Jumat, 02 Maret 2018

Rais ‘Aam PBNU: Berjuanglah untuk Islam secara Konstitusional dan Demokratis

Cirebon, PKB Kab Tegal - Rais Aam PBNU KH Maruf Amin kembali menegaskan tanggung jawab ulama dalam himayatu daulah atau menjaga NKRI dari rongrongan kelompok radikal.

"Ulama bertanggung jawab menjaga umat dan melayani umat. Ulama juga bertanggung jawab dalam menjaga negeri ini. Karena ulama juga turut berperan dalam mendirikan NKRI, maka wajib hukumnya ulama menjaga keutuhan NKRI," kata Kiai Maruf dalam Halaqah Alim Ulama dan Kiai Pesantrem se Wilayah III Cirebon, Sabtu (6/5/2017) di Pondok Pesantren Gedongan, Cirebon.

Rais ‘Aam PBNU: Berjuanglah untuk Islam secara Konstitusional dan Demokratis (Sumber Gambar : Nu Online)
Rais ‘Aam PBNU: Berjuanglah untuk Islam secara Konstitusional dan Demokratis (Sumber Gambar : Nu Online)

Rais ‘Aam PBNU: Berjuanglah untuk Islam secara Konstitusional dan Demokratis

Ia juga mengungkapkan, saat ini, ada kelompok yang ingin memperjuangkan Islam, tanpa memperhatikan realitas kebangsaan dan memaksakan kehendak. Ada juga kelompok yang melakukan delegitimasi agama.

"Dua kubu ini sekarang menguat. NU yang cara berpikirnya moderat, harus bisa melunakkan, mengendalikan dua kubu ini. Kita harus mencegah gejala-gejala yang bisa menimbulkan konflik ini," tandasnya.

PKB Kab Tegal

Ia mengimbau agar para kiai lebih peka dalam mendidik umat dan memperjuangkan kemaslahatan umat Islam, ulama harus memperhatikan konstitusi, kebinekaan, dan toleransi. "Kita bukan tidak  berjuang untuk Islam, kita berjuang dengan cara konstitusional dan demokratis," imbuhnya.

PKB Kab Tegal

Pelayanan terhadap umat, kata Kiai Maruf, juga dilakukan dalam bentuk menjaga kerukunan umat. "Berikutnya kita perlu melakukan islahul umat dan khidmatul umat (perbaikan dan pengahbdian kepada umat). Kita melakukann perbaikan-perbaikan. Sekarang ini adalah momentum yang sangat baik. Baru-baru ini kita mengadakan kongres ekonomi umat. Kita gerakkan ekonomi umat. Mendorong umat untuk mandiri. Bila perlu berkonstribusi kepada bangsa," paparnya.

Hal senada diungkap Wakil Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar. Khidmah kiai NU terhadap umat, menurutnya, telah dilakukan dalam bentuk pelayanan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

"Dalam kondisi situasi bangsa yang sedang mengalami pancaroba ini, kita perlu mengingat kembali manqobah dan uswah atau teladan yang diajarkan para ulama lampau. Saat ini kita harus mulai mengoreksi diri menjelang satu abad NU ini, apa yang  bisa kita sumbangkan untuk NU dan bangsa ini," ungkapnya.

Halaqah yang dihadiri ratusan ulama se Wilayah III Cirebon itu juga menghasilkan sejumlah usulan strategis untuk memaksimalkan sinergi gerakan Jamiyah Nahdlatul Ulama. (Malik Mughni/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, Amalan PKB Kab Tegal

Kamis, 01 Maret 2018

Siang-Malam Nahdliyin Semin Bangun Aula MWC NU

Gunung Kidul, PKB Kab Tegal. Diniatkan sebagai pahala untuk kedua orang tuanya, Supriyatno mewakafkan tanah untuk Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Semin. Letaknya di Desa Semin, Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta.

"Tanah ini diwakafkan oleh beliau dengan tujuan tersebut. Dan untuk pengerjaan pembangunan, kami melakukan iuran atau sumbangan. Tenaga, uang, bahkan doa,” kata Pengurus MWC Semin Marhaban.

Siang-Malam Nahdliyin Semin Bangun Aula MWC NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Siang-Malam Nahdliyin Semin Bangun Aula MWC NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Siang-Malam Nahdliyin Semin Bangun Aula MWC NU

Lanjut marhaban, Kurang lebih sudah dua minggu ini para pengurus dan jamaah nahdliyin Semin bergotong royong untuk membangun aula. Mereka bekerja pagi, siang, bahkan di malam hari. Mereka berkerja tak henti mengikuti waktu luangnya sendiri demi membantu untuk NU.

PKB Kab Tegal

"Sampai saat ini kita sudah mulai tahap dinding. Semoga aula MWC Semin ini bisa cepat selesai dan bisa di gunakan untuk kegiatan-kegiatan NU dan lain sebagainya," harap Marhaban. (Ahmad Syaefudin/Abdullah Alawi)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam PKB Kab Tegal

Bagaimana Seharusnya Seorang Muslim Menggunakan Media Sosial?

Jakarta, PKB Kab Tegal. Ketua Pokja Cyber MUI Thobib Al-Asyhar mengatakan, media sosial memiliki efek positif tapi juga ada dampak negatifnya, tergantung siapa dan digunakan untuk apa. Lalu bagaimana seharusnya seorang Muslim menggunakan media sosial? Thobib menyebutkan, seorang Muslim harus memperhatikan empat hal ketika bermedia sosial. 

“Pertama, membangun kesadaran siapa sesungguhnya kita. Kalau kita tahu siapa kita, maka kita tidak akan sembarangan membuat status dan komen,” kata Thobib di Jakarta, Kamis (14/12).

Bagaimana Seharusnya Seorang Muslim Menggunakan Media Sosial? (Sumber Gambar : Nu Online)
Bagaimana Seharusnya Seorang Muslim Menggunakan Media Sosial? (Sumber Gambar : Nu Online)

Bagaimana Seharusnya Seorang Muslim Menggunakan Media Sosial?

Kedua, memahami dosa yang tidak terbatas. Apabila informasi yang disebarkan di media sosial itu tidak benar dan hoaks, maka orang yang menyebarkannya tersebut akan menanggung dosa atas informasi yang tersebar luas tersebut. Bagi Alumni Pesantren Futihiyyah Demak itu, seorang Muslim harus lebih hati-hati dalam bermedia sosial dan menyebarkan informasi.  

“Jika ingin mengorfimasi berita, tanyakan ke orang yang bersangkutan langsung,” tegasnya.

Ketiga, memahami bahwa setiap pikiran dan kata adalah kekuatan. Orang yang memiliki pikiran yang positif, maka hidupnya akan tenang. Begitupun dalam bermedia sosial, seorang Muslim harus menulis status yang positif dan bermanfaat kepada orang lain. 

“Jangan hanya curhat dan mengeluh di media sosial,” kata Dosen di Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia itu.  

PKB Kab Tegal

Keempat, mematuhi adab komunikasi dan menyebarkan berita. Seorang Muslim harus menggunakan adab dan akhlak yang mulia dalam bermedia sosial. (Muchlishon Rochmat)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Halaqoh PKB Kab Tegal

Rabu, 28 Februari 2018

Usai Dilantik, IPNU dan IPPNU Bantul Siapkan Program Kerja Prioritas

Bantul, PKB Kab Tegal. Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Bantul resmi dilantik. Acara yang dirangkai dengan Rakercab ini menjadi special karena untuk pertama kalinya kegiatan digelar kembali di “rumah” gedung PCNU Bantul, Ahad (6/9).

Acara yang mengusung tema "Membangun Loyalitas Kader NU melalui Solidaritas" diharapkan mampu menumbuhkan kekompakan dalam meneruskan perjuangan serta pengaderan. Semangat untuk terus membangun dan mengupayakan pendirian anak cabang. Pelantikan sendiri dikukuhkan oleh PW IPNU dan IPPNU Yogyakarta.

Usai Dilantik, IPNU dan IPPNU Bantul Siapkan Program Kerja Prioritas (Sumber Gambar : Nu Online)
Usai Dilantik, IPNU dan IPPNU Bantul Siapkan Program Kerja Prioritas (Sumber Gambar : Nu Online)

Usai Dilantik, IPNU dan IPPNU Bantul Siapkan Program Kerja Prioritas

Ketua IPNU Bantul Ahmad Sidik mengajak semua pihak untuk bahu membahu dalam membangun soliditas pengurus dan kader dalam turut serta membangun kehidupan bangsa.

PKB Kab Tegal

“Dalam menghadapi MEA pelajar NU diajak untuk terus mengembangkan potensi dan kompetensi yang mumpuni dengan terobosan baru sehingga dapat bersaing dengan gempuran sumber daya asing yang mau tidak mau kalangan pelajar yang akan menghadapinya.”

PKB Kab Tegal

Sementara Ketua PCNU Bantul H Yasmuri menyebut pelajar IPNU dan IPPNU sebagai pelajar unggul dan terpilih. “Di antara kerikil, palajar NU adalah mutiara. Sehingga akan menjadi penerima estafet kepemimpinan dalam masa depan.”

H Yasmuri berharap pelajar NU Bantul membuat program kerja prioritas sehingga dalam periode dua tahun ke depan dapat program terlaksana sesuai rencana. (Heru Priyanto/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pondok Pesantren, Pendidikan, Sejarah PKB Kab Tegal

Selasa, 27 Februari 2018

Pengurus Ranting Sebagai Ujung Tombak Kartanu

Jombang, PKB Kab Tegal. Sukses penyelenggaraan kartu identitas bagi warga NU yakni Kartanu sangat ditentukan oleh kiprah para pengurus di tingkat ranting. Bila keberadaan mereka dirasakan oleh warga sekitar, program NU apa saja yang tentunya bermanfaat pasti akan didukung.

Pengurus Ranting Sebagai Ujung Tombak Kartanu (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengurus Ranting Sebagai Ujung Tombak Kartanu (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengurus Ranting Sebagai Ujung Tombak Kartanu

Hal ini sebagaimana disampaikan Sekretaris Panitia Kartu Tanda Anggota Nahdlatul Ulama (Kartanu) PCNU Jombang, Afandi saat menerima PKB Kab Tegal di kantor MWC NU Sumobito Jombang (22/3). Di kecamatan ini merupakan lokasi ke tiga dari 21 MWC NU yang mendapat giliran pemotretan dan pembuatan Kartanu.

Alumnus Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang ini menandaskan bahwa di antara tiga kecamatan yang telah melakukan pemotretan, baru MWC NU Jombang yang terlihat demikian antusias.?

PKB Kab Tegal

"Bahkan untuk MWC NU Jombang hari ini melakukan pemotretan susulan," katanya. Hal itu adalah buah dari kerja keras dan intensitas para pengurus untuk menyapa dan meyakinkan warga setempat.?

Afandi juga menyampaikan salut atas upaya serius yang dilakukan sejumlah pengurus dalam mensukseskan program ini.?

PKB Kab Tegal

"Khususnya kepada warga yang berjenis kelamin perempuan baik Muslimat, Fatayat serta IPPNU," katanya. Karena dari peserta Kartanu memang didominasi oleh para aktifis perempuan NU. "Sepertinya, kawan-kawan NU, Ansor, maupun IPNU harus belajar kepada kalangan perempuan NU," katanya sembari tertawa.

Kendati demikian, panitia juga menyayangkan terbatasnya informasi yang disampaikan kepada warga, khususnya manfaat dari kepemilikan Kartanu.?

"Beberapa masih mempertanyakan kegunaan dari kartu ini," katanya. "Padahal sejumlah keringanan biaya dari sejumlah rumah sakit di Jombang telah membuka diri kepada para pemilik Kartanu," lanjutnya.

Karenanya, diharapkan saat melakukan sosialisasi kepada warga, hendaknya beberapa manfaat itu dapat disampaikan dengan gemblang.?

"Padahal di tempat lain sangat jarang yang memberikan tawaran menarik seperti ini," sergahnya.?

"Di Jombang benar-benar istimewa," lanjutnya.Dengan berbagai kemudahan dan kelebihan yang dimiliki, sudah selayaknya program Kartanu dapat diterima dengan terbuka oleh masyarakat khususnya warga NU.?

"Sekali lagi, kami berharap pengurus Ranting NU di semua MWC bisa benar-benar menjadi ujung tombak program Kartanu ini," katanya. ?

Redaktur ? ? : Mukafi Niam

Kontributor: Syaifullah

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Khutbah, Anti Hoax, News PKB Kab Tegal

Senin, 26 Februari 2018

Buka Stan Pameran, KBRI Damaskus Dukung Pembangunan Kembali Suriah

Jakarta, PKB Kab Tegal

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus mengikuti Pameran Pembangunan “Expotechno Build Syria” ke-3 pada 16—18 Mei 2016 di Hotel Damarose Damaskus yang diselenggarakan oleh Pemerintah Suriah sebagai bagian dari rangkaian kampanye program Rebuild Syria (pembangunan kembali Negara Suriah).

Pameran yang mengangkat tema “For Better Syria” itu diikuti oleh lebih dari 40 stan perusahaan di sektor rekonstruksi, tenaga listrik/tenaga surya, pembangunan infrastuktur, pengairan, renewable sources, dan elektonik yang berasal dari Suriah dan Lebanon. Pameran Techno Build Syria ke-3 yang akan berakhir pada 18 Mei 2016 ditargetkan akan dihadiri lebih dari 4.000 pengunjung. Dibandingkan sebelumnya, pameran kali ini diikuti oleh lebih banyak ragam peserta dari berbagai perusahaan.

Buka Stan Pameran, KBRI Damaskus Dukung Pembangunan Kembali Suriah (Sumber Gambar : Nu Online)
Buka Stan Pameran, KBRI Damaskus Dukung Pembangunan Kembali Suriah (Sumber Gambar : Nu Online)

Buka Stan Pameran, KBRI Damaskus Dukung Pembangunan Kembali Suriah

Stan KBRI Damaskus menampilkan dua Perusahaan BUMN Indonesia, yaitu PT Wijaya Karya Persero (tbk) dan PT INKA Persero yang telah mengirimkan berbagai materi pameran untuk dipajang di stan Indonesia, demikian siaran pers Pensosbud KBRI Damaskus yang diterima PKB Kab Tegal.

PKB Kab Tegal

Pameran “Expotechno Build Syria” dibuka Senin (16/05) oleh Menteri Pembangunan Umum Ir. Hussein Arnous; didampingi Menteri Pengairan dan Irigasi Dr Kamal Shikha; Duta Besar RI Damaskus Djoko Harjanto dan disaksikan oleh para pejabat setempat, delegasi perusahaan-perusahaan konstruksi serta delegasi dari berbagai Kedutaan Asing.

Mendapat apresiasi

PKB Kab Tegal



Setelah acara pembukaan, stan KBRI Damaskus adalah stan pertama yang dikunjungi oleh Menteri PU Ir. Hussein Arnous dan para pejabat setempat. Saat mengunjungi stan KBRI Damaskus, Menteri PU Ir. Hussein Arnous menulis pesan di buku tamu.

“Saya atas nama rakyat dan Pemerintah Suriah menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada rakyat dan Pemerintah Indonesia yang telah berpartisipasi dalam pameran ini,” tulis Menteri Arnous, “Ini adalah bukti Indonesia adalah sahabat sejati Suriah yang mendukung pembangunan kembali Suriah pasca konflik.”

Pada kesempatan itu, Dubes RI Damaskus, Djoko Harjanto, pun menyerahkan cenderamata kepada Menteri PU Eng. Hussein Arnous.

Dalam kesempatan wawancara dengan berbagai media di Suriah, seperti Syria FM, Syria TV, Stasiun TV Nour Sham, Sinmar News, Iraq News, dan Media East Channel, Duta Djoko menjelaskan bahwa partisipasi Indonesia dalam Expo ini merupakan wujud dari dukungan Indonesia kepada Suriah mengingat ikatan persahabatan antara Indonesia dan Suriah sudah terjalin sejak lama.

“Sudah sepantasnya Indonesia berpartisipasi dalam pameran ini dalam rangka membantu pembangunan Suriah pasca konflik,” jawab Dubes Djoko kepada para wartawan. “Pameran ini juga merupakan peluang yang sangat baik bagi KBRI Damaskus untuk memperkenalkan potensi Indonesia di sektor konstruksi dan pembangunan serta transportasi perkerata-apian kepada masyarakat dan Pemerintah Suriah.” Duta Djoko mempromosikan PT. Wijaya Karya Persero, BUMN yang telah berpengalaman dalam membangun berbagai konstruksi di luar negeri dan PT. Industri Kereta Api yang sukses mengekspor produknya ke luar negeri.

Menurut Pejabat Fungsi Ekonomi KBRI Damaskus, Makhya Suminar, tidak hanya menarik perhatian para media, tetapi juga stan Indonesia juga menarik perhatian berbagai pengusaha yang mencari informasi untuk membuka hubungan dan memanfaatkan peluang bisnis dengan Indonesia. Kesempatan itu juga dimanfaatkan oleh KBRI Damaskus untuk menyebarkan informasi terkait pelaksanaan Trade Expo Indonesia yang akan diselenggarakan pada 12 – 16 Oktober di Jakarta.

“KBRI Damaskus adalah satu-satunya Kedutaan yang berpartisipasi pada Pameran Expotechno Build Syria ini,” ujar Makhya Suminar, “Ini wujud kedekatan KBRI Damaskus dengan Pemerintah Suriah dalam bidang ekonomi dan pembangunan.”

Tujuan KBRI Damaskus untuk berpartisipasi pada Pameran ini adalah untuk membuka mata rakyat dan para pemangku kepentingan di bidang konstruksi dan transportasi di Suriah akan potensi yang dimiliki Indonesia sehingga membuka peluang bagi Indonesia untuk ikut berkontribusi dalam program Rebuild Syria yang dicanangkan pemerintah Suriah pasca konflik. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hadits PKB Kab Tegal

Minggu, 25 Februari 2018

Pesantren, NU, Indonesia

Oleh Binhad Nurrohmat

Sebatang sawo tua menjulang di relung ingatan Fulan. Pohon itu remang di pelataran sebuah pesantren tua di Bendo, Pare, Kediri. Rinai hujan barusan pergi. Aroma tanah menguasai sekujur indera penciuman. Maghrib telah datang. Suasana serupa bauran ketenangan, kesejukan dan wibawa tak terkatakan. Bluk! Sebutir buah sawo rebah di basah tanah.

Ada kulah lebar segiempat di sudut kompleks pesantren -- tempat menampung air wudlu. Sebagian sisinya berlumut tipis dan gelap. Kubus-kubus beton tebal berjajar ke arah masjid seperti batu-batu yang dipijak bergiliran saat menyeberangi sungai. Fulan bertelanjang kaki menapaki kubus-kubus beton itu seusai berwudlu. Satu demi satu.

Seusai wirid shalat Maghrib berjamaah, puluhan santri putra segera duduk membentuk tiga perempat lingkaran di serambi atau bagian depan masjid pesantren. Tanpa suara. Semuanya bersarung dan berkupluk hitam. Di dada mereka terdekap kitab berbahasa Arab. Di tengah lingkaran, ada meja kayu kecil dan alas serupa matras untuk sang kiai yang masih berwirid di mihrab masjid.

Pesantren, NU, Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren, NU, Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren, NU, Indonesia

Sang kiai berjalan ke arah tengah lingkaran itu. Langkahnya hening. Performanya tampak sepuh dan wibawa. Busananya serba putih. Tak ada santri berani menatapnya. Wajah santri tertunduk semua. Kiai bersila dan segera membacakan isi kitab dengan memberikan artinya kata demi kata. Suaranya teduh dan pelan. Para santri menyimak dan memberi tanda di bawah sejumlah kata dengan ujung pena. Di luar masjid kian remang dan udara menunggu bersama kesenyapan.

Sebagian santri ada yang bersekolah di terang hari. Yang lainnya khusus belajar kitab kuning dan pada terang hari bekerja serabutan atau membantu sang kiai. Mereka berasal dari luar Jawa Timur dan kota-kota beradius seratusan kilometer dari kota Kediri.

PKB Kab Tegal

Tak semua pesantren saat ini terlukiskan serupa itu.

Pesantren merupakan komunitas tempat menimba pengetahuan agama dan membentuk kepribadian yang saleh. Semua penggagas, pendiri dan pemuka Nahdlatul Ulama (NU) hingga hari ini pernah tertempa kehidupan pesantren. Sebagian bahkan mengasuh pesantren hingga akhir hayat.

Boleh dipastikan NU tak pernah ada tanpa pesantren. Basis keutamaan NU adalah kalangan pesantren. Pengetahuan dan pribadi kalangan ini memberi warna utama organisasi ini. Puncak-puncak pesantren berkontribusi kepada NU melalui pengetahuan dan kepemimpinan.

PKB Kab Tegal

Berubahnya pesantren akan tercermin pula kepada rona organisasi NU. Dinamika kehidupan banyak yang tak bisa dielak oleh pesantren dan NU di tataran lokal, nasional maupun global. NU lahir menanggapi dinamika keberagamaan di semua tataran. Situasi gerak transnasional ajaran agama yang kaku yang merebak ke seluruh penjuru dunia sejak paruh pertama abad XX turut membenihkan kelahiran NU untuk menghadangnya. Juga menyikapi liberalisasi dalam keagamaan. Yang kaku dan yang liberal adalah dua kubu yang sama-sama bergesekan dengan tradisi-tradisi masyarakat yang memeluk Islam sebagai agama. NU berposisi tidak di kedua kubu itu.

Itulah barangkali yang melantari NU menerima negeri berpenduduk mayoritas Muslim ini bukan sebagai negara agama. Teokrasi. Juga bukan negara yang total sekuler. Ketuhanan adalah dasar negara yang pertama di negara ini. "Believe in God", kata Soekarno ketika pidato di podium PBB.

NU telah berendah hati kepada bangsa ini. Tak memaksakan kehendak dan tak membiarkan ada yang mendesakkan kehendak kepada dirinya. NU keluar dari Masyumi yang Islamis dan tak mengapresiasi Muslim tradisionalis. Juga Pancasila secara resmi NU terima sebagai azas tunggal yang tak bertentangan dengan NU. NU bukanlah azas, melainkan tujuan-tujuan.

Peta lama belum berubah. Kekakuan dan keliberalan menghimpit eksistensi NU. Antara Arab dan Barat dulu dan kini NU memosisikan eksistensi. Bukan soal sikap moderat atau bukan moderat. NU lebih ingin bersikap yang tepat dalam kompleksitas nasional dan global. Dulu dan sekarang. Ini sungguh tak gampang. NU bukan semata keagamaan. NU juga komitmen kepada kebangsaan, keindonesiaan.

Sebatang sawo bertahan di pelataran pesantren di Bendo, Pare, Kediri. Batangnya berlumut dan daunnya rimbun meneduhkan. Pohon itu dijaga bukan sebagai sesembahan. Entah sudah berapa butir buahnya ternikmati dari generasi ke generasi.

Di Kediri pada paruh kedua abad kemarin, kala itu belum sebesar sekarang pohon sawo itu, ada suatu kekuatan ideologi kiri dari Eropa TImur hendak memaksakan kehendaknya. Namun gagal. Ideologi-ideologi yang lain kini bergerilya ke banyak penjuru. Dari Asia Barat dan Amerika Utara. Ada yang teokratis dan liberal. Ada pula yang bukan keduanya.

Fulan bernaung di bawah rindang sawo itu pada suatu malam. Ada daun jatuh di sisinya. Pada raut lembaran daun itu terbaca waktu yang layu. Daun-daun lain bertahan di dahan. Bertahan di dahan bersama pohon besar menjulang di bawah langit berbintang.

Penulis adalah pegiat sastra, tinggal di Jombang, Jawa Timur

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Khutbah PKB Kab Tegal