Kamis, 27 Desember 2012

Sekretaris GP Ansor Kota Tasik Jadi Kepala KUA Termuda di Jabar

Tasikmalaya, PKB Kab Tegal. Keaktifan di organisasi tak mesti menghalangi karir seseorang. Seperti dialami Husna Mustofa (30) yang pada Jumat (11/11) dilantik menjadi Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Atas dilantiknya Husna Mustofa ini, telah ditoreh sejarah baru dilingkungan Kementerian Agama bahwa Husna sebagai Kepala KUA termuda di Jawa Barat. Pasalnya baru pertama kali PNS berusia 30 tahun sudah menjadi Kepala KUA.

Sekretaris GP Ansor Kota Tasik Jadi Kepala KUA Termuda di Jabar (Sumber Gambar : Nu Online)
Sekretaris GP Ansor Kota Tasik Jadi Kepala KUA Termuda di Jabar (Sumber Gambar : Nu Online)

Sekretaris GP Ansor Kota Tasik Jadi Kepala KUA Termuda di Jabar

Husna merupakan Sekretaris Gerakan Pemuda Ansor Kota Tasikmalaya periode 2015-2019. Ia dikenal sebagai aktifis tulen yang sudah aktif di Nahdlatul Ulama (NU) sejak pelajar. Ia sudah aktif di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan menjabat Ketua IPNU Kota Tasikmalaya periode 2006-2008.

Lepas dari IPNU, masuk keanggotaan GP Ansor yang kemudian ketika ada tes PNS di Subang Jawa Barat tahun 2009, ia turut seleksi dan lolos. Meski demikian, status sebagai PNS tak menghalangi dia untuk terus aktif. Ia terus mengabdi sampai menjadi Sekretaris GP Ansor Kota Tasikmalaya periode 2015-2019.

Keaktifan Husna di lingkungan NU pun berbuah berkah. Puncaknya menjadi Kepala KUA setelah enam tahun menjadi Fungsional Pengembang Penyuluhan Syariah.

PKB Kab Tegal

"Memang termuda. Pak Husna sudah layak memimpin KUA meski masih muda," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tasikmalaya, H. Munadi selepas pelantikan.

Diangkatnya Husna menjadi Kepala KUA di Kecamatan yang menjadi pusat Kota Tasikmalaya ini sampai juga ketelingan Ketua GP Ansor Kota Tasikmalaya, Ricky Assegaf.

Ricky langsung menyambangi kediaman Husna di Perum Pagaden Kawalu Kota Tasikmalaya menyampaikan rasa bangganya.

"Tah ieu teu barokahna aktif di NU teh (Nah ini barokah aktif di NU)...Selamat Pak Sekum..hahaha," kata Ricky sambil diikuti tawa Husna.

PKB Kab Tegal

Husna pun mengiyakan mulusnya karir dia sebagai PNS tak lepas dari barokah Nahdlatul Ulama. Ketika tes PNS saja hanya punya uang Rp 100 ribu, tapi bisa lolos di Kementerian Agama.

"Mungkin barokah itu datang terus menerus. Semoga saya amanat. Mudah-mudahan sampai bisa menjadi Kepala Kemenag nanti mah..hehe," ucapnya sambil bercanda. (Nurjani/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Olahraga, Cerita, Internasional PKB Kab Tegal

Jumat, 21 Desember 2012

Intelektual dan Arogansi Gerakan Mahasiswa

Oleh? Ahmad Riyadi

Kabar buruk menggumpal di langit kampus ketika segerombolan mahasiswa secara terang-terangan menolak nilai-nilai pluralitas, demokrasi, serta tak luput dari bidikan mereka untuk mendirikan negara khilafah. Entah dari mana pikiran sempit itu muncul, yang jelas, fanatisme agama—baik dalam lingkup kecil seperti kampus atau masyarakat secara luas—merupakan tantangan besar bagi kita dalam berbangsa dan bernegara.

Siapa pula dapat mengira, bahwa kampus yang oleh Plato dikatakan sebagai propopuli discimus (kita belajar untuk rakyat) ternyata menjadi tanah lapang bibit-bibit fanatisme tumbuh. Bahwa kampus yang konon mempunyai fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi—pendidikan, penelitian, pengabdian—jauh dari harapan ideal dan kenyataan.?

Intelektual dan Arogansi Gerakan Mahasiswa (Sumber Gambar : Nu Online)
Intelektual dan Arogansi Gerakan Mahasiswa (Sumber Gambar : Nu Online)

Intelektual dan Arogansi Gerakan Mahasiswa

Tetapi berbicara fanatisme seperti kasus di atas, tidak cukup menyandarkan segala macam persoalan dan solusi kepada pihak yang secara struktural terikat dengan kampus. Kampus tidak berdiri sendiri; ada masyarakat, keluarga, ormas dan keagamaan sampai organisasi kemahasiswaan ekstra yang turut serta berada di dalam lingkaran itu dengan kapasitas kepentingan yang beragam.

Lantas bagaimana peran pihak-pihak tersebut bertanggung jawab menjaga keutuhan Indonesia dari bahaya fanatisme agama, dalam lingkup paling kecil sekalipun seperti kampus?

Intelektual anti-Intelektualitas

PKB Kab Tegal

Ada dua pengertian tentang kaum intelektual. Pertama adalah pengertian Bendaian tentang kaum intelektual yang harus menjaga jarak dengan kekuasaan. Kedua yaitu, kaum intelektual harus melakukan keberpihakan terhadap kelompok tertentu sebagaimana termaktub dalam pengertian Gramscian.?

Tetapi, diartikan bagaimanapun kaum intelektual, publik mengamini bahwa kaum intelektual harus berpihak pada kejujuran dan kebenaran di tengah perubahan dan tantangan sosial. Kiranya itu yang di lakukan Soekarno, Hatta, Tan Malaka, Mbah Hasyim, Mahbub Djunaidi sampai Cak Nur dan Gus Dur sebagai kaum intelektual. Mereka adalah kaum intelektulal yang mendedikasikan ide, gagasan, bahkan hidupnya kepada kelompok-kelompok minoritas yang mengalami ketertindasan oleh kekuasaan, menjunjung keadilan dan nilai-nilai universalitas kemanusian.?

PKB Kab Tegal

Di tengah ancaman fanatisme agama yang dewasa ini muncul; penolakan terhadap nilai-nilai universalitas kemanusiaan jelas menunjukkan semakin menggejalanya tindakan intoleransi yang mememecah belah bangsa. Kaum intelektual (baca: kader) organisasi kemahasiswaan, harus menunjukkan keberpihakannya; menjaga kesatuan Indonesia dari bahaya fanatisme agama untuk menjaga keutuhan bangsa dan kebhinekaan.

Kendati persoalan itu sudah tampak di kelopak mata beserta bahayanya, tak banyak perhatian yang diberikan oleh organisasi kemahasiswaan. Meminjam bahasa Martin Suryajaya (2016), mereka kaum intelektual yang penerapan fungsinya mengarah kepada kemubaziran sosial. Suatu keadaan yang mencemaskan ini ditandai dengan arogansi mahasiswa untuk melakukan gerakan-gerakan non-politis dan non-profit secara ekonomi, tapi dibutuhkan keberadaannya oleh masyarakat.?

Berbasis realitas

Fanatisme muncul akibat pengklaiman ? kepercayaan paling baik kelompok tertentu ketimbang kelompok lainnya sebagaimana tertera dalam buku Kala Agama Jadi Bencana (Charles Kimball, 2013). Budi Gunawan dalam artikelnya berjudul Horor Fanatisme, mengatakan bahwa gagasan besar yang tertindas dalam kultur modern adalah Tuhan. Ia menilai, dalam kultur modern fanatisme agama kian tak terbendung, bahkan dengan wajah teror dan pembunuhan. Parahnya, mereka yang melakukan adalah yang mengaku lebih dekat dengan Tuhan (Koloni Keadilan, 2006).

Dalam masyarakat kita sekarang ini, apa yang dikatakan Kimball maupun Budi Gunawan nyatanya menemukan relevansinya. Kaum agamawan nyaris lupa menghadirkan agama yang manusiawi. Pluralitas masyarakat dari aspek budaya, agama, dan ideologi diindahkan karena klaim berlebihan terhadap kebenaran kelompoknya sendiri. Dampaknya, memandang kelompok lain yang berbeda, adalah "najis" sehingga harus dimusnahkan.?

Gerakan anti universalitas kemanusiaan perlu mendapatkan perhatian dari gerakan mahasiswa. Perlawanan gerakan terhadap pemakzulan nilai-nilai universalitas sangat memungkinkan jika gerakan mahasiswa kembali ke tengah-tengah kesulitan dan problem masyarakat. Mereka hadir dengan seperangkat dan kadar intelektual untuk mewacanakan agama dan Tuhan dengan spirit humanis.

Karena bagaimanapun, keutuhan bangsa Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran agama, baik secara nilai maupun gerakan. Jangan sampai, fakta ini dinodai dengan munculnya gerakan-gerakan fanatisme yang justru membawa agama pada keburukan. Dan itulah tugas gerakan mahasiswa hari ini, mewacanakan agama yang humanis sebagai counter gerakan fanatisme agama.?

Penulis adalah? Anggota Biro Penelitian dan Pengembangan Cabang PMII DIY, dan Peneliti Sosial di Laboratorium Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kyai PKB Kab Tegal

Sabtu, 01 Desember 2012

Bentuk Komisariat, Pelajar NU Brebes Gandengan LP Maarif NU

Jakarta, PKB Kab Tegal. Pengurus cabang IPNU dan IPPNU kabupaten Brebes mengadakan rapat bersama dengan LP Maarif NU Brebes dan kepala sekolah di bawah naungan Maarif NU, Sabtu (26/9). Mereka berencana mengoptimalkan peran komisariat IPNU-IPPNU di lingkungan sekolah Maarif.

Dalam mewujudkan upaya itu, mereka sepakat mengadakan "Workshop Pendirian dan Optimalisasi Komisariat IPNU IPPNU" yang akan diikuti oleh para guru pembina PK IPNU dan IPPNU.

Bentuk Komisariat, Pelajar NU Brebes Gandengan LP Maarif NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Bentuk Komisariat, Pelajar NU Brebes Gandengan LP Maarif NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Bentuk Komisariat, Pelajar NU Brebes Gandengan LP Maarif NU

Ketua LP Maarif NU Brebes H Syamsul Maarif mengatakan "Semua sekolah di bawah naungan LP Maarif NU wajib mengembangkan adanya PK IPNU dan IPPNU sebagai tonggak awal kaderisasi NU dan mengawal Aswaja."

PKB Kab Tegal

Sekolah di bawah naungan LP Maarif NU Brebes terdiri atas 50 SD/MI, 65 SMP/MTs, dan 35 SMA/SMK/MA. Sementara lahan garapan IPNU dan IPPNU hanya tingkatan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA.

PKB Kab Tegal

"Mengingat banyaknya jumlah sekolah Maarif di Brebes, maka sangat diperlukan kerja sama yang baik antara IPNU dan IPPNU di semua tingkatan, LP Maarif, dan pihak satuan pendidikan agar program kaderisasi ini berjalan dengan maksimal," ujar Ketua IPNU Brebes Ferial Farkhan.?

Kini IPNU dan IPPNU Brebes sedang membuat buku pedoman untuk PK IPNU dan IPPNU. Buku ini diharapkan mempermudah jalannya IPNU dan IPPNU di tingkatan komisariat.

Pihak IPNU dan IPPNU Brebes juga akan melakukan pengadaan Kartu Tanda Anggota (KTA) IPNU dan IPPNU dan atribut yang akan dipakai oleh seluruh pelajar NU. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan, Sejarah, Kajian PKB Kab Tegal

Jumat, 23 November 2012

Ini Cara Daftar Masuk Surga Menurut Clurit Emas

Pamekasan, PKB Kab Tegal. Ada beberapa cara untuk mendaftarkan diri masuk surga. Salah satunya dengan rutin membaca dan menghayati membaca ayat suci Al-Qur’an.

Ini Cara Daftar Masuk Surga Menurut Clurit Emas (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Cara Daftar Masuk Surga Menurut Clurit Emas (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Cara Daftar Masuk Surga Menurut Clurit Emas

Demikian ditegaskan penyair berjuluk clurit emas, KH D. Zawawi Imron saat menjadi pembicara dalam kegiatan Seminar dan Lomba Baca Puisi se-Madura yang digelar pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) MTs Al-Misbah, Ponjanan Barat, Batumarmar, Pamekasan, Ahad (22/01).

"Dengan kita membaca Al-Quran, sama halnya dengan mendaftarkan diri untuk masuk surga," tegas Kiai Zawawi.

Kendati sudah mendaftar, tambah penyair yang pelukis ini, bukan lantas jadi jaminan bisa masuk surga. Apalagi yang enggan untuk melakukan pendaftaran, tentu jangan berharap banyak masuk surga.

PKB Kab Tegal

"Al-Quran lebih indah daripada puisi. Mari kita hadirkan Al-Quran dalam kegelisahan menjalani hidup," katanya. (Hairul Anam/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Daerah PKB Kab Tegal

Kamis, 22 November 2012

Soal Pendidikan dan Pengawasan Anak, Jangan Pasrahkan 100% ke Sekolah

Jember, PKB Kab Tegal - Tidak bisa dipungkiri bahwa peran orang tua teramat penting dalam mendidik anak. Bahkan orang tua dan keluarga lembaga pendidikan pertama dan utama bagi sang anak. Namun sayangnya, keterlibatan orang tua terhadap proses pendidikan anak sudah mulai menyusut, bahkan hilang sama sekali.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua PCNU Jember Ustadz Moch Eksan saat memberikan ceramah dalam acara Imtihan dan Peringan Isra Miraj di halaman Yayasan Pendidikan Al-Kautsar, Sumberkatempah, Kecamatan Kalisat, Jember, Selasa (2/4).

Soal Pendidikan dan Pengawasan Anak, Jangan Pasrahkan 100% ke Sekolah (Sumber Gambar : Nu Online)
Soal Pendidikan dan Pengawasan Anak, Jangan Pasrahkan 100% ke Sekolah (Sumber Gambar : Nu Online)

Soal Pendidikan dan Pengawasan Anak, Jangan Pasrahkan 100% ke Sekolah

Menurutnya, peran dan keterlibatan orang tua dalam mendidik anak tidak boleh diabaikan. "Jadi orang tua jangan mengabaikan dan menganggap remeh tugasnya selaku pendidik bagi anak-anaknya," katanya.

PKB Kab Tegal

Ia menambahkan, Islam mengajarkan bahwa hitam-putihnya anak tergantung pada orang tua, termasuk dalam keyakinan yang dianut. Harus disadari bahwa arah jalan dan masa depan anak, peletak kerangka dasarnya adalah kedua orang tuanya. Namun kesadaran tersebut lama–kelamaan semakin memudar. Bahkan banyak orang tua terutama di perkotaan perannya sebagai pendidik sepenuhnya diserahkan kepada lembaga lain, yakni sekolah.

Peran sekolah yang sebenarnya hanya substitutif, sekarang jadi dominatif. "Peran orang tua sebagai pendidik, tidak bisa digantikan oleh siapapun. Sebab, keduanya tidak hanya memiliki hubungan biologis, tapi juga selayaknya ada hubungan ideologis," tuturnya.

Mantan Dosen STAIN Jember itu menjelaskan, tugas orang tua sebagai pendidik tidak serta-merta diasumsikan sebagaimana guru yang mengajar murid-muridnya. Sebab, jika orang tua bertindak sebagai guru tentu tidak mungkin karena mereka masih harus mencari nafkah untuk keluarga. Namun yang dibutuhkan adalah perhatian dan kontrolnya terhadap pendidikan anak.

PKB Kab Tegal

"Perhatian, kasih sayang, kepedulian dan pengawasan kepada anak, kemudian menjadi contoh yang baik, itu sesungguhnya sudah cukup (orang tua) dimaknai mendidik," urainya. (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kyai, Nahdlatul Ulama, Kajian Islam PKB Kab Tegal

Ribuan Nahdliyin Probolinggo Gelar Istighotsah untuk Bangsa

Probolinggo, PKB Kab Tegal - Ratusan nahdliyin di Kabupaten Probolinggo mengikuti istighotsah dan doa bersama untuk bangsa yang digelar PCNU Kabupaten Probolinggo di halaman depan Eks Kantor Bupati Probolinggo di Kecamatan Dringu, Rabu (8/2).

Kegiatan ini dihadiri oleh Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesra Pemkab Probolinggo Asy’ari, Ketua PCNU Probolinggo KH Abdul Hadi Syaifullah, Ketua PCNU Kota Kraksaan KH Nasrullah Ahmad Suja’i, jajaran Forkopimda, kepala perangkat daerah dan camat serta para ulama dan kiai se-Kabupaten Probolinggo.

Ribuan Nahdliyin Probolinggo Gelar Istighotsah untuk Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Nahdliyin Probolinggo Gelar Istighotsah untuk Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)

Ribuan Nahdliyin Probolinggo Gelar Istighotsah untuk Bangsa

Istighotsah dan doa bersama untuk bangsa ini diawali dengan hadrah dan sholawatan. Istighotsah sendiri dipimpin oleh Rais Syuriyah PCNU Probolinggo KH Jamaluddin Al-Hariri.

PKB Kab Tegal

Wakapolres Probolinggo Kompol Hendy Kurniawan menyampaikan permohonan maaf terkait dengan pendataan para ulama yang di Kabupaten Probolinggo. Pendataan itu dilakukan dengan tujuan untuk silaturahmi yang akan dilaksanakan oleh Kapolda Jawa Timur.

“Tahun depan kita akan melaksanakan kegiatan politik, kita harus bisa saling menjaga keamanan. Kita butuhkan sinergi antara aparat keamanan dan masyarakat agar terjalin kerja sama yang baik,” katanya.

Sementara Asy’ari menyampaikan ucapan terima kasih atas kerja sama antara NU dan pemerintah sehingga pembangunan bisa berjalan dengan lancar.

PKB Kab Tegal

“Kami dari pemerintah tidak bisa membangun tanpa bantuan dari masyarakat Probolinggo Karena itu kami harapkan bantuan dari masyarakat semua untuk membangun Kabupaten Probolinggo,” katanya.

Kiai Abdul Hadi mengatakan, satu-satunya ormas Islam yang masih mencintai NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) adalah NU. Saat ini Kabupaten Probolinggo sudah sangat prihatin karena sudah banyak kejadian yang menimpa Kabupaten Probolinggo.

“Kami perintahkan kepada kader GP Ansor dan Banser untuk membantu aparat keamanan agar keadaan Kabupaten Probolinggo lebih kondusif. Kita jangan sampai kalah dengan kezaliman, kalau kita kalah berarti negara akan hancur,” ujarnya.

Lebih lanjut Kiai Abdul Hadi menegaskan ada isu di media sosial (medsos) berupa pendataan ulama. Sementara di Kabupaten Probolinggo tidak ada pendataan dan sertifikasi para ulama.

“Kita harus saling berkoordinasi untuk menjaga Kabupaten Probolinggo agar lebih kondusif. Sudah banyak orang-orang yang merongrong NKRI, maka kita sebagai warga NU mempunyai tanggung jawab besar untuk menjaga NKRI,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pahlawan PKB Kab Tegal

Selasa, 20 November 2012

Rukyatul Hilal Jumadil Akhir 1434 H

60 aktifis falakiyah di Jakarta dan Jawa Barat, Rabu (10-11/4) kemarin mengikuti Rukyatul Hilal yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI di Pusat Observasi Bulan (POB) Pelabuhan Ratu Sukabumi.

Rukyat kali ini dihadiri oleh Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag RI Prof. Dr. H. Abdul Djamil, MA, Kasubdit Pembinaan Syariah dan Hisab Rukyat Dr. H. Ahmad Izzuddin, M.Ag, Utusan Dari Kemenag Sukabumi, Utusan ? BHR (Badan Hisab Rukyat) Sukabumi, Utusan KUA Se-kota Sukabumi, Lajnah Falakiyyah PBNU, Tim Falakiyah LDII, dan para ahli falak Jawa Barat dan sekitarnya.

Rukyatul Hilal Jumadil Akhir 1434 H (Sumber Gambar : Nu Online)
Rukyatul Hilal Jumadil Akhir 1434 H (Sumber Gambar : Nu Online)

Rukyatul Hilal Jumadil Akhir 1434 H

Acara dimulai dengan kunjungan Dirjen Bimas Islam beserta rombongan ke Gedung Pusat Observasi Bulan baru yang terletak di desa Cibeas kecamatan Simpenan kabupaten Sukabumi untuk melakukan survey gedung POB yang baru. Kemudian dilanjutkan ke Gedung Pusat Observasi Bulan lama yang terletak di desa Cidadap kecamatan Simpenan kabupaten Sukabumi untuk malaksanakan prosesi Rukyatul Hilal.

PKB Kab Tegal

Prosesi Rukyatul Hilal dimulai pada pukul 16.30 WIB dengan sambutan Dirjen Bimas Islam dan Doa oleh KH. Yahya Sukabumi.?

"Perbedaan penentuan awal bulan Qamariyah masih rentan sekali terjadi di Indonesia, bahkan di beberapa negara lainnya. Namun janganlah kemudian karena perbedaan tersebut menjadi bibit-bibit perpecahan di kalangan umat islam. Sosialaisasi hisab rukyat juga perlu dilakukan agar umat islam mengetahui bagaimana cara penentuan awal bulan qamariyah yang benar," ujar Dirjen Bimas Islam Prof Dr. H. Abdul Djamil, MA dalam sambutannya.?

Sementara Kasubdit Pembinaan Syariah dan Hisab Rukyat Dr. H. Ahmad Izzuddin, M.Ag menyampaikan dalam simulasi Rukyatul Hilal kepada para perukyat bahwa pada tanggal 29 Jumadil Ula 1434 H/10 April 2013 hilal berada pada ketinggian sekitar -1 derajat pada azimuth 280 derajat ketika matahari terbenam pukul 17:54 WIB, sehingga sangat tidak mungkin hilal bisa dilihat.

PKB Kab Tegal

Namun demikian, lanjutnya, rukyat tetap dilakukan sebagai sarana untuk membuktian hasil hisab yang telah dilakukan sebelumnya. Beliau juga menambahkan kegiatan ini akan berlangsung selama 2 hari yaitu Rabu dan Kamis, 10 dan 11 April 2013. Pada hari Kamis posisi hilal telah mencapai ketinggian sekitar 9 drajat, sehingga besar kemungkinan hilal akan bisa dilihat.

Selain seremonial kegiatan, paniatia juga mengemas kegiatan tersebut dengan penjelasan penggunaan alat rukyat modern yang disampaikan oleh Ismail Fahmi, S.Ag dan H. Hendro Setyanto, MSI.?

Dalam penjelasannya, mereka menyampaikan bahwa alat rukyat sekarang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dengan teleskop yang canggih, kita cukup memasukkan data koordinat, maka teleskop tersebut akan bergerak dengan sendirinya menuju benda langit yang dituju. Selain teleskop, software-software komputer atau sejenisnya juga cukup akurat dalam menyumbang kemajuan rukyatul hilal.

Dalam pelaksanaan ini peserta cukup serius mengikuti, terbukti para peserta sangat sungguh-sungguh memperhatikan pemaparan dari para pemateri. Selain itu peserta juga terkesan gembira bisa mengikuti kegiatan Rukyatul Hilal secara langsung dengan mencoba menggunakan teropong hilal yang telah disiapkan oleh tim rukyatul hilal.

Kamis 11 April

Melanjutkan kegiatan rukyatul hilal ? pada hari sebelumnya (10/4) di Pusat Observasi Bulan (POB) Pelabuhan Ratu Sukabumi. Tim rukyatul hilal melakukan kegiatan tersebut dengan tim Pegiat Lajnah Falakiyah PBNU yang di koordinatori oleh Ali Maftukin, SHI. Dan tim lajnah falakiyah dari Banten yang dikoordinatori oleh Buseri.

Kegiatan tersebut dilaksanakan mulai pada jam 14.00 WIB dengan penjelasan simulasi rukyatul hilal oleh Dr. H. Ahmad Izzuddin, M.Ag dan Ismail Fahmi, S.Ag kepada para peserta. Dalam penjelasannya, diterangkan bahwa matahari akan terbenam pada pukul 17:54 WIB dan hilal pada saat matahari terbenam akan berada pada ketinggian 9 derajat pada Azimuth 285 derajat. Sehingga besar kemungkinan hilal akan telihat baik menggunakan alat maupun dengan mata telanjang. Alat yang digunakan rukyat pada saat adalah teropong vixen dan beberapa alat pendukung lainnya.

Dalam pelaksanaan rukyatul hilal kali ini cuaca kurang begitu bersahabat karena pada pukul 15.00 WIB hujan cukup deras mengguyur lokasi Rukyatul Hilal. Namun tim perukyat tetap melakukan pengamatan dengan harapan ketika menjelang matahari terbenam langit akan cerah kembali sehingga hilal akan bisa terlihat.

Harapan para perukayat tidak sia-sia karena sekitar pukul 16.30 hujan berhenti dan langit mulai cerah di bagian barat. Walaupun langit bagian timur masih menampakkan mendung dan gelapnya.

Para peserta cukup antusian melakukan kegiatan tersbut, terbukti dengan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta kepada tim lajnah falakiyah kemenag RI. Peserta juga menyempatkan diri untuk mengamati secara langsung menggunakan alat yang telah disediakan. (Ali Maftukin:Red:Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Internasional PKB Kab Tegal