Selasa, 19 Juli 2011

ISNU Dukung Tokoh NU Jadi Capres

Jakarta, PKB Kab Tegal. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat ? Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ali Masykur Musa mendukung tokoh NU menjadi capres dalam pilpres 2014 mendatang, dalam rangka mengawal pluralismne bangsa, Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, ? UUD NRI 1945, dan NKRI.?

Hal itu penting di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara yang makin memunculkan komunalisme, eksklusifisme, terorisme dan simbol-simbol lain yang mengatasnamakan agama. Ini menunjukkan bahwa kondisi bangsa ini masih jauh dari cita-cita nasional sebagaimana didambakan pendiri bangsa ini atau founding fathers.

ISNU Dukung Tokoh NU Jadi Capres (Sumber Gambar : Nu Online)
ISNU Dukung Tokoh NU Jadi Capres (Sumber Gambar : Nu Online)

ISNU Dukung Tokoh NU Jadi Capres

“ISNU memang tak berurusan dengan Capres, namun kalau ditanya tokoh NU tentu banyak yang mampu memimpin negara ini. ISNU juga tak berurusan dengan Capres tua-muda, yang penting mampu memenej, mengelola dan memajukan Indonesia yang besar ini. Tapi, ISNU tak bisa menyebut nama-nama siapa yang layak menjadi Capres? ISNU hanya akan merumuskan kriteria-kriteria kepemimpinan nasional,” tandas Ali Masykur pada wartawan di Jakarta, Rabu (27/2). Ali Masykur didampingi Sekjen M Kholid Syairozi dan pengurus ISNU yang lain.

PKB Kab Tegal

Perumusan kepemimpinan nasional tersebut akan dikaji ISNU dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang berlangsung pada 28 Februari – 1 Maret 2013 di Semarang, Jawa Tengah. Rapimnas itu akan dibuka oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, dan akan hadir memberikan sumbangan pemikiran antara lain Wakil Ketua Umum PBNU H Said As’ad Ali, Ketua MK Mahfudh MD, Mendikbud M. Nuh, Ketua DPR RI Marzuki Ali, dan lain-lain.

Setidaknya kata Ali Masykur, di tengah kehidupan politik yang carut-marut, transaksional, dan berbiaya tinggi, pertumbuhan ekonomian juga tidak diikuti peningkatan kesejahteraan rakyat, malah kemiskinan terus bertambah. ?

PKB Kab Tegal

“Pendapatan per kapita atau PDB memang naik menjadi rata-rata 3.000 dollar AS per tahun, tapi kenaikan ini disumbang oleh 20 persen pemilik modal yang menguasai 48 % kekayaan nasional, sedangkan lapisan bawah hanya menguasai 16 % kekayaan nasional. Artinya pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati oleh kelompok lapisan menengah ke atas,” ujarnya.

Ditambah lagi hukum yang masih bermasalah, baik di tingkat struktur, substansi, maupun kultur, sehingga negara ini belum mempunyai institusi penegak hukum yang berwibawa. ? Dengan banyaknya kasus mafia peradilan dan korupsi yang melibatkan oknum kepolisian, kejaksaan, hakim, dan pengacara, maka presiden atau pemimpin nasional mendatang harus mempu menangani semua pekerjaan rumah tersebut. ?

“Karenanya, ISNU tergerak untuk mengambil peran dengan bidang dan kompetensinya dalam proses berbangsa dan bernegara melalui Rapimnas ini,” tambah Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI ini meyakinkan.

Menurut Ali Masykur, reformasi memang menghasilkan kemajuan demokratisasi politik dengan menjamurnya parpol, penyelenggara pemilu, dan pemilukada secara langsung, penguatan kewenangan parlemen dan demokratisasi lokal melalui otonomi daerah. Namun, pelembagaan demokrasi di Indonesia itu telah didekte kekuatan modal dan uang, di mana partai menjadi instrumen perburuan untuk mengeruk sumber-sumber keuangan negara.?

“DPR menjadi ajang transaksi kebijakan melalui proses legislasi yang mengangkangi jiwa konstitusi, dan pemilu menjadi transakional, maka pemimpin mendatang harus mampu menangani carut-marutnya republik ini,” pungkas Ali Masykur.

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis ? : Munif Arpas

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ulama, Berita, Pahlawan PKB Kab Tegal

Selasa, 12 Juli 2011

Luthfi Abdul Hadi: Berita di Harian Bangsa Bukan Cerminan Pendapat Saya

Jakarta, PKB Kab Tegal. Jagat dunia maya dan media sosial dikejutkan dengan berita di Harian Bangsa, 27 Desember 2016 yang berbasis di Surabaya memuat berita tidak benar tentang Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.?

Pasalnya, Kiai Said dituduh menjadi makelar tanah di Kelurahan Karang Besuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur yang akan dibangun seminari.

Luthfi Abdul Hadi: Berita di Harian Bangsa Bukan Cerminan Pendapat Saya (Sumber Gambar : Nu Online)
Luthfi Abdul Hadi: Berita di Harian Bangsa Bukan Cerminan Pendapat Saya (Sumber Gambar : Nu Online)

Luthfi Abdul Hadi: Berita di Harian Bangsa Bukan Cerminan Pendapat Saya

Berita di Harian Bangsa tersebut menjadi headline dengan judul: KH Luthfi Abdul Hadi: Said Aqil Kejam, Sadis, Ayo Sumpah Li’an Kalau Berani dengan mencantumkan judul prefiks Keluarga Korban Kasus Tanah yang Dijual ke Gereja Akhirnya Bicara.?

(Baca: Seribu Persen Bohong Kiai Said Makelari Tanah di Malang)?

PKB Kab Tegal

Narasumber yang dikutip Harian Bangsa, KH Luthfi Abdul Hadi, Jumat (13/1) melalui surat pernyataannya secara tegas mengakui bersalah dan meminta maaf kepada Kiai Said.

Ia juga menyatakan bahwa berita di Harian Bangsa tersebut tidak sepenuhnya mencerminkan pendapatnya.

"Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa apa yang selama ini saya sampaikan mengenai KH Said Aqil Siroj adalah berdasarkan testimoni yang tidak benar. Oleh karenanya dengan kejadian ini, dengan tulus saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada KH Said Aqil Siroj," tulis Luthfi dalam pernyataan surat bermaterai.

(Baca: Luthfi Abdul Hadi Akui Bersalah Kaitkan Kiai Said dengan Penjualan Tanah di Malang)?

“Adapun mengenai berita di HARIAN BANGSA adalah tidak sepenuhnya mencerminkan pendapat saya, dan tidak pernah dikonfirmasi sebelum diberitakan kepada saya," terang Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ihsan Malang ini. (Fathoni)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Sejarah, Kyai PKB Kab Tegal

Minggu, 26 Juni 2011

Pesantren Assalafiyah II Brebes Buka Sanlat Pelajar

Brebes, PKB Kab Tegal. Pesantren Assalafiyah II Brebes membimbing seratus lebih pelajar SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK dalam pesantren kilat (sanlat). Selama dua belas hari mereka mendapat pembekalan materi ubudiyah dan muamalat di pesantren asuhan KH Subkhan Makmun ini yang berlokasi di jalan MT Haryono Saditan, Brebes.

Pesantren Assalafiyah II Brebes Buka Sanlat Pelajar (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Assalafiyah II Brebes Buka Sanlat Pelajar (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Assalafiyah II Brebes Buka Sanlat Pelajar

Sanlat dimulai pada Ahad (29/6) hingga Sabtu (12/7). Menurut Ketua Panitia Sanlat H Minanul Azis, “Pada hari pertama ada 100 siswa yang ikut, tiap hari jumlah peserta makin bertambah.”

Sejumlah materi pelajaran yang dipelajari meliputi fiqih thoharoh, sholat, analisa diri, hidup sehat dan cerdas, kerukunan antarumat beragama, problematika remaja dan solusinya.

PKB Kab Tegal

H Minan mengimbau para orang tua membawa anaknya pesantren Assalafiyah II untuk diikutsertakan dalam sanlat. Pasalnya kegiatan ini sangat penting dan besar manfaatnya bagi perkembangan anak. “Kami tidak memungut biaya,” tuturnya.

PKB Kab Tegal

Muhammad Khaerul Fikri dari SMA Negeri 1 Brebes mengungkapkan rasa senangnya mengikuti kegiatan ini. menurut Fikri, pembimbingnya ramah-ramah di samping materi yang tergolong baru.

“Di sekolah belum aku terima pelajaran seperti ini. Ada praktiknya lagi,” ucapnya lugas.

Selain Sanlat Pelajar, Pesantren Assalafiyah II juga mengadakan ? pengajian ba’da shubuh yang disampaikan Ustadz Wahyudin bagi jamaah ibu dan bapak dari jam 05.00-07.00. Sementara stiap ba’da Ashar, pesantren Assalafiyah II menyediakan pengajian kitab Safinah dan Washiyatul Mustofa yang diampu Ketua Dewan Masjid Indonesia KH Aminudin Afif. (Wasdiun/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Sholawat, Pertandingan, AlaNu PKB Kab Tegal

Selasa, 21 Juni 2011

Generasi Tangguh Dimulai dari Makanan Halal dan Baik

Gunung Kidul, PKB Kab Tegal. Direktur Pemasaran Dalam Negeri, Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia, Ir. Muhammad Zaini mengatakan, Allah dalam al-Quran surat An-Nisa ayat 9 telah telah mengingatkan kita supaya menghindari generasi yang lemah.

Generasi Tangguh Dimulai dari Makanan Halal dan Baik (Sumber Gambar : Nu Online)
Generasi Tangguh Dimulai dari Makanan Halal dan Baik (Sumber Gambar : Nu Online)

Generasi Tangguh Dimulai dari Makanan Halal dan Baik

Untuk menghindarinya, menurut dia, sebagai orang tua seyogyanya, kita memperhatikan mutu dan sarana yang mendukung anak-anak bangsa ini untuk menjadi pribadi berkualitas.

Ia menambahkan, untuk membentuk generasi yang tangguh itu dimulai dari asupan makanan yang halal dan baik. “Hal ini selaras dengan al-Quran yang kerap kali membahas tentang keutamaan makanan yang halal dan baik,” katanya pada Safari Ramadan di Pesantren Al-Jauhar, Tlepok, Semin, Gunung Kidul, Yogyakarta, Selasa (30/6).

PKB Kab Tegal

Di dalam al-Quran surat al-Maidah ayat 96, lanjut dia, Allah SWT menyatakan bahwa semua binatang yang sumbernya dari laut adalah halal.Terlebih ikan. Di dalam ikan, mengandung bermacam dzat yang baik dikonsumi dan gizinya pun jelas.

PKB Kab Tegal

Dalam acara itu, Ir. Zaini juga memberikan apresiasinya berupa sejumlah uang kepada para santri Pesantren Al-Jauhar yang berperestasi baik di bidang madrasah maupun kejuaraan.

Salah satu program dari KKP dalam rangka mempromosikan peningkatan konsumsi ikan di pesantren tersebut dimeriahkan penampilan hadrah Al-Jauhar dan ditutup dengan buka bersama para santri. (Anwar Kurniawan/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Makam, Pesantren PKB Kab Tegal

Senin, 06 Juni 2011

Puisi Gus Mus: Dzikir

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) membagi puisinya dengan judul “Dzikir” pada akun Twitter pribadinya, Senin (23/1).

Berikut puisinya:

dzikir?

Puisi Gus Mus: Dzikir (Sumber Gambar : Nu Online)
Puisi Gus Mus: Dzikir (Sumber Gambar : Nu Online)

Puisi Gus Mus: Dzikir

detiap saat?

setiap mengingatmu?

aku menyebutmu?

PKB Kab Tegal

setiap saat?

setiap menyebutmu

PKB Kab Tegal

aku mengingatmu

setiap saat?

2017

(Husni Sahal/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nusantara, Pahlawan, Nasional PKB Kab Tegal

Senin, 30 Mei 2011

Gus Mus Terima Kunjungan Dua Tokoh Inggris

Rembang, PKB Kab Tegal. Rais Aam PBNU, KH. A. Mustofa Bisri (Gus Mus) menerima kunjungan dua orang tokoh Inggris, Ahad, (11/1) lalu di kediamannya, Rembang, Jawa Tengah. Mereka adalah Doug Smith, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Konservatif yang sekarang berkuasa, dan Dean Godson, Direktur Policy Exchange, sebuah lembaga dibawah naungan partai yang sama.

Menurut Dean Godson, mereka amat membutuhkan pencerahan dari Gus Mus karena wacana tentang Islam di Eropa dewasa ini didominasi oleh paham-paham radikal. Adapun Doug Smith, menanyakan kepada Gus Mus mengenai paham radikal tersebut karena pesan yang didapatkannya akan disampaikan jika berbicara kepada kaum radikal itu.

Gus Mus Terima Kunjungan Dua Tokoh Inggris (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Mus Terima Kunjungan Dua Tokoh Inggris (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Mus Terima Kunjungan Dua Tokoh Inggris

Gus Mus pun mengatakan, agar kelompok radikal untuk kembali pada kemanusiaan. “Kalau kita ingat keberadaan kita sebagai manusia, kita tidak akan tega melakukan kekejaman terhadap sesama manusia,” ujar kiai yang juga budayawan ini.

PKB Kab Tegal

Lebih lanjut Gus Mus menambahkan, penghinaan ataupun pelecehan yang dilakukan orang terhadap agamamu tidak akan merusak agamamu. “Yang bisa merusak agamamu adalah kelakuanmu sendiri yang tidak sesuai dengan ajaran-ajaran agamamu,” terang Gus Mus.

PKB Kab Tegal

Doug Smith menyatakan harapannya agar Gus Mus bersedia datang lagi ke Eropa untuk berbicara kepada khalayak yang lebih luas di sana. Dia berharap di Eropa dapat memunculkan gerakan Islam Rahmatan lil ‘Alamin secara nyata dan meluas seperti Nahdlatul Ulama (NU) di Indonesia.

Smith mengatakan, bahwa setiap gerakan membutuhkan figur kepemimpinan. Dia menambahkan, Bapak Mustofa paling tepat dan harus tampil untuk menjalankan peran kepemimpinan itu.

“Dibawah kepemimpinan Bapak Mustofa, Nahdlatul Ulama bisa menjadi ‘Saudara Tua’ (Big Brother) bagi gerakan Islam Rahmatan lil ‘Alamin di seluruh dunia,” tutur Smith.

Mereka datang ke Rembang setelah mendengar informasi tentang Gus Mus dan NU sekaligus mendapat anjuran dari Magnus Ranstorp, seorang penasehat keamanan dalam negeri Swedia.

Pemerintah Swedia pernah mengundang Gus Mus pada 2010 untuk memberikan briefing kepada jajaran pemerintahan Swedia tentang Islam, dan paparan Gus Mus pada waktu itu telah membuka mata mereka tentang Islam rahmatan lil ‘alamin yang dibawakan oleh NU.

Pada tahun 2011, Magnus Ranstorp bersama YM Arief Havas Oegroseno, Duta Besar RI untuk Uni Eropa juga telah mengatur kunjungan Gus Mus ke Brussel, Belgia untuk berbicara di depan para anggota Parlemen Uni Eropa.

Doug Smith dan Dean Godson menyempatkan diri datang untuk berkenalan dengan Gus Mus dan mendengar langsung ? pemahaman Gus Mus tentang Islam. Doug Smith sendiri pernah bertugas sebagai ghost writer (pengkonsep pidato dan pernyataan-pernyataan) bagi Perdana Menteri Inggris, David Cameron. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pahlawan, Sejarah PKB Kab Tegal

Selasa, 24 Mei 2011

Sufisme Syekh Yusuf al-Makassari

Oleh Munawir Aziz

Dalam catatan Lontara yang diwariskan kerajaan Gowa-Tallo, disarikan data bahwa Syekh Yusuf lahir pada 3 Juli 1628 M, tepat pada 8 Syawal 1036 H. Dengan demikian, Syekh Yusuf lahir setelah dua dekade pengisalaman kerajaan kembar Gowa-Tallo oleh ulama Minangkabau, yakni Syekh Abdul Makmur, disebut Datuk Ri Bandang.

Sufisme Syekh Yusuf al-Makassari (Sumber Gambar : Nu Online)
Sufisme Syekh Yusuf al-Makassari (Sumber Gambar : Nu Online)

Sufisme Syekh Yusuf al-Makassari

Catatan Lontara Riwayat Tuanta Salamaka ri Gowa, menyatakan bahwa ayah Syekh Yusuf ? bernama Gallarang Moncongloe, yang merupakan saudara dari Raja Gowa Sultan Alauddin Imangrang Daeng Marabbia, Raja Gowa yang beragama Islam. Sultan Alauddin menetapkan Islam sebagai agama resmi kerajaan pada 1603 M. Ibu kandung Syaikh Yusuf, tak lain adalah Aminah binti Dampang Komara, keturunan bangsawan kerajaan Tallo, kerajaan kembar yang berdampingan dengan kerajaan Tallo.

Kisah perjuangan Syekh Yusuf dalam mempertahankan kedaulatan di bumi Nusantara menjadikan dirinya diasingkan di Ceylon (Srilangka) dan Afrika Selatan. Syekh Yusuf tidak hanya milik masyarakat Bugis, namun juga warga muslim Nusantara, Ceylon dan Afrika. Presiden Afrika Selatan, pada 1994, menetapkan Syaikh Yusuf sebagai pejuang kemanusiaan. Sementara, di negeri ini, Syekh Yusuf dianggap sebagai waliyullah yang menyambungkan sanad keilmuan, menggerakkan perjuangan melawan kolonialisme hingga mewariskan jejaring tarekat yang dianut keluarga dan muridnya hingga kini.

Pada masa hidupnya, Syaikh Yusuf membawa perubahan penting dalam perjuangan dakwah yang diembannya. Syaikh Yusuf dikenal di Kesultanan Banten, Tanah Bugis (Sulawesi Selatan), Ceylon (Sri Langka), dan Cape Town (Afrika Selatan). Dalam pengasingan di Ceylon dan Capetown, Syaikh Yusuf mengembangkan Islam dengan mengajar warga, hingga menjadi komunitas muslim di negeri tersebut. Jejak komunitas muslim dan keturunan Syaikh Yusuf di Ceylon dan Capetown masih dapat dilacak hingga kini.

PKB Kab Tegal

Pada 2009, Syaikh Yusuf mendapatkan penghargaan Oliver Thambo, penghargaan sebagai Pahlawan Nasional Afrika Selatan. Penghargaan ini penting untuk mengenang sosok Syaikh Yusuf di dataran Afrika, atas jasa besarnya dan menjadi inspirasi warga. Presiden Afrika Selatan, Thabo Mbeki, menyerahkan penghargaan langsung kepada tiga ahli warisnya, di antaranya Andi Makmun dan Syachib Sulton. Wapres Jusuf Kalla menyaksikan langsung prosesi penyerahan penghargaan ini, di Union Building, Pretoria, Afrika Utara.

Dari bumi Bugis

Lahir di tanah Bugis, Syaikh Yusuf mendapat tempaan pendidikan Islam dari keluarga dan ulama di kampungnya. Beliau mengaji al-Quran kepada Daeng ri Tamassang. Setelah itu, ia berkelana ke pesantren Bontoala untuk mengaji ilmu-ilmu bahasa, semisal Nahwu, Sharaf, Balaghah, dan mantiq. Pada waktu itu, Syaikh Yusuf mengaji kepada ulama asal Yaman, Syed Baalawi bin Abdullah, yang dikenal sebagai al-allamah Tahir, pengasuh pesantren Bontoala. Setelah menamatkan belajar di Bontoala, Syaikh Yusuf melanjutkan mengaji kepada Syekh Jalaluddin Aidit, ulama asal Aceh yang mengembara ke Bugis. Di bawah asuhan Syekh Jalaluddin, di pesantren Cikoang, belajar selama beberapa tahun. Syekh Jalaluddin kemudian mengutus Syekh Yusuf untuk belajar ke tanah Hijaz, untuk mengaji lebih intens kepada ulama-ulama Haramain.

Tak lama berselang, pada 22 September 1644, Syaikh Yusuf berangkat menuju Hijaz, dengan menggunakan kapal penumpang. Pada waktu itu, transportasi laut dari kawasan timur Nusantara melalui Banten untuk menyusuri selat Malaka, hingga menembus ke kawasan pesisir Arab. Ketika singgah di Banten, Syaikh Yusuf berkenalan dengan putra mahkota kerajaan Banten, Abdul Fattah, yang merupakan putra Sultan Abu al-Mafakhir Abdul Kadir (1598-1650), penguasa kerajaan Banten.

Selain Banten, dalam perjalanannya, Syaikh Yusuf singgah di Aceh. Di kawasan Serambi Makkah ini, Syaikh Yusuf melakukan komunikasi dengan ulama dan pemimpin thariqah al-Qadiriyah di Aceh, Syaikh Muhammad Jilani bin Hasan bin Muhammad Hamid al-Raniry. Ketika singgah di Banten dan Aceh, Syaikh Yusuf menghabiskan waktu selama sekitar 5 tahun, untuk melakukan interaksi dengan ulama setempat.

PKB Kab Tegal

Dalam perjalanan panjangnya, Syaikh Yusuf singgah di Yaman, atas saran dari gurunya selama di Acceh, Syaikh Muhammad Jilani. Di Yaman, Syaikh Yusuf berguru kepada Syaikh Abu Abdillah Muhammad Abdul Baqi (w. 1664), ulama terkenal di Yaman, khalifah tarekat an-Naqsyabandiyah. Syaikh Yusuf tidak berhenti di satu titik, di satu guru. Ia terus berupaya menyegarkan dahaga spritual, dahaga pengetahuannya. Dalam pengembaraannya, Syaikh Yusuf meneruskan perjalanan ke Bandara al-Zubaid, berguru ke Syed Ali al-Zubaidy (w. 1084), seorang muhaddits dan sufi. Dengan Syed Ali, Syaikh Yusuf mendapatkan ijazah thariqah dari silsilah keluarga al-Sadah al-Baalawiyah.

Perjalanan panjang di Yaman, diteruskan menembus Makkah untuk menunaikan ibadah Haji. Kemudian, Syaikh Yusuf menuju Madinah untuk ziarah ke makam Rasulullah Saw. Di kota ini, Syaikh Yusuf berguru kepada Syaikh Ahmad al-Qusysyi (w. 1661), Mullah Ibrahim al-Kawrany (w. 1690), dan Hassan al-Ajamy (w. 1701). Tiga ulama inilah, yang menjadi referensi keilmuan dan tradisi tasawuf yang menyambungkan jaringan ulama Nusantara dengan ulama Haramain.

Syaikh Yusuf masih belum puas dengan dahaga pengetahuan, dan kehausan akan guru yang mencerahkan. Ia terus berjalan menuju Syam (Damaskus) dan Turki. Di Syam, Syaikh Yusuf memperdalam pengetahuan, dan mengasah kepekaan bathin, kepada beberapa guru. Di antaranya, Syaikh Abu al-Barakat Ayyub bin Ahmad al-Khalwaty al-Quraishi. Setelah berkelana Syam dan Turki, Syaikh Yusuf kembali ke Makkah, untuk mengaji dan mengajar. Ketika musim haji tiba, Syaikh Yusuf mengajar santri-santri Nusantara, terutama yang berasal dari kawasan Bugis. Di antara murid-muridnya, ialah Syaih Abu al-Fath Abdul Basir al-Darir (Tuan Rappang), Abdul Hamid Karaeng Karunrung dan Abdul Kadir Majeneng, merekalah yang kemudian meneruskan ajaran tarekat Khalwatiyyah Syaikh Yusuf di tanah Bugis.?

Sufisme Syekh Yusuf

Bagaimana sufisme Syekh Yusuf, yang diwariskan kepada keturunan dan pengikutnya? Dalam pandangan Syaikh Yusuf, Allah tidak ada yang menyerupai, tidak ada yang menandingi.

? ? ? ? ? ? ? ? : ? ? ? ? ? ? ?

“Sesungguhnya, Allah Taala disifati dengan ayat al-Quran al-Shura ayat II, yang bermaksud: Tiada Tuhan apapun yang menyerupai-Nya”.

Konsep tauhid Syekh Yusuf tidak lepas dari konsep tauhid ahl as-sunnah wal-jamaah yang menetapkan zat dan sifat bagi Allah, sebagaimana yang terkandung dalam al-Quran. Syaikh Yusuf menyebutnya sebagai um al-itiqad, induk dari keimanan. Baginya, ayat tersebut menegaskan bahwa dasar Tauhid yang sebenarnya mesti dipegangi dan diyakini. Bahwa, unsur-unsur ketauhidan yang mesti diyakini orang yang menjalani suluk (pendekatan), di antaranya:

(1) Tauhid al-Ahad, meyakini bahwa sesungguhnya Allah adalah wujud Qadim (tidak berpemulaan), qadim bi-nafsih (berdiri sendiri), muqawwim lighairih (mengadakan selain-Nya). Allah Maha Tunggal, tidak bermula wujud-Nya, tiada ujung-Nya, dan tiada serupa-Nya.

(2) Tauhid al-Afal, meyakini bahwa sesungguhnya Allah, pencipta segala sesuatu. Dialah yang memberi daya dan kekuatan dalam melaksanakan segala urusan. Allah berkehendak, dan semua kehendak manusia berada dalam kehendak Allah.

(3) Tauhid al-Maiyyah, meyakini bahwa sesungguhnya Allah bersama hamba-Nya, di manapun berada.

(4) Tauhid al-Ihatah, meyakini bahwa sesungguhnya Allah meliputi segala sesuatu.

Dimensi tasawuf Syaikh Yusuf bergerak dalam konsep keyakinan terhadap Allah, mengelaborasi konsep tauhid sebagai pintu masuk untuk mengenal dzat yang Maha Besar, Allah Maha Agung. Inilah jalan pembuka, yang disadari Syaikh Yusuf sebagai pelajaran awal bagi pengikutnya untuk mengenal Allah, mengenal Sang Pencipta.

Dalam risalah al-Futuhah al-Ilahiyyah, Syaikh Yusuf merinci rukun tasawuf dalam sepuluh perkara. Bagi Syaikh Yusuf rukun tasawuf ini, menjadi penting bagi salik untuk berada dalam garis perjalanan mendekat menuju-Nya. Sepuluh rukun tasawuf, yakni:

Pertama, Tahrid al-Tauhid, memurnikan ketauhidan kepada Allah, dengan memahami makna keesaan Allah, yang disarikan dari kandungan surat al-Ikhlas. Selain itu, meyakini Allah dengan menjauhi sifat tasybih dan tajsim.

Kedua, faham al-Simai, bermaksud memahami tata cara menyimak petunjuk dan bimbingan Syekh Mursyid dalam menjalani pendekatan diri, kepada Allah. Ketiga, Husn al-Ishra, bermaksud memperbaiki hubungan silaturahmi dan pergaulan. Keempat, Ithar al-Ithar, bermaksud mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri demi mewujudkan persaudaraan yang kukuh.

Kelima, tark al-ikhtiyar, bermaksud berserah diri kepada Allah tanpa itimad kepada ikhtiar sendiri. Keenam, surat al-wujd, memahami secara jernih hati nurani yang seiring kehendak al-Haq. Ketujuh, al-kahf an al-khawatir, bermaksud membedakan yang benar dan salah.

Kedelapan, khatrat al-safar, bermaksud melalukan perjalanan untuk mengambil itibar dan melatih ketahanan jiwa. Kesembilan, tark al-iktisab, bermaksud mengandalkan usaha sendiri, akan tetapi lebih bertawakkal kepada Allah setelah berusaha. Kesepuluh, tahrim al-iddihar, bermaksud tidak mengandalkan pada amal yang telah dilakukan, melainkan tumpuan harapannya kepada Allah.

Bagi Syaikh Yusuf, manusia yang sempurna (al-insan al-kamil) merupakan manusia yang sampai ke makam marifat. Bukan hanya manusia biasa yang berislam secara dangkal. Syaikh Yusuf memberi penekanan tentang hakikat marifat dalam kekhususan tingkatan manusia sebagai al-insan al-kamil. Manusia sempurna akan ingat Allah dalam segala urusan, kapanpun dan di manapun berada.

Syaikh Yusuf lahir pada 3 Juli 1628 M, di Gowa Sulawesi Selatan, dan wafat pada 23 Mei 1699 di Capetown, Afrika Selatan. Beliau sebagai pejuang, jembatan Ulama Nusantara dan Timur Tengah, serta sufi yang mengajarkan lautan ilmu kepada murid-muridnya. Alfaatihah.***

Penulis adalah esais dan peneliti, menulis beberapa buku tentang Islam Nusantara, aktif di Gerakan Islam Cinta, Twitter: @MunawirAziz

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Anti Hoax, Kyai, Sejarah PKB Kab Tegal