Selasa, 17 Oktober 2017

Menengok Kemeriahan Lebaran WNI di Pakistan

Islamabad, PKB Kab Tegal

Sekalipun tidak berlebaran di Indonesia dan berada jauh dari tanah air, masyarakat Indonesia yang berada di Pakistan tetap merayakan Idul Fitri dengan suka cita. Hal ini karena KBRI Islamabad melaksanakan berbagai kegiatan selama bulan Ramadhan sampai dengan perayaan Idul Fitri tahun 1437 H.

Menengok Kemeriahan Lebaran WNI di Pakistan (Sumber Gambar : Nu Online)
Menengok Kemeriahan Lebaran WNI di Pakistan (Sumber Gambar : Nu Online)

Menengok Kemeriahan Lebaran WNI di Pakistan

"Tahun ini sangat istimewa, pasalnya Lebaran di Pakistan jatuh pada hari yang sama dengan di Indonesia yaitu tanggal 6 Juli 2016," tutur Budiarto Kurniawan selaku Ketua Panitia. Idul Fitri di Pakistan biasanya lebih lambat satu bahkan dua hari setelah Indonesia.

Untuk memfasilitasi warga Negara Indonesia (WNI) yang merayakan Lebaran, KBRI menggelar shalat Idul Fitri di Aula Budaya Nusantara KBRI setempat. Bertindak sebagai khatib, Ustadz Hendro Risbiantoro, mahasiswa Pasca Sarjana di IIU Islamabad. Dan sebagai Imam, Dhia Ul-Haque, cucu almarhum KH Nur Ali, pahlawan nasional dari Bekasi.

PKB Kab Tegal

Dalam khutbahnya Hendro mengingatkan hadirin untuk tetap bersatu dan saling menguatkan serta berpegang teguh pada tali agama Allah, khususnya dalam menghadapi berbagai isu global akhir-akhir ini. "Kita harus optimis bahwa umat Islam akan mencapai kejayaannya, selama tetap pada jalan Allah SWT dan berorientasi memberikan manfaat bagi kemaslahatan manusia," tuturnya.

PKB Kab Tegal

Duta Besar RI, Iwan Suyudhie Amri dalam sambutannya menilai penting apa yang disampaikan oleh khatib seraya mengajak seluruh WNI di Pakistan untuk meningkatkan kewaspadaan, kehati-hatian, dan tidak mudah terpancing dengan berbagai stimulasi yang ditunggangi kepentingan tertentu.

"Hendaknya nilai-nilai Ramadhan yang baru berlalu tetap dapat dipertahankan dan dipelihara dalam meniti kehidupan warga Indonesia di Pakistan," tutur Dubes kepada para hadirin. "Jauh dari tanah air bukan berarti tradisi-tradisi Lebaran di tanah air tidak bisa dihadirkan di Pakistan," sambung Dubes. Untuk meyakinkan para warga Indonesia, Dubes menggelar open house di Wisma Duta pukul 12.00 pada hari yang sama.

 

Obat Kangen

Para tamu yang mayoritasnya adalah mahasiswa, santri Jamaah Tabligh, dan mereka yang menikah dengan warga Pakistan tampak senang ketika mendapatkan menu open house adalah makanan yang biasa dihidangkan di Indonesia saat Lebaran. Sebut saja rendang, semur ayam, daging tunjang, sambal ijo, sambal kentang ati, soto padang, asinan bogor, sup buah, kue nastar, stick bawang, kroket, sampai dengan tape uli Betawi, dan lain-lain.

"Kangen saya terobati karena sudah lama tidak menemukan menu seperti ini di Pakistan," tutur salah seorang WNI yang menikah dengan warga Pakistan.

Tidak itu saja, nuansa Lebaran kali ini juga dimeriahkan dengan bagi-bagi angpau oleh Dubes Iwan kepada para anak kecil yang ikut open house. Suasana riuh dan penuh sorak anak-anak pun tidak dapat dihindari saat menerima angpau berisi uang dari Dubes. Para orang tua yang melihat pun turut senang dan sesekali turut mengantre untuk mewakili anaknya. "Wah, jadi ingat masa kecil dulu semangat Lebaran karena bakal dapat angpau dari sanak saudara," ungkap salah satu warga.

Tahun 2016 ini KBRI Islamabad telah menyelenggarakan berbagai kegiatan yakni, shalat dzuhur dan tadarus berjamaah, buka puasa bersama, shalat maghrib berjamaah, kultum/ siraman rohani menjelang berbuka, shalat Isya dan shalat tarawih berjamaah, peringatan nuzulul qur’an, takbiran berjamaah, serta ditutup dengan open house Dubes. Kegiatan tersebut telah mendekatkan komunikasi dan interaksi antara KBRI dan masyarakat Indonesia, serta memupuk hubungan baik antara elemen masyarakat Indonesia di Pakistan. (Muladi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pahlawan, Internasional PKB Kab Tegal

Bahas Korupsi dan Kunjungan Bush

Jakarta, PKB Kab Tegal

Masalah korupsi dan kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) George W Bush ke Indonesia menjadi masalah penting bagi dua organisasi kemasyarakatan Islam besar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhamadiyah. Ketua Umum Pengurus Besar (PB) NU KH Hasyim Muzadi dan Ketua Umum PP Muhamadiyah Din Syamsuddin, Selasa (14/11) kemarin menggelar pertemuan di Kantor PP Muhamadiyah, Jakarta, untuk membahas masalah gerakan moral antikorupsi dan kunjungan Bush.

Hasyim, demikian ia akrab disapa, datang ke Kantor PP Muhamadiyah pukul 14.00 WIB dan langsung menggelar pertemuan tetutup selama kurang lebih satu jam. Pada pertemuan itu, ia datang sendirian, sementara Din didampingi sejumlah petinggi PP Muhamadiyah.

Usai pertemuan, Hasyim kepada wartawan mengatakan, pertemuannya dengan Din, di antaranya membahas masalah gerakan moral melawan korupsi. PBNU dan Muhamadiyah, katanya, telah menjalin kerja sama dengan Partnership untuk melakukan gerakan moral antikorupsi. Dan, pertemuan itu dimaksudkan untuk membahas tindak lanjut gerakan moral tersebut.

Bahas Korupsi dan Kunjungan Bush (Sumber Gambar : Nu Online)
Bahas Korupsi dan Kunjungan Bush (Sumber Gambar : Nu Online)

Bahas Korupsi dan Kunjungan Bush

“Kita membahas masalah gerakan moral melawan korupsi. NU dan Muhamadiyah telah melakukan kerja sama dengan Patnership untuk gerakan moral tersebut. Sekarang sudah ada KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) tapi belum optimal,” kata Hasyim.

Mantan Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur itu menambahkan, gerakan pemberantasan korupsi di Indonesia memang sudah ada. Namun, ia melihat masih banyak kelemahan karena belum mampu mengatasi masalah korupsi yang telah menjadi penyakit bangsa. ”Kita bahas kembali, kalau memang gerakan moral itu masih diperlukan. Memang ada pemberantasan korupsi, tapi belum optimal,” jelasnya.

PKB Kab Tegal

Soal Bush

Selain membahas masalah korupsi, Presiden World Conference on Religion and Peace (WCRP) dengan Din juga membincangkan soal kunjungan Bush ke Indonesia 20 November mendatang. Menurutnya, rakyat Indonesia harus cerdas dan berkualitas dalam mereaksi kedatangan Bush ke Indonesia . “Saya berharap umat Islam di Indonesia lebih cerdas dan berkualitas dalam mereaksi aksi AS, tidak asal bereaksi,” tuturnya.

PKB Kab Tegal

Dalam kesempatan tersebut, pengasuh pondok pesantren Al-Hikam Malang itu juga menegaskan kembali keengganannya turut menyambut kedatangan Bush. Ia merasa perlu menunjukkan sikap lebih awal, meski belum tentu mendapat undangan dalam pertemuan dengan Bush. Ia juga mengaku hingga kini belum mendapat undangan untuk menyambut Bush dari pemerintah. ”Nggak ada (undangan-Red) karena belum apa-apa saya sudah bilang nggak hadir,” katanya.

Keengganannya itu, katanya, karena berbagai pertimbangan rasional, terutama terkait posisinya selaku Presiden WCRP. Jika dirinya turut menyambut Bush, maka secara langsung atau tidak langsung implikasinya adalah akan ada nuansa agama dalam berbagai konflik atau perang di beberapa negara, terutama di kawasan Timur Tengah, yang dimotori AS. ”Kalau saya hadir, akan kuat kembali justifikasi ada nuansa agama,” katanya.

Menurutnya, saat ini mulai berkembang kesadaran di kalangan umat beragama di seluruh dunia, bahwa agama tidak boleh lagi dijadikan “keranjang sampah” bagi agresi AS yang selalu membungkus tindakannya dengan alasan memerangi kelompok fundamentalis.

”Gejala ini sudah muncul di ICIS, OKI, WCC (sidang gereja dunia), juga Vatikan. Gereja Protestan dia AS bahkan pernah memohon maaf karena tidak bisa mencegah aksi yang dilakukan pemerintahnya, seperti menyerang Irak dan sebagainya,” katanya.

Di samping itu, beberapa masukan yang disampaikannya saat berkunjung ke Bali tahun 2003 silam tidak ada yang dilaksanakan oleh Bush. Masukan itu antara lain mendesak AS agar tidak menerapkan standar ganda dalam mengelola dunia serta serius menciptakan perdamaian di Timur Tengah. ”Masukan itu tidak ada yang dilakukan. AS malah memperkuat agresinya,” ungkapnya.

 

Sementara itu, Din berharap berbagai reaksi dari berbagai kelompok umat Islam tidak menjurus pada tindakan anarkis, karena itu akan merugikan bangsa Indonesia sendiri. ”Unjuk rasa itu damai saja. Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Syariah, Sejarah, Fragmen PKB Kab Tegal

Senin, 16 Oktober 2017

Doa saat Susah Tidur

Zaid bin Tsabit suatu malam mengadu kepada Rasulullah SAW. Menurutnya, ia semalaman tidak bisa tidur. Bujang Rasulullah SAW ini hanya tergolek di pembaringan dalam keadaan jaga. Ia gelisah. Pikiran dan batinnya mengembara kian kemari.

Rasulullah SAW mengajarinya doa yang dapat mengatasi kesulitan tidur karena gelisah. Inilah doanya.

Doa saat Susah Tidur (Sumber Gambar : Nu Online)
Doa saat Susah Tidur (Sumber Gambar : Nu Online)

Doa saat Susah Tidur

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PKB Kab Tegal

Allâhumma ghâratin nujûm wa hada’atil ‘uyûn, wa anta hayyun qayyûmun, lâ ta’khudzuhû sinatun wa lâ naum. Yâ hayyu, ya qayyûm, ahdi’ laylî wa anim ‘aynî.

Artinya, “Tuhanku, bintang-bintang telah ‘tenggelam’, dan banyak bola mata menjadi tenang sementara Kau adalah zat maha hidup dan zat maha tegak. Kantuk dan tidur tidak mempengaruhi-Mu. Wahai Zat Maha Hidup dan Zat Maha Tegak, tenangkan malam hamba dan istirahatkan sepasang bola mata hamba.”

PKB Kab Tegal

Zaid pun mengikuti anjuran Rasulullah. “Alhamdulillah, Allah hilangkan kegelisahan yang kuhadapi jelang istirahat di tempat tidur,” kata Zaid.

Doa ini dicantumkan Imam An-Nawawi dalam karyanya Al-Adzkar. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pendidikan PKB Kab Tegal

Minggu, 15 Oktober 2017

PBNU Pesimis atas Pertemuan Ulama se-Dunia

Malang, PKB Kab Tegal. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr KH Hasyim Muzadi mengaku tak yakin pertemuan ulama se-dunia yang bakal digelar di Istana Bogor, Jawa Barat pada 3-4 April besok, akan mencapai sasaran. Hal itu terutama menyusul sikap dukungan pemerintah Indonesia atas sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) pada Iran terkait program nuklirnya.

Hasyim menyatakan, para ulama menganggap Indonesia telah berpihak, sekalipun pemerintah menyatakan hal itu merupakan wujud sikap bebas-aktif. ”Pertama, yang tidak percaya tentu Iran. Ulama negara itu pasti memberitahukannya pada kekuatan ulama di luar Iran, termasuk di daerah pergolakan,” katanya di Kediamannya di Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur, Ahad (2/4) kemarin

PBNU Pesimis atas Pertemuan Ulama se-Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Pesimis atas Pertemuan Ulama se-Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Pesimis atas Pertemuan Ulama se-Dunia

Presiden World Conference on Religion for Peace itu menyatakan, semula ulama Sunni dan Syiah menyambut baik pertemuan tersebut dengan syarat tertentu, yakni Indonesia harus benar-benar netral. Karena forum itu tidak semata kepentingan Syiah, dan tidak pula semata kepentingan Sunni, tetapi ukhuwah islamiah (persaudaraan umat Islam), serta tidak di bawah bayang-bayang Amerika Serikat atau Israel.

Padahal, melalui pertemuan tersebut, Hasyim sebenarnya berharap ulama Syiah yang hadir, adalah mereka yang punya pengaruh penting dalam dua jalur, yakni jalur wacana dan jalur komando lapangan di arena pergolakan. Ulama Sunni pun punya dua jalur, yang ulama ilmiah dan ulama yang terlibat konflik di lapangan.

“Sampai hari ini yang bersedia hadir adalah kelompok Sunni ilmiah, yang Sunni konflik belum ada konfirmasi. Sedangkan yang Syiah komando maupun Syiah ilmiah tidak bersedia hadir kecuali mengirim peninjau untuk sekedar tahu, apa sih maunya Jakarta?” terang Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Sholars itu.

PKB Kab Tegal

Meski dirasa sulit untuk mencapai sasaran, namun Doktor Kehormatan bidang Peradaban Islam itu tetap berharap agar pertemuan tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi upaya perdamaian di Timur Tengah. Harapan yang ingin dicapai adalah menggeser isu konflik Syiah-Sunni kepada isu yang sesungguhnya, yakni rakyat Irak sebenarnya melawan tentara pendudukan.

”Isu konflik antara Syiah-Sunni sebenarnya merupakan jebakan guna menciptakan konflik horisontal di Irak,” jelas Hasyim yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur.

Forum tersebut juga diharapkan mampu mendorong bersatunya kelompok Hamas dan Fatah di Palestina yang akhir-akhir ini telah menunjukkan perkembangan yang relatif baik. ”Dan, yang terpenting, bagaimana Indonesia tampil dalam kualitas lebih tinggi dari mereka yang berkonflik sebagai negara pelopor non-blok dan Negara OKI (Organisasi Konferensi Islam), serta negara Sunni terbesar yang tidak memusuhi sekte dan pihak manapun,” katanya. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Sejarah, Meme Islam, Doa PKB Kab Tegal

KBNU dan Baznas Tangerang Santuni 50 Mualaf

Tangerang, PKB Kab Tegal. Sedikitnya 50 orang mualaf yang ada di Kabupaten Tangerang, Banten mendapat santunan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) setempat. Kegiatan yang terselenggara atas kerjasama Keluarga Besar NU dan Baznas Tangerang itu digelar di Kantor MWCNU Pasarkemis, Ahad (19/6).

Siti Bilqis Rochmi salah seorang panitia menyampaikan apresiasi atas kegiatan santunan ini karena menurutnya kalangan mualaf jarang tersentuh padahal mualaf merupakan satu dari delapan golongan yang berhak menerima zakat.

KBNU dan Baznas Tangerang Santuni 50 Mualaf (Sumber Gambar : Nu Online)
KBNU dan Baznas Tangerang Santuni 50 Mualaf (Sumber Gambar : Nu Online)

KBNU dan Baznas Tangerang Santuni 50 Mualaf

"Mudah-mudahan dengan pembagian ini akan lebih meningkatkan kepedulian kita terhadap mualaf yang memang masih sangat butuh pembinaan dan perhatian"Tandas mahasiswa Pascasarjana STAINU Jakarta itu

Ketua PAC Muslimat Pasarkemis ini menambahkan, para mualaf merasa terlihat bahagia atas kegiatan ini karena mereka bisa merasakan banyak saudara sehingga diharapkan bisa semakin menguatkan keyakinannya kepada ajaran Islam.

"Mbak Nyoman misalnya, beliau merasa senang dengan kegiatan ini, bukan masalah materinya, tapi kepeduliannya sehingga beliau merasa punya banyak saudara," tambahnya.

Rencananya, kata dia, kegiatan santunan ini akan terus dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan tali silaturahim dan ukhuwah islamiyah khususnya bagi kalangan muallaf.

PKB Kab Tegal

Dalam kegiatan ini turut hadir Ketua Baznas Kabupaten Tangerang, KH Afif Afifi, Ketua PCNU Tangerang KH Encep Sobandi, jajaran pejabat Muspika Pasarkemis dan beberapa Ketua Banom yang ada di lingkungan PCNU setempat.

Setelah kegiatan santunan, pihak panitia bergerak ke tepi jalan raya untuk membagikan makanan tajil kepada para pengendara yang melewati lokasi kegiatan. (Aiz Luthfi/Zunus)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal IMNU, Ubudiyah PKB Kab Tegal

IPNU, Lesbumi, Sanggar Kobong Bedah Kisah Cinta Baridin

Tasikmalaya, PKB Kab Tegal. Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Kabupaten (IPNU) Kabupaten Tasikmalaya bekerja sama dengan Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesebumi) NU dan Sanggar Kobong membedah buku Mencari Kubur Baridin.

IPNU, Lesbumi, Sanggar Kobong Bedah Kisah Cinta Baridin (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU, Lesbumi, Sanggar Kobong Bedah Kisah Cinta Baridin (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU, Lesbumi, Sanggar Kobong Bedah Kisah Cinta Baridin

Kegiatan yang diawali dengan penampilan musikalisasi puisi Sanggar Kobong tersebut berlangsung di kediaman sastrawan Acep Zamzam Noor di Pondok Pesantren Cipasung pada Jumat 5 Desember 2014, mulai 14.00

Narasumber yang juga penulis buku tersebut, Riki Dhamparan Putra menjelaskan, kisah Baridin itu ia temukan ketika menonton Tarling di Cirebon tahun 1990 an.

PKB Kab Tegal

Menurut penemuan Riki, Baridin merupakan cerita rakyat tentang kisah asmara dua insan, yang satu kaya sementara yang satunya lagi miskin. Meski miskin, Baridin menyatakan cinta kepada Suratminah.

Karena cintanya ditolak, Baridin berupaya meraih cintanya dengan “ajian”. Ia melakukan puasa 40 hari. Hasilnya, ia bisa melumpuhkan hati Suratminah. Tapi kemudian ada halangan lagi, kedua orang tua Suratminah tak merestui.

PKB Kab Tegal

Meski dikatakan cerita rakyat, kata Riki, anehnya kuburan Baridin itu ada, “Sebuah cerita rakyat, tapi ada buktinya,” katanya.

Kegiatan tersebut, menurut Ketua Departemen Senibudaya dan Olah Raga IPNU, Diwan Maldini, untuk meningkatkan kreatifitas di bidang seni dan menciptakan kecintaan anak muda, khususnya kader IPNU dan para santri terhadap dunia seni. (Husni Mubarok/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai, IMNU, Santri PKB Kab Tegal

Rabu, 11 Oktober 2017

Gus Mus: Santri NU Jangan Reaktif Soal Keberatan Hari Santri

Rembang, PKB Kab Tegal. KH Ahmad Musthofa Bisri yang lazim disapa Gus Mus meminta seluruh santri di Indonesia untuk menjaga toleransi terhadap mereka yang tidak setuju dengan penetapan Hari Santri, yang jatuh pada 22 Oktober. Para santri, kata Gus Mus, tidak perlu terpancing emosi oleh perbedaan pendapat.

Demikian disampaikan Gus Musa saat menerima kedatangan rombongan peserta Kirab Panji Resolusi Jihad sekaligus peringatan Hari Santri yang singgah di pesantren Raudlatut Tholibin, Leteh, Rembang, Senin (19/10) pagi.

Gus Mus: Santri NU Jangan Reaktif Soal Keberatan Hari Santri (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Mus: Santri NU Jangan Reaktif Soal Keberatan Hari Santri (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Mus: Santri NU Jangan Reaktif Soal Keberatan Hari Santri

"Kalau ada kelompok lain kurang sependapat, santri sebaiknya tetap menghormati. Semisal belakangan dari kalangan Muhammadiyah tidak setuju penetapan Hari Santri Nasional, santri NU jangan menyerang balik.”

PKB Kab Tegal

Gus Mus berharap semua pihak mewaspadai kemungkinan adanya upaya pihak-pihak tertentu yang hendak membenturkan antara NU dan Muhammadiyah, dan memecah belah keduanya.

“Nahdlatul Ulama dan Muhamadiyah merupakan aset kekayaan bangsa Indonesia. Jika kedua belah pihak dapat dibenturkan dan hancur, negara ini pun bisa hancur,” kata Gus Mus.

PKB Kab Tegal

Ia meminta, kedua belah pihak dapat menahan diri dan saling menghormati tentang adanya perbedaan perihal Hari Santri yang telah ditetapkan pemerintah dan diperingati oleh para santri NU. (Ahmad Asmui/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ubudiyah, Sejarah PKB Kab Tegal