NU, namun jangan lupa polisi adalah aparat keamanan yang sah di dalam Pemerintahan Indonesia ini. Jadi antara Banser dan Polisi harus bisa menjalin kerja sama yang baik," ungkapnya.

Syafii juga berpesan kepada seluruh anggota Banser X-7 Pati untuk selalu merapatkan barisan ketika ada acara atau kegiatan apa pun, terutama yang bernuansa Islam. “Tapi tidak menutup kemungkinan acara selain keagamaan dan yang non-Islam juga tidak kalah pentingnya untuk turut andil dalam menjaga keamanan dan ketertiban demi terwujudnya suasana yang kondusif,” katanya.

Sekjen PC GP Ansor Kabupaten Pati Irham Shodiq menuturkan pihaknya memberikan dukungan setiap gerakan kepemudaan, terutama gerakan keagamaan. Seperti terlihat dalam takbir keliling beberapa waktu lalu.

"Pengurus Anak Cabang dan Satuan Koordinator Rayon tiap kecamatan sudah kami instruksikan dalam pengamanan takbir keliling yang disinyalir sering bermunculan tindak kekerasan," katanya kepada PKB Kab Tegal di kantor NU Kabupaten Pati, Sabtu (16/7). (Hasannudin/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja, Bahtsul Masail, Sholawat PKB Kab Tegal

Kamis, 07 Januari 2016

Penampilan Apik Iksan Loloskan Darul Mubtadiien ke Semifinal

Solo, PKB Kab Tegal. Pesantren Darul Mubtadiien berhasil melaju ke babak semifinal Liga Santri Nusantara (LSN) 2017 Region Jawa Tengah II (Soloraya). Tim asal Karanganyar itu lolos setelah mengalahkan Zumrotut Tholibin dalam laga yang dihelat di lapangan Kota Barat Surakarta, Jumat (9/9).

Penampilan cemerlang kiper Darul Mubtadiien Iksan ikut membantu timnya memenangkan laga. Tercatat, ia menepis beberapa peluang lawan, dan puncaknya ketika ia meghalau dua tendangan penalti lawan dan memastikan gol kemenangan Darul Mubtadiien.

Di babak pertama, Darul Mubtadiien mencetak gol melalui kaki Anshar di menit 13. Skor 1-0 bertahan hingga babak pertama berakhir.

Penampilan Apik Iksan Loloskan Darul Mubtadiien ke Semifinal (Sumber Gambar : Nu Online)
Penampilan Apik Iksan Loloskan Darul Mubtadiien ke Semifinal (Sumber Gambar : Nu Online)

Penampilan Apik Iksan Loloskan Darul Mubtadiien ke Semifinal

Zumrotut Tholibin baru bisa menyamakan kedudukan, tepatnya di menit 31, Arifan berhasil memanfaatkan kemelut di depan gawang lawan. Gol! Skor 1-1.

Pemenang pertandingan akhirnya mesti ditentukan dalam adu tos-tosan. Sempat mengalami kegagalan pada penendang pertama, namun dewi fortuna ternyata masih berpihak kepada Darul Mubtadiien dengan skor akhir 5-3.

PKB Kab Tegal

Pada babak semifinal yang digelar, Ahad (10/9) sore, Darul Mubtadiien bertanding melawan tim asal Andong Boyolali Darul Fikr. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Nahdlatul, Aswaja PKB Kab Tegal

Rabu, 06 Januari 2016

Kekerasan Seksual, Perlu Pendekatan Keadilan Restoratif

Jakarta, PKB Kab Tegal



Kekerasan seksual yang belakangan ini “menggila” membuat masyarakat resah. Presiden Joko Widodo dalam hal ini telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perppu) Kekerasan Seksual Terhadap Anak yang salah satunya adanya tambahan hukuman kebiri dan hukuman mati. Publik bertanya-tanya, apakah Perppu tersebut efektif apa tidak untuk mengatasi masalah kejahatan seksual tersebut.?

Kekerasan Seksual, Perlu Pendekatan Keadilan Restoratif (Sumber Gambar : Nu Online)
Kekerasan Seksual, Perlu Pendekatan Keadilan Restoratif (Sumber Gambar : Nu Online)

Kekerasan Seksual, Perlu Pendekatan Keadilan Restoratif

Ketua DPW Asosiasi Pengacara Syariah Indonesia (APSI) DKI Jakarta, Ahmad Ramzy menjelaskan untuk menangani berbagai masalah kejahatan saat ini, termasuk kekerasan seksual, pendekatan yang digunakan harusnya adalah keadilan restoratif yang menitikberatkan pada kebutuhan pelibatan masyarakat dan korban yang dirasa tersisihkan dengan mekanisme yang bekerja pada sistem peradilan pidana yang ada pada saat ini. Hal ini disampaikan dalam diskusi Perkembangan Hukuman Mati di Indonesia yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas NU Indonesia (Unusia) Jakarta, Kamis (26/5).

Menurut Ahmad Ramzy, pendekatan keadilan restoratif ini dapat dijadikan solusi dalam masalah Perppu. Tidak perlu memberlakukan pidana maksimum hukuman mati, kecuali kalau korban meninggal. Sedangkan alasan hukum lain selain meninggal dapat menggunakan pidana maksimum seumur hidup.?

Dalam kerangka ini semua, korban atau keluarga korban harus turut dilibatkan dalam pengambilan keputusan hukum. Selama ini belum banyak dilakukan di dalam proses persidangan di peradilan Indonesia.?

PKB Kab Tegal

“Ancaman hukuman mati di sini dalam prakteknya nanti belum tentu memenuhi rasa keadilan korban, misal korbannya luka berat atau gangguan jiwa, seharusnya pelaku menanggung semuanya menjadi pulih normal,” katanya.?

Ia menjelaskan, dalam Islam, dikenal istilah al-islah (perdamaian) dan al-‘afwu (pemaafan/pengampunan), selain itu masalah batasan umur anak di Indonesia masih diperdebatkan.?

Djoko Edhi S. Abdurrahman, mantan anggota DPR RI dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa penjatuhan hukuman mati ini harus ditolak karena melanggar UUD 1945 yang menyatakan bahwa negara menjadi “hak hidup” warganya. Selain itu, belum ada penelitian atau korelasi yang menyakinkan dengan ditambahkannya ancaman hukuman mati bagi pelaku kekerasan seksual pada anak dapat membuat pelaku menjadi jera.?

PKB Kab Tegal

Sementara itu Fathudin, Sekretaris C3Huria, menjelaskan sampai saat ini belum ada korelasi yang positif pemberlakuan atau peningkatan ancaman hukuman dengan berkurangnya tindak kejahatan, meski pada saat ini kecenderungan pemberlakuan hukuman mati secara global menurun. Data terakhir menunjukkan peringkat 5 teratas dalam penerapan hukuman mati, yaitu China, Iran, Saudi Arabia, Iraq dan Amerika. Menurut Anggota PP Lakspesdam NU ini, saat ini harus dikedepankan hukum yang lebih moderat, hukum yang tidak hanya berpinsip pada pembalasan semata dalam menghadapi permasalahan bangsa ini.?

Menurut Fathudin, pemicu atau penyebab dari tindakan kekerasan seksual pada anak sangat beragam, seperti kemiskinan, pendidikan termasuk pendidikan seksual yang kurang. “Kita harus melihat permasalahan ini, bukan hanya pada ancaman hukuman matinya saja, tapi harus dilihat secara lebih komprehensif,” jelasnya.

Ketua Prodi Ilmu Hukum UNU Indonesia Muhammad Afifi dalam hal ini mengkritisi frasa “luka berat, menderita gangguan jiwa, terganggu atau hilang fungsi reproduksinya”, apakah dapat dijadikan alasan hukum dapat menjatuhkan hukuman mati bagi pelakunya. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaNu, Syariah PKB Kab Tegal

Selasa, 05 Januari 2016

Akbid Muslimat NU Kudus Sematkan Cap Profesi Mahasiswa

Kudus, PKB Kab Tegal. Akademi Kebidanan (akbid) Muslimat NU Kudus menyematkan cap profesi kepada 22 mahasiswa di Auditorium Kampus setempat, Sabtu (18/1). Dalam acara bertajuk “caping day” ini mahasiswa akbid juga mengucapkan janji melaksanakan praktik kebidanan.

Direktur Akbid muslimat NU Darningsih mengatakan caping day merupakan prosesi mempersiapkan mahasiswa semester pertama untuk praktik kebidanan pada semester berikutnya di perkuliahan. Praktik dilaksanakan semester 2- 5 di perkuliahan dan tempat prakek lainnya seperti Puskesmas,Rumah Sakit maupun rumah bersalin.

Akbid Muslimat NU Kudus Sematkan Cap Profesi Mahasiswa (Sumber Gambar : Nu Online)
Akbid Muslimat NU Kudus Sematkan Cap Profesi Mahasiswa (Sumber Gambar : Nu Online)

Akbid Muslimat NU Kudus Sematkan Cap Profesi Mahasiswa

“Penyematan cap ini sebagai simbol profesi bidan yang menjadi dasar mahasiswa sudah siap mulai dipraktikkan di lahan praktik. Kalau belum melalui ini tidak boleh melakukan praktik pada smester berikutnya,” katanya kepada PKB Kab Tegal usai acara.

PKB Kab Tegal

Setelah ucap janji, Darningsih mengharapkan mahasiswa mampu praktik sesuai dengan yang diucapkan yakni melaksanakan praktik harus berlandaskan ajaran ahlussunnah wal jamaah dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai ilmu yang ditekuni dan tidak membeda-bedakan kaya atau miskin.

PKB Kab Tegal

“Semoga praktik mereka mampu mengimplentasikan ilmu praktik dari segi pengetahuan tentang pelayanan kebidanan dan menjaga sikap dalam melayani masyarakat,” harapnya.

Kepala dinas Kabupaten Kudus Maryoto mengatakan mahasiswa harus memahami situasi nyata dalam prkatek kebidanan sehingga memerlukan kesiapan dan kemampuan berinteraksi dengan masyarakat.

“Ketika praktik, mahasiswa harus memiliki kesadaran dan tanggungjawab sesuai disiplin ilmu sehingga mampu menjadi bidan tangguh dan mandiri,” katanya.

Hadir dalam acara itu, pengurus BPPMNU Azzahra, wali murid mahasiswa dan tamu undangan lainnya. (Qomarul Adib/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Bahtsul Masail, Kajian PKB Kab Tegal