Rabu, 28 Februari 2018

Usai Dilantik, IPNU dan IPPNU Bantul Siapkan Program Kerja Prioritas

Bantul, PKB Kab Tegal. Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Bantul resmi dilantik. Acara yang dirangkai dengan Rakercab ini menjadi special karena untuk pertama kalinya kegiatan digelar kembali di “rumah” gedung PCNU Bantul, Ahad (6/9).

Acara yang mengusung tema "Membangun Loyalitas Kader NU melalui Solidaritas" diharapkan mampu menumbuhkan kekompakan dalam meneruskan perjuangan serta pengaderan. Semangat untuk terus membangun dan mengupayakan pendirian anak cabang. Pelantikan sendiri dikukuhkan oleh PW IPNU dan IPPNU Yogyakarta.

Usai Dilantik, IPNU dan IPPNU Bantul Siapkan Program Kerja Prioritas (Sumber Gambar : Nu Online)
Usai Dilantik, IPNU dan IPPNU Bantul Siapkan Program Kerja Prioritas (Sumber Gambar : Nu Online)

Usai Dilantik, IPNU dan IPPNU Bantul Siapkan Program Kerja Prioritas

Ketua IPNU Bantul Ahmad Sidik mengajak semua pihak untuk bahu membahu dalam membangun soliditas pengurus dan kader dalam turut serta membangun kehidupan bangsa.

PKB Kab Tegal

“Dalam menghadapi MEA pelajar NU diajak untuk terus mengembangkan potensi dan kompetensi yang mumpuni dengan terobosan baru sehingga dapat bersaing dengan gempuran sumber daya asing yang mau tidak mau kalangan pelajar yang akan menghadapinya.”

PKB Kab Tegal

Sementara Ketua PCNU Bantul H Yasmuri menyebut pelajar IPNU dan IPPNU sebagai pelajar unggul dan terpilih. “Di antara kerikil, palajar NU adalah mutiara. Sehingga akan menjadi penerima estafet kepemimpinan dalam masa depan.”

H Yasmuri berharap pelajar NU Bantul membuat program kerja prioritas sehingga dalam periode dua tahun ke depan dapat program terlaksana sesuai rencana. (Heru Priyanto/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pondok Pesantren, Pendidikan, Sejarah PKB Kab Tegal

Selasa, 27 Februari 2018

Pengurus Ranting Sebagai Ujung Tombak Kartanu

Jombang, PKB Kab Tegal. Sukses penyelenggaraan kartu identitas bagi warga NU yakni Kartanu sangat ditentukan oleh kiprah para pengurus di tingkat ranting. Bila keberadaan mereka dirasakan oleh warga sekitar, program NU apa saja yang tentunya bermanfaat pasti akan didukung.

Pengurus Ranting Sebagai Ujung Tombak Kartanu (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengurus Ranting Sebagai Ujung Tombak Kartanu (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengurus Ranting Sebagai Ujung Tombak Kartanu

Hal ini sebagaimana disampaikan Sekretaris Panitia Kartu Tanda Anggota Nahdlatul Ulama (Kartanu) PCNU Jombang, Afandi saat menerima PKB Kab Tegal di kantor MWC NU Sumobito Jombang (22/3). Di kecamatan ini merupakan lokasi ke tiga dari 21 MWC NU yang mendapat giliran pemotretan dan pembuatan Kartanu.

Alumnus Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang ini menandaskan bahwa di antara tiga kecamatan yang telah melakukan pemotretan, baru MWC NU Jombang yang terlihat demikian antusias.?

PKB Kab Tegal

"Bahkan untuk MWC NU Jombang hari ini melakukan pemotretan susulan," katanya. Hal itu adalah buah dari kerja keras dan intensitas para pengurus untuk menyapa dan meyakinkan warga setempat.?

Afandi juga menyampaikan salut atas upaya serius yang dilakukan sejumlah pengurus dalam mensukseskan program ini.?

PKB Kab Tegal

"Khususnya kepada warga yang berjenis kelamin perempuan baik Muslimat, Fatayat serta IPPNU," katanya. Karena dari peserta Kartanu memang didominasi oleh para aktifis perempuan NU. "Sepertinya, kawan-kawan NU, Ansor, maupun IPNU harus belajar kepada kalangan perempuan NU," katanya sembari tertawa.

Kendati demikian, panitia juga menyayangkan terbatasnya informasi yang disampaikan kepada warga, khususnya manfaat dari kepemilikan Kartanu.?

"Beberapa masih mempertanyakan kegunaan dari kartu ini," katanya. "Padahal sejumlah keringanan biaya dari sejumlah rumah sakit di Jombang telah membuka diri kepada para pemilik Kartanu," lanjutnya.

Karenanya, diharapkan saat melakukan sosialisasi kepada warga, hendaknya beberapa manfaat itu dapat disampaikan dengan gemblang.?

"Padahal di tempat lain sangat jarang yang memberikan tawaran menarik seperti ini," sergahnya.?

"Di Jombang benar-benar istimewa," lanjutnya.Dengan berbagai kemudahan dan kelebihan yang dimiliki, sudah selayaknya program Kartanu dapat diterima dengan terbuka oleh masyarakat khususnya warga NU.?

"Sekali lagi, kami berharap pengurus Ranting NU di semua MWC bisa benar-benar menjadi ujung tombak program Kartanu ini," katanya. ?

Redaktur ? ? : Mukafi Niam

Kontributor: Syaifullah

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Khutbah, Anti Hoax, News PKB Kab Tegal

Senin, 26 Februari 2018

Buka Stan Pameran, KBRI Damaskus Dukung Pembangunan Kembali Suriah

Jakarta, PKB Kab Tegal

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus mengikuti Pameran Pembangunan “Expotechno Build Syria” ke-3 pada 16—18 Mei 2016 di Hotel Damarose Damaskus yang diselenggarakan oleh Pemerintah Suriah sebagai bagian dari rangkaian kampanye program Rebuild Syria (pembangunan kembali Negara Suriah).

Pameran yang mengangkat tema “For Better Syria” itu diikuti oleh lebih dari 40 stan perusahaan di sektor rekonstruksi, tenaga listrik/tenaga surya, pembangunan infrastuktur, pengairan, renewable sources, dan elektonik yang berasal dari Suriah dan Lebanon. Pameran Techno Build Syria ke-3 yang akan berakhir pada 18 Mei 2016 ditargetkan akan dihadiri lebih dari 4.000 pengunjung. Dibandingkan sebelumnya, pameran kali ini diikuti oleh lebih banyak ragam peserta dari berbagai perusahaan.

Buka Stan Pameran, KBRI Damaskus Dukung Pembangunan Kembali Suriah (Sumber Gambar : Nu Online)
Buka Stan Pameran, KBRI Damaskus Dukung Pembangunan Kembali Suriah (Sumber Gambar : Nu Online)

Buka Stan Pameran, KBRI Damaskus Dukung Pembangunan Kembali Suriah

Stan KBRI Damaskus menampilkan dua Perusahaan BUMN Indonesia, yaitu PT Wijaya Karya Persero (tbk) dan PT INKA Persero yang telah mengirimkan berbagai materi pameran untuk dipajang di stan Indonesia, demikian siaran pers Pensosbud KBRI Damaskus yang diterima PKB Kab Tegal.

PKB Kab Tegal

Pameran “Expotechno Build Syria” dibuka Senin (16/05) oleh Menteri Pembangunan Umum Ir. Hussein Arnous; didampingi Menteri Pengairan dan Irigasi Dr Kamal Shikha; Duta Besar RI Damaskus Djoko Harjanto dan disaksikan oleh para pejabat setempat, delegasi perusahaan-perusahaan konstruksi serta delegasi dari berbagai Kedutaan Asing.

Mendapat apresiasi

PKB Kab Tegal



Setelah acara pembukaan, stan KBRI Damaskus adalah stan pertama yang dikunjungi oleh Menteri PU Ir. Hussein Arnous dan para pejabat setempat. Saat mengunjungi stan KBRI Damaskus, Menteri PU Ir. Hussein Arnous menulis pesan di buku tamu.

“Saya atas nama rakyat dan Pemerintah Suriah menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada rakyat dan Pemerintah Indonesia yang telah berpartisipasi dalam pameran ini,” tulis Menteri Arnous, “Ini adalah bukti Indonesia adalah sahabat sejati Suriah yang mendukung pembangunan kembali Suriah pasca konflik.”

Pada kesempatan itu, Dubes RI Damaskus, Djoko Harjanto, pun menyerahkan cenderamata kepada Menteri PU Eng. Hussein Arnous.

Dalam kesempatan wawancara dengan berbagai media di Suriah, seperti Syria FM, Syria TV, Stasiun TV Nour Sham, Sinmar News, Iraq News, dan Media East Channel, Duta Djoko menjelaskan bahwa partisipasi Indonesia dalam Expo ini merupakan wujud dari dukungan Indonesia kepada Suriah mengingat ikatan persahabatan antara Indonesia dan Suriah sudah terjalin sejak lama.

“Sudah sepantasnya Indonesia berpartisipasi dalam pameran ini dalam rangka membantu pembangunan Suriah pasca konflik,” jawab Dubes Djoko kepada para wartawan. “Pameran ini juga merupakan peluang yang sangat baik bagi KBRI Damaskus untuk memperkenalkan potensi Indonesia di sektor konstruksi dan pembangunan serta transportasi perkerata-apian kepada masyarakat dan Pemerintah Suriah.” Duta Djoko mempromosikan PT. Wijaya Karya Persero, BUMN yang telah berpengalaman dalam membangun berbagai konstruksi di luar negeri dan PT. Industri Kereta Api yang sukses mengekspor produknya ke luar negeri.

Menurut Pejabat Fungsi Ekonomi KBRI Damaskus, Makhya Suminar, tidak hanya menarik perhatian para media, tetapi juga stan Indonesia juga menarik perhatian berbagai pengusaha yang mencari informasi untuk membuka hubungan dan memanfaatkan peluang bisnis dengan Indonesia. Kesempatan itu juga dimanfaatkan oleh KBRI Damaskus untuk menyebarkan informasi terkait pelaksanaan Trade Expo Indonesia yang akan diselenggarakan pada 12 – 16 Oktober di Jakarta.

“KBRI Damaskus adalah satu-satunya Kedutaan yang berpartisipasi pada Pameran Expotechno Build Syria ini,” ujar Makhya Suminar, “Ini wujud kedekatan KBRI Damaskus dengan Pemerintah Suriah dalam bidang ekonomi dan pembangunan.”

Tujuan KBRI Damaskus untuk berpartisipasi pada Pameran ini adalah untuk membuka mata rakyat dan para pemangku kepentingan di bidang konstruksi dan transportasi di Suriah akan potensi yang dimiliki Indonesia sehingga membuka peluang bagi Indonesia untuk ikut berkontribusi dalam program Rebuild Syria yang dicanangkan pemerintah Suriah pasca konflik. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hadits PKB Kab Tegal

Minggu, 25 Februari 2018

Pesantren, NU, Indonesia

Oleh Binhad Nurrohmat

Sebatang sawo tua menjulang di relung ingatan Fulan. Pohon itu remang di pelataran sebuah pesantren tua di Bendo, Pare, Kediri. Rinai hujan barusan pergi. Aroma tanah menguasai sekujur indera penciuman. Maghrib telah datang. Suasana serupa bauran ketenangan, kesejukan dan wibawa tak terkatakan. Bluk! Sebutir buah sawo rebah di basah tanah.

Ada kulah lebar segiempat di sudut kompleks pesantren -- tempat menampung air wudlu. Sebagian sisinya berlumut tipis dan gelap. Kubus-kubus beton tebal berjajar ke arah masjid seperti batu-batu yang dipijak bergiliran saat menyeberangi sungai. Fulan bertelanjang kaki menapaki kubus-kubus beton itu seusai berwudlu. Satu demi satu.

Seusai wirid shalat Maghrib berjamaah, puluhan santri putra segera duduk membentuk tiga perempat lingkaran di serambi atau bagian depan masjid pesantren. Tanpa suara. Semuanya bersarung dan berkupluk hitam. Di dada mereka terdekap kitab berbahasa Arab. Di tengah lingkaran, ada meja kayu kecil dan alas serupa matras untuk sang kiai yang masih berwirid di mihrab masjid.

Pesantren, NU, Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren, NU, Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren, NU, Indonesia

Sang kiai berjalan ke arah tengah lingkaran itu. Langkahnya hening. Performanya tampak sepuh dan wibawa. Busananya serba putih. Tak ada santri berani menatapnya. Wajah santri tertunduk semua. Kiai bersila dan segera membacakan isi kitab dengan memberikan artinya kata demi kata. Suaranya teduh dan pelan. Para santri menyimak dan memberi tanda di bawah sejumlah kata dengan ujung pena. Di luar masjid kian remang dan udara menunggu bersama kesenyapan.

Sebagian santri ada yang bersekolah di terang hari. Yang lainnya khusus belajar kitab kuning dan pada terang hari bekerja serabutan atau membantu sang kiai. Mereka berasal dari luar Jawa Timur dan kota-kota beradius seratusan kilometer dari kota Kediri.

PKB Kab Tegal

Tak semua pesantren saat ini terlukiskan serupa itu.

Pesantren merupakan komunitas tempat menimba pengetahuan agama dan membentuk kepribadian yang saleh. Semua penggagas, pendiri dan pemuka Nahdlatul Ulama (NU) hingga hari ini pernah tertempa kehidupan pesantren. Sebagian bahkan mengasuh pesantren hingga akhir hayat.

Boleh dipastikan NU tak pernah ada tanpa pesantren. Basis keutamaan NU adalah kalangan pesantren. Pengetahuan dan pribadi kalangan ini memberi warna utama organisasi ini. Puncak-puncak pesantren berkontribusi kepada NU melalui pengetahuan dan kepemimpinan.

PKB Kab Tegal

Berubahnya pesantren akan tercermin pula kepada rona organisasi NU. Dinamika kehidupan banyak yang tak bisa dielak oleh pesantren dan NU di tataran lokal, nasional maupun global. NU lahir menanggapi dinamika keberagamaan di semua tataran. Situasi gerak transnasional ajaran agama yang kaku yang merebak ke seluruh penjuru dunia sejak paruh pertama abad XX turut membenihkan kelahiran NU untuk menghadangnya. Juga menyikapi liberalisasi dalam keagamaan. Yang kaku dan yang liberal adalah dua kubu yang sama-sama bergesekan dengan tradisi-tradisi masyarakat yang memeluk Islam sebagai agama. NU berposisi tidak di kedua kubu itu.

Itulah barangkali yang melantari NU menerima negeri berpenduduk mayoritas Muslim ini bukan sebagai negara agama. Teokrasi. Juga bukan negara yang total sekuler. Ketuhanan adalah dasar negara yang pertama di negara ini. "Believe in God", kata Soekarno ketika pidato di podium PBB.

NU telah berendah hati kepada bangsa ini. Tak memaksakan kehendak dan tak membiarkan ada yang mendesakkan kehendak kepada dirinya. NU keluar dari Masyumi yang Islamis dan tak mengapresiasi Muslim tradisionalis. Juga Pancasila secara resmi NU terima sebagai azas tunggal yang tak bertentangan dengan NU. NU bukanlah azas, melainkan tujuan-tujuan.

Peta lama belum berubah. Kekakuan dan keliberalan menghimpit eksistensi NU. Antara Arab dan Barat dulu dan kini NU memosisikan eksistensi. Bukan soal sikap moderat atau bukan moderat. NU lebih ingin bersikap yang tepat dalam kompleksitas nasional dan global. Dulu dan sekarang. Ini sungguh tak gampang. NU bukan semata keagamaan. NU juga komitmen kepada kebangsaan, keindonesiaan.

Sebatang sawo bertahan di pelataran pesantren di Bendo, Pare, Kediri. Batangnya berlumut dan daunnya rimbun meneduhkan. Pohon itu dijaga bukan sebagai sesembahan. Entah sudah berapa butir buahnya ternikmati dari generasi ke generasi.

Di Kediri pada paruh kedua abad kemarin, kala itu belum sebesar sekarang pohon sawo itu, ada suatu kekuatan ideologi kiri dari Eropa TImur hendak memaksakan kehendaknya. Namun gagal. Ideologi-ideologi yang lain kini bergerilya ke banyak penjuru. Dari Asia Barat dan Amerika Utara. Ada yang teokratis dan liberal. Ada pula yang bukan keduanya.

Fulan bernaung di bawah rindang sawo itu pada suatu malam. Ada daun jatuh di sisinya. Pada raut lembaran daun itu terbaca waktu yang layu. Daun-daun lain bertahan di dahan. Bertahan di dahan bersama pohon besar menjulang di bawah langit berbintang.

Penulis adalah pegiat sastra, tinggal di Jombang, Jawa Timur

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Khutbah PKB Kab Tegal

Tiga Nasihat Jibril untuk Umat Nabi Muhammad SAW

Surabaya, PKB Kab Tegal - Ustadz Thohir, khotib Jumat di Masjid Rumah Sakit Islam Jemursari, Surabaya, Jumat (4/8) menyampaikan tiga pesan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya. Mengutip kitab Nashaihul Ibad karya Syekh Nawawi Banten, ia menyampaikan tiga pesan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad yang sebenarnya ditujukan kepada umat akhir zaman.

Pertama Hiduplah sesukamu Muhammad, tapi ingatlah engkau akan mati. "Kita diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, kita mau beribadah atau maksiat itu pilihan. Tapi ingat kita akan mati," terang Ustadz Thohir dengan suara lirih.

Tiga Nasihat Jibril untuk Umat Nabi Muhammad SAW (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiga Nasihat Jibril untuk Umat Nabi Muhammad SAW (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiga Nasihat Jibril untuk Umat Nabi Muhammad SAW

Dalam Al-Quran Surat Al-Anbiya ayat 35, Allah SWT mengatakan setiap orang yang bernafas, pastilah akan mengalami kematian. Semua orang itu pasti akan mati. "Dengan mengingat mati, dia akan ingat dua jalan yakni surga dan neraka. Kita dibebaskan untuk memilih," terangnya.

PKB Kab Tegal

Nasihat kedua. Cintailah siapapun dengan sesukamu tapi ingatlah kau akan dipisahkan. "Kita diberi kebebasam untuk mencintai siapa saja, tapi suatu saat kita akan berpisah," lanjutnya.

Perpisahaan itu sungguh menyakitkan. Jika tidak, maka Rasulullah tidak akan menangis saat ditinggal mati oleh Sayidah Khadijah. Sungguh berpisah itu sangat menyakitkan. Berpisah bisa karena kematian atau pengkhiatanan.

PKB Kab Tegal

Pepatah mengatakan, cintai kekasihmu biasa saja karena suatu saat ia akan menjadi musuhmu. Begitu juga sebaliknya, bencilah musuhmu biasa saja, suatu saat ia akan menjadi kekasihmu.

Pesan ketiga. Berbuatlah sesukamu, tapi ingatlah setiap perbuatan pasti ada balasannya. Pesan ini mengingatkan setiap perbuatan pasti akan dimintai pertanggungjawaban. Perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan pula. Begitu juga sebaliknya. Barangsiapa yang menanam benih, pasti dia akan menuai hasilnya.

"Iya kalau balasan itu dibalas saat kita masih muda. Tapi kalau balasan itu di masa tua kita, sungguh penyesalan atau kesenangan yang akan kita terima," pesan sang khotib sebelum mengakhiri khutbahnya. (Rof Maulana/Alhafiz K)Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian, Fragmen PKB Kab Tegal

Jumat, 23 Februari 2018

Simbol Pesantren dan NU di Stadion Sepak Bola

Bandung, PKB Kab Tegal 



Ketua Umum PBNU KH Said Siroj menyebutkan beberapa nilai positi sepak bola, di antaranya adalah memperkuat watak santri yang telah ditanamkan di pesantren. Salah satunya tidak boleh memiliki sikap egois.

Simbol Pesantren dan NU di Stadion Sepak Bola (Sumber Gambar : Nu Online)
Simbol Pesantren dan NU di Stadion Sepak Bola (Sumber Gambar : Nu Online)

Simbol Pesantren dan NU di Stadion Sepak Bola

Di dalam sepak bola, kata dia, santri harus bisa bekerja sama dengan santri lainnya. Mereka harus membangun teamworking yang sehat untuk kemenangan bersama. 

Tak hanya itu, Kiai Said bersyukur, karena adanya Liga Santri Nusantara simbol-simbol NU dan pesantren terbawa ke stadion.

“Alhamdulillah karena adanya Liga Santri, Shalawat Badar, Ya robbi bil mustofa, Ya Lal Wathon ada di lapangan sepak bola. Enggak ada itu sebelumnya, enggak ada itu,” tegas kiai yang pernah nyantri di Kempek, Lirboyo, dan Krapyak itu. 

PKB Kab Tegal

Bahkan, bait-bait kitab Alfiyah Ibnu Malik yang menjadi hafalan para santri dinyanyikan pendukung kesebelasan dari tribun. Mereka tidak mencaci pemain atau pendukung lawan, tapi fokus pada cara mendukung timnya.  

Lebih dari itu, penonton, pemain dan penyelenggara Liga Santri melaksanakan Shalat Berjamaah Maghrib di area atletik di stadion Gelora Bandung Lautan Api Ahad (29/10), sebelum Grand Final Liga Santri Nusantara 2017 di kota kembang Bandung.

PKB Kab Tegal

Tentang hal itu, Ketua Pengurus Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama KH Abdul Ghofarrozin mengatakan, hal itu dilakukan untuk menunjukkan bahwa Liga Santri Nusantara berbeda dengan liga-liga yang lain. 

Sistem permainannya sama, sebagaimana sepak bola pada umumnya, tapi watak-watak pesantren ditekankan untuk dibawa ke lapangan. Misalnya menghormati keputusan wasit. Di lapangan, wasit diperlakukan sebagai kiai yang harus dipatuhi. Harus bersikap sportif dan tidak gampang emosi. 

Pada gelaran Grand Final Liga Santri 2017, Direktur Kompetisi dan Pertandingan LSN, M. Kusnaeni menyatakan, dua pesantren harus bangga bermain di stadion kebanggaan masyarakat Jawa Barat, Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). 

“Ini stadion yang digunakan Persib Bandung di Liga Satu,” katanya. 

Liga Santri Nusantara mulai digelar pada 2015 oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga. Tahun berikutnya dan tahun ini Kemenpora menggandeng RMINU sebagai penyelenggara. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Internasional, Hadits PKB Kab Tegal

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah

Jombang,PKB Kab Tegal

Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) yang lebih akrab disebut Pesantren Tambakberas, Jombang, Jawa Timur akan melangsungkan gawe besar yakni peringatan seabad madrasah dan 191 tahun pesantrennya. Untuk menyambut itu kepanitiaan mengupayakan pusat dokumentasi atau museum.

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah

"Kami terus berburu testimoni atau pengakuan dari para pelaku sejarah, dalam hal ini siapa saja yang mengetahui kiprah pesantren di masa awal," kata divisi dokumen, H Muhyiddin Zainul Arifin, Sabtu (26/3).

Bersama panitia yang lain, H Muhyiddin melakukan serangkaian wawancara dan pencarian dokumen demi mengukuhkan keberadaan dan kiprah para pendahulu maupun pesantren. "Sejumlah sesepuh yang masih bisa diajak komunikasi terkait kiprah para pendahulu pesantren satu demi satu kami datangi," katanya. Demikian pula dokumen yang membenarkan usia madrasah serta sejumlah barang penting dari para pengasuh masa awal juga terus diupayakan.

PKB Kab Tegal

"Bahkan ada piagam yang berhasil ditemukan panitia yang menerangkan bahwa usia madrasah ternyata lebih tua dari data yang dimiliki panitia," terang dosen di Universitas KH Abdul Wahab Chasbullah atau Unwaha Jombang ini. Demikian pula benda bersejarah yang pernah dimiliki para pendahulu pesantren turut diinventarisir, lanjutnya.

Sebagai langkah awal dan berdasarkan masukan saat koordinasi dengan anggota devisi telah disepakati untuk menggali data dari para putra dan putri pengasuh. "Para panitia sudah kami bagi agar bisa menyebar ke sejumlah dzurriyah atau keluarga pesantren," katanya. Karena dari para keluarga dalem tersebut nantinya akan muncul temuan baru atau bahkan rekomendasi siapa saja yang layak untuk dikonfirmasi terkait kiprah para pendahulu pesantren.

PKB Kab Tegal

"Kami akan mengumpulkan sebanyak mungkin pandangan dan pengakuan hingga barang bersejarah dari berbagai kalangan sebagai upaya untuk mengungkap kiprah para sesepuh dan pendahulu," ungkapnya. Beberapa keluarga juga tidak berkeberatan berbagi koleksi foto dan benda pusaka yang nantinya akan dipamerkan. "Tidak menutup kemungkinan, foto dan dokumen serta benda bersejarah tersebut belum terpublikasi," lanjutnya.

Terhadap pihak yang tidak berkenan untuk menyerahkan benda bersejarah yang ada kaitannya dengan pesantren dan para pengasuh, divisi ini tidak akan memaksa. "Kami bisa menggunakan kamera atau scan agar bisa mendapatkan materi yang ada," jelasnya. Dan nantinya seluruh koleksi tersebut akan dipamerkan di Gedung Serba Guna KH Abdullah Said dari tanggal 27 hingga 2 Juni.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pesantren Tambakberas yang didirikan tahun 1825 oleh salah satu pasukan Pangeran Diponegoro yang membentengi Jawa yakni Abdussalam yang lebih populer dengan nama Mbah Saichah akan memperingati ulang tahun. Dan di pesantren yang mulai mengenalkan model madrasah secara klasikal tahun 1915 ini juga mengadakan sejumlah kegiatan dari mulai 26 April hingga 4 Juni mendatang. (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul Ulama, Tegal, Aswaja PKB Kab Tegal