Minggu, 15 Oktober 2017

PBNU Pesimis atas Pertemuan Ulama se-Dunia

Malang, PKB Kab Tegal. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr KH Hasyim Muzadi mengaku tak yakin pertemuan ulama se-dunia yang bakal digelar di Istana Bogor, Jawa Barat pada 3-4 April besok, akan mencapai sasaran. Hal itu terutama menyusul sikap dukungan pemerintah Indonesia atas sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) pada Iran terkait program nuklirnya.

Hasyim menyatakan, para ulama menganggap Indonesia telah berpihak, sekalipun pemerintah menyatakan hal itu merupakan wujud sikap bebas-aktif. ”Pertama, yang tidak percaya tentu Iran. Ulama negara itu pasti memberitahukannya pada kekuatan ulama di luar Iran, termasuk di daerah pergolakan,” katanya di Kediamannya di Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur, Ahad (2/4) kemarin

PBNU Pesimis atas Pertemuan Ulama se-Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Pesimis atas Pertemuan Ulama se-Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Pesimis atas Pertemuan Ulama se-Dunia

Presiden World Conference on Religion for Peace itu menyatakan, semula ulama Sunni dan Syiah menyambut baik pertemuan tersebut dengan syarat tertentu, yakni Indonesia harus benar-benar netral. Karena forum itu tidak semata kepentingan Syiah, dan tidak pula semata kepentingan Sunni, tetapi ukhuwah islamiah (persaudaraan umat Islam), serta tidak di bawah bayang-bayang Amerika Serikat atau Israel.

Padahal, melalui pertemuan tersebut, Hasyim sebenarnya berharap ulama Syiah yang hadir, adalah mereka yang punya pengaruh penting dalam dua jalur, yakni jalur wacana dan jalur komando lapangan di arena pergolakan. Ulama Sunni pun punya dua jalur, yang ulama ilmiah dan ulama yang terlibat konflik di lapangan.

“Sampai hari ini yang bersedia hadir adalah kelompok Sunni ilmiah, yang Sunni konflik belum ada konfirmasi. Sedangkan yang Syiah komando maupun Syiah ilmiah tidak bersedia hadir kecuali mengirim peninjau untuk sekedar tahu, apa sih maunya Jakarta?” terang Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Sholars itu.

PKB Kab Tegal

Meski dirasa sulit untuk mencapai sasaran, namun Doktor Kehormatan bidang Peradaban Islam itu tetap berharap agar pertemuan tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi upaya perdamaian di Timur Tengah. Harapan yang ingin dicapai adalah menggeser isu konflik Syiah-Sunni kepada isu yang sesungguhnya, yakni rakyat Irak sebenarnya melawan tentara pendudukan.

”Isu konflik antara Syiah-Sunni sebenarnya merupakan jebakan guna menciptakan konflik horisontal di Irak,” jelas Hasyim yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur.

Forum tersebut juga diharapkan mampu mendorong bersatunya kelompok Hamas dan Fatah di Palestina yang akhir-akhir ini telah menunjukkan perkembangan yang relatif baik. ”Dan, yang terpenting, bagaimana Indonesia tampil dalam kualitas lebih tinggi dari mereka yang berkonflik sebagai negara pelopor non-blok dan Negara OKI (Organisasi Konferensi Islam), serta negara Sunni terbesar yang tidak memusuhi sekte dan pihak manapun,” katanya. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Sejarah, Meme Islam, Doa PKB Kab Tegal

KBNU dan Baznas Tangerang Santuni 50 Mualaf

Tangerang, PKB Kab Tegal. Sedikitnya 50 orang mualaf yang ada di Kabupaten Tangerang, Banten mendapat santunan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) setempat. Kegiatan yang terselenggara atas kerjasama Keluarga Besar NU dan Baznas Tangerang itu digelar di Kantor MWCNU Pasarkemis, Ahad (19/6).

Siti Bilqis Rochmi salah seorang panitia menyampaikan apresiasi atas kegiatan santunan ini karena menurutnya kalangan mualaf jarang tersentuh padahal mualaf merupakan satu dari delapan golongan yang berhak menerima zakat.

KBNU dan Baznas Tangerang Santuni 50 Mualaf (Sumber Gambar : Nu Online)
KBNU dan Baznas Tangerang Santuni 50 Mualaf (Sumber Gambar : Nu Online)

KBNU dan Baznas Tangerang Santuni 50 Mualaf

"Mudah-mudahan dengan pembagian ini akan lebih meningkatkan kepedulian kita terhadap mualaf yang memang masih sangat butuh pembinaan dan perhatian"Tandas mahasiswa Pascasarjana STAINU Jakarta itu

Ketua PAC Muslimat Pasarkemis ini menambahkan, para mualaf merasa terlihat bahagia atas kegiatan ini karena mereka bisa merasakan banyak saudara sehingga diharapkan bisa semakin menguatkan keyakinannya kepada ajaran Islam.

"Mbak Nyoman misalnya, beliau merasa senang dengan kegiatan ini, bukan masalah materinya, tapi kepeduliannya sehingga beliau merasa punya banyak saudara," tambahnya.

Rencananya, kata dia, kegiatan santunan ini akan terus dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan tali silaturahim dan ukhuwah islamiyah khususnya bagi kalangan muallaf.

PKB Kab Tegal

Dalam kegiatan ini turut hadir Ketua Baznas Kabupaten Tangerang, KH Afif Afifi, Ketua PCNU Tangerang KH Encep Sobandi, jajaran pejabat Muspika Pasarkemis dan beberapa Ketua Banom yang ada di lingkungan PCNU setempat.

Setelah kegiatan santunan, pihak panitia bergerak ke tepi jalan raya untuk membagikan makanan tajil kepada para pengendara yang melewati lokasi kegiatan. (Aiz Luthfi/Zunus)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal IMNU, Ubudiyah PKB Kab Tegal

IPNU, Lesbumi, Sanggar Kobong Bedah Kisah Cinta Baridin

Tasikmalaya, PKB Kab Tegal. Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Kabupaten (IPNU) Kabupaten Tasikmalaya bekerja sama dengan Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesebumi) NU dan Sanggar Kobong membedah buku Mencari Kubur Baridin.

IPNU, Lesbumi, Sanggar Kobong Bedah Kisah Cinta Baridin (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU, Lesbumi, Sanggar Kobong Bedah Kisah Cinta Baridin (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU, Lesbumi, Sanggar Kobong Bedah Kisah Cinta Baridin

Kegiatan yang diawali dengan penampilan musikalisasi puisi Sanggar Kobong tersebut berlangsung di kediaman sastrawan Acep Zamzam Noor di Pondok Pesantren Cipasung pada Jumat 5 Desember 2014, mulai 14.00

Narasumber yang juga penulis buku tersebut, Riki Dhamparan Putra menjelaskan, kisah Baridin itu ia temukan ketika menonton Tarling di Cirebon tahun 1990 an.

PKB Kab Tegal

Menurut penemuan Riki, Baridin merupakan cerita rakyat tentang kisah asmara dua insan, yang satu kaya sementara yang satunya lagi miskin. Meski miskin, Baridin menyatakan cinta kepada Suratminah.

Karena cintanya ditolak, Baridin berupaya meraih cintanya dengan “ajian”. Ia melakukan puasa 40 hari. Hasilnya, ia bisa melumpuhkan hati Suratminah. Tapi kemudian ada halangan lagi, kedua orang tua Suratminah tak merestui.

PKB Kab Tegal

Meski dikatakan cerita rakyat, kata Riki, anehnya kuburan Baridin itu ada, “Sebuah cerita rakyat, tapi ada buktinya,” katanya.

Kegiatan tersebut, menurut Ketua Departemen Senibudaya dan Olah Raga IPNU, Diwan Maldini, untuk meningkatkan kreatifitas di bidang seni dan menciptakan kecintaan anak muda, khususnya kader IPNU dan para santri terhadap dunia seni. (Husni Mubarok/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai, IMNU, Santri PKB Kab Tegal

Rabu, 11 Oktober 2017

Gus Mus: Santri NU Jangan Reaktif Soal Keberatan Hari Santri

Rembang, PKB Kab Tegal. KH Ahmad Musthofa Bisri yang lazim disapa Gus Mus meminta seluruh santri di Indonesia untuk menjaga toleransi terhadap mereka yang tidak setuju dengan penetapan Hari Santri, yang jatuh pada 22 Oktober. Para santri, kata Gus Mus, tidak perlu terpancing emosi oleh perbedaan pendapat.

Demikian disampaikan Gus Musa saat menerima kedatangan rombongan peserta Kirab Panji Resolusi Jihad sekaligus peringatan Hari Santri yang singgah di pesantren Raudlatut Tholibin, Leteh, Rembang, Senin (19/10) pagi.

Gus Mus: Santri NU Jangan Reaktif Soal Keberatan Hari Santri (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Mus: Santri NU Jangan Reaktif Soal Keberatan Hari Santri (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Mus: Santri NU Jangan Reaktif Soal Keberatan Hari Santri

"Kalau ada kelompok lain kurang sependapat, santri sebaiknya tetap menghormati. Semisal belakangan dari kalangan Muhammadiyah tidak setuju penetapan Hari Santri Nasional, santri NU jangan menyerang balik.”

PKB Kab Tegal

Gus Mus berharap semua pihak mewaspadai kemungkinan adanya upaya pihak-pihak tertentu yang hendak membenturkan antara NU dan Muhammadiyah, dan memecah belah keduanya.

“Nahdlatul Ulama dan Muhamadiyah merupakan aset kekayaan bangsa Indonesia. Jika kedua belah pihak dapat dibenturkan dan hancur, negara ini pun bisa hancur,” kata Gus Mus.

PKB Kab Tegal

Ia meminta, kedua belah pihak dapat menahan diri dan saling menghormati tentang adanya perbedaan perihal Hari Santri yang telah ditetapkan pemerintah dan diperingati oleh para santri NU. (Ahmad Asmui/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ubudiyah, Sejarah PKB Kab Tegal

Ini Tiga Pesan Satkorwil Jateng untuk Banser di Posko Mudik

Rembang, PKB Kab Tegal

Satuan Koordinasi Wilayah (Satkorwi) Banser Jawa Tengah berpesan tiga hal untuk semua pasukan Barisan Ansor Serbaguna saat bertugas di posko mudik. Tiga pesan itu diantaranya, Banser harus suci dari hadas (nglanggengno wudhu), kedua senantiasa membaca shalawat, dan yang terakhir menjaga kesehatan.?

Hal tersebut disampaikan Kasatkorwil Banser Jawa Tengah Muchtar Mamun, Ahad (3/7).

Ini Tiga Pesan Satkorwil Jateng untuk Banser di Posko Mudik (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Tiga Pesan Satkorwil Jateng untuk Banser di Posko Mudik (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Tiga Pesan Satkorwil Jateng untuk Banser di Posko Mudik

Selain itu, Muchtar menjelaskan hingga H-7 sudah ada 136 posko mudik yang didirikan oleh Barisan Ansor se-Jateng yang dibagi pada jalur selatan, utara, barat dan juga timur. Ia juga mengaku jika Satkorwil sudah melakukan pemantauan secara langsung di wilayah Jateng timur Rembang-Pati dan sekitarnya, hasilnya semua posko mudik Jateng timur sudah berdiri sejak H-7.

"Hingga saat ini sudah ada laporan ke kita 138 posko mudik yang terbagi di sejumlah wilayah, baik Jateng timur, tengah, barat, dan juga selatan. Semuanya nanti akan kita monitoring secara langsung, baik kesiapan atau perlengkapan fasilitas yang disediakan.

PKB Kab Tegal

Lelaki yang akrab dengan sapaan Naga Bonar itu juga menjabarkan, jika di semua posko mudik Banser Jawa Tengah menyediakan sejumlah fasilitas yang sangat dibutuhkan oleh para pemudik, diantaranya rest area, pijat refleksi, bekam, ambulans, kopi, wifi, dan juga peta mudik. Semua fasilitas yang disediakan menurutnya gratis.

"Karena prioritas posko mudik secara luas untuk umum, dan khususnya untuk Nahdliyin dan sahabat-sahabat Ansor yang sedang mudik, kami silahkan mampir untuk menikmati fasilitas yang disediakan oleh sahabat Banser se-Jateng, dimana semua fasilitas yang disediakan gratis.” (Ahmad Asmui/Mukafi Niam)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja, Doa PKB Kab Tegal

Di Depan Para Santri, Wafiq Azizah Ceritakan Kisah Suksesnya

Kudus, PKB Kab Tegal. Para pengasuh dan santri Panti Asuhan Yatim Piatu (PAYP) Darussalamah Desa Jurang, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terlihat bahagia, Kamis (1/10). Pasalnya, mereka bertatap muka langsung dengan qoriah internasional dan pelantun shalawat Hj. Wafiq Azizah.

Penyanyi asal Magelang ini hadir dalam rangka menjadi pembicara pada sarasehan bertajuk “Niat Wujudkan Cita-cita” yang diselenggarakan pengurus Yayasan PAYP. Bersama tim el-Mira Music, Wafiq Azizah memberikan motivasi untuk meningkatkan prestasi kepada 70 santri yang sebagian besar anak yatim piatu itu.

Di Depan Para Santri, Wafiq Azizah Ceritakan Kisah Suksesnya (Sumber Gambar : Nu Online)
Di Depan Para Santri, Wafiq Azizah Ceritakan Kisah Suksesnya (Sumber Gambar : Nu Online)

Di Depan Para Santri, Wafiq Azizah Ceritakan Kisah Suksesnya

Pelantun lagu Sepohon Kayu ini menceritakan awal kesuksesannya meraih presatasi sebagai penyanyi maupun qoriah terkenal hingga sekarang. Dituturkan,  sejak usia SD dirinya mendapat bimbingan dan latihan baca seni Al-Qur’an (MTQ) dari ayahnya. Kemudian ia mengikuti lomba-lomba MTQ tingkat kabupaten, provinsi, bahkan nasional dan internasional.

PKB Kab Tegal

“Dari situlah, saya bisa  mendapat prestasi nasional dan internasional sesuai dengan usaha saya,” katanya di hadapan para santri.

Berkat prestasi itu, tutur Wafiq, ia mendapat penghargaan dari Walikota Magelang berangkat haji ke tanah Suci pada kelas 2 SMA. “Sekarang saya sering diundang konser mengisi acara-acara pengajian. Bulan ini rencananya ke Hongkong berceramah di hadapan TKI di sana,” imbuhnya.

PKB Kab Tegal

Dalam acara yang dimoderatori Ketua IPPNU Kudus Futuhal Hidayah ini, Wafiq mendorong santri meraih prestasi. Ditegaskan, santri harus mempunyai kemauan yang tinggi dan tidak boleh minder.

“Apalagi  PAYP Darussalam diajarkan MTQ maupun rebana, kembangkan minat bakat kalian supaya mendapat pengalaman serta prestasi yang luar biasa,” tegas wanita kelahiran Magelang 4 Mei 1987 ini.

Saat ditanya santri tentang kiat menjaga kesehatan suara agar tetap stabil, Wafiq mengatakan dirinya sering minum air putih dengan es batu, minum jamu gurah, menghindari makanan kolesterol tinggi, istirahat dan tidur yang berkualitas.

“Jaga pola hidup sehat, sebelum makan minum air putih yang banyak,” tegas ibu tiga anak ini.

Di samping memberikan motivasi, Wafiq juga melantunkan lagu album nasid terbarunya yang berjudul “Dosa” dengan iringan rebana dari santri PAYP Darussalam. Ia juga berduet dengan salah satu santri melantunkan lagu shalawat nabi.

Usai acara dari Darussalam, Wafiq Azizah melanjutkan agenda di Kudus mengisi pengajian dalam rangka tasyakuran khitanan putra warga Desa Kajar Dawe Kudus. (Qomarul Adib/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Santri PKB Kab Tegal

Selasa, 10 Oktober 2017

Tarawih dan DKM Galak

Oleh Abdullah Zuma



Semasa kecil, saya memiliki kesan khusus dengan tarawih, yang biasa diucapkan taraweh. Kemudian diplesetkan oleh ‘kirata’ (dikira-kira tapi nyata) menjadi tara sawareh (hanya sebagian yang melakukan). Taraweh memang hukumnya sunat. Karenanya yang melakukan dijanjikan pahala, jika ditinggalkan tak berdosa.

Tarawih dan DKM Galak (Sumber Gambar : Nu Online)
Tarawih dan DKM Galak (Sumber Gambar : Nu Online)

Tarawih dan DKM Galak

Meski demikian, taraweh di masjid kampungku tak pernah kurang dari lima saf. Apalagi kalau malam-malam awal; bisa mencapai 6 -7 saf. Di malam pertengahan bisa surut, hanya 2 atau atau 3 saf bertahan. Mungkin makmum lain mulai jenuh atau karena cuaca, misalnya hujan. Mendekati lebaran, kembali 7 hingga 8 saf. Itu karena dua hal: orang dari perantaun pulang, dan pak ajengan atau pak DKM memperingatkan bahwa puasa sebentar lagi finish.

PKB Kab Tegal

Formasi saf taraweh di masjid kampungku adalah demikian, 4 saf depan diisi makmum paling tua, setengah baya, atau anak muda yang memakai koko dan sorban. Dua saf terakhir diisi anak-anak sebayaku dan para pemuda.

Saf depan merupakan paling khusuk rapi dan aman. Kalau melafal amin, mereka hanya terdengar gemeremang, seperti tawon hijrah. Sebaliknya, saf belakang merupakan saf paling kacau; jika melafal amin terdengar nyaring seperti meneriaki maling kepergok, tidak lurus, maian-main, sedikit hiburan dan berbahaya.

PKB Kab Tegal

Bagiamana tidak, peci bisa hilang dari kepala. Sarung dipelorotkan. Dan saat sujud merupakan bagian yang paling berbahaya. Apalagi jika tidak mengenakan celana dalam. Kadang diganjal sapu ijuk, atau pemukul bedug. Dan yang paling brengsek adalah menyentil “anu” yang tergantung bebas. Rasanya kesetrum sekujur tubuh. Otomatis kaki menerjang ke belakang. Tarawih seperti shalat siddatul khauf saja.

Tapi ketika duduk akhir, kami ikut barisan, ikut awe salam, melirik kanan-kiri dan mengusap muka dengan wajar seolah tak terjadi apa-apa.

“Hei, anak-anak tarawih jangan main-main!” kata Pak DKM yang bernama Kang Romli. Dia mungkin merasa punya otoritas atas kenyamanan makmum lain.

Tapi kami pura-pura tak tahu.

Beberapa rakaat aman. Tapi rakaat-rakaat selanjutnya, kami berisik lagi. Terdengar pula cekikian lepas tak bertanggung jawab. Ternyata kepala seorang teman telah dikopiahi celana karet pendek entah milik siapa.

Perlu diketahui, di pojokan masjid saya waktu itu terselip celana kolor orang tua, bahkan celana dalam.



Teman yang dikopiahi celana dalam, membalas dendam kepada siapa yang menurutnya berani dan terdekat dengan barisannya. Dia pun memperlakukan hal serupa ke orang itu. Estapet kolor pun terjadi dengan akhir saling melempar-lempar kolor.

"Berisik!" kata Kang Romli sambil melototi kami. Dia membatalkan shalatnya. Telinga kami pun menjadi sasaran Pak DKM ini. Kami cuma bisa pasrah.

Adalah Firman, teman kami yang tidak ikut-ikutan, tapi terkena imbas dijewer telinganya. Dia protes tidak langsung. Dia keluar sambil menggerutu. Tak lama kemudian terdengar suara beduk dipukul sekerasnya.

Setelah tarawih bubar, kami mendapati tulisan "ROMLI GALAK" di beduk itu dengan huruf-huruf kapital. Tapi kami tak mempedulikannya karena tiga pentungan, kaleng bekas, panci bekas mulai ditabuh.

Tong tang tong tung crek... Tong tong tung crek...

Kemudian masuk suara beduk;

Dag dug dug dag dug ... Dag dug dug dag dug...





Sukabumi 2017

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pesantren PKB Kab Tegal