Senin, 30 Juni 2014

Terorisme, Komik, dan Anak-anak

Oleh Uub Ayub Al-Ansori

Diakui atau tidak terorisme hampir ada pada semua agama. Tentu bukan agama yang mengajarkan terorisme, tetapi pemeluk agamanya yang salah memahami agamanya. Harus diyakini bahwa semua agama mengajarkan kebaikan. Tidak ada agama di dunia ini yang mengajak pemeluknya untuk mencuri, membenci, memukul, apalagi membunuh. Aqidah boleh beda tapi inti dari ajaran agama adalah mengajak pada kebaikan.

Terorisme, Komik, dan Anak-anak (Sumber Gambar : Nu Online)
Terorisme, Komik, dan Anak-anak (Sumber Gambar : Nu Online)

Terorisme, Komik, dan Anak-anak

Celakanya, terorisme berbaju agama sudah bergerak di Indonesia. Salah satunya teror yang dilakukan ISIS. Sebut saja, baru-baru ini terjadi teror di Masjid Falatehan. Masjid yang notabene berada persis di kompleks Mabes Polri. Dua orang anggota kepolisian terkena tusuk si pelaku. Beberapa bulan lalu kita juga dihebohkan dengan teror ISIS di Kampung Melayu dan kawasan Sarinah.

Fenomena terorisme ISIS yang mengklaim apa yang mereka lakukan adalah sesuai ajaran Islam tentu tidak bisa dibenarkan. Islam tidak mengajarkan kekerasan dan pembunuhan apalagi pemboman. Pemboman yang marak akhir-akhir ini diakui merupakan gerakan ISIS. Tentu ini merupakan ancaman agar kita takut dan tunduk pada ISIS. Sebagai Muslim, kita harus mengatakan dengan lantang bahwa kita tidak takut dan ISIS bukan ajaran Islam. Justru kita harus memberikan pemahaman kepada dunia bahwa Islam mengajarkan cinta kasih sesama umat beragama apalagi sesama umat seagama.

PKB Kab Tegal

Lalu apa hubungannya terorisme dengan komik dan anak-anak seperti judul di atas?

Kita harus menyadari sedini mungkin, perkara terorisme bukan sekadar urusan orang dewasa. Perkara terorisme juga menyasar pada anak-anak. Di Suriah dan Irak, ISIS begitu gencar mendoktrin anak-anak pada pemahaman keagamaan yang salah. Anak-anak sudah diajarkan untuk melakukan teror. Bahkan baru-baru ini viral di media sosial ada seorang ayah di NTB mengajarkan kekerasan atas nama agama kepada anaknya yang masih kecil. Ini gila, mengingat si ayah berprofesi sebagai guru. Bukan tidak mungkin hal yang semacam terjadi di daerah lain di Indonesia. Miris memang.

PKB Kab Tegal

Bagaimana caranya? Selain di sekolah dan lembaga pendidikan yang harus mengajarkan pentingnya bersikap toleransi dan bahayanya terorisme ISIS. Pemahaman bahayanya ISIS juga harus digalakkan melalui komik.

Penulis merupakan anak MI/SD zaman 90-an menjelang milenium 2000. Dapat dibilang zaman berjayanya komik-komik khas Indonesia. Anak 90-an pasti masih ingat komik horor petualangan Petruk dan Gareng karya Tatang S. Bagi Penulis, Tatang S ini adalah legendanya komik, yang bisa dinikmati kalangan anak-anak ekonomi menengah ke bawah. Harganya terjangkau. Komik Petruk ini begitu digemari anak-anak. Selain seram dan dibubuhi cerita lucu, komik ini juga kadang mengajarkan watak keagamaan khas Indonesia. Selain menampilkan hantu semacam kuntilanak, sundel bolong, pocong, dan tuyul, komik ini juga menampilkan bagaimana peran penting tokoh agama di perkampungan. Petruk dan Gareng terkadang harus mendapat taushiyah dari Pak Ustadz karena jarang shalat makanya diganggu kuntilanak. Hal-hal ini menjadi penting bagi pembentukan karakter anak-anak.

Tidak hanya komik Petruk. Kita juga bakal menemukan komik horor lainnya yang bernuansa siksa neraka. Komik semacam ini biasanya membuat Penulis dan teman-teman merinding. Bukan main seramnya ilustrasi neraka di komik tersebut. Sedikit nostalgia, sampai-sampai Penulis juga teman-teman waktu itu segera tobat dan rajin mengaji. Betapa tidak, komik ini dibaca bersama-sama terkadang giliran, jadi seisi kelas dapat membaca semua.

Biasanya komik-komik ini akan beredar menjelang bahkan saat bulan Ramadhan. Tujuannya tentu agar komik terjual banyak karena uang jajan anak MI/SD tidak dibelikan makanan atau minuman. Yang pasti, si penerbit juga sangat mulia karena dengan membaca komik-komik tersebut anak-anak akan rajin beribadah. Minimalnya jadi rajin mengaji di madrasah diniyah.

Demikian, menurut Penulis, komik-komik semacam begini harus digalakkan kembali. Anak-anak pasti akan suka. Mesti ada penerus-penerus Tatang S di negeri ini. Hanya saja tema-temanya diganti menjadi Bahaya ISIS, Kita Tidak Takut ISIS, dan lain sebagainya. Di mana di situ ditampilkan sosok kiai atau ustadz kampung yang mengajak pada ajaran agama yang benar, penuh kasih sayang, penuh toleransi, dan pesan perdamaian.

Tetapi kita beruntung. Pasalnya, untuk membentengi anak-anak dari otak buntungnya teroris ISIS, NU punya komikus kawakan. Namanya Mas Aji Prasetyo. Seperti yang ditulis Abdullah Alawi di PKB Kab Tegal, Mas Aji sudah membuat komik dengan judul Apa Sih Maunya NU? Komik bisa menjadi semacam kontra radikalisme. Komik membuat penikmatnya merasa tenang dan damai.

Kita patut bersyukur dengan hadirnya komik-komik yang menyebarkan atau mengampanyekan perdamaian tersebut. Penulis yakin dengan hadirnya komik-komik semacam begitu akan membekas di hati anak-anak, pun hingga dewasa. Wallahu alam bis shawab.

*) Penulis adalah Kader Muda NU. Sekaligus santri Pondok Kebon Jambu Al-Islamy Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon.Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal News, Berita, Aswaja PKB Kab Tegal

Minggu, 29 Juni 2014

Faydlul Qodir akan Dikelilingkan Masjid di Probolinggo

Probolinggo, PKB Kab Tegal. Dalam rangka untuk memakmurkan masjid dan musholla di Kabupaten Probolinggo, PC Lembaga Takmir Masjid NU (LTMNU) Kab. Probolinggo menggelar berbagai macam kegiatan keagamaan yang ditempatkan di masjid-masjid dan musholla. Salah satu kegiatan tersebut adalah kajian kitab Faydlul Qodir.

Ketua PC LTMNU Kabupaten Probolinggo Riyadi menjelaskan kajian kitab Faydlul qodir ini merupakan kegiatan rutin yang digelar setiap Jumat. Kajian tersebut diikuti oleh seluruh pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) dan pengurus ranting NU serta Nahldiyin yang berada di sekitar masjid maupun mushola.

Faydlul Qodir akan Dikelilingkan Masjid di Probolinggo (Sumber Gambar : Nu Online)
Faydlul Qodir akan Dikelilingkan Masjid di Probolinggo (Sumber Gambar : Nu Online)

Faydlul Qodir akan Dikelilingkan Masjid di Probolinggo

“Rata-rata peserta dari kajian kitab Faydlul Qodir ini adalah para kiai NU. Kami duduk bersama-sama untuk menambah ketaqwaan dan keilmuan mengenai hikmah dari kitab yang sedang dikaji bersama-sama,” ungkapnya kepada PKB Kab Tegal, Rabu (30/1).

PKB Kab Tegal

Menurut Riyadi, biasanya kajian kitab Faydlul Qodir ini dilaksanakan bakda Duhur hingga menjelang sore hari. Selain mengkaji, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan tanya jawab yang berkaitan dengan tema yang sedang dibahas dalam kitab Faydlul Qodir tersebut. Biasanya petugas yang membaca untuk setiap pertemuan berganti-ganti dan rata-rata diambilkan dari kalangan syuriyah NU.

“Tidak hanya sekedar mengkaji kitab saja, tetapi kami juga melakukan musyawarah terkait tema yang sedang dibahas sehingga bisa menambah ilmu pengetahuan dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT,” jelasnya.

PKB Kab Tegal

Dikatakan Riyadi, selain menambah pemahaman tentang agama, kegiatan tersebut juga dijadikan ajang konsolidasi pengurus dan mempererat jalinan tali silaturrahim diantara sesama pengurus.

“Melalui kajian kitab Faydlul Qodir ini kami berharap nantinya dapat menambah ilmu dan menambah syiar Islam terutama yang menyangkut kegiatan di luar ahlussunnah wal jamaah seperti sholawatan dan majelis dzikir yang dilakukan orang diluar NU di masjid maupun musholla. Disamping juga mampu memakmurkan masjid maupun musholla,” tegasnya.

Redaktur      : Hamzah Sahal

Kontributor  : Syamsul Akbar

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ulama PKB Kab Tegal

Senin, 23 Juni 2014

Lembaga Falakiyah PBNU Imbau Warga Kenakan Filter Saat GMT

Bangka Tengah, PKB Kab Tegal. Fenomena gerhana matahari total (GMT) pada 9 Maret esok terasa istimewa karena hanya di daratan Indonesia peristiwa langka itu terjadi. Sebab itu, sebagian pihak menilai, terlalu sayang bila momen menikmati GMT kali terlewatkan begitu saja.

Meski demikian, warga mesti hati-hati dengn saat-saat merugikan ketika mata melakukan kontak langsung dengan matahari. Lembaga Falakiyah PBNU mengimbau masyarakat untuk mengenakan perangkat filter matahari semacam "kacamata gelap khusus" kala gerhana berlangsung.

Wakil Ketua Lembaga Falakiyah PBNU Hendro Setyanto mengatakan, di antara dampak buruknya adalah adanya kerusakan retina yang membuat mata merah dan sukar dipulihkan. "Tapi enggak sampai buta," katanya di sela-sela persiapan observasi GMT di Pantai Terentang, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung, Selasa (8/3).

Lembaga Falakiyah PBNU Imbau Warga Kenakan Filter Saat GMT (Sumber Gambar : Nu Online)
Lembaga Falakiyah PBNU Imbau Warga Kenakan Filter Saat GMT (Sumber Gambar : Nu Online)

Lembaga Falakiyah PBNU Imbau Warga Kenakan Filter Saat GMT

Warga yang mengamati gerhana bisa melepas filter matahari tersebut ketika piringan bulan menutup secara sempurna matahari, lalu mengenakannya lagi saat totalitas gerhana berakhir.

Tak hanya mengamati, warga juga diimbau melaksanakan sembahyang gerhana matahari (kusufus syamsi) saat proses fenomena itu berlangsung. Juga memperbanyak takbir, doa, istighfar dan sedekah

PKB Kab Tegal

NU dan Muhammadiyah, kata Hendro, tahun lalu bertemu di Bangka Tengah yang difasilitasi Pemerintah Daerah setempat. Selain menyelaraskan kalender hijriah, pertemuan juga membahas soal gerhana matahari dan edukasinya kepada masyarakat.

Gerhana matahari total diperkirakan akan melintasi 11 provinsi di Indonesia, antara lain Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Sejarah PKB Kab Tegal

Rabu, 18 Juni 2014

Musafir yang Bebas Shalat Jumat

Pada dasarnya shalat jum’at hukumnya adalah wajib bagi setaip muslim laki-laki. Hal ini berdasar pada firman Allah swt dalam surat Al-Jumu’ah ayat 9:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Demikianlah shalat jum’at menjadi salah satu momentum pertemuan antara umat muslim dalam sebuah komunitas tertentu. Diharapkan pertemuan fisik ini dapat menambah kwalitas ketaqwaan dan keimanan umat muslim. Karena itulah shalat jum’at didahului dengan khutbah yang berisi berbagai mauidhah. Di samping itu secara sosiologis sholat jum’at hendaknya menjadi satu media syi’ar Islam yang menunjukkan betapa besar dan kuwat persatuan umat.

Musafir yang Bebas Shalat Jumat (Sumber Gambar : Nu Online)
Musafir yang Bebas Shalat Jumat (Sumber Gambar : Nu Online)

Musafir yang Bebas Shalat Jumat

Adapun syarat-syarat shalat jum’at seperti yang terturils dalam kitab Matnul Ghayah wat Taqrib karya Imam Abu Suja’

? ? ? ? ? : ? ? ? ? ? ? ?

Syarat wajib jum’at ada tujuh hal yaitu; Islam, baligh, berakal sehal, merdeka, laki-laki, sehat dan mustauthin (tidak sedang bepergian) 

PKB Kab Tegal

Dari ketujuh syarat tersebut, tiga syarat pertama Islam, baligh dan berakal dapat dianggap mafhum. Karena jelas tidak wajib shalat jum’at orang yang tidak beragama Islam, yang belum baligh, apalagi orang gila. Sedangkan mengenai empat syarat yang lain Rasulullah saw dalam hadits yang diriwayatkan oleh Daruquthny dan lainnya dari Jabir ra, Nabi saw bersabda:

PKB Kab Tegal

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka wajib baginya shalat jum’at kecuali perempuan, musafir, hamba sahaya dan orang yang sedang sakit.

Pada praktiknya, shalat jum’at sama seperti shalat-shalat fardhu lainnya. Hanya ada beberapa syarat khusus yang harus dipenuhi yaitu pertama  hendaklah diadakan di negeri, kota atau desa. kedua jumlah orang tidak kurng dari 40, dan ketiga masih adanya waktu untuk shalat jum’at, jika waktu telah habis atau syarat yang lain tidak terpenuhi maka dilaksanakanlah shalat dhuhur.

Dengan demikian shalat jum’at selalu dilakukan di masjid. Dan tidak boleh dilakukan sendirian di rumah seperti shalat fardhu yang lain. Hal ini tentunya menyulitkan mereka yang terbiasa bepergian jauh. Entah karena tugas negara atau tuntutan pekerjaan. Oleh karena itulah maka shalat jum’at tidak diwajibkan bagi mereka yang sedang sakit atau berada dalam perjalanan (musafir).

Khusus untuk musafir atau orang yang sedang berada dalam perjalanan ada beberapa ketentuan jarak tempuh. Tidak semua yang bepergian meninggalkan rumah bisa dianggap musafir. Sebagian ulama berpendapat bahwa seorang dianggap musafir apabila jarak perjalanan yang ditempuh mencapai 90 km, yaitu jarak diperbolehkannya meng-qashar shalat. Itupun dengan catatan agenda perjalanannya bersifat mubah (dibenarkan secara agama, tidak untuk ma’syiat ) dan sudah berangkat dari rumah sebelum fajar terbit.

Bolehnya meninggalkan shalat jum’at oleh musafir ini dalam wacana fiqih disebut dengan rukhshah (dispensasi). Yaitu perubahan hukum dari sulit menjadi mudah karena adanya udzur. Bepergian menjadi udzur seseorang untuk menjalankan shalat jum’at karena dalam perjalanan seseorang biasa mengalami kepayahan. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang, tidak jarang mereka harus melakukan bepergian. Dan seringkali seseorang masih dalam perjalanan ketika waktu shalat jum’at tiba.

Akan tetapi keringanan –rukhshah- ini tidak berlaku jika status seorang musafir telah berbah menjadi mukim. Yaitu dengan berniat menetap ditempat tujuan selama minimal empat hari. Misalkan jika seorang dari Surabaya pergi ke Jakarta lalu niat menginap di rumah sanak famili selama lima hari, maka tidak berlaku lagi baginya keringanan bepergian –rukhsah al-safar-. Maka dia tidak diperbolehkan meninggalkan shalat jum’at, jama’ atau qashar shalat. Begitu pula jika seseorang berniat mukim saja tanpa tahu batas waktunya secara pasti, maka hukumnya sama dengan bermukim empat hari. Contohnya ketika seseorang dari Jawa Timur merantau ke Jakarta, dengan niat mencari pekerjaan yang dia sendiri tidak tahu pasti kapan dia mendapatkan pekerjaan tersebut. Maka dalam kacamata fiqih ia telah dianggap sebagai mukimin di Jakarta dan wajib mengikuti shalat Jum’at bila tiba waktunya.   

Lain halnya jika orang tersebut berniat untuk tinggal di Jakarta dalam jangka waktu maksimal tiga hari, maka baginya masih berlaku rukhshah. Hal mana juga berlaku bagi seseorang yang sengaja bermukim demi satu keperluan yang sewaktu-waktu selesai dan ia akan kembali pulang, tanpa mengetahui persis kapan waktunya selesai. Maka status musafir masih berlaku baginya dan masih mendapatkan rukhshah selama delapan belas hari.

Oleh karena itu untuk menentukan seorang sebagai musafir perlu ditentukan beberapa hal. Pertama jarak jauhnya harus telah mencapai masafatul qasr (kurang lebih 90 km). Kedua, tujuannya bukan untuk ma’syiat. Ketiga, mengetahui jumlah hari selama berpergian sebagai wisatawan yang hanya singgah satu atau dua hari, ataukah untuk studi atau bekerja yang lamanya sudah barang tentu diketahui (1 semester, 2 tahun dst) ataukah untuk satu urusan yang waktunya tidak diketahui dengan pasti. Semua ada aturan masing-masing. Demikian keterangan dari beberapa kitab Al-Madzahibul Arba’ah, Al-Hawasyiy Al-madaniyah dan Al-Fiqhul Islami)

(Red. Ulil H)

 

 

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ulama PKB Kab Tegal

Selasa, 17 Juni 2014

Rayakan Harlah, IPNU-IPPNU Lasem Gelar Khotmil Qur’an

Rembang, PKB Kab Tegal. Mengawali peringatan harlah, para pengurus IPNU dan IPPNU Lasem mengkhatamkan 30 juz Al-Qur’an di luar kepala. Upacara khataman itu kemudian dilanjutkan dengan pembacaan tahlil sebelum dialog terbuka dengan para Pembina di Gedung PCNU Lasem, Senin (3/3).

Rayakan Harlah, IPNU-IPPNU Lasem Gelar Khotmil Qur’an (Sumber Gambar : Nu Online)
Rayakan Harlah, IPNU-IPPNU Lasem Gelar Khotmil Qur’an (Sumber Gambar : Nu Online)

Rayakan Harlah, IPNU-IPPNU Lasem Gelar Khotmil Qur’an

Ketua PC IPNU Lasem Syaiful Anam menyampaikan, peringatan harlah ke-60 IPNU dan ke-59 IPPNU ini diadakan bertujuan membakar semangat kader baru pelajar NU.

“Ini menjadi langkah awal dalam pengaderan pada periode ini di mana penggalakan kaderisasi merupakan prioritas,” kata Syaiful.

PKB Kab Tegal

Pembina IPNU Arif Dimyati menegaskan, “Penggalakkan kaderisasi sangat perlu. Tetapi pendalaman terhadap NU tidak kalah penting. Kita pun harus menata niat perjuangan di IPNU dan IPPNU, bahwa kita khidmah di NU juga melestarikan aswaja.”

PKB Kab Tegal

Peringatan ini ditutup dengan pemotongan nasi tumpeng. (Akhmad Sayuti/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Anti Hoax, Sholawat, Ulama PKB Kab Tegal

Senin, 16 Juni 2014

IPNU-IPPNU Pati Terbitkan Buletin Khusus Edisi Kemerdekaan

Pati, PKB Kab Tegal. Di hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-68 kemarin, Pimpinan Cabang IPNU – IPPNU Pati mengeluarkan edisi khusus mengupas mengenai kecintaan kader terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI ). 

IPNU-IPPNU Pati Terbitkan Buletin Khusus Edisi Kemerdekaan (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Pati Terbitkan Buletin Khusus Edisi Kemerdekaan (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Pati Terbitkan Buletin Khusus Edisi Kemerdekaan

Buletin TASBIH adalah media dakwah PC IPNU-IPPNU Pati yang  diterbitkan rutin setiap hari Jum’at di sebar ke seluruh masjid-masjid se Kabupaten Pati. Hebohnya, buletin tersebut disebarkan secara gratis.

Buletin TASBIH ini sendiri sudah terbit 55 edisi. Alhamdulillah masih dapat sambutan dari kader dan masyarakat Kabupaten Pati.

PKB Kab Tegal

Seperti di daerah lain, gerakan paham Wahabi sangat masif menyebarkan ajaran-ajarannya yang cenderung menyudutkan ibdah amaliyah warga Nahdliyyin. Dari situlah muncul gagasan atau ide diterbitkannya buletin TASBIH. 

Buletin TASBIH sangat bermanfaat untuk dijadikan media dalam membentengi gerakan faham Wahabi, mengingat pola dakwah dan gerakannya wahabi kebanyakan menggunakan media tulisan untuk mempengaruhi kader-kader Nahdliyyin. 

PKB Kab Tegal

Ke depan diharapkan Buletin Tasbih bisa tersebar lebih luas ke kota-kota lain. Yaitu Cabang –cabang IPNU IPPNU Karesidenan Pati atau Kader Pantura mampu mencontoh seperti yang dilakukan oleh kader-kader IPNU – IPPNU Pati. Mengingat banyaknya media publik seperti media online yang dijadikan media dakwah sekaliagus ajang kreatifitas orang-orang wahabi untuk mengaburkan ajaran ahlussunnah waljama’ah ( NU ). 

Muhammad Mubarok, ketua PC IPNU Kabupaten Pati dan sekaligus sebagai koordinator IPNU-IPPNU sekaresidenan Pati memaparkan, media buletin adalah alat yang sangat positif dalam memberikan sumbangan pemahaman dan pendalaman ajaran –ajaran Nahdliyyin kepada masyarakat melalui tulisan. Juga menjawab supaya IPNU-IPPNU diterima secara baik di lingkungan masyarakat umum diluar warga Nahdlyyin. 

Redaktur: A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Budaya, Nasional PKB Kab Tegal

Rabu, 11 Juni 2014

Sudah Tahu Esensi Banser? Ini Penjelasannya

Jakarta, PKB Kab Tegal?

Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Satkornas) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) H Alfa Isnaeni, di Jakata, Senin (5/12) menegaskan, kader inti Gerakan Pemuda Ansor tersebut mempunyai tiga esensi harus dilakukan.

Sudah Tahu Esensi Banser? Ini Penjelasannya (Sumber Gambar : Nu Online)
Sudah Tahu Esensi Banser? Ini Penjelasannya (Sumber Gambar : Nu Online)

Sudah Tahu Esensi Banser? Ini Penjelasannya

“Banser itu pengamal, pendakwah, dan penjaga Ahlussunnah wal Jamaah atau Aswaja. Kalau amalannya bukan Aswaja, jelas bukan Banser,” kata dia.

Aswaja adalah aliran atau paham yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an, hadits, ijma’, dan qiyas yang menganut empat madzhab fiqh, Imam Syafi’i, Hanafi, Maliki, dan Hambali.

PKB Kab Tegal

Nahdlatul Ulama (NU) didirikan diantaranya bertujuan untuk memperjuangkan dan membentengi ajaran Aswaja. Tahlilan, ziarah kubur, qunut, talqin, maulid nabi merupakan sejumlah amaliah Aswaja NU.

Mengenai Aswaja, Maulana Syekh Ali Jumah menyebut Aswaja tidak mengafirkan siapa pun, kecuali orang yang mengakui bahwa ia telah keluar dari Islam, juga orang yang keluar dari barisan umat Islam.

Aswaja juga tidak pernah mengafirkan orang yang salat menghadap kiblat. Aswaja tidak pernah menggiring manusia untuk mencari kekuasaan, menumpahkan darah, dan tidak pula mengikuti syahwat birahi (yang haram).?

PKB Kab Tegal

Kasatkornas Banser itu lalu melanjutkan, cara mendakwahkan Aswaja bisa melalui beragam bidang, satu diantaranya ? ialah ekonomi.

“Lalu seperti apa menjaga Aswaja? Apa yang dilakukan ulama kita, maka Banser harus menjaganya,” ujarnya. (Gatot Arifianto/Abdullah Alawi). Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, Sholawat, Halaqoh PKB Kab Tegal

Jumat, 06 Juni 2014

Peringati Maulid, PMII UII Gelar Bincang Budaya di Panti Asuhan

Yogyakarta, PKB Kab Tegal. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Islam Indonesia menggelar sarasehan budaya di panti asuhan Al-Ghifari, Relokasi Pelem, Girikerto, Turi, Sleman, Yogyakarta, Senin (13/1). Pada kesempatan maulid Rasul, isu kebudayaan Indonesia menjadi perbincangan menarik di tengah pergeseran.

Panti asuhan menjadi pilihan agar kepekaan sosial kader komisariat PMII UII terlatih. Panti diharapkan dapat mengembangkan kesadaran kader untuk terlibat langsung di tengah orang yang membutuhkan.

Peringati Maulid, PMII UII Gelar Bincang Budaya di Panti Asuhan (Sumber Gambar : Nu Online)
Peringati Maulid, PMII UII Gelar Bincang Budaya di Panti Asuhan (Sumber Gambar : Nu Online)

Peringati Maulid, PMII UII Gelar Bincang Budaya di Panti Asuhan

Selain kader PMII UII dan komunitas Cadas PMII UII, maulid ini dihadiri grup hadroh pesantren Pandanaran, komunitas sosial Anoda, dan seorang mahasiswa jurusan Pendalangan Institute Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

PKB Kab Tegal

Pembacaan maulid Simtud Duror yang diringi grup hadroh pesantren Sunan Pandanaran mengawali maulidan. Selanjutnya pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan doa dipimpin langsung adik-adik dari panti asuhan Al-Ghifari seperti keterangan pers rilis PMII UII.

PKB Kab Tegal

Sebelum ceramah, hadirin maulid disuguhi pementasan wayang golek dengan dalang Muhammad Luthfi dari ISI Yogyakarta. Luthfi membawakan lakon sejarah kelahiran Nabi Muhammad mulai perjalanan ayahnya, penyerbuan pasukan Gajah, hingga kelahiran Nabi Muhammad yang disambut gembira seluruh anggota keluarga.

Di sela acara, seorang kader Kopri PMII UII Aulia Putri mendeklamasikan “Aku Merindukanmu Oh Muhammadku” puisi karya Musthofa Bisri. Sementara Muhammad Najih membacakan karya puisinya sendiri dengan judul “Puisi Maulid”. Maulidan ditutup dengan dengan do’a yang dipandu pengasuh Al-Ghifari, Marwan. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal IMNU, Kiai PKB Kab Tegal

Selasa, 03 Juni 2014

Jumat Besok, Momen Mudah Tentukan Arah Kiblat dengan Bayangan

Jakarata, PKB Kab Tegal

Berdasarkan data hisab Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jumat (27/5) besok matahari melintas persis di atas Ka’bah di Makkah, Arab Saudi. Akibatnya, bayangan semua benda lurus yang berdiri tegak menuju ke arah kiblat.

Peristiwa yang kerap disebut istiwa’ a’dham atau rashdul qiblat ini merupakan kesempatan bagi umat Islam untuk mengetahui arah kiblat secara akurat dengan hanya berdasarkan bayangan yang dihasilkan oleh sinar matahari.

Almanak Lembaga Falakiyah PBNU mencatat, matahari berada tepat di atas Ka’bah pada pukul 16.18 WIB atau bersamaan dengan waktu dzuhur untuk wilayah Makkah. Peristiwa ini hanya terjadi dua kali dalam setahun. Untuk tahun 2016, rashdul qiblat juga berlangsung pada 15 Juli 2016, pukul 16.27 WIB.

Jumat Besok, Momen Mudah Tentukan Arah Kiblat dengan Bayangan (Sumber Gambar : Nu Online)
Jumat Besok, Momen Mudah Tentukan Arah Kiblat dengan Bayangan (Sumber Gambar : Nu Online)

Jumat Besok, Momen Mudah Tentukan Arah Kiblat dengan Bayangan

Saat rashdul qiblat berlangsung, umat Islam dapat mengamati bayangan dari matahari dengan masa toleransi kira-kira dua menit. Di Indonesia, karena terjadi pada sore hari maka arah bayangan menuju ke timur. Arah kiblat adalah garis yang ditarik dari ujung bayangan ke pangkal benda (ke arah barat sedikit serong ke utara).

Lembaga Falakiyah PBNU pernah menjelaskan, secara geografis/astronomis, kota Mekkah terletak di 39o49’34” LU dan 21o25’21” BT. Dari Indonesia, koordinat ini berada pada arah barat laut dengan derajat bervariasi antara 21o-27o? menurut koordinat (garis lintang dan garis bujur) masing-masing daerah.

PKB Kab Tegal

Arah kiblat Indonesia bukanlah ke barat. Jika ke barat maka semua wilayah Indonesia yang terletak di 34o7’ LU dan seterusnya (ke utara), seperti Aceh, akan lurus dengan Negara Ethiopia atau melenceng ke selatan sejauh 1750 km dari Mekkah. Begitu juga yang terletak di 4o39’ LS sampai 3o47’ LU, menghadap barat berarti lurus dengan Negara Kenya. (Mahbib). Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Bahtsul Masail, Pertandingan PKB Kab Tegal