Rabu, 15 Juli 2015

Dr. Rahmad Wahab: Berdayakan Pelajar Secara Maksimal

Yogyakarta, PKB Kab Tegal. Setelah sempat tertunda dua bulan, Konferensi Wilayah IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama) Daerah Istiwa Yogyakarta (DIY), Sabtu (29/7) kemarin, sukses dilaksanakan selama dua hari. Tertundanya konferensi tersebut karena adanya bencana gempa bumi yang mengahantam Yogyakarta-Jawa Tengah akhir Mei lalu.

“Semestinya konferwil ini kita laksanakan awal Juni lalu, namun karena halangan yang tak terduga, kita tunda dulu. Alhamdulillah kita bisa laksanakan konferwil ini dengan sukses” ungkap Nusfha, ketua panitia pelaksana.

Forum tertinggi dua tahunan di tingkatan provinsi kemerin tergolong istimewa, pasalnya meskipun dengan persiapan dan dana seadanya, justru bisa berlangsung meriah serta dilaksanakan di villa milik Prof Dr. Mahfudz Mas’ud, MBA, ketua tanfidziyah PW NU DIY.

Dr. Rahmad Wahab: Berdayakan Pelajar Secara Maksimal (Sumber Gambar : Nu Online)
Dr. Rahmad Wahab: Berdayakan Pelajar Secara Maksimal (Sumber Gambar : Nu Online)

Dr. Rahmad Wahab: Berdayakan Pelajar Secara Maksimal

Dalam upacara pembukaan hadir Dr. Rahmad Wahab, Wakil Ketua Tanfidziyah PW NU DIY, serta sejumlah pengurus lainnya. Nampak hadir pula sejumlah pimpinan Banom NU (badan otonom) di tingkatan propinsi DIY; LP Ma’arif, Muslimat, GP Ansor, Fayatat, dan IPNU.

Dalam sambutannya, Dr. Rahmad Wahab yang saat ini menjabat Pembantu Rektor I Universitas Negeri Yogyakarta, berpesan bahwa IPPNU sebagai sebagai organisasi NU kepelajaran hendaknya lebih concern terhadap pemberdayaan pelajar dan tidak terseret dalam politik praktis.

PKB Kab Tegal

“Banyak permasalah pendidikan yang selama ini terabaikn oleh organisasi kepelajaran, IPPNU hendaknya bisa berperan secara maksimal dalam bidang garapan ini. Sebagai organisasi kader tidak etis dan sangat memalukan jika kemudian pelajar ikut-iktan politik praktis yang justru merugikan bagi organisasi dan kader”, ungkap Wahab.

Selain itu, Wahab juga menekankan tiga hal yang hendaknya di lakukan organisasi kepelajaran untuk mengawal para kader organisasi; yakni, peningkatan kualitas individu sebagai aktivis, tidak melupakan tradisi sebagai santri, serta menjaga dan mengawal generasi muda dari nakoba.

PKB Kab Tegal

LPJ diterima, Nanik ketua IPPNU 2006-2008

Laporan pertanggung jawaban pengurus yang menjadi agenda utama diterima dengan suara bulat oleh seluruh peserta konferensi. Menurut salan satu peserta, LPJ PW IPPNU DIY, sebagai evaluasi kinerja organisasi, bahkan lebih lengkap dan lebih tebal dari LPJ PP IPPNU. Banyak program kerja yang terlaksana dengan terpenuhi dan terlaksana dengan sukses, para peserta lebih banyak menanyakan beberapa program kerja yang tidak terlakasana.

Sementara itu, dalam rekomendasi organisasi para peserta konferensi sepakat mengamanatkan tujuh hal; peninjauan ulang terhadap sistem Ujian Nasional (UN), realisasi 20% APBN untuk anggaran pendidikan, pembentukan tim advokasi pendidikan, pembuatan kurikulum berbasis gender, sistem pendidikan peka muatan lokal, kemudahan terhadap siswa kurang mampu dan difable (penyandang cacat) dengan pendidikan murah atau gratis, dan kritis dalam melakukan rehabilitasi dan recovery (pemulihan) dampak bencana.

Konferensi yang berakhir minggu siang kemarin (30/7), sukses memilih ketua baru. Dyah Ari Isnaini yang semula tidak masuk kandidat terkuat terpilih sebagai ketua masa bakti 2006-2008 menggantikan Ketut Tuti Alwiyah. Nanik, sapaan akrab Dyah Ari Isnaini, menang tipis atas kandidata terkuat Nusfha Shofwa. Keduanya bersaing setelah dua kandidat lainnya, Uqbah el Fakhiroh dan Yanis, terganjal peraturan. (ron)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Berita PKB Kab Tegal

Tugas NU Hanya Mengajak Bukan Menjadikan

Jepara, PKB Kab Tegal. Tugas kita sebagai warga NU ialah mengajak amar makruf nahi munkar. Jika yang diajak tidak berkenan kita tidak boleh marah dan jangan bosan untuk mengajaknya kembali.

Tugas NU Hanya Mengajak Bukan Menjadikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Tugas NU Hanya Mengajak Bukan Menjadikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Tugas NU Hanya Mengajak Bukan Menjadikan

Pernyataan ini diuraikan KH Mustamir Wildan dalam halal bihalal keluarga Besar MWCNU Kalinyamatan berlangsung di gedung MWCNU Kalinyamatan, Jalan Raya Banyuputih desa Banyuputih, Kalinyamatan Jepara, Jum’at (31/7) siang.

Jika kita menemui orang yang tidak berpuasa, tugas kita hanya mengingatkan. “Kang, kok ora poso? Lha emang urusanmu opo?,” tutur ketua pondok pesantren Balekambang Jepara ini sembari menyontohkan.

PKB Kab Tegal

Ingat, tugas kita hanya mengingatkan bukan marah-marah dan jangan pernah bosan. Misal lain, seorang yang kita ajak untuk mengikuti NU tetapi tidak direspon juga harus diterima dengan lapang dada. Serta jangan bosan-bosan untuk terus mengajak.

PKB Kab Tegal

“Ayo kang melu kumpulan NU? Entuk opo melu kumpulan NU,” contohnya lagi.

Berkaitan dengan cerita ini, lanjut Kiai Mustamir dulu ada Ulama Mesir yang dirundung galau karena kitab suci orang Islam, Al-Qur’an dijadikan orang kafir untuk meratakan jembatan. Karena kejadian ini Ulama menjadi galau. Sebab kegalauannya itu ia mendapat petunjuk dari Allah SWT agar urusan itu dikembalikan kepada sang pencipta. Ulama ini, imbuhnya malah mendapat petunjuk agar mendoakan yang baik-baik kepada mereka. Meski berbuat keji sekali pun.  

Kegiatan yang dihadiri Ketua PCNU Jepara, KH Asyhari Syamsuri juga diramaikan ratusan Banom NU se-kecamatan Kalinyamatan. (Syaiful Mustaqim/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hadits, Doa PKB Kab Tegal

Sabtu, 04 Juli 2015

Ketua NU Kota Semarang: Waspadai Wabah Intoleran

Semarang, PKB Kab Tegal - Gebyar hari lahir (harlah) Ke-91 Nahdlatul Ulama (NU) yang digelar pengurus cabang NU Kota Semarang berlangsung semarak. Salah satu hal penting yang dikuatkan dalam momentum harlah ini adalah pentingnya merawat toleransi antarsesama anak bangsa.

"Seperti kita ketahui, bahwa belakangan sikap intoleran ini semakin marak dan menarik. Kita tahu ada pimpinan negara besar yang dalam kampanyenya yang selalu menunjukkan sikap intoleran, justru terpilih sebagai presiden. Sebuah gejala dimana suatu gerakan intoleran justru menarik. Untuk itu, pengkaderan NU sebagai organisasi yang toleran terus lebih digiatkan," kata Ketua PCNU KH Anashom.

Ketua NU Kota Semarang: Waspadai Wabah Intoleran (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua NU Kota Semarang: Waspadai Wabah Intoleran (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua NU Kota Semarang: Waspadai Wabah Intoleran

Acara yang berlangsung di convention hall Pandanaran Hotel, Selasa (31/1) dihadiri pengurus NU dari berbagai tingkat mulai wilayah hingga ranting. Hadir pula pengurus badan otonom, lajnah, dan lembaga NU.

Tokoh-tokoh yang hadir dalam acara tersebut Wakapolda Jateng, Ketua MUI Jateng, Mantan Gubernur Jateng, Sekda Kota Semarang, Ketua DPRD Kota Semarang, Komandan Kodim 0733 BS, Kapolrestabes Semarang, para guru besar dan rektor perguruan tinggi.

PKB Kab Tegal

Acara dimulai dengan jamaah shalat Maghrib, khatmil Quran, tahlil yang dipimipin oleh KH Ahmad Hadlor Ihsan, doa khatmil Quran oleh KH A Amdjad. Setelah itu dilanjutkan pembacaan maulid Nabi, potong tumpeng dan refleksi harlah.

PKB Kab Tegal

Kiai Anashom kemudian berpesan kepada kader NU agar tidak memutus tradisi dan jangan sampai melupakan sejarah NU yang tak pernah surut mengawal NKRI.

"Maka, seluruh sekolah yang ada di lembaga pendidikan Maarif NU, wajib hapal mars Hubbul Wathan Minal Iman (cinta tanah air sebagian dari iman). Pengkaderan NU sebagai organisasi yang toleran harus lebih digiatkan," jelas dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo ini.

Hal yang sama disampaikan Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah KH Ubadillah Shodaqah (Gus Ubed). Menurutnya, selain memperkuat Islam Ahlussunah wal Jamaah, tugas besar NU adalah menjaga NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

"NU adalah salah satu ormas yang konsisten menyangga NKRI. Ini harus dipahami oleh kader-kader NU dari yang paling atas sampai tingkatan anak ranting," tegasnya. (Rifqi-Zulfa/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nasional, Syariah, Internasional PKB Kab Tegal

Kamis, 02 Juli 2015

Ketua Ansor Jabar Minta Kader Ansor Melek Hukum

Bandung, PKB Kab Tegal - Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Barat Deni Ahmad Haidar menegaskan pentingnya kesadaran hukum di kalangan anggota Ansor. Ia mendorong kader Ansor untuk mempelajari prinsip-prinsip pokok dalam hukum untuk memberikan bantuan layanan hukum bagi masyarakat secara umum.

"Dalam kondisi yang super kompleks ini, kader-kader Ansor dituntut untuk sadar akan persoalan hukum," ujar Deni saat menutup kegiatan Pelatihan Hukum, Taaruf, dan Upgrading Lembaga Bantuan Hukum (LBH) GP Ansor Jawa Barat di Aula Dakwah PWNU Jawa Barat, Jumat (16/12).

Ketua Ansor Jabar Minta Kader Ansor Melek Hukum (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua Ansor Jabar Minta Kader Ansor Melek Hukum (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua Ansor Jabar Minta Kader Ansor Melek Hukum

Karena hidup di negara hukum, kata Deni, kader-kader Ansor dituntut untuk mempersiapkan diri dengan baik sehingga menjadi yang pertama dan terbaik.

“Kita membentuk LBH ini bukan untuk gagah-gagahan. Tapi ini merupakan bagian dari cara pengabdian kita terhadap agama, bangsa dan negara," katanya.

PKB Kab Tegal

Lebih lanjut Deni menegaskan, pembentukan LBH ini semata-mata untuk menjaga harkat martabat dan kemuliaan sebagai manusia bahwa semuanya memiliki kesamaan di mata hukum.

PKB Kab Tegal

"Di sinilah proses pengabdian kita kepada masyarakat, khususnya di kalangan pedesaan yang notabene kaum nahdliyin harus kita bantu jika kemudian mendapatkan permasalahan hukum. Untuk itu, kita harus mempersiapkan diri," jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, mantan Ketua GP Ansor Purwakarta ini menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada sejumlah narasumber yang berkenan memberikan dan berbagi pengalamannya di bidang hukum.

"Ke depan, kami juga ingin agar LBH yang masih baru ini tetap menjalin komunikasi dengan sahabat-sahabat yang hari ini diberikan pembekalan tentang hukum untuk memulai pemetaan terkait berbagai persoalan untuk diselesaikan sehingga benar-benar bermanfaat untuk masyarakat," pungkasnya. (Ade Mahmudin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaSantri, Tokoh PKB Kab Tegal

Sabtu, 27 Juni 2015

Maroko, Negeri para Ulama

Sangatlah pantas jika gelar “Negeri para ulama” itu disandang oleh Maroko. Terutama ulama-ulamanya yang menonjol dalam dunia tasawwuf. Lihat saja, berapa banyak aliran tarekat yang berkembang di Negeri yang bermadzhab Maliki tulen ini. Ada Tarekat Tijaniyah, Syadziliyah, Masyisyiyah, Siddiqiyah, Kattaniyyah, dsb. Dalam bidang hadits pun, Maroko adalah gudangnya ulama hadits. Disini ada pakar hadits yang sangat terkenal, yaitu Muhammad Siddiq al-Ghumari. Bahkan karya-karya beliau sudah menjadi santapan para santri di Indonesia.

Ahmad Bin Siddiq al-Gumari merupakan anak sulung dari 7 orang bersaudara. Bukan hanya sulung dari sudut susunan keluarga, bahkan sulung dari sudut keilmuan sehingga adik-adiknya berguru dengan beliau. Ayah beliau, Muhammad Siddiq al Ghumari merupakan tokoh ulama’ yang menjadi rujukan para ulama’ Maroko. Dan ibunya, Al-Zahra’ binti Abdul Hafizh bin Ahmad ibn ‘Ajibah juga merupakan wanita sholehah yang taat beragama. Kakek beliau dari ibunya, Ibnu ‘Ajibah al-Hasani (W. 1224 H.) merupakan seorang ulama’ yang tidak asing lagi bagi masyarakat Maroko.

Dalam rangka memperingati Isra Miraj Nabi Muhammad SAW. PCINU Maroko, Jumat (15/5) kemarin menggelar serangkaian acara di kota Tangier, diantaranya ziarah ke makam Syeikh Ibnu Ajibah, Sufi dan penulis terkenal yang memiliki banyak karangan diantaranya, al futuhat al qudsiyah syarah al jurumiyah (yang disyarah dengan bahasa tasawuf), kitab tafsir al-Quran yang berjudul “Bahrul Madid fi Tafsir al-Qur’an al-Majid” dan kitab tasawwuf yang berjudul “Iqozul Himam” yang merupakan syarah kitab al-Hikam karangan Imam al-‘Allamah al-Faqih as-sufi Ahmad ibn ‘Athoillah al-Sakandari.

Maroko, Negeri para Ulama (Sumber Gambar : Nu Online)
Maroko, Negeri para Ulama (Sumber Gambar : Nu Online)

Maroko, Negeri para Ulama

Beliau lahir dari keluarga terhormat –Hasani sharif- di desa (?) suku Anjra berada di ujung utara kota Tangier, (50 km) dari kota Tetuan dan berdampingan denga pantai Mediterania Maroko. Semasa kecilnya beliau haus dengan ilmu agama dan cinta pengetahuan. Mulai dari menghafal al Quran, mempelajari tata bahasa arab, belajar qiraah, seni dan beberapa ilmu lainnya. Ketika mencapai usia delapan belas tahun dia meninggalkan rumah untuk melakukan studi eksoteris di Qasr al-Kabir di bawah pengawasan Sidi Muhammad al-Susi al-Samlali.

Di sini beliau diperkenalkan berbagai fan ilmu seperti, seni, filsafat, hukum dan tafsir Al-Quran secara mendalam. Selanjutnya beliau pergi ke Fes untuk berguru kebeberapa ulama terkenal dizamannya seperti, Mohammed al-Tawudi ibn Suda, Bennani, dan El-Warzazi dan bergabung dengan zawiyah darqawiyya (1793).

Beliau menghabiskan hidupnya di kota Tangier dan sekitar Tetuan hingga menghembuskan nafas terahirnya pada tahun 1224 H (1809). Di antara keturunannya yang terkenal adalah Muhammad Siddiq al-Ghumari.

PKB Kab Tegal

Acara tersebut dipimpin oleh Alvian Iqbal Zahasfan, MA., Rois Syuriah PCINU Maroko, ia mengatakan bahwa acara selanjutnya akan diisi dengan diskusi bertajuk Refleksi Isra Miraj oleh Rifqi Maula, Lc., dan Refleksi Harlah NU oleh Fairuz Ainun Naim.

Kusnadi, Ketua Tanfidziyah PCINU Maroko.

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Pahlawan PKB Kab Tegal

Senin, 22 Juni 2015

Warga Nahdhiyyin di Tunis Ziarahi Makam Sahabat Rasul

Tunisia, PKB Kab Tegal. Sebanyak 50 mahasiswa Indonesia di Tunisia mengunjungi makam dua sahabat Rasulullah SAW. Sejumlah sepuluh dari mereka ialah mahasiswa STAINU Jakarta yang sedang menempuh program bahasa di Universitas Zitouna. Ziarah ini digagas oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Tunisia.

Warga Nahdhiyyin di Tunis Ziarahi Makam Sahabat Rasul (Sumber Gambar : Nu Online)
Warga Nahdhiyyin di Tunis Ziarahi Makam Sahabat Rasul (Sumber Gambar : Nu Online)

Warga Nahdhiyyin di Tunis Ziarahi Makam Sahabat Rasul

Ketua mahasiswa STAINU di Tunisia, Izzul Madid menyatakan pentingnya acara ziarah semacam ini.

“Selain mendapat pengalaman baru dan wawasan, kita juga dapat menemukan insiprasi atau keteladanan dari para sahabat. Perjuangan mereka yang mau datang jauh dari Hijaz ke Afrika Utara untuk penyebaran agama Islam, perlu kita teladani,” tutur Madid. 

PKB Kab Tegal

Mereka mengunjungi makam sahabat Abu Zam’a al Balawi terletak di kota Kairouan sekitar 156 km dari Tunis, Sabtu-Ahad (15-16/3). Sementara makam Abu Lubabah al Anshari berlokasi di kota Gabes, 404 km dari Tunis.

PKB Kab Tegal

Dua makam sahabat ini menjadi situs wisata ziarah terpenting di Tunisia saat ini. Makam Abu Zam’a al-Balawi sering menjadi pusat acara hari besar keagamaan. Sedangkan di makam Abu Lubabah al-Anshari, biasa diadakan festival seni kaum sufi internasional yang lazim digelar setiap bulan ramadhan.

Abu Zam’a al-Balawi seorang sahabat yang hadir dalam perjanjian Hudaibiyah serta mengikuti beberapa peperangan bersama Rasulullah saw. Ia juga pernah menjadi tukang cukur rambut Rasulullah SAW. Ketika turut serta dalam penyebaran Islam ke Afrika Utara, ia membawa beberapa helai rambut Rasulullah.

Sedangkan  Abu Lubabah al-Anshari adalah sahabat asal Madinah. Ia masuk Islam sejak sebelum hijrah. Ketika Rasulullah saw berhijrah ke Madinah, Abu Lubabah termasuk salah seorang warga Madinah yang turut menyambut kedatangan Rasulullah.

Selain berziarah ke dua makam sahabat, mereka juga berziarah ke makam mantan presiden Tunisia Habib Borguiba di kota Monastir, Masjid Uqbah bin Nafi di kota Kairouan, serta situs wisata sahara di kota Matmata, Tunisia Selatan. (Dede Permana/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Anti Hoax PKB Kab Tegal

Minggu, 21 Juni 2015

Inilah Hasil Riset tentang Pengajaran Agama bagi Pemeluk Agama Minoritas

Jakarta, PKB Kab Tegal. UU Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 mengamanatkan seluruh siswa untuk mendapatkan hak pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya. Pertanyaannya, bagaimana dengan siswa yang agamanya minoritas di tengah pemeluk agama mayoritas, seperti siswa beragama Katolik di tengah-tengah siswa yang mayoritas Islam?

Inilah Hasil Riset tentang Pengajaran Agama bagi Pemeluk Agama Minoritas (Sumber Gambar : Nu Online)
Inilah Hasil Riset tentang Pengajaran Agama bagi Pemeluk Agama Minoritas (Sumber Gambar : Nu Online)

Inilah Hasil Riset tentang Pengajaran Agama bagi Pemeluk Agama Minoritas

Sejumlah penelitian menemukan, ada sekolah yang sudah memenuhi hak siswa, tetapi ada juga yang belum memenuhinya. Hayadin, Kordinator Penelitian Layanan Pendidikan Agama sesuai Agama Siswa di Sekolah dari Balitabang Diklat Kementerian Agama mencoba melakukan penelitian di sejumlah sekolah pada 2015. Riset ini menemukan fakta bahwa semua sekolah pada lokus penelitian (Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu) dapat menyediakan layanan pendidikan agama sesuai agama yang dianut oleh siswa. Tidak ada paksaan bagi siswa untuk mengikuti pelajaran agama tertentu yang ditetapkan oleh sekolah.

Penelitian ini merupakan studi kasus (multi-kasus) menggunakan pendekatan kualitatif. Obyek yang akan diteliti adalah layanan pendidikan agama sesuai agama siswa di sekolah tanpa diskriminatif. Lokasi penelitian meliputi Kota Denpasar, Kota Manado, Ende NTT, Bogor, Jakarta, Pangkalpinang, Singkawang dan Ambon.

Siswa dididik oleh guru yang seagama, menggunakan buku paket pelajaran yang disiapkan oleh pemerintah dengan fasilitas dan media pembelajaran yang disediakan oleh sekolah secara terbuka dan bebas pakai. Setiap agama juga memiliki kesempatan untuk melaksanakan ibadah dan merayakan hari besar agama di sekolah, serta mengembangkan aktivitas ekstrakurikuler keagamaan.

PKB Kab Tegal

Di Labschool Jakarta dan SMAN 1 Bogor, populasi peserta didik mayoritas adalah Muslim, tetapi peserta didik yang beragama Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghuchu tetap mendapatkan layanan dari guru agama yang sesuai dengan agama siswa.

Di SMAN 1 dan SLUA Saraswati Denpasar, meskipun populasi peserta didik mayoritas Hindu, tetapi sekolah tetap menyediakan layanan pendidikan agama untuk siswa Muslim, Katolik, Kristen, Budha, dan Konghucu? ? oleh guru yang seagama dengan siswa. Untuk memenuhinya sekolah, yayasan dan komite sekolah mengangakat guru honorer.

Di SMAN1 Manado, SMK Manado, dan SMPN 1 Ambon, meskipun siswanya mayoritas Kristen, tetapi layanan pendidikan untuk siswa Katolik, Hindu, Budha, dan Konghuchu, tetap disediakan dari guru yang seagama dengan siswa.

Di SMA Katolik Santo Josep dan SMAN 2 Ende, meskipun mayoritas siswa, guru, dan tenaga administrasi di sekolah beragama Katolik, tetapi sekolah bekerja sama dengan yayasan menyediakan layanan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianut oleh siswa.

Di SMA Ananda Bekasi dan SMK Bakti Pangkalpinang, meskipun populasi peserta didik yang mayoritas adalah beragama Budha dan merupakan yayasan pendidikan yang didirikan oleh tokoh masyarakat Budha, tetapi siswa Muslim, Katolik, Kristen, Hindu, dan Konghucu tetap mendapatkan layanan agama berdasarkan agama masing-masing oleh guru yang seagama dengan siswa.

PKB Kab Tegal

Namun demikian, peneliti merekomendasikan kasus-kasus di mana ada sekolah yang tidak bersedia memberikan layanan pendidikan agama sesuai agama siswa, dan membatasi kebebasan siswa dalam mengekspresikan iman dan kepercayaannya di lingkungan sekolah harus dikaji lebih lanjut. (Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Habib, Pendidikan, RMI NU PKB Kab Tegal