Selasa, 29 Desember 2015

Ranting NU Rambipuji Kota Lengkapi Pengurus Inti dengan Motor

Jember, PKB Kab Tegal

Ranting NU Desa Rambipuji Kota, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, Jawa Timur melengkapi pengurus inti dengan 5 sepeda motor inventaris. Penyerahan motor tersebut dilakukan di kantor Ranting NU Rambipuji kota, Jalan Darmawangsa gang 1 Nomor 6, belum lama ini.

"Ide ini sudah lama muncul? namun baru terwujud. Uangnya baru terkumpul dari urunan dan tabungan pengurus," ucap Ketua Ranting NU Rambipu kota, Hariono kepada PKB Kab Tegal di Jember, Sabtu (11/6).

Ranting NU Rambipuji Kota Lengkapi Pengurus Inti dengan Motor (Sumber Gambar : Nu Online)
Ranting NU Rambipuji Kota Lengkapi Pengurus Inti dengan Motor (Sumber Gambar : Nu Online)

Ranting NU Rambipuji Kota Lengkapi Pengurus Inti dengan Motor

Menurut Hariono, kelima motor tersebut dibagikan kepada ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan seorang pengabdi NU.

PKB Kab Tegal

Ia berharap agar motor tersebut dapat mempelancar tugas pelayanan kepada masyarakat dan tugas-tugas ke-NU-an, misalnya mengkoordinir pertemuan, menyampaikan surat dan sebagainya.

PKB Kab Tegal

"Ya, ini agar ranting NU benar-benar hidup. Tidak sepi dari kegiatan dan pelayanan masyarakat," jelas bos soto Lamongan tersebut.

Sementara itu, Ketua MWCNU Rambipuji Nurul Hasan menyatakan kebanggaannya terhadap ranting NU Rambipuji kota. Ia berharap agar ranting NU tersebut dapat mengilhami Ranting NU yang lain untuk berbuat serupa bahkan lebih. "Saya juga hadir saat pembagian motor itu. Ini membanggakan," tuturnya.

Sekadar diketahui, roda organisasi Ranting NU Rambipuji kota memang berjalan cukup hidup. Kegiatan selalu ada, mulai dari lailatul ijtima, donor darah (tiap akhir bulan) hingga kegiatan NU lainnya. Ranting NU Rambipuji? juga punya kantor sendiri. Dan inilah mungkin satu-satunya ranting NU yang punya kantor. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)

?

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, Lomba PKB Kab Tegal

Senin, 28 Desember 2015

Suluk Rajab di Pesantren Sepuh Popongan

Klaten, PKB Kab Tegal. Awal pekan lalu, Pesantren Popongan yang terletak di Tegalgondo Klaten, kedatangan tamu dari berbagai daerah. Usianya kebanyakan sudah uzur. Namun dari raut wajahnya tampak mereka bersemangat, seperti hendak menemukan sebuah hadiah.

Suluk Rajab di Pesantren Sepuh Popongan (Sumber Gambar : Nu Online)
Suluk Rajab di Pesantren Sepuh Popongan (Sumber Gambar : Nu Online)

Suluk Rajab di Pesantren Sepuh Popongan

“Tamu yang datang, Ada yang dari Ngawi, Purwodadi, Demak, dan Banten,” kata Darmaji, salah satu santri Popongan, Selasa? (6/5) lalu.

Mereka adalah para jamaah Thariqah Naqsabandi-Khalidiyah yang akan melakukan sulukan rutin di Pesantren Sepuh Pondok Popongan. Mulai hari itu, hingga tanggal 9 Rajab atau Ahad (19/5) mendatang, mereka akan melakukan berbagai aktivitas ibadah seperti puasa, dzikir, wirid dan sebagainya atau yang biasa disebut dengan suluk.

PKB Kab Tegal

Suluk ini termasuk amalan kaum thariqah. Salik (pelaku suluk) akan mengkhususkan waktu tertentu untuk kholwat (menyendiri) ibadah, biasanya sepuluh hari atau empat puluh hari. Suluk dilakukan murid yang sudah baiat (sumpah setia) pada mursyid (guru tarekat).

Di Pondok Al-Manshur Popongan yang mengajarkan Thoriqoh Naqsabandiyah (Naqsyabandiyah Mujaddadiyah Kholidiyah) sering digelar kegiatan sulukan di bulan-bulan tertentu. Ada suluk selama sepuluh hari di bulan Muharram (Suro), Rajab, Ramadhan (Puasa), dan Mulud (Robiul Awal).

PKB Kab Tegal

Setelah sampai di pondok, para tamu terlebih dahulu sowan ke tempat Mbah Kiai Salman Dahlawi, pengasuh Pesantren Al-Manshur Popongan. Diantara kegiatan setelah sowan kiai untuk izin suluk, yaitu mandi taubat dan niat suluk sepuluh hari. Kemudian acara rutin adalah Tawajjuh-an, ini khusus murid yang sudah baiat, tertutup untuk umum.

Sebenarnya, tata cara kegiatan dzikir dan suluk itu banyak sudah banyak dibahas di pesantren, namun pelaksanaannya secara khusus-terformat-terencana dan tersambung sanadnya hingga Rosulullah Saw yakni dengan prosesi ijazahan/baiat hanya lewat tarekat. Masih banyak lagi tata cara suluk tarekat, misalnya cara hidup vegetarian (tidak makan makanan yang bernafas daging) selama suluk, dan kode etik lain yang tak boleh sembarangan dipublikasikan.

Tentang Pesantren Al-Manshur Popongan sendiri, saat ini terdiri tiga bagian, yaitu pesantren putra, pesantren putri dan pesantren sepuh yang diikuti oleh orang-orang tua yang menjalani suluk, lelaku tarekat. Berbagai bentuk kegiatan pesantren juga ditata ulang, sekaligus dengan penunjukkan penanggung jawabnya. Kiai Salman sendiri, selain sebagai sesepuh pesantren, juga mengasuh santri putra dan santri sepuh (santri thariqah) yang datang untuk suluk dan tawajuhhan pada bulan-bulan tertentu.

Belakangan, seiring dengan kian lanjutnya usianya, Kiai Salman tampaknya juga menyiapkan kader pribadinya, baik sebagai pengasuh pesantren maupun mursyid thariqah, yaitu Gus Multazam. Kondisi fisik Kiai yang sangat tawadhu ini, belakangan, memang agak melemah dan intonasi suaranya tidak lagi sekeras dulu. Maka putra ketujuhnya yang lahir di Makkah inilah yang menjadi badalnya (pengganti) untuk memberikan pengajian-pengajian.

Figur yang amat bersahaja, ramah serta tawadlu’ adalah kesan yang akan didapati oleh siapapun yang bertamu ke rumah kiai, yang bulan Ramadlan 1433 H lalu genap berusia 78 tahun menurut perhitungan hijriyah ini. Ketika berbicara dengan para tamunya Kiai Salman lebih sering menundukkan kepala sebagai wujud sikap rendah hatinya. Bahkan tidak jarang, ia sendiri yang membawa baki berisi air minum dari dalam rumahnya untuk disuguhkan kepada para tamu.?

?

Redaktur ? ? : Mukafi Niam

Kontributor: Ajie Najmuddin

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian, Syariah PKB Kab Tegal

Sabtu, 26 Desember 2015

Habib Zen Minta Maaf Jika Ada Keturunan Rasulullah Minta Dilayani

Jakarta, PKB Kab Tegal. Ketua Umum Rabithah Alawiyah, Habib Zen bin Smith menyatakan, bahwa keturunan Rasulullah Muhammad SAW, mempunyai tugas dan kewajiban yang lebih banyak dan berat, karena harus melayani masyarakat.

Habib Zen Minta Maaf Jika Ada Keturunan Rasulullah Minta Dilayani (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Zen Minta Maaf Jika Ada Keturunan Rasulullah Minta Dilayani (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Zen Minta Maaf Jika Ada Keturunan Rasulullah Minta Dilayani

“Cucu dan keturunan Rasul Muhammad SAW seharusnya mempunyai kewajiban yang lebih banyak dan berat, karena harus melayani masyarakat. Ini yang harus kita junjung tinggi,” terang Habib Zen saat berkunjung ke Kemenag, Jakarta, Kamis (14/07) seperti dikutip dari laman kemenag.go.id.?

“Kita tidak boleh mengatakan kita ini, itu. Jadi mohon maaf, jika ada habib yang minta dilayani, itu bukan habib,” tegasnya lagi.

Habib Zen, didampingi Habib M Ghozi Alaidrus, Habib Nabiel Almusawwa dan Habib Husin Alatas diterima Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di ruang kerjanya. Silaturahim ini sekaligus untuk ? mengundang Menag pada Muktamar Rabithah Alawiyah Indonesia yang sedianya akan berlangsung 6 -8 Agustus mendatang di Jakarta.?

Diterangkan Habib Zen, Rabithah Alawiyah adalah induk dari organisasi-organisasi seluruh habaib di Indonesia, termasuk Majelis Rasulullah, Nurul Mustafa, Front Pembela Islam (FPI), dan lain sebagainya.

PKB Kab Tegal

“Jika ada seorang habib bilang, saya adalah habib, maka kita beri nasehat, bahwa ? yang paling utama itu adalah yang paling taqwa. Jangan lupa, di Indonesia ini, banyak auliya’ di NU banyak, di Muhammadiyah pun banyak. Kita tidak boleh mengatakan kita itu ini, kalau ada yang membungkuk, kita harus lebih membungkuk,” tambah Habib Zen.

PKB Kab Tegal

Habib Zen menyatakan, Nasab Rasul, bukan untuk dihormati atau membuat kasta atau ras, namun semata untuk merunut hubungan saja. Karena pada dasarnya, telah terjadi asimilasi kaffah dengan masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut, Habib Zen menceritakan secara ringkas dan jelas sejarah para habaib (keturunan Rasulullah) yang hijrah ke Indonesia. Sebagian langsung dari Yaman, ada pula yang dari Yaman, singgah dulu di India (Gujarat) lalu kemudian ke Indonesia.

“Di Rabithah, ada satu bidang yang namanya Bidang Nasab. Untuk mempelajari dan mengetahui nasab, untuk melihat bagaimana runut hubungannya. Dan menurut beberapa sumber, buku atau data nasab yang kami miliki, adalah yang paling lengkap di dunia, hingga banyak para habaib dari berbagai negara seperti Maroko, Oman, Malaysia, Saudi dan lain sebagainya meminta buku tersebut. Bahkan kami punya data yang bisa dipertanggungjawabkan tentang nama-nama asli (Arab) Walisongo,” Imbuh Habib Zen.

Dalam kesempatan itu, Habib Zen juga menerangkan perjalanan para Dzurriyah Rasul yang juga sempat bermukim di Indo China dan China. “Jika ada yang menyatakan, bahwa Walisongo itu keturunan China, mari kita bahas secara ilmiah, melalui kajian akademis. Kami mempunyai data lengkap bahwa beliau-beliau ini adalah dzuriyyah, termasuk yang berada di Champa (Kamboja), jadi bukan penduduk Champa asli,” tambah Habib Zen.

Kepada Menag, Habib Zen ? memberikan buku Thariqah Alawiyah. Menurutnya, ada lima pilar yang diajarkan dalam Thariqah Alawiyah, yaitu: ilmu, ? amal, ikhlas, ? wira’I (hati-hati), dan taqwa. “Jika 5 pilar ini dijalankan, Insya Allah bisa baik, baik dalam bernegara, baik dalam berniaga, baik dalam berdakwah, dan lain sebagainya,” terang Habib Zen

Thariqah Alawiyah adalah Thariqah yang melakukan dakwah dengan pendekatan akhlak dan ? menjunjung tinggi Islam rahmantan lil alamin. Rabithah Alawiyah mempunyai 61 cabang dari Aceh hingga Maluku dan kini konsen pada bidang dakwah, pendidikan baik agama maupun umum dan pemberdayaan ekonomi kecil.? Red Mukafi Niam?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam, Santri, Warta PKB Kab Tegal

Kamis, 24 Desember 2015

MA NU Bangkitkan Spirit Kepahlawanan lewat Ajang Kreativitas

Banyumas, PKB Kab Tegal

Peringatan Hari Pahlawan yang jatuh 10 November dimanfaatkan Madrasah Aliyah (MA) Ma’arif NU 1 Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dengan menggelar pelantikan Pimpinan Komisariat Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) dan rangkaian kegiatan yang mengusung tema kepahlawanan.

MA NU Bangkitkan Spirit Kepahlawanan lewat Ajang Kreativitas (Sumber Gambar : Nu Online)
MA NU Bangkitkan Spirit Kepahlawanan lewat Ajang Kreativitas (Sumber Gambar : Nu Online)

MA NU Bangkitkan Spirit Kepahlawanan lewat Ajang Kreativitas

Ketua Pimpinan Komisariat IPNU MA Ma’arif? NU 1 Cilongok,Rizqo Abdillah? menyampaikan, selain pengukuhan pengurus baru, Kamis (10/11) itu panitia juga menyuguhkan perlombaan seperti pertunjukan fesyen, kreasi kelas, fotografi, drama kolosal, dan menulis artikel-opini. “Semua perlombaan bertemakan pahlawan,” ujar Fajar.

Yanuar Reza Gufroni, Pembina Pimpinan Komisariat IPNU MA Ma’arif NU 1 Cilongok menuturkan, pelantikan sengaja dilaksanakan bertepatan dengan peringatan hari pahlawan dengan maksud agar pengurus yang hendak bekerja nantinya mempunyai semangat juang layaknya pahlawan. Menurutnya, kader NU patut meniru semangat patriotisme para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

PKB Kab Tegal

Sementara itu, Kepala MA Ma’arif NU 1 Cilongok M. Asror Sa’bani berpesan agar Hari Pahlawan yang diselenggarakan setiap tahun ini tak hanya kegiatan seremonial. “Dewan guru, karyawan serta siswa-sisiwi khususnya pada pengurus yang baru dilantik agar lebih membangkitkan semangat kebangsaan, menumbuh-kembangkan nilai-nilai kepahlawanan serta meningkatkan kecintaan kepada Tanah Air kita dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tuturnya.

Selain itu, secara khusus Asror juga mengucapkan selamat dan sukses atas dilantiknya Pimpinan Komisariat IPNU IPPNU MA Ma’arif NU 1 Cilongok. Ia berharap kepengurusan baru bisa lebih baik dan menjadi percontohan bagi organisasi-organisasi lain. (Fajaromadon/Mahbib)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja, Hikmah, Hadits PKB Kab Tegal

Minggu, 20 Desember 2015

Pasca-Pemilu, RMINU Jateng Konsolidasi ke Cabang-cabang

Semarang, PKB Kab Tegal. Mulai hari Kamis hingga Sabtu (17-19/7) Pengurus Wilayah Rabithah Ma’ahid Islamiyyah Nahdlatul Ulama (RMINU) atau asosiasi pesantren NU Jawa Tengah mengadakan safari Ramadhan dalam rangka turun ke bawah (turba) ke sejumlah cabang.

Ketua PW RMINU Jateng KH Abdul Ghaffar Razin memimpin rombongan dari Semarang menuju Pondok Pesantren Ta’allamul Huda Salem Brebes hingga berakhir di kantor Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Arraudhah Wonosobo.

Pasca-Pemilu, RMINU Jateng Konsolidasi ke Cabang-cabang (Sumber Gambar : Nu Online)
Pasca-Pemilu, RMINU Jateng Konsolidasi ke Cabang-cabang (Sumber Gambar : Nu Online)

Pasca-Pemilu, RMINU Jateng Konsolidasi ke Cabang-cabang

Selain buka puasa bersama, safari Ramadhan ini menjadi ajang konsolidasi dengan cabang-cabang RMINU di karesidenan. Karena walaupun sudah dilantik pada bulan September lalu, Pengurus Wilayah belum sempat melakukan konsolidasi dengan cabang se-Jawa Tengah secara resmi.

PKB Kab Tegal

Hal ini dilakukan menyusul pemilihan legislatif dan presiden pada April dan Juli yang baru saja usai. RMINU yang berkomitmen menjaga netralitasnya selama pemilu, kini mengemban peran penting untuk menjadi pemersatu antarpesantren yang ada di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah.

PKB Kab Tegal

Hampir tigapuluh ribu pesantren ada di Indonesia, untuk di Jawa Tengah terdapat lebih dari dua ribu tiga ratus. “Potensi yang dimiliki oleh pesantren terutama di Jateng sangat besar sekali. Dan potensi ini tidak bisa tergarap dengan baik jika pada awal ada anggapan RMI berpihak pada presiden satu atau presiden dua”, tutur Gus Rozin, sapaan akrab KH. Abdul Ghaffar Razin.

Selain berkonsolidasi dengan pengurus cabang, rombongan pengurus wilayah juga bersilaturahmi kepada kiai sepuh. Seperti kiai KH. Ahmad Sobri (di Pondok Pesantren Al-Falah Banyumas), KH. Ahmad Syatori (Cilacap), KH. Abdul Halim Turmudzi (Pondok Pesantren Al-Falah), KH. Nur Faqih (Pondok Pesantren Al-Asyariyyah Wonosobo).

Dari konsolidasi selama tiga hari ini ditangkap terjadi kemunduran pesantren salaf. “Hal ini menjadi konsen RMI,” ungkap ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Mathaliul Falah ini.

Menurut Gus Rozin, sebabnya, antara lain, pertama kekhawatiran sebagaian kalangan keterjaminan pasca kelulusan. Kedua, penampilan santri ketika berdialog dengan di luar kalangan pesantren. Ketiga, perlu adanya metode baru dalam pengajaran kitab turats (tradisi).

Konsolidasi dan buka bersama ini bertujuan untuk menyingkronkan program yang ada di pengurus wilayah dengan cabang. Selain melakukan kegiatan turba ini RMINU Jateng melakukan diskusi bulanan di kantor, halaqah alim ulama dan umara, mendeklarasikan pemilu damai dan kegiatan lainnnya. (M Zulfa/Mahbib)

Foto: Gus Mandhur Labib (wakil sekretaris PW RMI), Dr. Jamal Mamur Asmani (anggota Departemen Kajian, Pelatihan dan Pendidikan PW RMI), Gus Rozin (Ketua PW RMI) dan Gus Ahmad Fadlun (Ketua PC RMI Wonosobo) (dari kiri ke kanan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Selasa, 15 Desember 2015

Agama dalam Politik Kekuasaan

Oleh Teuku Saifullah



Ahli sejarah mengatakan, penemuan manusia paling tertua setelah penemuan api adalah agama. Dari mana datang agama itu masih menjadi kesanksian. Yang menganut teisme akan mengatakan agama muncul berdasarkan wahyu dari Tuhan yang disampaikan melalui utusannya. Pasangan manusia pertama adalah Adam dan Hawa yang diyakini oleh agama-agama samawi (Yahudi, Kristen, dan Islam) berasal dari surga yang diturunkan ke bumi karena melakukan dosa besar. Adam adalah pembawa wahyu pertama kepada keturunannya, setelah ia wafat muncul utusan-utusan lain dari anak cucunya.

Agama dalam Politik Kekuasaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Agama dalam Politik Kekuasaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Agama dalam Politik Kekuasaan

Mereka yang ateis akan mengatakan agama muncul sebagai penenang hati manusia dan menjadi alat kontrol sosial. Penenang hati karena manusia melihat setelah ia hidup akan menemui mati. Mati menjadi tanda tanya besar karena tidak ada pengetahuan untuk mengetahui apa yang terjadi setelahnya. Mereka menemukan bahwa kadangkala dalam kehidupan terdapat hal-hal janggal seperti muncul bayang-bayang aneh menakutkan yang mereka sebut dengan hantu. Konsep hantu menjadi konsep awal tentang adanya roh. Roh dipahami sebagai wujud setelah mati yang keluar dari jasad. Roh adalah kehidupan kedua, dan mempunyai kuasa untuk mendatangkan marabahaya dan kebahagian kepada manusia.

Oleh karena itu, mereka mengubur mayat dengan sebaik mungkin, ditempatkan dalam peti dan diucapkan kalimat-kalimat tertentu (mantra) agar roh tersebut bisa hidup damai dalam kehidupan keduanya. Orang-orang yang sakit seperti ayan (epilepsi), diyakini berasal dari gangguan roh jahat, sehingga perlu dibuatkan sesuatu untuk menenangkan roh. Muncullah konsep dukun, yaitu seorang yang ahli membaca kalimat-kalimat untuk roh, dan didengarkan oleh roh kata-katanya. Dari konsep demikian secara perlahan menjadi agama, dan agama itu? menjadi bermacam-macam tergantung kondisi sosial setempat; muncul animisme, paganisme, pantheisme, sampai konsep yang paling komplit yaitu monoteisme.

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Dan tidak dapat dielakkan bahwa sejak awal agama saling berperang, mendominasi untuk memperebutkan manusia. Persaingan antar agama itu terjadi melalui konsep keyakinan dan aturan-aturan yang ada dalam agama. Bukan soal apakah konsep keyakinan itu adalah hasil karya manusia dari generasi ke generasi sebagaimana dalam paham ateis, atau memang berasal dari Tuhan dalam teisme. Peperangan antar agama ini adalah hukum alam, sebagaimana persaingan antara kebaikan dan kejahatan. Sebabnya adalah karena manusia memiliki akal yang ia gunakan sebagai alat penilai.

Sebagian manusia menilai agama tertentu adalah jalan yang benar, karenanya ia ingin agar orang-orang terdekat dengan nya mengikuti jalan yang ia tempuh. Mulailah ia menyampaikan pesan, ajaran agama, serta propaganda untuk mempengaruhi. Sesekali mengetengahkan alasan-alasan yang logis tentang kebenaran agamanya dan dilain waktu mengungkap kelemahan-kelemahan agama lain. Di lain pihak, penganut agama lain juga mempunyai pandangan yang sama untuk menyebarkan kebenaran agama yang ia yakini. Maka terjadilah perebutan manusia oleh agama-agama, yang satu ingin mendominasi yang lain.

Melalui akal manusia, agama memainkan perannya mengatur manusia, menjadikan manusia sebagai objek untuk dikontrol. Agama membuat aturan-aturan yang wajib dipatuhi dan aturan-aturan yang dilarang untuk dilakukan. Agama juga menunjukkan kepada manusia bahwa suatu perbuatan adalah kejahatan, dan yang lain adalah kebaikan. Setiap kejahatan akan diganjar dengan dosa, setiap kebaikan diganjar dengan pahala. Dosa membawa kepada neraka, yaitu tempat yang oleh agama dijadikan kediaman manusia pembangkang yang dipenuhi oleh siksa-siksa yang tiada tara. Kebaikan membawa kepada surga, yaitu tempat yang penuh dengan kenikmatan.

Dalam agama tertentu konsep surga dan neraka menjadi kabur oleh konsep reinkarnasi. Reinkarnasi adalah keyakinan bahwa roh dari manusia yang telah mati akan hidup kembali ke dunia dengan wujud baru, dimana wujud itu tergantung prilaku manusia sebelum ia mati. Jika ia selalu melakukan kejahatan bisa jadi akan berinkarnasi menjadi babi, kambing, tumbuhan atau segala sesuatu yang tidak terhormat. Sebaliknya, manusia baik akan berinkarnasi menjadi manusia baik, atau menjadi dewa. Konsep demikian bisa ditemukan dalam agama budha, hindu, dan animisme.

Dengan kata lain, agama memegang ubun-ubun manusia dengan konsep akhirat, kehidupan setelah mati. Pun, cukup logis untuk setiap manusia beragama. Manusia melihat alam yang luar biasa megahnya, yang rahasianya sulit diungkap. Ia menundukkan alam untuk memenuhi kebutuhannya, dibuatnya rumah dari pepohonan, dibuatnya kursi untuk tempat duduk, dll. Dari itu sangat logis manusia manapun akan bertanya pada dirinya bukankah seharusnya ia pun diciptakan. Dengan perangkap kodrat alam tersebut, manusia mengelompokkan diri nya kedalam agama-agama, seakan merupakan suatu keharusan.

Karenanya, sangat mudah bagi agama untuk ikut campur dalam lalu lintas kemanusiaan, ia membuat kewajiban manusia akan tunduk, ia membuat larangan manusia akan patuh. Sebab itu agama adalah kontrol sosial horizontal sekaligus vertikal, yang didalamnya terdapat kesakralan illahiah. Selain sanksi akhirat, ajaran agama juga tak jarang mengandung sanksi dunia, yaitu dengan menetapkan sejumlah perbuatan yang jika dilakukan, dilanggar akan berakibat pada hukuman tertentu pada manusia yang disebut dengan hukum agama. Agama menjadi tatanan hukum.

Tatanan hukum agama sebagaimana tatanan hukum modern ada untuk menjamin hak-hak pemeluk agama yang mengandung demensi ilahiyah. Mereka tunduk pada aturan itu karena mereka menganggap aturan itu suci, berasal dari sesuatu yang sangat mulia, yaitu tuhan, dewa, atau totem. Dalam agama hindu India misalnya, masyarakat hindu terpecah kedalam strata-strata sosial yang pembagiannya berdasarkan legalitas agama; Brahmana, Kesatrian, Wisnu, dan Sudra. Meskipun kadangkala ada orang-orang yang merasa tatanan itu tidak adil tetapi tidak ada yang menyangkal tatanan itu bersifat suci yang legalitasnya berasal dari dewa.

Dalam agama Islam, yang bisa dijadikan contoh bagaimana agama mengatur kehidupan, terdapat larangan larangan yang dikenakan sanksi seperti membunuh, mencuri, merampok, memperkosa, dan berzina. Orang yang membunuh dengan sengaja akan di qishas (dibunuh) atau diwajibkan membayar diyat sebagai ganti dari pembunuhan, mencuri akan dipotong tangan, berzina akan dicambuk 100 kali, atau dirajam sampai mati bagi yang berzina dalam posisi sudah menikah. Selain itu, Islam juga membuat sebuah aturan acara bagaimana hukum itu dilaksanakan, seperti tentang jumlah saksi yang harus dipenuhi dan yang berwenang menjadi hakim.

Akan tetapi aturan agama adalah aturan yang hanya efektif bagi pemeluknya dan menjadi tidak berguna untuk yang lain. Sehingga ide-ide untuk menjadikan hukum agama sebagai hukum positif dalam sebuah negara akan menjadi sulit tercapai ketika terdapat banyak agama maupun aliran keyakinan (heterogen/majemuk). Pun, jika sebuah negara dengan pemeluk agama yang homogen, akan ditemui juga orang-orang yang tidak sepakat, akan tetapi hal itu tidak menjadi soal karena begitu hukum agama diundangkan menjadi hukum positif, maka hukum itu mengikat kepada semua orang.

Menjadikan hukum agama sebagai hukum positif nasional karena alasan suatu agama adalah mayoritas, atau alasan sumbangsih agama tertentu begitu besar terhadap suatu negara tidak akan menghentikan masalah yang akan muncul di kemudian hari. Hukum agama adalah hukum yang bersifat ilahiyah. Esensi hukum tersebut hanya dipahami sepenuhnya oleh pemeluknya. Ketaatan pemeluk agama pada hukum tersebut adalah bagian dari ketaatan pada tuhan (ibadat) yang balasannya adalah surga.

Dalam posisi demikian, pemeluk agama lain tidak menemukan alasan untuk mematuhi aturan agama lain, karena kepatuhan pada aturan lain berarti mereka telah mengkhianati aturan agama yang mereka anut. Setiap agama membuat pemeluk nya menjadi fanatik dengan anggapan aturan agama itulah yang paling sempurna dan paling absah.

Dengan demikian menjadi mudah dipahami kenapa tujuh kata pada sila pertama pancasila? yang merepresentasikan superioritas umat Islam “Ketuhanan yang maha esa dengan kewajiban menjalankan hukum Islam bagi pemeluknya” mendapatkan penolakan dari orang-orang di luar Islam dan tokoh-tokoh nasionalis yang berpikiran liberal. Mereka menilai jika tujuh kata tersebut tetap dipertahankan, maka secara terang-terangan ajaran Islam telah diutamakan dan agama lain dianggap sebagai agama kelas dua.

Dalam paham mereka, kemerdekaan Indonesia adalah perjuangan bersama, walaupun tidak bisa memungkiri sumbangsih umat Islam lebih besar dari yang lainnya. Islam adalah agama mayoritas penduduk, tetapi mayoritas bukan berarti superior. Suatu ancaman masa depan bagi keutuhan Indonesia jika Islam tetap memaksakan kehendaknya pada sila pertama adalah pecahkongsi. Orang-orang Indonesia timur yang dibeberapa tempat dikuasai oleh agama selain Islam menunjukkan tanda-tanda keberatan untuk bergabung dengan Indonesia yang baru berdiri. Suatu kesadaran mulia tokoh-tokoh Islam ketika itu yaitu dengan mengikhlaskan tujuh kata pada sila pertama, sebagai pertanda bahwa Indonesia adalah sebuah negara baru dengan agama yang majemuk dan semuanya dalam tingkatan yang setara.? ? ? ?

Jalan yang paling bijak mengakomodir agama dalam kekuasaan politik adalah dengan menjadikan agama-agama sebagai sumber moral dan sumber hukum. Agama-agama mana adalah agama yang dianut oleh penduduk setempat tanpa mengedepankan satu diantara yang lain. Dalam tatanan hukum di Indonesia, agama merupakan salah satu sumber hukum, yang artinya aturan agama bisa menjadi hukum ketika terjadi resultan politik di legeslatif, eksekutif maupun yudikatif. Akan tetapi aturan agama bisa juga dikesampingkan ketika elite politik tidak menghendakinya. Aturan agama mana yang diambil adalah aturan agama yang dihajatkan oleh pemerintah setelah melalui berbagai pertimbangan.

Kelemahan dalam sistem demikian yaitu pada tataran praktis suatu agama mempunyai potensi untuk mendominasi atau mewarnai pemerintahan ketika percaturan politik dominan dikuasai oleh suatu agama. Karenanya faktor mayoritas kadangkala tidak bisa dihindari sebagai alasan penguasaan politik. Munculnya, partai politik bersendikan agama di Indonesia, seperti Masyumi, Partai Nadlatul Ulama (pada 1952, red), Partai Keadilan sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) adalah salah satu alasannya melalui partai-partai ini aspirasi politik yang bersendikan agama diharapkan dapat mendominasi politik kekuasaan.

Jika dilihat dalam percaturan politik kekuasaan, agama merupakan salah satu kekuatan politik yang berkehendak untuk memegang tali kekuasaan. Karena kekuasaan merupakan alat bagi agama untuk menerapkan aturannya pada umatnya dan kepada manusia-manusia lain yang diharapkan nantinya ikut menjadi pemeluk agama tersebut. Bisa dilihat, misalnya; Ajaran Kristen pernah menguasai kekaisaran Roma dalam waktu yang lama; Islam pernah menjadi sumber aturan dalam kekhalifahan (kekaisaran) Umayyah, Abbasiah dan Utoman serta kekuasaan-kekuasaan kecil lainnya; Hindu pernah menguasai nusantara melalui kerajaan Majapahit, Budha menguasai sumatra dengan kerajaan Sriwijaya.

Hal–hal tersebut diatas tidak bisa dihindari karena agama adalah aturan hidup yang menyeluruh (way of life) yang keabsahannya bersifat ilahiyah (Ketuhanan). Karenanya untuk mencapai fungsinya itu, kekuasaan adalah alat yang paling efektif. Tanpa kekuasaan peran agama sebagai aturan hidup yang menyeluruh tidak bisa tercapai. Yang artinya selama hal tersebut belum tercapai, pemeluk agama tidak bisa menjalankan aturan agamanya secara sempurna (kaffah).

Bisa dilihat misalnya dalam suatu negara demokrasi seperti Indonesia, masih ada kelompok-kelompok yang mengusung cita-cita untuk menjadikan agama sebagai landasan negara, seperti yang diperjuangkan oleh Hizbut Tahrir Indonesia yang menuntut kekhalifahan Islam ditegakkan, dalam Kristen juga ada kelompok-kelompok ortodok yang memimpikan kerajaan Tuhan. Belum lagi kelompok-kelompok keras yang berusaha menggulingkan pemerintah dengan cara pemberontakan, seperti Darul Islam dan teroris agamis untuk kemudian diganti dengan pemerintahan yang didasarkan pada agama.

Kita menilai kelompok-kelompok semacam ini tidak pernah mempertimbangkan konflik antaragama yang akan ditimbulkan oleh ego-agama. Konflik yang ujungnya akan membawa kepada perpecahan dan permusuhan antarmasyarakat yang berbeda keyakinan. Bahwa Kerajaan Kristen Roma pernah menindas mereka yang tidak sepaham adalah fakta yang diketahui oleh orang-orang barat yang puncaknya terjadi revolusi Prancis. Kekhalifah Islam yang terkenal pada masa Ummayyah, Abbasiah, dan Otaman juga di sana-sini terdapat gesekan semacam itu yang membuat pemeluk-pemeluk agama lain menjadi masyarakat kelas dua. Konflik semacam ini tidak bisa dihindari, karena begitu agama berkuasa, ego-agama menguat dan segala sesuatu dipandang dari sudut pandang agama.

Penulis adalah peneliti di Farabi Institute Jawa Tengah. ?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian, Pendidikan, Meme Islam PKB Kab Tegal