Rabu, 23 Agustus 2017

Dinginkan Situasi, Kapolres Jember Kunjungi Gedung Ansor

Jember, PKB Kab Tegal - Reaksi keras dari sejumlah elemen NU terhadap pernyataan Ahok terkait kesaksian KH Ma’ruf Amin di sidang penistaan agama kemarin lalu mendorong Kapolres Jember Kusworo Wibowo untuk mengunjungi gedung GP Ansor di Jalan Danau Toba 1 Jember, Kamis (2/1). Kapolres dan rombongan diterima oleh jajaran pimpinan GP Ansor Jember.

Pada saat yang sama, Kasatkorwil Banser Jawa Timur HM Abid Umar juga menjadi tamu penting Ansor Jember terkait dengan rencana agenda kegiatan Kursus Banser Lanjutan (Susbalan) di lapangan Secaba tanggal 23-26 Februari mendatang. Jadilah pertemuan tersebut cukup lengkap dan hangat.

Dalam kesempatan tersebut, Kusworo mengajak Banser untuk selalu bersinergi dengan aparat dalam menangani Kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat). Sedangkan terkait dengan kasus pernyataan Ahok terhadap KH Maruf Amin, Kusworo mengimbau agar Banser bersabar dan terus mendorong terciptanya suasana yang sejuk dan kondusif di tengah-tengah masyarakat.

Dinginkan Situasi, Kapolres Jember Kunjungi Gedung Ansor (Sumber Gambar : Nu Online)
Dinginkan Situasi, Kapolres Jember Kunjungi Gedung Ansor (Sumber Gambar : Nu Online)

Dinginkan Situasi, Kapolres Jember Kunjungi Gedung Ansor

“Karena Ahok sudah meminta maaf dan Kiai Maruf Amin juga menerima permitaan maaf itu, maka sebaiknya kita juga memaafkan,” ucapnya.

PKB Kab Tegal

Sementara itu, HM Abid Umar menegaskan bahwa Banser akan selalu pro aktif dan siap membantu serta bersinergi dengan petugas dalam mewujudkan Kamtibmas. Sebagai abdi masyarakat, katanya, Banser akan selalu ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan sosial, seperti penanganan korban bencana alam dan sebagainya.

“Namun jika ada pihak-pihak yang sengaja melecehkan ulama, tentu kami tidak rela. Kami harus bela mereka karena Banser adalah benteng dan banteng ulama,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Ketua GP Ansor Jember H Ayub Junaidi. Menurutnya, selama ini pihaknya sudah menjalin sinergi dengan banyak pihak dalam mengabdikan diri di tengah-tengah masyarakat, termasuk dengan TNI dan Polri. Tapi ia mengaku tidak rela jika marwah NU dan ulama, diusik dan NKRI coba dicabik-cabik. Sebab, pendirian NKRI, tak lepas dari perjuangan para pendiri NU.

PKB Kab Tegal

“Bagi kami, ulama adalah panutan, dan NKRI adalah bentuk final perjuangan para ulama. Jadi setiap gerakan yang coba-coba merongrong wibawa ulama dan NKRI, kami wajib berada di garis terdepan untuk membelanya,” tegas Ayub. (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja, Nahdlatul, Tegal PKB Kab Tegal

Solusi Mudah Belajar Ilmu Falak !

Judul: Ilmu Falak Praktis (Metode Hisab-Rukyat Praktis dan Solusi Permasalahnya)

Penulis : Ahmad Izzuddin

Penerbit: Pustaka Rizki Putra

Cetakan: Pertama, Agustus 2012

Solusi Mudah Belajar Ilmu Falak ! (Sumber Gambar : Nu Online)
Solusi Mudah Belajar Ilmu Falak ! (Sumber Gambar : Nu Online)

Solusi Mudah Belajar Ilmu Falak !

Tebal: 291 halaman

ISBN: 978-979-9430-77-9

PKB Kab Tegal

Harga : Rp. 40.000,-

Peresensi: Dito Alif Pratama

PKB Kab Tegal

Kemanakah kiblat shalat kita, Kapankah awal waktu Shalat, kapankah awal dan akhir Ramadhan, apakah terjadi perbedan, kapankah kita disunnahkan shalat gerhana matahari dan gerhana bulan? Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah bagian dari pertanyaan dalam kajian ilmu Falak yang kerap memberi kesan di masyarakat bahwa ilmu Falak itu sulit dan rumit.

Saya rasa, pertanyaan semacam itu bukan lagi persoalan yang harus terus dibincang. Dengan semakin majunya tekhnologi dan banyaknya ilmuwan dan pemerhati Falak, ssudah barang tentu akan makin tambah semakin banyak terobosan, langkah serta solusi mudah mempelajari ilmu falak.

Salah satunya adalah buku ini, sebuah buku mahakarya hasil analisis dan pemikiran Ahmad Izzuddin berjudul Ilmu Falak Praktis: Metode Hisab-Rukyat Praktis dan Solusi Permasalahanya, mencoba menepis anggapan ilmu Falak itu sulit dan membingungkan, ia hendak menegaskan kepada masyarakat luas bahwa mempelajari ilmu Falak itu mudah dan harus terus dikembangkan. 

Di awal buku ini ia coba paparkan sekilas tentang pengertian ilmu Falak, dalam pandanganya ilmu Falak adalah ilmu yang mempelajari lintasan benda-benda langit, khususnya bumi, bulan, dan matahari pada orbitnya masing-masing dengan tujuan untuk diketahui posisi benda langit antara satu dengan lainnya, agar dapat diketahui waktu-waktu di permukaan bumi. Sejatinya  ilmu Falak merupakan ilmu penting yang juga harus dikuasai demi memenuhi hajat hidup manusia modern saat ini, khususnya masyarakat Muslim untuk memenuhi hajat ibadah mereka, mulai dari persoalan menghadap arah kiblat, menentukan waktu shalat, awal bulan Qomariyah hingga penentuan awal dan akhir gerhana bulan dan matahari.

Dalam hal menentukan arah kiblat misalnya, ia coba tawarkan cara mudah menentukan arah kiblat secara praktis dan tanpa mengeluarkan banyak biaya, yaitu metodeTongkat istiwa.dengan metode ini, kita cukup dengan hanya meletakkan sebuah tongkat di tanah yang bidang dan terkena sinar matahari, dalam kurun waktu tertentu kita akan bisa menentukan arah kiblat dengan sangat mudah. Tongkat Istiwa pun dapat dikatakan cara yang lebih teliti daripada sebelumnya. Hal ini dikarenakan cara ini menggunakan alam sebagai media untuk menentukan koordinat geografis. (Hlm. 32)

Dalam buku ini, Izzuddin juga coba paparkan beberapa software dan progam penunjang kemudahan belajar dan memahami ilmu Falak, seperti software mudah menetukan arah kiblat dan langkah-langkah menggunakanya, antara lain, Qibla Locator, Google Earth, Mawaqiit, Al-Miiqat, dan sebagainya (Hlm. 74)

Izzuddin yang juga merupakan Doktor ilmu Falak pertama di IAIN Walisongo Semarang hendak menyapa masyarakat luas untuk mau mempelajari ilmu Falak bersama-sama, terlebih agar masyarakat bisa mempunyai pondasi dan ilmu falak yang nantinya menunjang kepribadian mereka untuk semakin bijak ketika dihadapkan dengan persoalan sosial yang terjadi, khususnya dalam menyikapi perbedaan penentuan awal bulan Qomariyah.

Dalam buku ini, Izzuddin coba menawarkan sebuah solusi ampuh guna menyamakan persepsi tersebut. Solusi yang hendak disampaikan adalah bagaimana mengkompomikan dua mazhab besar yang metode nya berbeda, yaitu hisab dan rukyah, dengan kata lain menghisabkan rukyah dan merukyahkan hisab.

Dalam pandanganya, dua metode yakni hisab dan rukyah merupakan dua metode yang saling melengkapi. Metode hisab sebagai prediksi sebelumnya masih berstatus hipotesis verifikatif yang masih memerlukan observasi (rukyah) sehingga kontinyuitas rukyat dengan dibuktikan dengan hasil hisab harus selalu dilakukan setiap akhir bulam Qomariyah sehingga tidak terbatas rukyat pada akhir bulan Sya’ban, akhir bulan Ramadhan, dan akhir bulan Dzulqo’dah. Pada akhirnya, standarisasi ketinggian hilal (irtifa’ul hilal) dapat dihasilkan sebagai hasil kompromi metode hisab dan rukyah secara empiris ilmiah. (Hlm.145)

Semuanya akan bisa terealisasikan manakala didukung dengan sikap lapang dada tiap-tiap ormas, tidak mengedepankan ego golongan dan yang terepenting adalah mau bersatu menyatukan persepsi demi sebuah kebersamaan. 

Ditulis dengan gaya tulisan bahasa yang renyah dan mudah dicerna, Buku ini hendak memberikan pencerahan bagi masyarakat, tidak hanya kaum akademisi tetapi juga masyarakat awam akan solusi mudah mempelajari ilmu Falak. Buku ini layak dibaca oleh masyarakat, terlebih mereka yang ingin mendalami ilmu falak, Agar kedepanya ilmu falak bisa terus dikembang dan dilestarikan.

* Pemerhati Ilmu Falak IAIN Walisongo Semarang

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Berita, Tokoh PKB Kab Tegal

Selasa, 22 Agustus 2017

Sarjana Islam Jangan Jadi Pohon Tak Berbuah

Brebes, PKB Kab Tegal. Ketua Yayasan Islamic Center Brebes Drs KH Rosyidi mengatakan, sarjana lulusan Sekolah Tinggi Agama Islam jangan sampai menjadi pohon yang tak berbuah. Dalam artian, ilmu yang dimiliki tidak ditularkan kepada yang membutuhkan. Apalagi hanya menebarkan daun-daun yang membikin sampah pekarangan rumah.

Sarjana Islam Jangan Jadi Pohon Tak Berbuah (Sumber Gambar : Nu Online)
Sarjana Islam Jangan Jadi Pohon Tak Berbuah (Sumber Gambar : Nu Online)

Sarjana Islam Jangan Jadi Pohon Tak Berbuah

“Jadilah Sarjana yang mampu memberi manfaat kepada lingkungan kita karena ilmunya diamalkan,” katanya pesan wisuda sarjana (S1) ke 7 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Brebes di Aula Rita Mall Kota Tegal, Sabtu (26/10).

Lulusan sarjana, lanjutnya, harus dirasakan darma baktinya bagi masyarakat. Apalagi lulusan STAI sangat digadang-gadang untuk ikut serta memperbaiki akhlak bangsa. “Jagalah nama baik dengan selalu memberi manfaat kepada sesama,” pesan Kiai Rosyidi yang juga imam besar Masjid Agung Brebes.

PKB Kab Tegal

Senada dengan Kiai Rosyidi, Wakil Bupati Brebes Narjo mengingatkan kalau keadaan jaman telah berubah. Termasuk dengan beredarnya Narkoba hingga sampai kelompok desa. “Lulusan STAI Brebes hendaknya mampu menjadi benteng dekadensi moral dan terhindar dari penyalahgunaan Narkoba,” ajaknya.  

Ketua STAI Brebes Prof Dr  H Muhaimin MA mewisuda sebanyak 261. Sejak berdiri tahun 2007, STAI Brebes telah meluluskan sebanyak 1.907 mahasiswa. Dia mengingatkan, kalau acara wisuda bukan akhir dari perjalanan menuntut ilmu. Tetapi merupakan langkah awal untuk mendapatkan ilmu yang lebih banyak demi kemaslahatan umat guna mencapai kebahagiaan dunia dan akherat.

PKB Kab Tegal

Muhaimin juga berjanji akan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas perguruan tinggi yang dipimpinnya. Terbukti, Sekolah di bawah naungan Yayasan Islamic Center tersebut telah mendapatkan akreditasi sejak tahun 2008 oleh BAN-PT Nomor : 018/BAN-PT/Ak-XI/S.1/VIII/2008.

Selain Tarbiyah, STAI juga telah menambah dua jurusan baru yakni Syari’ah dan Dakwah. Dan 2 program studi baru yakni Hukum Ekonomi Syari’ah dan Bimbingan Konseling Islam.

Terpilih sebagai wisudawan terbaik Toto Sugiarto, Jam’an dan Subandi. Ketiga wisudawan tersebut memperoleh predikat nilai Cumlaude. (Wasdiun/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Syariah PKB Kab Tegal

Kang Said: Bangsa Asing Inginkan Indonesia Ekstrem

Jepara, PKB Kab Tegal. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj mengimbau warga NU untuk memasyarakatkan cara beragama yang moderat. Kiai Said mengingatkan mereka untuk berjuang untuk itu. Karena, banyak pihak asing yang memprovokasi agar bangsa Indonesia terlibat dalam gerakan ekstrem.

“Bangsa Barat sangat mendambakan Indonesia menjadi radikal. Jika sudah radikal, mereka memiliki alasan untuk menggempur Nusantara,” kata Kang Said saat menyampaikan sambutan di Harlah ke-71 Yayasan Mathaliul Huda di desa Bugel kecamatan Kedung kabupaten Jepara, Rabu (17/9) malam.

Kang Said: Bangsa Asing Inginkan Indonesia Ekstrem (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: Bangsa Asing Inginkan Indonesia Ekstrem (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: Bangsa Asing Inginkan Indonesia Ekstrem

Sebab itu, sikap ke-NUan tegasnya harus tetap dijaga. “Orang NU jangan mudah terpancing pada kelompok yang suka mengebom. Sebab NU cinta damai. Jangan sampai ikut-ikutan ISIS. Gerombolan garis keras itu sudah bukan Islam, karena suka membunuh saudaranya sendiri,” pesan Kang Said di hadapan ratusan jamaah yang hadir.

PKB Kab Tegal

Kepada hadirin, pengasuh pesantren Ats-Tsaqafah Ciganjur ini mengingatkan orang tua untuk benar-benar mengawasi anaknya dari pengaruh paham ekstrem. “Ciri lahiriahnya kelompk wahabi antara lain berjenggot panjang, bergamis, bercelana cingkrang, atau tanda hitam di jidat.”

Pengurus masjid juga lebih cermat. Jangan sampai wahabi menguasai kepengurusan masjid. Bogor, Tangerang, dan Bekasi merupakan kota yang dikuasai kelompok wahabi. “Untungnya LTM PBNU lekas bertindak sehingga masjid-masjid yang direbut kelompok tersebut bisa kembali,” imbuh Kang Said. (Syaiful Mustaqim/Alhafiz K)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Daerah, Makam PKB Kab Tegal

ISNU Diskusikan Ketahanan Pangan

Jakarta, PKB Kab Tegal. Pangan akan menjadi persoalan serius jika tidak diantisipasi pengelolaannya dari sekarang. Di Indonesia sendiri, setiap tahun lahir sekitar 3.2 juta bayi, yang tentu saja memerlukan bahan makanan.

Tahun 1945, diperkirakan terjadi defisit pangan sehingga negara-negara akan bersaing memperebutkan sumber pangan dan energi yang kian langka.

ISNU Diskusikan Ketahanan Pangan (Sumber Gambar : Nu Online)
ISNU Diskusikan Ketahanan Pangan (Sumber Gambar : Nu Online)

ISNU Diskusikan Ketahanan Pangan

Topik ini menjadi materi pembicaraan dalam diskusi panel ahli yang digelar pengurus pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU). Ketua Umum ISNU Ali Masykur Musa menyatakan, ketahanan pangan merupakan topik pertama yang dibicarakan dari serangkaian diskusi panel ahli yang akan digelar dengan tema-tema strategis seperti energi, pertambangan, dan lingkungan hidup; ekonomi makro; infrastruktur; geopolitik; dan diplomasi internasional, pemerintah daerah dan otonomi daerah; hukum dan tertib sosial; serta agama, budaya dan sumberdaya manusia.

PKB Kab Tegal

ISNU akan mengundang para ahli yang kompeten untuk membahas dan mendiskusikan persoalan-persoalan tersebut, memetakan persoalan, dan menyusun peta jalan untuk menyongsong skenario optimistis tentang Indonesia masa depan.

PKB Kab Tegal

Bertempat di gedung PBNU, putaran pertama diskusi ahli ini menghadirkan narasumber Sutarto Alimoeso, dirut Bulog, Fadhil Hasan (GAPKI), Udhoro Kasih Anggoro, Dirjen ketahanan pangan Kementarian Pertanian, dan Imam Sugema.

Salah satu yang disorot dalam diskusi ini adalah rapuhnya ketahanan pangan domestik, padahal Indonesia adalah negeri Agraris. Indonesia masih tergantung asing untuk memenuhi hajat hidup rakyatnya.?

Indonesia pernah menjadi importir beras terbesar di dunia pada kurun waktu 1998-2001. Indonesia mengimpor garam rata-rata 1 juta ton per tahun, mengimpor 30 persen kebutuhan gula nasional, 70 persen kedelai, 10 persen jagung, 15 persen kacang tanah, 90 persen kebutuhan susu, dan 25 persen daging sapi nasional.

Pada tahun 2008, Indonesia pernah menjadi importir pangan terbesar kedua di dunia setelah Mesir, dengan lahan untuk pangan hanya 359 m per kapita. Akibatnya, devisa yang diperoleh dengan susah payah harus dihabiskan untuk membeli barang yang sebenarnya bisa dihasilkan sendiri di dalam negeri. Tidak ada jalan. Untuk menopang ketahanan pangan, kebijakan pangan nasional harus dirombak dengan fokus pada intensifikasi produksi pangan, ekstensifikasi lahan pertanian dan diversifikasi pangan.

Imam Sugema menjelaskan, upaya meningkatkan produksi pangan adalah melalui peningkatan produksi dan perluasan lahan. Saat ini, subsidi pupuk yang diberikan petani mencapai 16 trilyun per tahun agar produksi bisa meningkat.

Untuk meningkatkan ketahanan pangan, dibutuhkan perluasan lahan sebesar 5 juta hektar. Untuk menciptakan lahan baru, dibutuhkan biaya 40 juta per hektar sehingga secara total dibutuhkan 200 trilyun.

“Kelihatannya banyak, tetapi kalau dibagi dalam 10 tahun, setahun hanya perlu 20 trilyun, tidak begitu besar dibanding manfaat yang diperoleh. Sayangnya kita tidak pernah melakukannya,” paparnya.?

Dana sebesar 16 trilyun untuk subsidi pupuk, jika digunakan untuk perluasan lahan sudah mencapai 500 ribu hektar, sekaligus untuk memindahkan para petaninya.?

Hanya beberapa suku tertentu yang memiliki tradisi bercocok tanam, seperti Jawa, Sunda, Bali, Madura dan Bugis, sementara suku lainnya masih menjadi petani kebun.

Sementara itu, Sutarto Alimoeso menjelaskan, beberapa persoalan dalam menciptakan ketahanan pangan diantaranya adalah akurasi data, lahan, budaya dan pertumbuhan penduduk.

Terkait dengan data, saat ini belum ada data valid yang bisa dijadikan pijakan semua pihak tentang kebutuhan pangan, sehingga ketika terjadi impor pangan, sering terjadi kontraversi karena masing-masing perang data.?

Terkait dengan luasan lahan, ia sepakat dengan Imam Sugema tentang pentingnya pembukaan lahan baru. “Subsidi untuk BBM seharusnya digunakan untuk memperluas lahan pertanian,” jelasnya

Dengan luas lahan pertanian yang hanya 0.3-0.5 hektar, petani tidak mungkin sejahtera dan kalau harga pangan dinaikkan, maka konsumen yang akan menjerit. Karena itu, upaya memperluas lahan pertanian mutlak untuk mensejahterakan petani. “Lahan sempit juga susah untuk mengakses modal perbankan,” paparnya.

Bulog dengan pasukan semutnya, saat ini berusaha jemput bola langsung ke petani agar mereka memiliki nilai tambah tinggi. Pada zaman dahulu, bulog mengandalkan pedagang besar untuk mengumpulkan beras, tetapi tentu saja, mereka mengambil margin besar yang mau tidak mau merugikan para petani.

Terkait dengan budaya, budaya bertani pangan hanya terdapat di Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Bugis. Untuk menumbuhkan tradisi bertani di luar Jawa, perlu memindahkan suku-suku tersebut ke daerah yang memang masih memiliki lahan luas.

Demikian juga terkait dengan budaya pangan. Indonesia diperkenalkan dengan budaya makan gandum sejak 20 tahun yang lalu, sehingga sekarang menjadi terbiasa dan impor gandum semakin meningkat. Karena itu, untuk merubah budaya pangan lagi, diperlukan waktu sampai 20 tahun ke depan.

Penulis: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal IMNU, Quote PKB Kab Tegal

Senin, 21 Agustus 2017

Ada Indikasi Penyelewengan Dana Bantuan Kemenpera di Sampang

Sampang, PKB Kab Tegal. Pengurus Cabang Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Kabupaten Sampang, Jawa Timur, melontarkan kritik keras terkait transparansi dana bantuan rumah tidak layak huni (RTLH) dari Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) untuk wilayah konflik di Sampang.

Ada Indikasi Penyelewengan Dana Bantuan Kemenpera di Sampang (Sumber Gambar : Nu Online)
Ada Indikasi Penyelewengan Dana Bantuan Kemenpera di Sampang (Sumber Gambar : Nu Online)

Ada Indikasi Penyelewengan Dana Bantuan Kemenpera di Sampang

Saat berkunjung ke salah satu pondok pesantren di sana, Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz pernah berjanji akan membedah sedikitnya 500 RTLH dengan besaran dana bantuan untuk masing-masing rumah Rp 7,5 juta. Kucuran bantuan ini disambut positif oleh Bupati Sampang Fannan Hasib.

Sementara itu, Ketua Lakpesdam NU Sampang Faisol Ramdhoni mengatakan, sebagian besar warga tak pernah tahu buku rekeningnya setelah dikoordinasi untuk tanda tangan buka rekening sebagai tujuan transfer dana bantuan.

PKB Kab Tegal

Kemudian, secara tiba-tiba setiap warga sudah kedatangan bahan bangunan berupa 10 karung semen, 1 truk pasir, 1000 biji batu bata yang diletakkan jauh dari rumahnya. Lakpesdam NU menilai, pola manajemen seperti ini membodohi masyarakat dan terindikasi ada perilaku curang di bantuan RTLH Menpera.

PKB Kab Tegal

"Kami membaca  ada oknum-oknum tak bertanggung jawab yang sengaja bermain-main dengan program RTLH ini," Faisol dalam rilis yang diterima PKB Kab Tegal, Ahad (4/1).

Selain itu, menurut aktivis muda NU yang aktif mendampingi masyarakat di lokasi konflik ini, berdasarkan keluhan  sejumlah warga kepada dirinya, banyak warga terutama yang berusia lanjut merasa keberatan disuruh mengangkut sendiri dari titik penurunan bahan bangunan yang jaraknya berkisar 1-2 km dari rumah lokasi.

Warga tak kuat membayar jika harus menyewa pelayan jasa angkut karena kondisi ekonomi yang rata-rata sangat lemah. Bahkan, beberapa warga terpaksa hutang untuk menyewa mobil pengangkut barang untuk memindahkan bahan bangunan ke rumahnya.

Faisol juga menambahkan, terjadi pengkondisian pengadaan bahan dan jenis bahan yang disama-ratakan tanpa memperhatikan kebutuhan warga. Hal ini jelas tidak sesuai dengan Permenpera Nomor 6 Tahun 2013 dan Surat Edaran Deputi Perumahan Swadya Nomor 01/SE/DPS/2013 yang di dalamnya memuat tentang rencana pembelian bahan bangunan yang disesuaikan dengan kondisi rumah dan keinginan penerima bantuan.

"Sungguh sangat disayangkan program mulia ini justru ternodai perilaku-perilaku oknum-oknum  di lapangan yang justru bukannya membantu masyarakat miskin penerima bantuan malah sangat membebani dan menyiksa warga miskin," kata Ketua Lakpesdam NU Sampang Faisol Ramdhoni. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Makam PKB Kab Tegal

PCNU Kota Sorong Gelar Konfercab II

Sorong, PKB Kab Tegal. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Sorong, Papua Barat, menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) II, di MI Al-Ma’arif NU Jl. Basuki Rahmat Km.9,5 Kelurahan Klasabi Distrik Sorong Manoi Kota Sorong, Ahad (21/4) kemarin.

Konfercab dihadiri Asisten satu Kota Sorong (mewakili Walikota Sorong) sekaligus membuka secara resmi Konfercab II NU Kota Sorong, Ketua Pengurus Cabang NU Kota Sorong, Pengurus Cabang NU Kabupaten Sorong, Kakemenag Kota Sorong, Ketua MUI Kota Sorong, Ketua FKUB Kota Sorong Tokoh Agama Islam serta undangan lainnya.

PCNU Kota Sorong Gelar Konfercab II (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Kota Sorong Gelar Konfercab II (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Kota Sorong Gelar Konfercab II

Ketua Panitia Pelaksana Konfercab II NU Kota Sorong Masrur Sholikhi, SP melaporkan, Konfercab diikuti oleh Pengurus Cabang, Majelis Wakil Cabang (MWC) NU se-Kota Sorong, Badan Otonom di lingkungan NU dan utusan dari Takmir Masjid serta para Tokoh Agama Islam di Kota Sorong.

PKB Kab Tegal

Konfercab II NU Kota Sorong berlangsung selama satu hari, pada tanggal 21 April 2013 di MI Al-Ma’arif NU Kota Sorong, namun sehari sebelumnya juga dilaksanakan istighotsah dan zdikir akbar menyambut Konfercab ke-II NU Kota Sorong.

Konferensi Cabang merupakan musyawarah tertinggi di tingkat Cabang yang bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program kerja PCNU Kota Sorong 2007-2012, menyusun program kerja PCNU ke depan dan memilih pengurus baru periode 2013-2018.

PKB Kab Tegal

Walikota Sorong dalam sambutan tertulisnya dibacakan Asisten satu Kota Sorong Ismail Latukonsina, S.Sos mengatakan, NU merupakan organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia. Yang mempunyai jamaah terbanyak dan mengakar ditengah masyarakat. Pemkot Sorong memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas terselenggaranya Konfercab II NU, semoga Konfercab ini menghasilkan program kerja NU Kota Sorong baik sebagai mitra Pemerintah dan menghasilkan kepengurusan baru yang mau, mampu dan mempunyai waktu untuk kegiatan NU.

Keberadaan NU di Kota Sorong sangat mendukung visi dan misi Kota Sorong dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, menciptakankan tatanan kehidupan masyarakat yang agamis, berakhlak mulya yang ditopang oleh kesadaran saling menghormati dan saling mendukung antara ulama dan umaro.

Pada Pleno terakhir Pemilihan Rais dan Ketua Tanfidziyah, Drs. KH. Uso terpilih kembali sebagai Rais Syuriyah dan H. Supran M. Rafiq, S.Pd, M.Si terpilih sebagai Ketua Tanfidziyah masa khidmat 2013-2018. 

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Imam Khoirudin

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal PonPes PKB Kab Tegal