Jumat, 27 November 2009

IPNU-IPPNU Sleman Gelar Pendidikan Kader Perintis

Sleman, PKB Kab Tegal. Kondisi IPNU-IPPNU Sleman hari ? ini cukup menghawatirkan, karena jajaran pengurus untuk periode saat ini mayoritas diisi oleh para pelajar pendatang, bukan pelajar asli Sleman.?

IPNU-IPPNU Sleman Gelar Pendidikan Kader Perintis (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Sleman Gelar Pendidikan Kader Perintis (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Sleman Gelar Pendidikan Kader Perintis

Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi IPNU-IPPNU Sleman mengadakan acara Pendidikan Kader Perintis (PKP) untuk seluruh MWC yang ada Kabupaten Sleman.

Demikian disampaikan oleh Biki Uthbek Mubarok, Ketua IPNU Sleman (23/8), menjelang acara Pendidikan Kader Perintis yang akan berlangsung selama tiga hari, yakni mulai tanggal 23-25 Agustus 2013.?

PKB Kab Tegal

Acara ini diselenggarakan di SD NU Yogyakarta yang terletak di jalan Jl. Ringroad Barat, Nogotirto, Sleman.

PKB Kab Tegal

Ditanya mengenai tujuan diadakannya acara tersebut, Uthbek, demikian rekan-rekanita akrab memanggilnya, mengungkapkan bahwa agar regenerasi NU tidak macet di tengah jalan.

“IPNU-IPPNU itu kan merupakan sebuah organisasi pengkaderan NU. Bisa dikatakan IPNU-IPPNU adalah cikal bakalnya NU. Kalau pengkaderan IPNU-IPPNU sudah nggak karuan, bagaimana dengan NU ke depannya. Jadi regenerasi di tubuh IPNU-IPPNU jangan mandek di tengah jalan,” ujarnya.

Terkait dengan harapan diadakannya acara tersebut, Ketua IPNU Sleman yang ? sedang menempuh pendidikan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini mengungkapkan ada beberapa hal.

“Harapan saya ke depannya dengan diadakannya acara ini, untuk yang pertama adalah agar nantinya kader-kader yang dihasilkan dari acara ini mampu mengawal MWC di masing-masing kecamatan dan bisa mengajak pelajar-pelajar NU di Sleman untuk masuk ke dalam IPNU-IPPNU. Kedua, dengan adanya acara ini semoga menjadi ajang untuk mempertahankan regenerasi di tubuh NU. Ketiga, nantinya diharapakan dari acara ini akan muncul kader-kader unggulan NU untuk memperbaiki SDM NU,” ujarnya panjang lebar.

Dalam acara yang dimulai Jum’at siang sekitar pukul 14.00 WIB, peserta diberikan materi-materi terkait dengan manajemen organisasi, publik manajeman, leadership, analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threat), konsep bela negara dalam pandangan aswaja, dan strategi dan taktik organisasi. Rencananya, kader-kader tersebut akan secara langsung dilantik oleh KH Nurjamil Dimyati, Ketua PCNU Sleman, Ahad siang.?

Redaktur ? ? : Mukafi Niam

Kontributor : Rokhim

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Olahraga, Pahlawan PKB Kab Tegal

Jumat, 20 November 2009

PBNU Akan Bentuk Kepengurusan Transisi Jika Batasan Umur Dilanggar

Jakarta, PKB Kab Tegal. Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini menegaskan akan membentuk kepengurusan transisi Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) jika batasan usia 27 tahun sesuai dengan AD/ART NU dilanggar.

PBNU Akan Bentuk Kepengurusan Transisi Jika Batasan Umur Dilanggar (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Akan Bentuk Kepengurusan Transisi Jika Batasan Umur Dilanggar (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Akan Bentuk Kepengurusan Transisi Jika Batasan Umur Dilanggar

“Kalau ada anggota yang melanggar, ada klausul pelanggaran. Kita akan ambil alih dengan membentuk kepengurusan transisi,” tegasnya di gedung PBNU, Senin (7/12).?

Ia menyatakan keberadaan seluruh banom di di lingkungan NU tidak terlepas dari induknya. Hal-hal yang sudah diatur di AD/ART tidak dapat dinegasikan di dalam peraturan yang lebih rendah.?

PKB Kab Tegal

“Kalau mereka menganggap soal usia bisa diveto, mereka juga bisa mengganti nama Ikatan Pelajar Nusantara. Itu sudah menjadi organisasi sendiri,” paparnya.?

Ia menyatakan PBNU sudah mengeluarkan edaran. Kepentingan PBNU adalah agar tidak ada overlapping antara banom yang berbasis usia antara IPNU, PMII, dan Ansor. Selama ini interseksi antara badan otonom tersebut terlalu banyak.

PKB Kab Tegal

“Kita sudah banyak kehilangan anak SMP dan SMA yang mengalami disorientasi. Jadi ada urgensi PBNU memandang perlu instrumen banom yang masuk fokus ke pelajar atau sekolah,” katanya.

Bagi kader IPNU yang usianya sudah melebihi batasan maksimal, ia menyarankan untuk bergabung dengan PMII mengingat PMII sudah masuk kembali menjadi banom NU sesuai dengan AD/ART hasil muktamar Jombang.

Sebenarnya, batasan soal usia sudah dijelaskana sebelumnya kepada para pengurus IPNU saat mereka melakukan konsultasi dengan PBNU yang ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya surat edaran. PBNU dalam hal ini hanya menjalankan amanat AD/ART.

Pasal 18 Anggaran Rumah Tangga NU dalam ayat e secara jelas menyatakan : ”Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama disingkat IPNU untuk pelajar dan santri laki-laki Nahdlatul Ulama yang maksimal berusia 27 (dua puluh tujuh) tahun sedangkan dalam ayat f menyatakan “Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama disingkat IPPNU untuk pelajar dan santri perempuan Nahdlatul Ulama yang maksimal berusia 27 (dua puluh tujuh) tahun”.? (Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Anti Hoax, Meme Islam PKB Kab Tegal

Minggu, 08 November 2009

Puasa, Jam Kerja di Pemkab Purwakarta Ikuti Sunah Rasulullah

Purwakata, PKB Kab Tegal. Pemerintah Kabupaten Purwakarta menetapkan jam kerja yang berbeda dengan aturan yang ditetapkan dalam Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Jam kerja di Kabupaten Purwakarta itu mengacu pada sunah Rasulullah.

Puasa, Jam Kerja di Pemkab Purwakarta Ikuti Sunah Rasulullah (Sumber Gambar : Nu Online)
Puasa, Jam Kerja di Pemkab Purwakarta Ikuti Sunah Rasulullah (Sumber Gambar : Nu Online)

Puasa, Jam Kerja di Pemkab Purwakarta Ikuti Sunah Rasulullah

Surat Edaran Men PAN dan RB No 03/2016 menetapkan jam kerja bagi pegawai negeri sipil, TNI, dan Polri selama bulan Ramadan dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berakhir pukul 15.00 WIB. Namun tidak semua pemerintah daerah mematuhi aturan dalam surat edaran itu. Kabupaten Purwakarta menjadi salah satu di antaranya. Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengumumkan jam kerja selama Ramadan bagi PNS dimulai pukul 06.30 WIB dan berakhir pukul 13.30 WIB.

PKB Kab Tegal

Menurut Dedi, langkah pemerintah kabupaten ini mengacu pada sunah Rasulullah yang menyebut bahwa setelah menjalankan makan sahur dan salat Subuh seyogianya tidak tidur lagi, tapi segera bersiap menjalani aktivitas seperti biasa. Dedi menegaskan agar aturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta ditaati oleh semua pegawai.

PKB Kab Tegal

"Kultur kita, kan, berbeda. Sudah seharusnya setiap tata aturan birokrasi itu mengacu pada kultur dan tidak boleh digebuk rata. Anda boleh hitung jarak rumah ke kantor. Toh tidak terlalu jauh dan tidak akan terjebak macet. Alasan lain yang harus diperhatikan adalah jangan pernah kita membangun kebiasaan tidur setelah salat Subuh. Selain mengundang penyakit, ini tidak sesuai dengan sunah Rasulullah," kata Dedi dalam rangkaian acara silaturahmi menjelang Ramadan yang dilanjutkan dengan olahraga bersama dengan segenap PNS eselon II, III, dan IV di Taman Maya Datar, Jumat (3/6).

Menurut Bupati, jam kerja yang berakhir pukul 13.30 memberikan ruang bagi pegawai untuk mempersiapkan menu berbuka yang sehat bagi seluruh keluarganya. "Ibadah puasa bagi kami di Purwakarta bukan sekadar ibadah personal, tetapi momentum untuk mendidik semua anggota keluarga kami. Ada ruang waktu yang cukup panjang untuk mempersiapkan itu semua dengan pulang pukul 13.30," ujar Dedi.

Dedi mengimbau kepada semua pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Purwakarta agar fokus menjalankan ibadah puasa dan ibadah?ibadah yang lain. Ia menilai seharusnya semua pegawai diliburkan selama bulan Ramadan kecuali pegawai yang berada pada sektor pelayanan publik seperti puskesmas, rumah sakit, dan layanan kependudukan.

?

"Jika semua libur, tentu tidak akan dipusingkan dengan orang?orang yang datang meminta THR ke kantor. Semua fokus berkontemplasi dalam ibadah," ujar Dedi. (Novianty/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pahlawan PKB Kab Tegal

Selasa, 03 November 2009

Kiai Said Inginkan Penyelenggaraan Muktamar di Pesantren

Jakarta, PKB Kab Tegal. Diantara tiga tempat yang mengajukan diri sebagai tempat muktamar NU, yaitu Pesantren Tebuireng Jombang, NTB, dan Medan, KH Said Aqil Siroj masih mempertimbangkan antara Jawa Timur dan Medan. Lebih khusus lagi, ia menginginkan muktamar diselenggarakan di pesantren.

Dalam konteks muktamar untuk syiar, Kiai Said setuju dengan pendapat tersebut bahwa tempat penyelenggaraan muktamar NU harus dibuat merata di seluruh Indonesia, bukan didominasi oleh Jawa Timur yang sudah menyelenggarakan perhelatan tersebut selama 11 kali dari 33 kali muktamar.

Kiai Said Inginkan Penyelenggaraan Muktamar di Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Said Inginkan Penyelenggaraan Muktamar di Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Said Inginkan Penyelenggaraan Muktamar di Pesantren

“Idealnya memang ada pemerataan sebagai syiar NU, tapi kita harus mempertimbangkan situasi dan kondisi, transportasinya, dan dukungan dari pemerintah setempat dan masyarakat,” katanya.

PKB Kab Tegal

Menurutnya, yang paling siap sekarang adalah Jawa Timur sementara NTB, dari sisi transportasi masih kurang dibandingkan dengan Surabaya.

PKB Kab Tegal

“Kalau Sumatra Utara transportasi bagus, tetapi juga masih kita pertimbangkan apakah kondisi disana siap. Daripada nanti muktamar tidak maksimal, lebih baik yang sudah siap di Jawa Timur,” tandasnya.

Meskipun demikian, keputusan akhirnya akan ditentukan setelah melakukan survey terhadap kesiapan masing-masing lokasi.

“Walhasil, rapat akan membikin tim, mereka nantinya yang akan mensurvey. Dulu waktu di Makassar, saya dan Kiai Hafidz Utsman yang berangkat ke sana.”

Di sisi lain, ia juga berharap agar muktamar ke depan diselenggarakan di pesantren sesuai dengan visinya untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan NU di pesantren dari rapat pleno, munas dan konbes sampai dengan muktamar.

“Saya ingin ke kembali ke pesantren. Apa pesantren di luar Jawa siap. Nanti kalau dipaksakan kualitas muktamar yang terganggu, lebih baik yang sudah siap,” tegasnya.?

“Saya ingin menyatukan kembali, NU itu pesantren dan pesantren itu NU.” (mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pendidikan PKB Kab Tegal

Minggu, 25 Oktober 2009

Sebab Sakit dan Meninggal Dunia, 4 Jamaah Haji di Jombang Gagal Berangkat

Jombang, PKB Kab Tegal?

Jumlah calon jamaah haji (CJH) di Jombang, Jawa Timur diketahui sebanyak 1.286 jamaah, namun dari total jumlah ini tidak semua bisa berangkat, melainkan ada empat jamaah yang dinyatakan gagal berangkat.

Sebab Sakit dan Meninggal Dunia, 4 Jamaah Haji di Jombang Gagal Berangkat (Sumber Gambar : Nu Online)
Sebab Sakit dan Meninggal Dunia, 4 Jamaah Haji di Jombang Gagal Berangkat (Sumber Gambar : Nu Online)

Sebab Sakit dan Meninggal Dunia, 4 Jamaah Haji di Jombang Gagal Berangkat

Kegagalan jamaah ini menurut Kasi Pelayanan Haji dan Umroh Kemenag Jombang, Emy Chulaimi disebabkan kondisi fisik sebagian CJH yang memang tidak memungkinkan untuk diberangkatkan. Kemudian sebagian jamaah yang lain ada yang meninggal dunia.

"Semuanya ada tiga kloter, di kloter 75 ini semula ada 442 jamaah tapi ada satu jemaah yang kondisi kesehatannya tidak memungkinkan untuk berangkat, di kloter 76 ini satu jamaah haji meninggal dunia dan di kloter 77 dua jamaah haji yang kondisi kesehatannya juga tidak memungkinkan berangkat," katanya, Senin (21/8).

Alasan-alsan kegagalan tersebut, menurutnya sangat mendasar dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Kemenag juga melalui Dinas Kesehatan setempat sudah memastikan kondisi kesehatan masing-masing calon jamaah haji sebelum pemberangkatan.

"Dasarnya kita dari Dinas Kesehatan langsung, ada suratnya juga dari pihak Dinas Kesehatan bagi jamaah yang dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk berangkat haji karena kondisi kesehatannya," jelasnya.

PKB Kab Tegal

Dijelaskan, Kemenag Jombang jauh hari sebelumnya telah memberlakukan tahapan-tahapan yang harus diikuti setiap calon jamaah haji, temasuk tahapan pengecekan kesehatan. Tahapan ini langsung dikoordinir oleh tenaga profesional yaitu Dinas Kesehatan. Tahapan-tahapan ini juga merupakan salah satu regulsi yang mengatur dalam pelayanan haji.?

"Kita ini kan sesuai regulsi, jadi jamaah ini kan ada tahapan-tahapan, pertama terkait pengecekan kesehatan, nah ketika dilakukan cek kesehatan kemudian ditemukan ada kendala kondisi kesehatannya, dan dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk berangkat haji, itu kebijakan dasarnya," imbuhnya.

Sesuai jadwal pemberangkatan, ribuan calon jamaah haji ini akan diberangkatkan pada Rabu, 23 Agustus di Pendopo Jombang. (Syamsul Arifin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal IMNU PKB Kab Tegal

Minggu, 11 Oktober 2009

KH Hasyim Muzadi: Perlu Bangun Kembali Mental NU

Bangkalan, PKB Kab Tegal. Munculnya berbagai aliran keagamaan yang dinilai sesat tampaknya memperoleh perhatian serius dari kalangan Nahdlatul Ulama.

Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi pada acara Halal bihalal yang digelar oleh PCNU Bangkalan, Kamis (1/10) lalu di Pondok pesantren Syaikhona Cholil Bangkalan, mengajak agar semua kader NU terus waspada terhadap kehadiran-aliran-aliran baru tersebut.

KH Hasyim Muzadi: Perlu Bangun Kembali Mental NU (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Hasyim Muzadi: Perlu Bangun Kembali Mental NU (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Hasyim Muzadi: Perlu Bangun Kembali Mental NU

Aliran itu disinyalir sebagai salah satu ekses keterbukaan informasi di tengah ketidaksiapan ummat Islam pada umumnya. Pengasuh Pondok Peasntren Al Hikam itu menyatakan, aliran itu bisa berkembang dan hidup karena dua hal. Ia terjadi melalui aliran dan gerakan politik.

“Dalam perspektif aliran mereka telah menerjamahkan Al-Qur’an dan hadist dari sudut pandang mereka tanpa memandang pendapat pihak lain,” kata Kiai Hasyim seperti dikutip kontributor PKB Kab Tegal Phandy Azzaury.

“Dari segi politik kita dapat melihat model-model kegiatan yang dilakukan oleh beberapa ormas dengan lebel agama yang banyak dikenal warga NU dan masyarakat umum lainnya,” tambahnya.

Selain penataan kembali keimanan umat, Ketua Umum PBNU juga mengajak agar jama’ah dan Jam’ iyah NU mampu membangun dan menanamkan kembali prilaku dan budaya NU di lingkungan NU sendiri. “Selama ini kita telah melihat dengan jelas tentang menurunnya kualitas ke-NU-an kita,” katanya.

PKB Kab Tegal

Ditambahkan, pembangunan kembali mental NU ini perlu dilakukan pada usia NU yang telah tua, yakni 83 tahun. “Kita juga telah mengalami pergantian generasi dengan tingkat pengetahuan yang kurang memadai. Kalau pada zamannya Pak Idham dan Buya Hamka elite NU dan Muhammadiyah bersatu itu karena sama-sama ngerti, kalau sekarang faktornya adalah karena mereka sama-sama tidak mengerti,” kata Kiai Hasyim bergurau.

Kedua, Kyai Hasyim juga melihat dalam usia 83 tahun ini NU hanya maju secara fisik, namun tidak demikian dengan mental.

“Betapa kita melihat kemunduran kita dalam keikhlasan, ukhuwah serta toleransi, maka tidaklah mengherankan jika sampai saat ini NU masih bernasab baik, akan tetapi tidak bernasib baik. Kalau kita bersatu satu hari saja mungkin NU ini akan menguasai republik ini," katanya.

Dalam acara yang bertemakan “Aktualisasi Peran dan Fungsi Nahdlatul Ulama dalam Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Demi Kemaslahan Umat" Ketua Umum PBNU menekankan pentingnya pembenahan aqidah dan syari’ah sebagai jawaban strategis dari serangan ajaran sesat dimaksud.

PKB Kab Tegal

Sementara itu ketua PCNU Bangkalan KH R Fachrillah Aschall (Ra Fachri) menyatakan, dirinya merasa tertantang untuk mengembalikan ruh NU ke Bangkalan. Dikatakan, secara hakekat NU lahir dari Bangkalan. Namun kenyataannya justru NU di wilayah Bangkalan tertinggal dari cabang lain seperti Sidoarjo, Malang, Mojokerto, maupun Pasuruan.

Hadir dalam kesempatan itu Bupati Bangkalan KH Fuad Amin, Ketua ISNU Bangkalan Dr Hamed Nawawi, dan Wakil Ketua PWNU Jatim yang juga anggota DPD KH Nuruddin A Rachman. (pan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul Ulama, Habib PKB Kab Tegal

Kamis, 08 Oktober 2009

LKNU Ajak Warga NU Cegah Penyakit Diabetes Melitus

Jakarta, PKB Kab Tegal. International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan terdapat 382 juta orang di dunia hidup dengan Diabetes Melitus (DM) dan mengestimasikan jumlah meningkat mencapai 592 juta pada tahun 2035. Sedangkan di Indonesia terdapat 9.1 juta penduduk menderita DM dan menempati urutan ke lima dunia, dan hanya 30 persen mengetahui kondisinya.  

LKNU Ajak Warga NU Cegah Penyakit Diabetes Melitus (Sumber Gambar : Nu Online)
LKNU Ajak Warga NU Cegah Penyakit Diabetes Melitus (Sumber Gambar : Nu Online)

LKNU Ajak Warga NU Cegah Penyakit Diabetes Melitus

Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) mengajak warga NU dan tokoh-tokoh NU untuk melakukan pencegahan dini dan upaya pengendalian kenaikan angka penyakit DM. Hal itu dilakukan dalam diskusi publik bertemakan peran warga NU dalam pencegahan dan deteksi dini penyakit DM di Gendung PBNU, Jakarta, Rabu (30/9).  

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menegaskan kepada warga NU untuk lebih peduli dengan masalah kesehatan. Selain karena untuk mencegah masuknya berbagai macam penyakit, kebersihan juga merupakan penerapan keimanan dalam berkehidupan. Diakuinya, jumlah warga NU besar akan tetapi potensi terserang penyakit juga lebih besar. 

PKB Kab Tegal

"Karenanya penting sekali untuk menjaga dan memperhatikan masalah kebersihan," ujarnya.

Begitu juga dengan sarana prasarana milik NU, lanjut Kang Said, seperti rumah sakit dan klinik belum banyak yang dimiliki warga NU dibandingkan dengan ormas lain. Ia berharap kondisi ini menjadi perhatian bersama, dukungan dan pengabdian dari berbagai pihak sangat dibutuhkan di NU. 

PKB Kab Tegal

"Rumah sakitnya saja kurang apalagi para tenaga medis dan dokternya," ungkapnya.

Ketua PP LKNU H Hisyam Said Budairi berharap melalui diskusi ini penyakit DM tidak hanya diketahui oleh tenaga kesehatan, namun juga para tokoh-tokoh agama dan masyarakat sehingga akan dapat memperjelas peran masyarakat terutama warga NU untuk berperan aktif dalam upaya pengendalian kenaikan angka penyakit DM. 

"Kenyataan masih besarnya mereka yang tidak sadar dirinya menderita DM, menunjukkan pentingnya peran tokoh agama dan organisasi kemasyarakatan dalam menyebarluaskan informasi pentingnya deteksi dini penyakit DM," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Subdit DM Kemenkes, Drg Dyah Erti Mustikawati mengatakan, terjadi peningkatan prevalensi pada penderita DM yaitu 1,1 persen pada 2007 menjadi 1,5 pada 2013 sedangkan hasil diagnosis dokter gejala DM pada 2013 sebesar 2,1 persen. 

"Untuk itulah sangat dibutuhkan keterlibatan masyarakat untuk mendeteksi dini penyakit DM sehingga segera melakukan tindakan preventif," tandasnya.

Selain itu juga kata Dyah Erti, peran warga NU sangat diharapkan dalam berkontribusi menurunkan angka penyakit DM, dan bukan malah menambahi angka tersebut. Tentu salah satu caranya dengan menjaga kebersihan, menjaga pola makan yang baik, makan makanan yang sehat yang tidak memicu penyakit DM. 

"Intinya adalah lebih baik mencegah daripada terkena penyakit," pungkasnya. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul Ulama, Anti Hoax, Humor Islam PKB Kab Tegal