Senin, 14 Juli 2014

PCNU Kendal Latih Jurnalistik Pengurus MWCNU

Kendal,PKB Kab Tegal. Lembaga Pers dan Jurnalistik PCNU Kabupaten Kendal, Jawa Tengah mengadakan pelatihan jurnilistik di Gedung NU Kabupaten Kendal, Ahad (25/9). Pelatihan yang diikuti puluhan peserta perwakilan dari masing masing MWCNU tersebut bekerja sama dengan Suara Merdeka.

Ketua PCNU Kabupaten Kendal KH Danial Royyan mengatakan perlunya berhati hati dalam memilih sumber berita karena saat ini media NU hanya menguasai sebagian kecil dalam dunia pemberitaan.

PCNU Kendal Latih Jurnalistik Pengurus MWCNU (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Kendal Latih Jurnalistik Pengurus MWCNU (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Kendal Latih Jurnalistik Pengurus MWCNU

Kegiatan dipandu team redaksi Suara Merdeka. Dalam awal pembicaraannya, perwakilan media tersebut, Aris, mengatakan, media itu ibarat senjata. Jika jatuh ditangan orang yang salah, maka fatal akibatnya.

PKB Kab Tegal

Peserta kegiagatan itu diformat untuk menghidupkan media NU di kabupaten tersebut. Peserta bisa mengirimkan berita ke redaksi pcnukendal.id untuk memberitakan kegiatan-kegiatan di MWCNU masing masing.

"Saya berharap dengan diadakannya pelatihan jurnalistik ini, peserta bisa memberikan kontribusi berita dari masing masing wilayahnya kepada tim redaksi pcnukendal.id," ungkap Fahroji, salah seorang panitia. (Indra As-Syarief/Abdullah Alawi)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian PKB Kab Tegal

PCINU Sudan Gelar Seminar Metodologi Bahtsul Masail

Khartoum, PKB Kab Tegal. Dalam momentum hari tasyrik PCINU Sudan mengadakan seminar bahstul masail yang bertepatan pada Ahad 28 Oktober 2012 M / 12 Dzulhijjah 1433 H di sekretariatnya.

Acara ini diselenggarakan oleh Lakpesdam NU bekerjasama dengan Muslimat NU untuk memperkuat tali silaturrahim dan menambah wawasan akan tradisi kaum nahdiyin yang telah dilestarikan di Indonesia agar mahasiswa/I yang berdomisili di Sudan juga dapat melestarikannya.

PCINU Sudan Gelar Seminar Metodologi Bahtsul Masail (Sumber Gambar : Nu Online)
PCINU Sudan Gelar Seminar Metodologi Bahtsul Masail (Sumber Gambar : Nu Online)

PCINU Sudan Gelar Seminar Metodologi Bahtsul Masail

H Abdussalam BS, ? wakil rais syuriyah dalam sambutannya mengatakan acara ini penuh urgensi demi menciptakan generasi NU sebagai ulama yang memiliki intelektualitas dan kredibilitas dalam menghadapi berbagai problematika, salah satunya terkait masail waqiiyyah.

PKB Kab Tegal

Acara yang menarik ini berlangsung mulai pukul 11.00 s/d 13.20 di ikuti sekitar 40 warga Nahdiyyin dan Nahdiyyat, juga ketua PPMI Sudan. Tanggapan yang positif terlihat dengan antusias undangan ketika di buka forum tanya jawab oleh moderator Acara Syurohbiel Mahfudz Asirun.

Dalam menyelesaikan problematika umat, ulama NU berpedoman pada prinsip al-muhafadzotu alal qodimisholih wal-akhdzu bil jadidil ashlah, sebagaimana diungkapkan oleh H Zulham Qudsi, BS sebagai narasumber pertama.?

PKB Kab Tegal

Ia memilih judul materi “Metodologi Bahtsul Masail” menekankan bahwa Forum Bahtsul Masail itu bukan forum menyimpulkan hukum dari dalil, akan tetapi lebih tepatnya mencari teks-teks para ulama dalam kitab-kitab mereka yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

Kemudian dijelaskan juga oleh H Auzai Mahfudz Asirun, BS yang dalam hal ini menjadi narasumber kedua akan pentingnya bermadzhab, lebih lanjut beliau yang mengangkat tema “Metode Istinbath Nahdliyyin” ini menjelaskan bahwa tradisi bahtsul masail NU yang berpedoman dengan kitab kuning bukan berarti tidak menggunakan AlQuran dan hadist akan tetapi justru hal ini reproduksi dari pemahaman ulama dalam memahami al-Quran dan Hadsit.

Namun ia menyayangkan selama ini belum ada revolusi dalam implementasi penggunaan madzhab empat, oleh sebab itu banyak justifikasi jika warga NU hanya berorentasi satu sudut pandang madzhab Syafii saja dalam bahstul masail.

Masing-masing pembicara diberikan waktu selama 20 menit dan dilanjutkan sesi diskusi interaktif dengan peserta dipimpin oleh moderator H Miftahuddin Ahimy, MA ketua Tanfidziyah PCINU Sudan. Dalam pengantarnya sosok yang akrab dipanggil Engkong Miftah ini menguraikan sekilas tentang perkembangan Ilmu Fiqh dari Zaman Rasulullah SAW hingga sekarang.

“Metode Bahtsul Masail secara tidak langsung adalah penekanan untuk bermadzhab, sebab sulit ditemukan kejadian-kejadian di zaman modern ini yang belum pernah dituliskan oleh ulama, hanya saja kita yang kurang membaca buku-buku mereka, dan kalaupun ada pendapat itupun maka masih dibahas, sebab bahtsul masail bukan forum taqlid buta juga,” tandasnya.

Ketua Lakpesdam Miftakhul Munif dalam sesi tukar pendapat bercerita panjang tentang bahtsul masail dikalangan pesantren di Indonesia, khususnya di Jawa. Diskusi juga diramaikan oleh Kader Muslimat NU Sudan Shochibatun Ni’mah dan Mimi Muthiatillah. Pertanyaan kedua mahasiswi cantik ini senada, yaitu tentang hasil bahtsul masail pada setiap cabangnya, apakah terjadi crash jika ada forum bahtsul masail yang lebih tinggi? Dan sebatas mana aplikasi hukumnya?

Acara juga diramaikan dengan diskusi yang disampaikan oleh undangan dan mahasiswa baru penerima beasiswa NU yang telah sampai di Sudan.

Dengan terselanggaranya acara ini diharapkan dapat memunculkan generasi baru ulama yang intelektual dan intelektual yang ulama sesuai dengan motto NU Sudan 2012-2013 yaitu “Mengembangkan Jaringan Internasional Ilmu dan Ulama dengan Program Kerja PCINU Sudan”.

Redaktur: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Daerah, Hikmah, Kiai PKB Kab Tegal

Ajarkan Sejarah dengan Lengkap, Jangan Ditutup-tutupi

Pringsewu, PKB Kab Tegal. Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah KH Chalwani Nawawi mengatakan, saat ini banyak sejarah tentang para pejuang yang tidak dijelaskan dengan lengkap khususnya di sekolah dan madrasah. Hal tersebut diungkapkannya melihat fakta bahwa banyak para pejuang dan pahlawan nasional adalah merupakan para santri dan memang harus diketahui oleh masyarakat.

“Salah satu Pahlawan yang merupakan seorang santri dan juga penganut thariqah adalah Abdul Hamid yang terkenal dengan nama Pangeran Diponegoro,” ujar Kiai Chalwani, Ahad (10/4) malam di Pringsewu, Lampung

Ajarkan Sejarah dengan Lengkap, Jangan Ditutup-tutupi (Sumber Gambar : Nu Online)
Ajarkan Sejarah dengan Lengkap, Jangan Ditutup-tutupi (Sumber Gambar : Nu Online)

Ajarkan Sejarah dengan Lengkap, Jangan Ditutup-tutupi

Pangeran Diponegoro lahir di Dusun Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo, Yogyakarta. Mondok pertama kali di Tegalsari, Jetis, Ponorogo kepada KH Hasan Besari. Abdul Hamid ngaji kitab kuning kepada Kiai Taftazani Kertosuro. Ngaji Tafsir Jalalain kepada KH Baidlowi Bagelen. Terakhir Abdul Hamid ngaji ilmu hikmah kepada KH Nur Muhammad Ngadiwongso, Salaman, Magelang.

Bukti otentik jika Pangeran Diponegoro adalah seorang santri adalah peninggalan kamar Diponegoro di eks-Karesidenan Kedu yang di dalamnya ada 3 peningalan, Al-Quran, tasbih, dan Kitab Taqrib.

PKB Kab Tegal

"Kenapa Al-Qur’an? Diponegoro adalah seorang Muslim. Kenapa tasbih? Diponegoro sorang ahli dzikir, dan bahkan penganut thariqah. Kenapa Kitab Taqrib matan Abu Syuja, yaitu kitab kuning yang dipakai di pesantren? Karena beliau bermadzhab Syafii. Jadi Pangeran Diponegoro bermadzhab Syafii. Maka, karena bermadhab Syafii, Diponegoro shalat Tarawih 20 rakaat, shalat Shubuh memakai doa Qunut, Jumatan adzan dua kali," jelasnya.

Ia sangat menghormati dan menghargai orang yang berbeda madzhab dan pendapat. Akan tetapi, ia mengingatkan agar sejarah harus di sampaikan apa adanya. Jangan ditutup-tutupi jika Pangeran Diponegoro bermadzhab Syafii.

PKB Kab Tegal

Lanjutnya tokoh pejuang lain yang merupakan santri dan keluarga besar tarikat diantaranya Ki Hajar Dewantara, Proklamator Muhammad Hatta dan RA Kartini. "Mulai sekarang, mari kita terangkan sejarah dengan utuh. Jangan sekali-kali memotong sejarah. Jika Anda memotong sejarah, suatu saat, sejarah Anda akan dipotong oleh Allah SWT, " tegasnya. (Muhammad Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul Ulama, Pertandingan PKB Kab Tegal

Minggu, 13 Juli 2014

Jamaah Dzikir Gunung-gunung Indonesia

Oleh Mukhlis Herwin Mualif

Dalam pelajaran kuliah geofisika ataupun geologi pada Jurusan Fisika, Negara Indonesia merupakan negara dengan kepemilikan gunung api terbanyak yang dilingkari jalur deretan gempa paling aktif yang disebut cincin api (ring of fire) sehinga sewaktu-waktu bisa meletus.

Letak posisi Indonesia sangat strategis, yang mana berada pada titik pertemuan tiga lempeng benua yaitu Lempeng Eurasia dari arah utara, Lempeng Pasifik dari arah timur, serta Lempeng Indo-Australia dari arah selatan.

Jamaah Dzikir Gunung-gunung Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Jamaah Dzikir Gunung-gunung Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Jamaah Dzikir Gunung-gunung Indonesia

Akhir-akhir ini, di Indonesia banyak gunung yang menaikkan statusnya dari normal menjadi waspada, siaga, dan bahkan awas. Dalam dunia tasawuf, dikenal bahwa gunung pun juga ikut berdzikir (bertasbih) di waktu pagi dan petang, seperti yang terdapat dalam Firman Tuhan Quran Surat Sad 18-19:

PKB Kab Tegal

“Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu pagi dan petang, dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masing amat taat kepada Allah."

PKB Kab Tegal

Dzikir jika ditinjau secara bahasa berasal dari kata dzakaro yang artinya yaitu ingat. Kata dzikir diambil dari masdarnya dzikron yang kemudian menjadi populer dengan istilah dzikir. Sedangkan dzikir jika dikupas menurut syara’ merupakan ingat kepada Allah Swt. Dengan etika tertentu yang sudah ditentukan dalam Al-Quran dan hadist dengan tujuan untuk mensucikan hati serta mengagungkan Allah. ?

“Siapa yang ingin bersenang-senang di taman syurga, perbanyaklah dzikir. (HR. Thabrani)

Di Indonesia, gunung-gunung pun sedang berjamaah dzikir billisan khususnya daerah Sumatra dan Jawa. Dari Sumatera, jamaah para gunung dipimpin Almukarrom Syekh Gunung Sinabung, Sumatera Utara. Sedangkan penghulu pulau Jawa dan Sumatera, Almukarrom Syekh Anak Krakatau bin Krakatau yang sudah akil baligh, kali ini hanya menjadi makmum saja, yang mungkin lebih condong makmum kepada dzikir billisannya Almukarrom Syekh Gunung Sinabung. ?

“Kakanda, kali ini saya makmum kamu saja, karena saya sudah sering aktif untuk meneruskan ilmu Abah saya”, ujar putra gunung Krakatau kepada Almukarom Syekh gunung Sinabung.

Jamaah dzikir billisan di pulau Jawa dipimpin Almukarrom Kiai Gunung Kelud AlJawi, yang dengan dzikirnya telah membawakan pesan damai dengan merahmati hujan abu yang hampir rata di daerah Jawa bahkan sampai kepada daerah Pasundan. Tak lupa sebelumnya minta restu kepada Almukarom Kiai Gunung Semeru, yang merupakan sultan dari para gunung-gunung di Indonesia. Konon, dipilih sebagai sultannya para gunung di Indonesia dikarenakan ia telah disebutkan dalam kisah pewayangan.

Ngaturaken sowan kulo marang Paduko Kiai Gunung Semeru, kulo nyuwun pangestu paduko, badhe mimpin jamaah dzikir billisan poro gunung khususipun ingkang dumunung wonten ing Jawi,” izin Kiai Gunung Kelud Aljawi kepada Kiai Gunung Semeru.

E..lha dalah… sumonggo kiai, kanthi ridhonipun Gusthi Allah, Pengerane bumi lan Langit sarto Shalawat Nabi, mugi-mugi dzikir billisanmu saged dados barokah kagem nagari Indonesia khususipun. Lahul Fatihah..” Jawab Kiai Gunung Semeru sebagai ucapan restu kepada Kiai Gunung Kelud AlJawi.

“Hu..hu..”, begitu bunyi dentuman dzikir? jamaah dzikir billisan para gunung, ada yang secara sir (tak terdengar) da nada pula yang jahr (nyaring).

Definisi dzikir secara sir yaitu dengan suara secara perlahan sekiranya hanya terdengar oleh indera pendengaran atau telinga yang berdzikir. Menurut orang tasawuf atau ahli sufi menyebut hal ini merupakan dzikir yang paling afdhol. Sedangkan secara jahr yaitu secara keras sekiranya dapat terdengar di sekitarnya.

Menurut info terakhir ikut menyusul dzikir secara sir yaitu Almukarom Kiai Gunung Slamet, Almukarom Kiai Gunung Semeru, Almukarom Kiai Gunung Bromo, Almukarom Syekh Gunung Raung. Semula Almukarom Syekh Gunung Merbabu masuk dalam jamaah ini, akan tetapi ketika sudah pada kondisi fana dan nikmat dalam berdzikir maka secara tidak sadar berubah menjadi jahr. “Hu….hu….”, bunyi dentuman dzikir yang tiba-tiba diucapkan secara keras dan disertai kilatan yang menyambar-nyambar di pucak gunung sehingga membuat warga berhamburan keluar rumah. Seismograf milik BPPTKG Yogyakarta pun tidak dapat mendeteksi adanya aktivitas apapun, seperti yang diucapkan Subandriyo Kepala BPPTKG Yogyakarta.

Di Indonesia gunung api terbagi dalam 3 tipe berdasarkan waktu erupsinya, tipe A gunung api yang mengalami erupsi sekurangnya satu kali setelah tahun 1600, tipe B setelah tahun 1600 belum tercatat erupsinya akan tetapi menunjukkan gejala vulkanik yang jumlahnya 28, tipe C erupsinya tidak tercatat oleh manusia. Almukarom Syech Gunung Merbabu masuk kategori B. Menurut Sorja Koesuma, Dosen Fisika Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, mengatakan untungnya magnitudenya kecil. Mungkin juga bukan tektonik, akan tetapi ada sesar yang teraktivitasi karena aktivitas vulkanik.

Di golongan lain, terdapat sekelompok golongan gunung-gunung dengan dzikir bilqolbi (dengan hati) yang dipimpin Almukarom Kiai gunung Lawu Magetan, yang diikuti oleh Almukarom Kyai Gunung Wilis bahkan mungkin kali ini Almukarom Kiai Gunung Merapi Yogyakarta pun ikut jamaah dzikir bilqolbi karena kali ini tidak terdapat dalam kelompok golongan dzikir billisan. Definisi dzikir bilqolbi sendiri yaitu dzikir dengan menggunakan hati dan sama sekali tidak terdengar oleh telinga.

Apapun dzikirnya semoga kita semua dimasukkan dalam golongan yang cinta berdzikir, bersama makhluk Allah yang lain yang cinta berdzikir di bumi dan langit. Amiin.

MUKHLIS HERWIN MUALIF, alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Solo, dan alumni Jurusan Fisika UNS

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Lomba, Cerita PKB Kab Tegal

Selasa, 08 Juli 2014

Kemlu: Isu Palestina adalah Isu Kita

Jakarta, PKB Kab Tegal. Direktur Jenderal Asia Pasific dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Desra Percaya menegaskan, isu yang terjadi di Palestina bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau parlemen saja, namun itu adalah tanggung jawab semua orang karena yang terjadi adalah persoalan kemanusiaan.

“Isu Palestina adalah isu kita,” kata Desra di Universitas Indonesia (UI) Salemba Jakarta, Rabu (1/11). 

Kemlu: Isu Palestina adalah Isu Kita (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemlu: Isu Palestina adalah Isu Kita (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemlu: Isu Palestina adalah Isu Kita

Desra menyatakan, Pemerintah Indonesia terus menerus mendukung kemerdekaan Negara Palestina secara penuh. Sampai saat ini, sikap Indonesia tegas terhadap Israel. Yakni dengan menentang apa yang telah dilakukan Israel terhadap Palestina dan akan konsisten menutup hubungan diplomatik dengannya selama negeri Zion itu terus melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap warga Palestina.

“Indonesia konsisten mendukung Palestina. Tidak membuka hubungan dengan Israel,” tegasnya.

Ia mengakui bahwa konflik Palestina dan Israel adalah konflik yang rumit. Baik Palestina maupun Israel menginginkan Yerusalem sebagai ibukota negaranya. Perbatasan juga menjadi persoalan yang belum selesai hingga hari ini. Selain itu, pemukiman Israel yang semakin banyak juga menambah persoalan kedua bangsa tersebut. Ditambah dengan persoalan air, keamanan, dan juga pengungsi yang belum ada titik temunya.

Mendukung Palestina

PKB Kab Tegal

Desra menerangkan, dukungan kemerdekaan Palestina seharusnya bukan hanya datang dari Pemerintah Indonesia saja, namun semua elemen masyarakat. Baginya, masyarakat madani juga memiliki peran dan posisi strategis dalam turut serta menyelesaikan persoalan Palestina.

Selain itu, Desra juga menyebutkan bahwa tidak semua orang Yahudi mendukung apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Israel terhadap Palestina. Tidak sedikit dari mereka yang justru mendukung Palestina.

PKB Kab Tegal

“Jadi jangan gebyar uyah (menyamaratakan). Tidak semua masyarakat Israel mendukung pendudukan wilayah Palestina,” jelasnya.

Bahkan, imbuh Desra, Yahudi ortodoks di Amerika melakukan demonstrasi sebagai simbol pro Palestina dan menentang kebijakan Israel. (Muchlishon)    

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tokoh PKB Kab Tegal

Kamis, 03 Juli 2014

Sajak-sajak Ibu Karya Gus Mus

Ibu? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

?

Ibu

Kaulah gua teduh? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sajak-sajak Ibu Karya Gus Mus (Sumber Gambar : Nu Online)
Sajak-sajak Ibu Karya Gus Mus (Sumber Gambar : Nu Online)

Sajak-sajak Ibu Karya Gus Mus

tempatku bertapa bersamamu

Sekian lama

Kaulah kawah

PKB Kab Tegal

dari mana aku meluncur dengan perkasa

PKB Kab Tegal

Kaulah bumi

yang tergelar lembut bagiku

melepas lelah dan nestapa

gunung yang menjaga mimpiku

siang dan malam

mata air yang tak brenti mengalir

membasahi dahagaku

telaga tempatku bermain

berenang dan menyelam

?

Kaulah, ibu, laut dan langit

yang menjaga lurus horisonku

Kaulah, ibu, mentari dan rembulan

yang mengawal perjalananku

mencari jejak sorga

di telapak kakimu

?

(Tuhan,

aku bersaksi

ibuku telah melaksanakan amantMu

menyampaikan kasihsayangMu

maka kasihilah ibuku

seperti Kau mengasihi

kekasih-kekasihMu

Amin).

?

? 1414

?

?

Nazar Ibu di Karbala


?

pantulan mentari

senja dari kubah keemasan

mesjid dan makam sang cucu nabi

makin melembut

pada genangan

airmata ibu tua

bergulir-gulir

berkilat-kilat

seolah dijaga pelupuk

agar tak jatuh

indah warnanya

menghibur bocah berkaki satu

dalam gendongannya

tapi jatuh juga akhirnya

manik-manik bening berkilauan

menitik pecah

pada pipi manis kemerahan

puteranya

?

"ibu menangis ya, kenapa?"

meski kehilangan satu kaki

bukankah ananda selamat kini

seperti yang ibu pinta?"

"airmata bahagia, anakku

kerna permohonan kita dikabulkan

kita ziarah kemari hari ini

memenuhi nazar ibumu."

cahaya lembut masih memantul-mantul

dari kedua matanya

ketika sang ibu tiba-tiba brenti

berdiri tegak di pintu makam

menggumamkan salam:

"assalamu alaika ya sibtha rasulillah

?

salam bagimu, wahai cucu rasul

salam bagimu, wahai permata zahra."

lalu dengan permatanya sendiri

dalam gendongannya

hati-hati maju selangkah-selangkah

menyibak para peziarah

yang begitu meriah

?

disentuhnya dinding makam seperti tak sengaja

dan pelan-pelan dihadapkannya wajahnya ke kiblat

membisik munajat:

"terimakasih, tuhanku

dalam galau perang yang tak menentu

engkau hanya mengujiku

sebatas ketahananku

engkau hanya mengambil suami

gubuk kami

dan sebelah kaki

anakku

tak seberapa

dibanding cobamu

terhadap cucu rasulmu ini

engkau masih menjaga

kejernihan pikiran

dan kebeningan hati

tuhan,

kalau aku boleh meminta ganti

gantilah suami, gubuk, dan kaki anakku

dengan kepasrahan yang utuh

dan semangat yang penuh

untuk terus melangkah

pada jalan lurusmu

dan sadarkanlah manusia

agar tak terus menumpahkan darah

mereka sendiri sia-sia

tuhan,

inilah nazarku

terimalah."

?

Karbala, 1409

?

?

Cinta Ibu

?

Seorang ibu mendekap anaknya yang

durhaka saat sekarat

airmatanya menetes-netes di wajah yang

gelap dan pucat

anaknya yang sejak di rahim diharap-

harapkan menjadi cahaya

setidaknya dalam dirinya

dan berkata anakku jangan risaukan dosa-

dosamu kepadaku

sebutlah namaNya, sebutlah namaNya.

Dari mulut si anak yang gelepotan lumpur

dan darah

terdengar desis mirip upaya sia-sia

sebelum semuanya terpaku

kaku.

?

2000

Sajak-sajak ini pernah dipublikasikan KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) di akun Facebook pribadinya pada 11 Oktober 2010

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Cerita, Ubudiyah PKB Kab Tegal

Senin, 30 Juni 2014

Terorisme, Komik, dan Anak-anak

Oleh Uub Ayub Al-Ansori

Diakui atau tidak terorisme hampir ada pada semua agama. Tentu bukan agama yang mengajarkan terorisme, tetapi pemeluk agamanya yang salah memahami agamanya. Harus diyakini bahwa semua agama mengajarkan kebaikan. Tidak ada agama di dunia ini yang mengajak pemeluknya untuk mencuri, membenci, memukul, apalagi membunuh. Aqidah boleh beda tapi inti dari ajaran agama adalah mengajak pada kebaikan.

Terorisme, Komik, dan Anak-anak (Sumber Gambar : Nu Online)
Terorisme, Komik, dan Anak-anak (Sumber Gambar : Nu Online)

Terorisme, Komik, dan Anak-anak

Celakanya, terorisme berbaju agama sudah bergerak di Indonesia. Salah satunya teror yang dilakukan ISIS. Sebut saja, baru-baru ini terjadi teror di Masjid Falatehan. Masjid yang notabene berada persis di kompleks Mabes Polri. Dua orang anggota kepolisian terkena tusuk si pelaku. Beberapa bulan lalu kita juga dihebohkan dengan teror ISIS di Kampung Melayu dan kawasan Sarinah.

Fenomena terorisme ISIS yang mengklaim apa yang mereka lakukan adalah sesuai ajaran Islam tentu tidak bisa dibenarkan. Islam tidak mengajarkan kekerasan dan pembunuhan apalagi pemboman. Pemboman yang marak akhir-akhir ini diakui merupakan gerakan ISIS. Tentu ini merupakan ancaman agar kita takut dan tunduk pada ISIS. Sebagai Muslim, kita harus mengatakan dengan lantang bahwa kita tidak takut dan ISIS bukan ajaran Islam. Justru kita harus memberikan pemahaman kepada dunia bahwa Islam mengajarkan cinta kasih sesama umat beragama apalagi sesama umat seagama.

PKB Kab Tegal

Lalu apa hubungannya terorisme dengan komik dan anak-anak seperti judul di atas?

Kita harus menyadari sedini mungkin, perkara terorisme bukan sekadar urusan orang dewasa. Perkara terorisme juga menyasar pada anak-anak. Di Suriah dan Irak, ISIS begitu gencar mendoktrin anak-anak pada pemahaman keagamaan yang salah. Anak-anak sudah diajarkan untuk melakukan teror. Bahkan baru-baru ini viral di media sosial ada seorang ayah di NTB mengajarkan kekerasan atas nama agama kepada anaknya yang masih kecil. Ini gila, mengingat si ayah berprofesi sebagai guru. Bukan tidak mungkin hal yang semacam terjadi di daerah lain di Indonesia. Miris memang.

PKB Kab Tegal

Bagaimana caranya? Selain di sekolah dan lembaga pendidikan yang harus mengajarkan pentingnya bersikap toleransi dan bahayanya terorisme ISIS. Pemahaman bahayanya ISIS juga harus digalakkan melalui komik.

Penulis merupakan anak MI/SD zaman 90-an menjelang milenium 2000. Dapat dibilang zaman berjayanya komik-komik khas Indonesia. Anak 90-an pasti masih ingat komik horor petualangan Petruk dan Gareng karya Tatang S. Bagi Penulis, Tatang S ini adalah legendanya komik, yang bisa dinikmati kalangan anak-anak ekonomi menengah ke bawah. Harganya terjangkau. Komik Petruk ini begitu digemari anak-anak. Selain seram dan dibubuhi cerita lucu, komik ini juga kadang mengajarkan watak keagamaan khas Indonesia. Selain menampilkan hantu semacam kuntilanak, sundel bolong, pocong, dan tuyul, komik ini juga menampilkan bagaimana peran penting tokoh agama di perkampungan. Petruk dan Gareng terkadang harus mendapat taushiyah dari Pak Ustadz karena jarang shalat makanya diganggu kuntilanak. Hal-hal ini menjadi penting bagi pembentukan karakter anak-anak.

Tidak hanya komik Petruk. Kita juga bakal menemukan komik horor lainnya yang bernuansa siksa neraka. Komik semacam ini biasanya membuat Penulis dan teman-teman merinding. Bukan main seramnya ilustrasi neraka di komik tersebut. Sedikit nostalgia, sampai-sampai Penulis juga teman-teman waktu itu segera tobat dan rajin mengaji. Betapa tidak, komik ini dibaca bersama-sama terkadang giliran, jadi seisi kelas dapat membaca semua.

Biasanya komik-komik ini akan beredar menjelang bahkan saat bulan Ramadhan. Tujuannya tentu agar komik terjual banyak karena uang jajan anak MI/SD tidak dibelikan makanan atau minuman. Yang pasti, si penerbit juga sangat mulia karena dengan membaca komik-komik tersebut anak-anak akan rajin beribadah. Minimalnya jadi rajin mengaji di madrasah diniyah.

Demikian, menurut Penulis, komik-komik semacam begini harus digalakkan kembali. Anak-anak pasti akan suka. Mesti ada penerus-penerus Tatang S di negeri ini. Hanya saja tema-temanya diganti menjadi Bahaya ISIS, Kita Tidak Takut ISIS, dan lain sebagainya. Di mana di situ ditampilkan sosok kiai atau ustadz kampung yang mengajak pada ajaran agama yang benar, penuh kasih sayang, penuh toleransi, dan pesan perdamaian.

Tetapi kita beruntung. Pasalnya, untuk membentengi anak-anak dari otak buntungnya teroris ISIS, NU punya komikus kawakan. Namanya Mas Aji Prasetyo. Seperti yang ditulis Abdullah Alawi di PKB Kab Tegal, Mas Aji sudah membuat komik dengan judul Apa Sih Maunya NU? Komik bisa menjadi semacam kontra radikalisme. Komik membuat penikmatnya merasa tenang dan damai.

Kita patut bersyukur dengan hadirnya komik-komik yang menyebarkan atau mengampanyekan perdamaian tersebut. Penulis yakin dengan hadirnya komik-komik semacam begitu akan membekas di hati anak-anak, pun hingga dewasa. Wallahu alam bis shawab.

*) Penulis adalah Kader Muda NU. Sekaligus santri Pondok Kebon Jambu Al-Islamy Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon.Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal News, Berita, Aswaja PKB Kab Tegal