Kamis, 27 Oktober 2011

Jaga Keutuhan Organisasi Dengan Kerja Sama

Purworejo, PKB Kab Tegal

Salah satu jalan menjaga keutuhan organisasi ialah dengan bekerja sama. Demikian pernyataan pelaksana tugas Ketua PAC GP Ansor, Gebang, Purworejo, Jawa Tengah, Zainal Mustofa.

"Untuk menjaga keutuhan organisasi, kita harus saling bekerja sama supaya tetep berjalan seperti yang kita harapkan. Mohon bimbingan juga dari para senior semua khususnya dari pimpinan cabang dalam mengurus organisasi ini," ujar Zainal, di Purworejo, Senin (21/11).

Jaga Keutuhan Organisasi Dengan Kerja Sama (Sumber Gambar : Nu Online)
Jaga Keutuhan Organisasi Dengan Kerja Sama (Sumber Gambar : Nu Online)

Jaga Keutuhan Organisasi Dengan Kerja Sama

PAC Ansor Gebang mengangkat Zainal Mustofa sebagai pelaksana tugas ketua menggantikan Ali Mustakim yang sedang cuti sementara.

Pengangkatan tersebut disaksikan Ketua PC GP Ansor Purworejo H Muhammad Haikal di sekretariat Ansor Gebang.

Zainal menyatakan kesiapannya setelah dipercaya oleh pengurus dan kader untuk memimpin PAC Gebang. "Saya Insyaallah siap untuk memegang kendali organisasi menggantikan sahabat Ali Mustakim yang sedang cuti," kata Zainal.

PKB Kab Tegal

Ketua PC GP Ansor Haikal mengungkapkan, dalam kepengurusan organisasi, ketua bisa digantikan pelaksana tugas ketua sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. "Juga mempunyai wewenang yang sama dalam masa kepemimpinannya," ujar Haikal. (Abdul ? Rozak/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Kiai, Nasional PKB Kab Tegal

Rabu, 26 Oktober 2011

Arkeolog Temukan Pengaruh Islam di Kerajaan Loloda Maluku Utara

Ambon, PKB Kab Tegal. Hasil penelitian arkeologi terkini untuk melacak jejak Kerajaan Loloda di bagian utara Halmahera Barat, Maluku Utara, menemukan bukti-bukti bahwa kerajaan tersebut mendapat pengaruh ajaran Islam pada abad ke 17.

Arkeolog Temukan Pengaruh Islam di Kerajaan Loloda Maluku Utara (Sumber Gambar : Nu Online)
Arkeolog Temukan Pengaruh Islam di Kerajaan Loloda Maluku Utara (Sumber Gambar : Nu Online)

Arkeolog Temukan Pengaruh Islam di Kerajaan Loloda Maluku Utara

"Jejak arkeologi di pemukiman di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Soa Sio, Loloda, Halmahera Barat dapat mengkonfirmasi catatan sejarah Kerajaan Loloda sebelumnya," kata arkeolog dari Balai Arkeologi Maluku, Wuri Handoko, di Ambon, Rabu (26/7).

Ia mengatakan dalam referensi sejarah tercatat pengaruh Islam dapat dilihat dari adanya pemukiman Muslim yakni Soa-Sio dan Bantoli di ibukota Loloda.

Tim survei Balai Arkeologi Maluku pada Maret 2017 melacak jejak-jejak peninggalan kepurbakalaan dari kerajaan Loloda di wilayah tersebut.

PKB Kab Tegal

Dalam penelitian ditemukan jejak-jejak Kerajaan Loloda di daerah aliran sungai (DAS) Soa Sio. Penduduk setempat menyebutnya sebagai Soa Sio lama.

Di sana, para arkeolog berupaya mengidentifikasi dimensi lokasi yang dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai areal bangunan masjid kuno mereka, tapi sulit dilakukan karena tumbuhan perdu dan semak belukar yang rimbun menutupinya.

PKB Kab Tegal

Pada bagian barat lokasi masjid ditemukan sebuah batu pipih mirip dolmen berukuran sedang. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, batu itu adalah "batu wudhu", digunakan sebagai tempat pijakan oleh umat Islam Loloda saat menyucikan diri atau mengambil air wudhu.

Tak jauh dari lokasi situs masjid, juga ditemukan beberapa makam kuno Islam, salah satu di antaranya adalah makam Imam Syawal yang dipercaya sebagai imam pertama Kerajaan Loloda.

Dalam catatan sejarah, Imam Syawal disebutkan sebagai imam pertama saat Loloda menjadi daerah distrik yang dikuasai oleh Hindia-Belanda.

Makam Imam Syawal berbentuk jirat dengan susunan batu dan bernisan menhir, tapi kondisi nisan menujukan sudah diperbaharui, sehingga menghilangkan nilai kekunoannya.

"Peninggalan masjid kuno Loloda sudah tidak ada sisanya. Kondisi areal tanah yang tampaknya ditinggikan dan berpermukaan rata tersebut sudah sulit dikenali," katanya.

Berdasarkan beberapa catatan sejarah yang ada, Loloda telah menjadi pusat peradaban Islam sejak abad 17 Masehi. Islam dinyatakan masuk di sana pada 1656 M.

Tulisan Chr. F. van Fraassen yang berjudul "Types of Socio Political Structure in North-Halmahera History" pada 1979 mencatat pada abad ke-17, Loloda telah menjadi pusat perkampungan kaum Muslim.

Satu sumber lain menyebutkan bahwa proses Islamisasi di Loloda berasal dari salah satu penyiar Islam bernama Syekh Manyur. Ia menyiarkan Islam di Ternate dan "Halmahera muka" yang bisa jadi adalah Loloda.

Menyangkut nama Syekh Manyur yang dipercaya berasal dari Bagdad, Irak, makamnya ditemukan oleh Balai Arkeologi Maluku di pedalaman Kao, Halmahera Utara, dalam penelitian yang dilakukan setahun lalu.

"Tradisi tutur masyarakat Loloda yang sekarang tentang silsilah pemimpin-pemimpin Loloda, menunjukkan nama dan gelar mereka identik dengan Islam," ujar Wuri. (Antara/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Minggu, 23 Oktober 2011

Pesilat Pagar Nusa Rebut Dua Juara di Kejurnas IPSI

Jakarta, PKB Kab Tegal. Perguruan Pencak Silat Pagar Nusa berhasil merebut dua juara sekaligus dalam festival pencak silat “Pusaka Pelestarian Budaya Bangsa” di Teater Bhineka Tunggal Ika, TMII, Jakarta Timur. Mereka berhasil mengalahkan pesaingnya yang berasal dari seluruh perguruan pencak silat di Indonesia, Rabu-Kamis (23-24/4).

Pesilat Pagar Nusa Rebut Dua Juara di Kejurnas IPSI (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesilat Pagar Nusa Rebut Dua Juara di Kejurnas IPSI (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesilat Pagar Nusa Rebut Dua Juara di Kejurnas IPSI

Di area pertandingan, para pesilat NU Pagar Nusa didampingi pelatih mereka Sayid Ridho dan Nurus Sobah. Pesilat Pagar Nusa berhasil merebut dua dari lima kategori yang diperlombakan.

“Pesilat kita berhasil meraih juara 1 kategori ganda putri, Arinal Khusna dan Hafifah Apri Samtaka. Sementara kategori ganda putra, pesilat kita merebut juara 2, Yudha Pertama dan Andika Ardiyansyah,” kata pelatih Pagar Nusa Nurus Sobah, Kamis (24/4).

PKB Kab Tegal

Dewan juri menilai dari sejumlah ukuran dalam penetapan juara seperti aspek jurus, keindahan, dan keserasian dengan irama gendang pencak, imbuh Sobah. Ia juga berjanji akan terus tekun melatih dan membenahi anak didiknya.

PKB Kab Tegal

Festival digelar dalam rangka memperingati harlah ke-39 Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Dari seluruh perguruan di Indonesia, delapan perguruan menerjunkan para pesilatnya dalam festival ini. Mereka ialah perguruan pencak silat NU Pagar Nusa, Joko Tole, Pamur, Balya, Tapak Suci, Setia Hati, dan Jawara. (Boni Hernandes/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ulama, Olahraga, Berita PKB Kab Tegal

Sabtu, 22 Oktober 2011

Bunyi Surat Gus Mus kepada AHWA tentang Ketidaksediaan Jadi Rais Aam

Jakarta, PKB Kab Tegal. Muktamar Ke-33 NU akhirnya menerapkan sistem ahlul halli wal aqdi (AHWA) untuk menentukan rais aam pengurus besar Nahdlatul Ulama dengan mengangkat sembilan kiai sebagai anggotanya. Musyawarah AHWA yang dilaksanakan secara tertutup akhirnya menentukan pilihan .

Bunyi Surat Gus Mus kepada AHWA tentang Ketidaksediaan Jadi Rais Aam (Sumber Gambar : Nu Online)
Bunyi Surat Gus Mus kepada AHWA tentang Ketidaksediaan Jadi Rais Aam (Sumber Gambar : Nu Online)

Bunyi Surat Gus Mus kepada AHWA tentang Ketidaksediaan Jadi Rais Aam

KH Mustofa Bisri (Gus Mus), Rabu (5/8) malam, ditetapkan sebagai Rais Aam PBNU periode 2015-2020, didampingi KH Makruf Amin sebagai Wakil Rais Aam. Penetapan tersebut ditandatangani anggota Ahwa yang terdiri dari KH Ma’ruf Amin, KH Nawawi Abdul Jalil, TGH Turmudzi Badruddin, KH Khalilurahman, KH Dimyati Rais, KH Ali Akbar Marbun, KH Makhtum Hannan, KH Maimoen Zubair, dan KH Mas Subadar.

Setelah ketua umum baru terpilih dan ditetapkan, pimpinan sidang pleno Muktamar, Ahmad Muzaki, mengabarkan pesan dari KH A Mustofa Bisri (Gus Mus). Pesan tersebut berisi ketidaksediaan Gus Mus sebagai Rais Aam. Para anggota AHWA menganggap keputusan Gus Mus adalah bentuk ketawadukan dan kearifan pengganti Rais Aam KH MA Sahal Mahfudh pada pegurusan lalu ini.

PKB Kab Tegal

Sebelumnya Gus Mus melayangkan surat kepada Ahwa dalam bahasa Indonesia yang ditulis dalam tulisan Arab Pegon. Surat ini juga telah menyebar secara berantai di dunia maya. Berikut adalah bentuk latin dari surat tersebut:

Bismillâhirrahmânirrahâm

PKB Kab Tegal

Hadratî-l-afâdlil sâdâti-l-masyâyikh ahlil halli wal aqdi

Al-a’izzâ’—hafidhakumullâh

Assalamualaikum warahmatullâhi wabarakâtuh

wa bad:

Seperti kita ketahui muktamar sekarang ini diwarnai oleh sedikit kisruh yang bersumber dari adanya dua kelompok yang masing-masing menginginkan jagonya lah yang menjadi rais aam. Satu berusaha mempengaruhi muktamirin untuk memilih A, satunya lagi B dan sistem "Ahlul Halli WalAqdi" pun dianggap sebagai alat oleh salah satu kelompok tersebut.

Oleh karena itu, demi kemaslahatan jamiyyah dan sekaligus mengayomi kedua belah pihak yang bersaing tersebut, sebaiknya ahlul halli wal aqdi tidak memilih dua nama yang dijagokan kedua belah pihak tersebut (A maupun B).

Jabatan rais aam biarlah diserahkan kepada salah satu dari ahlul halli walaqdi yang paling mendekati kriteria (Afqohumum waakbaruhum...)

Sedangkan untuk ketua umum tanfidziyah biarlah rais aam terpilih merestui semua calon agar muktamirin bisa bergembira memilih pilihan sendiri-sendiri.

Terima kasih dan mohon maaf

(Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Daerah, Nasional, Halaqoh PKB Kab Tegal

Kamis, 06 Oktober 2011

Musibah Tak Terkait dengan Watak SBY-Kalla

Bandung, PKB Kab Tegal. Musibah yang menimpa bangsa Indonesia tidak dapat dikaitkan dengan watak jelek para pemimpin bangsa. Karekter Presiden Susilo Bambang Yudoyono dan Wakil Presiden Yusuf Kalla, misalnya, hanya bisa dihubungkan dengan berbagai kebiijakan dan keputusan mreka dalam memimpin bangsa.

Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Anis Arsyad menyatakan, umat Islam harus tetap berprasangka baik terhadap para pemimpin bangsa dan ikut serta mendukung segala program dan langkah mereka.

Dikatakan hal ini sejalan dengan penjelasan “man ra’a musliman hasanan fahuwa ‘indallahi hasanan.” Barangsiapa yang berprasangka baik kepada seseorang maka dia baik pula dalam pandangan Allah SWT. Semua pihak harus berintrospeksi dan mengoreksi diri terhadap berbagai musibah dan bencana yang terjadi silih berganti.

Musibah Tak Terkait dengan Watak SBY-Kalla (Sumber Gambar : Nu Online)
Musibah Tak Terkait dengan Watak SBY-Kalla (Sumber Gambar : Nu Online)

Musibah Tak Terkait dengan Watak SBY-Kalla

“Semua musibah dan bencana yang menimpa bangsa Indonesia tidak boleh dikaitkan kepada pribadi seorang pemimpin bangsa. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya,” katanya usai mengikuti rapat harian Syuriah dan Tanfidziyah PWNU Jawa Barat Sabtu (10/3).

 

Kecelakaan transportasi yang terjadi secara beruntun, baik di darat laut dan udara barangkali disebakan karena para pengemudinya tidak disiplin dan atau kendaraan yang dikemudikan sudah tidak layak pakai. Tanah longsor, mungkin menurut ilmu geologi sudah waktunya atau manusianya banyak melakukan perbuatan kerusakan di atas bumi.

PKB Kab Tegal

Lalu, kata Kang Anis (panggilan akrab KH Anis Arsyad), munculnya berbagai penyakit seperti flu burung, mungkin karena manusia sudah tidak lagi menjaga kebersihan dan kesehatan atau bahkan mungkin cara Allah SWT untuk menambah ilmu kedokteran bagi para dokter.

PKB Kab Tegal

Bahkan boleh jadi sudah tidak ada yang peduli terhadap kebenaran dan kemungkaran, atau sudah tidak ada lagi yang melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar sehingga musibah dan bencana di mana-mana dan terus menerus. “Kalau pun ada mubaligh, ustadz, pendeta dan yang lainnya yang menyeru kepada kebaikan dan kebenaran mungkin keikhlasannya kurang maksimal,” katanya.

 

Karena itu, kang Anis yang juga menantu KH Abdullah Abbas, Buntet Pesantren, Cirebon, mengajak semua agar melakukan introspeksi, koreksi, tafakur dan istighotsah bersama memohon kepada Allah SWT agar bangsa Indoensia ini berada dalam naungan rildlo-Nya, menjadi negara yang baldatun warobbun ghafur. (din)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kyai, Hikmah, Nahdlatul PKB Kab Tegal

Hukum Melayat dengan Mengirim Karangan Bunga

Melayat atau ta’ziah berati menghibur orang yang tertimpa musibah dan mendorongnya untuk selalu bersabar dan berserah diri pada Yang Maha Kuasa. Mengunjungi orang yang ditimpa musibah sangat dianjurkan dalam Islam dan Allah SWT akan memberi mereka pahala setara dengan orang yang sabar dalam menerima musibah. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang berta’ziah kepada orang yang ditimpa musibah, maka dia akan menerima pahala seperti pahala yag didapat orang tersebut (orang yang ditimpa musibah)” (HR: Ibnu Majah)



Pada masa sekarang, terutama di perkotaan, ta’ziah tidak hanya diwujudkan dengan mengunjungi rumah keluarga yang ditimpa musibah, tetapi juga dinyatakan lewat karangan bunga. Oleh sebab itu, tidak heran bila ada orang yang ditimpa kemalangan, sekelilingnya dipenuhi karangan bunga. Karangan bunga tersebut berisi kata belasungkawa dan rasa turut berduka cita. Biasanya, karangan bunga dikirimkan ketika orang yang bersangkutan tidak sempat hadir tepat waktu pada saat kejadian.



Hukum Melayat dengan Mengirim Karangan Bunga (Sumber Gambar : Nu Online)
Hukum Melayat dengan Mengirim Karangan Bunga (Sumber Gambar : Nu Online)

Hukum Melayat dengan Mengirim Karangan Bunga

Dilihat dari sudut pandang fikih, pengiriman karangan bunga ini sebenarnya sudah termasuk dari bagian ta’ziah. Ta’ziah tidak mesti bertatap muka langsung, tetapi juga dibolehkan dengan mengirimkan surat atau pesan tertulis kepada keluarga yang ditimpa musibah. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam kitab Qalyubi wa Umairah, bahwa:



PKB Kab Tegal

? ? ? ? ? ? ? ?



PKB Kab Tegal

“Diperoleh (pahala) ta’ziyah dengan pengiriman tulisan, surat, dan semisalnya”.

Pendapat ini menegaskan bahwa orang yang mengirim karangan bunga tetap mendapatkan pahala kesunnahan ta’ziah, sebab ta’ziah dibolehkan dalam bentuk tulisan selama mengandung unsur do’a, menghibur keluarga yang ditimpa musibah dengan pahala dan ganjaran bagi orang yang bersabar, dan ungkapan belasungkawa lainnya. ?



Sulayman al-Bujairami dalam Tuhfatul Habib ‘ala Syarh al-Khatib mengatakan:



? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?



“Ta’ziyah secara bahasa berati menghibur.? Adapun menurut syara’, syariat adalah meminta (orang yang ditimpa musibah) bersabar dan mendorongnya untuk selalu bersabar dengan janji pahala dan mengingatkannya akan dosa orang yang berputus asa, serta mendoakan ampunan untuk mayit dan mendoakan orang yang ditimpa musibah agar mendapatkan gantinya (terhibur).”



Dengan demikian, pengirim karangan bunga berhak mendapatkan kesunnahan ta’ziah karena pada hakikatnya ta’ziah berati menghibur dan meminta mereka untuk selalu bersabar serta mendoakan keluarga yang ditimpa musibah atau pihak keluarga yang meninggal dunia. Meskipun dibolehkan ta’ziah dalam bentuk pengiriman karangan bunga, pesan, surat, dan lain-lain, mengunjungi langsung dan bertemu dengan pihak keluarga yang ditimpa musibah tentu lebih baik dan utama.



Dalam kaidah fikih ditegaskan, ma kana aktsaru fi’lan kana aktsaru fadhlan, siapa yang banyak aktifitasnya, maka banyak pula pahalanya. Artinya, semakin banyak aktifitas ibadah yang kita lakukan, maka pahalanya juga semakin banyak. Dengan demikian, orang yang mengirim karangan bunga, kemudian dia juga hadir dan bertemu dengan keluarga yang ditinggalkan, tentu pahalanya lebih banyak dibanding mereka yang sekedar mengirim karangan bunga. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ahlussunnah, Habib PKB Kab Tegal