Senin, 04 Desember 2017

Majmu’ah al-Masa’il al-Fiqhiyyah, Kitab Ulama Aceh untuk Sultan Maldives

Pada katalog naskah-naskah yang tersimpan di Perpustakaan Masjidil Haram (Maktabah al-Haram al-Makkî), Makkah, KSA, saya menemukan naskah bernomor (?) dengan judul “Majmû’ah Masâ’il Fiqhiyyah fî al-Fiqh al-Syâfi’î”. Isi naskah tersebut berisi himpunan fatwa ulama-ulama madzhab Syafi’i lintas generasi yang menjawab beberapa permasalahan hukum, ditulis dalam bahasa Arab, dengan jumlah keseluruhan 172 halaman.

Yang menarik perhatian saya dari naskah tersebut adalah keberadaannya yang ditulis (disalin) oleh seseorang yang diidentifikasi sebagai orang Nusantara (Jâwî) asal Aceh (Âsyî), yaitu Syaikh Muhammad Thâhir al-Jâwî al-Âsyî.

Majmu’ah al-Masa’il al-Fiqhiyyah, Kitab Ulama Aceh untuk Sultan Maldives (Sumber Gambar : Nu Online)
Majmu’ah al-Masa’il al-Fiqhiyyah, Kitab Ulama Aceh untuk Sultan Maldives (Sumber Gambar : Nu Online)

Majmu’ah al-Masa’il al-Fiqhiyyah, Kitab Ulama Aceh untuk Sultan Maldives

Dalam keterangan yang dituliskan Syaikh Muhammad Thâhir al-Jâwî al-Âsyî pada halaman akhir naskah, bahwa kitab “Majmû’ah al-Masâ’il” ini ia tulis untuk (bagi) seorang yang bergelar Sultan dan bernama Hasan Nûruddîn anak dari Sultan Hasan ‘Izzuddîn.

Tertulis di sana;

PKB Kab Tegal

? ? ? ? (?) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? (?) ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PKB Kab Tegal

(Telah selesai kitab dari permasalahan-permasalahan fikih. Pemiliknya adalah Tuan Kita yang allamah dan fahhamah, yang masyhur nan cerdas, yang mencintai para fakir miskin, ialah Tuan Kita Sultan Hasan Nûruddîn anak dari Sultan Hasan ‘Izzuddîn, semoga Allah mengampuni(nya) dan kedua orang tuanya. Penulisnya adalah seorang yang fakir lagi hina, yang remeh, lemah, dan banyak dosa, ialah Muhammad Thâhir orang Jawi [Nusantara] dari Aceh [Âsyî] negerinya).

Sekilas kemudian saya pun mencari data tentang siapakah sosok Syaikh Muhammad Thâhir al-Jâwî al-Âsyî, sang penulis naskah (kâtib al-kitâb), demikian juga sosok Sultan Hasan Nûruddîn bin Sultan Hasan ‘Izzuddîn, sang pemilik naskah (shâhib al-kitâb).

Saya berusaha menanyakan sosok Muhammad Thâhir al-Âsyî ini kepada sahabat saya dari Aceh, al-Fadhil Masykur Aceh, kolektor muda naskah-naskah keislaman dari Aceh, karena tidak ada data siapa sosok tersebut, selain tak ada kolofon yang menginformasikan kapan naskah ini ditulis. Saya juga mengirimkan gambar halaman terakhir manuskrip ini kepada beliau.

Ternyata jawaban yang saya dapatkan dari beliau sangat mengejutkan, bahwa buyut beliau dari jalur ibu juga bernama Muhammad Thâhir al-Âsyî dan pernah lama bermukim di Makkah, yang kemudian menjadi ulama besar di Pedir, Aceh, setelah kepulangannya. Di Aceh, beliau dikenal dengan nama Muhammad Thahir Tiro (Tengku Chik [Syik] Cot Plieng Tiro), yang masih sepupu Syaikh Muhammad Samman Tiro (Teungku Chik Di Tiro, w. 1891 M).

Kembali ke keterangan dan data yang terdapat pada naskah.

Yang menarik di sini justru adalah sosok “Sultan Hasan Nûruddîn ibn Sultan Hasan ‘Izzuddîn” yang tertulis dalam naskah sebagai “shâhib al-kitâb” (pemilik kitab), di mana Syaikh Muhammad Thâhir al-Âsyî menulis (salin) kitab “Majmû’ah al-Masâ’il al-Fiqhiyyah” untuk sultan tersebut.

Kedua sosok di atas, yaitu Syaikh Muhammad Thâhir al-Âsyî dan Sultan Hasan Nûruddîn, bisa dipastikan hidup satu zaman. Hal ini ditandai dengan penyebutan “Tuan Sultan Kami” (maulânâ al-sulthân) oleh sang penyalin naskah, hal yang menunjukkan adanya hubungan antara kedua sosok tersebut.

Setelah dilakukan penelusuran, didapati sosok “Sultan Hasan Nûruddîn (bergelar Sultan ‘Imâduddîn VI) putra Sultan (Pangeran) Hasan ‘Izzuddîn putra Sultan ‘Imâduddîn IV” adalah sultan Kesultanan Islam Maldives, sebuah negara kepulauan di Samudera India. Sultan Hasan Nûruddîn lahir pada tahun 1863 M dan memerintah Kesultanan Maldives sepanjang tahun 1893-1903 M dengan gelar “Sultan Haji Muhammad Imaaduddeen VI Iskandar Sri Kula Sundara Kattiri Buwana Maha Radun” (http://www.royalark.net/Maldives/maldive16.htm).

Sultan Hasan Nûruddîn (Sultan ‘Imâduddîn VI) dicatat menguasai bahasa Urdu, Persia, dan Arab dengan sangat baik. Beliau juga telah melaksanakan ibadah haji dan dikenal sebagai sultan yang taat, mencintai ilmu pengetahuan, dan menghormati ulama. Dalam naskah salinan Syaikh Muhammad Thâir al-Âsyî, sosok Sultan Hasan Nûruddîn (Sultan ‘Imâduddîn VI) disebut sebagai sosok yang “memiliki pengetahuan agama yang luas, yang masyhur nan cerdas, juga yang mencintai para fakir miskin”.

Pada tahun 1903 M beliau diturunkan dari singgasananya oleh penjajah Inggris, lalu eksil ke Mesir hingga wafat di sana pada tahun 1932 dan dikuburkan di Kairo.

Keterangan yang terdapat dalam naskah ini sangat menarik dan berharga, karena akan menghantarkan kita pada babakan sejarah baru yang cukup mengejutkan, yaitu adanya “jaringan intelektual ulama Nusantara (Aceh)—Kesultanan Maldives”. Naskah “Majmû’ah al-Masâ’il al-Fiqhiyyah” yang kini tersimpan di Perpustakaan Masjidil Haram Makkah ini menjadi data sejarah yang sangat mahal keberadaanya, yang menegaskan sebuah fakta bahwa “telah ada seorang ulama Aceh bernama Muhammad Thâhir al-Âsyî yang menuliskan sebuah kitab dan dipersembahkan untuk seorang Sultan Malvies bernama Sultan Hasan Nuruddîn (Sultan ‘Imâduddîn VI)”.

Nah, siapakah sosok Syaikh Muhammad Thâhir al-Jâwî al-Asyî yang terdapat merupakan penulis naskah ini?

Saya mendapatkan data lain dari sebuah manuskrip yang diberikan oleh al-Fadhil Masykur Aceh, yang tertulis nama penyalinnya adalah (juga) “Syaikh Muhammad Thâhir al-Âsyî”, yang tak lain adalah buyut beliau. Yang mengejutkan, isi manuskrip yang diberikan oleh al-Fadhil Masykur Aceh itu sama jenis dan model tulisannya dengan manuskrip yang saya temukan di Makkah, juga isi kandungan naskah “Aceh” yang sama dengan naskah “Makkah”, yaitu kumpulan fatwa ulama madzhab Syafi’i atas pelbagai permasalahan hukum Islam.

Jadi, apakah benar sosok Syaikh Muhammad Thâhir al-Jâwî al-Asyî ini adalah Teungku Muhammad Tahir Tiro (Tengku Chik [Syik] Cot Plieng Tiro), seorang ulama besar dari Plieng Aceh? (A. Ginanjar Sya’ban)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai, Doa, Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Minggu, 03 Desember 2017

Ketua PWNU NTB Dampingi Persiapan Visitasi UNU Mataram

Mataram, PKB Kab Tegal. Ketua Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH. A. Taqiuddin Mansyur, Rabu (1/10) hari ini, mendapingi para civitas akademika dalam menyiapkan proses visitasi Universitas Nahdatul Ulama (UNU) Mataram.

Ketua PWNU NTB Dampingi Persiapan Visitasi UNU Mataram (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua PWNU NTB Dampingi Persiapan Visitasi UNU Mataram (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua PWNU NTB Dampingi Persiapan Visitasi UNU Mataram

Kamis (2/10) besok sekitar pukul 13.00 WITA dijadwalkan Direktur Perguruan Tinggi Kemendikbud akan hadir di Gedung UNU beralamat di Jalan Pendidikan No 6 Mataram dalam rangkaian proses visitasi.

TGH. A. Taqiuddin mengarahkan para calon tenaga UNU agar melakukan persiapan dengan matang. Para tenaga pengajar maupun tenaga adminsitrasi diharapkan bisa bekerja dengan tulus ikhlas dalam pengembangan? dan kemajuan UNU khususnya, dan NU di Nusa Tenggara Barat umunya.

PKB Kab Tegal

“Gedung UNU ini juga diharapakan dapat dikelola dengan baik dan bertanggung jawab oleh para pengurus nanti,” pinta Ketua NU NTB yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Mansyuriah Al Maarif NU Bonder Lombok Tengah ini.

Ia mengaskan, UNU Matamar didirikan untuk bisa dikenang dan sebagai wadah pengembangan SDM di NTB, agar publik tahu bahwa NU di NTB besar dan kian meningkat dalam hal infrastrukur maupun supratsturktur. ?

PKB Kab Tegal

Dikatakan, dirinya tidak mengarapkan apa apa dari UNU melainkan agar generasi ke depan dapat memiliki kualifikasi pendidikan yang memadai. “Sebuah kesempurnaan ada pada akasi dan bukti, bukan pada wacana dan janji,” tutupnya. (Adi/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa PKB Kab Tegal

Belasan Ribu Warga Undawanu Hadiri Peringatan Harlah Ke-91 NU

Blitar, PKB Kab Tegal. Usai sembahyang Isya’, warga dari berbagai pelosok di kabupaten Blitar mulai berdatangan ke lokasi pengajian akbar di Bakung Barat kecamatan Undawanu, Blitar, Selasa (10/6). Mengawali peringatan Harlah ke-91 NU, KH Dimyati Zaini memandu mereka membacakan tahlil untuk para leluhur masyarakat Blitar.

Tampak hadir pemimpin Majelis Taklim dan Sholawat Nariyah Mughitsu Al-Mughits KH Mohammad Shonhaji dari pesantren Mambaul Hikam Mantenan, KH Abdul Muhaimin, Camat Udanawu Syamsul Ma’arif, Kapolsek, Danramil, Kepala KUA Udanawu H Zainal Abidin, Kepala desa Bakung M Shoib.

Belasan Ribu Warga Undawanu Hadiri Peringatan Harlah Ke-91 NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Belasan Ribu Warga Undawanu Hadiri Peringatan Harlah Ke-91 NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Belasan Ribu Warga Undawanu Hadiri Peringatan Harlah Ke-91 NU

Di hadapan belasan ribu warga, Kiai Dimyati mengingatkan hadirnya bulan Sya’ban dan Ramadhan.

PKB Kab Tegal

“Bulan Sya’ban ini mengandung banyak keutamaan. Karenanya, kita perlu memperbanyak amal ibadah di dalamnya,” terang Kiai Dimyati di tengah hadirin yang juga datang dari sejumlah kabupaten sekitar seperti Tulungagung, Malang, Kediri, Nganjuk, Jombang, Mojokerto, dan Trenggalek.

PKB Kab Tegal

Kiai Dimyati juga menganjurkan warga untuk terus mengamalkan ajaran Aswaja NU.

Sejak sore, Banser Satkoyon Udanawu tampak siaga di lokasi. Bersama perangkat desa setempat, anggota Banser Undawanu mengatur lalu lintas. (Imam Kusnin Ahmad/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ahlussunnah PKB Kab Tegal

Unusia Terima Kunjungan Sekolah Tinggi Teologi Korsel

Jakarta, PKB Kab Tegal - Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) menerima kunjungan rombongan delegasi Yonsei University, The United Graduate School of Theology Korea Selatan di Gedung PBNU, Rabu (9/8) siang. Keduanya terlibat dialog perihal demokrasi, toleransi, dan studi kawasan Asia Tenggara.

Tampak hadir Wakil Ketua Umum PBNU H Maksoem Mahfudz, Wasekjen PBNU H Sulthon Fathoni, dosen Unusia Mh Nurul Huda.

Unusia Terima Kunjungan Sekolah Tinggi Teologi Korsel (Sumber Gambar : Nu Online)
Unusia Terima Kunjungan Sekolah Tinggi Teologi Korsel (Sumber Gambar : Nu Online)

Unusia Terima Kunjungan Sekolah Tinggi Teologi Korsel

Rombongan dari Yonsei University ini sedikitnya berjumlah sepuluh orang dengan dibimbing seorang pengajar.

PKB Kab Tegal

Mereka antara lain bertanya soal peran mayoritas pemuka agama Islam di Indonesia sehingga membentuk wajah Islam yang moderat di Nusantara.

“Para guru dan kiai kami sejak ratusan tahun menegaskan bahwa dalam soal muamalah kita bebas. Artinya, kita boleh berinteraksi di bidang muamalah dengan kalangan non-Muslim sekalipun. Adapun dalam hal ibadah, kita tetap memegang prinsip-prinsip bermadzhab dalam Islam,” kata H Maksoem.

PKB Kab Tegal

Di akhir kunjungan, rombongan menceritakan bahwa Muslim di Korea dirasakan cenderung konservatif dan lebih ke kanan. Hal ini sangat berbeda jauh dari wajah Islam di Indonesia. Mereka kemudian menanyakan resep pendidikan keislaman yang berlangsung ratusan tahun di Indonesia. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Daerah, Internasional PKB Kab Tegal

Sabtu, 02 Desember 2017

Cara Paling Efektif Merawat Keberagaman Indonesia Menurut Menteri Agama

Banda Aceh, PKB Kab Tegal. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyebutkan sudah menjadi tugas orang-orang beragama untuk menjaga keberagaman di Indonesia. Hal ini tidak terlepas karena masyarakat Indonesia adalah bangsa yang religius dengan beragama agama, suku, bahasa, dan lain-lain.

Cara Paling Efektif Merawat Keberagaman Indonesia Menurut Menteri Agama (Sumber Gambar : Nu Online)
Cara Paling Efektif Merawat Keberagaman Indonesia Menurut Menteri Agama (Sumber Gambar : Nu Online)

Cara Paling Efektif Merawat Keberagaman Indonesia Menurut Menteri Agama

Menurut salah seorang putra KH Saifuddin Zuhri itu, cara yang paling efektif untuk merawat keragaman itu adalah menghadirkan nilai-nilai religiusitas, sebagai perekat dan kohesi sosial yang mampu melahirkan kesadaran, pemahaman, dan tingkah laku untuk saling menjunjung tinggi eksistensi antar sesama.

“Sehingga terjalin rasa persaudaraan dan keharmonisan di antara kita,” kata Menag Lukman saat membuka Pentas PAI 2017, Senin (9/10) di Taman Sulthanah Shafiatuddin Banda Aceh.

Di hadapan lebih dari 906 siswa sekolah yang menjadi peserta di Pentas PAI juga dihadapan ribuan hadirin yang memadati tempat pembukaan, Menag menegaskan bahwa nilai agama adalah sumber perekat keragaman agar kehidupan antar sesama terjalin secara harmonis. 

Untuk itu, melalui pentas PAI, Menag Lukman mengajak semua pihak untuk dapat merawat keragaman sebagai kenyataan faktual keindonesiaan dengan memantapkan nilai-nilai keagamaan.

PKB Kab Tegal

“Mari kita rawat keragaman sebagai kenyataan faktual ke-Indonesia-an dengan memantapkan nilai-nilai keagamaan kita,” tegas Menag.

PKB Kab Tegal

Pendidikan Agama Islam, tambahnya, sudah seharusnya diposisikan untuk memperkuat identitas keindonesiaan. Bahkan, lanjutnya, Pendidikan Agama Islam kiranya menjadi instrumen untuk meneguhkan semangat nasionalisme dan kebangsaan.

Seluruh siswa dan guru sekolah  tidak perlu lagi mempertentangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan agama. Sebaliknya, semangat nasionalisme dan membangun NKRI dipahami sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari semangat keagamaan.

“Identitas kita sebagai muslim dengan semangat warga negara Indonesia menjadi satu kesatuan. Mencintai Tanah Air merupakan bagian dari rasa cinta terhadap agama kita,” ucap Menag.

Pembukaan kegiatan yang mengangkat tema besar Merawat Keberagaman, Memantapkan Keberagamaan dan dimeriahkan sejumlah penampilan seni dan budaya Aceh ini juga dihadiri oleh Gubernur Provinsi Aceh Irwandi Yusuf dan para Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama se-Indonesia. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal IMNU PKB Kab Tegal

Menag Resmi Buka Kompetisi Sains Madrasah 2016 di Pontianak

Pontianak, PKB Kab Tegal. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin secara resmi membuka perhelatan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) ke-5 tahun 2016, Selasa (23/8) di Gedung Serba Guna Pontianak Convention Center (PCC), Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Lukman hadir tepat pukul 14.00 WITA didampingi Gubernur Kalimantan Barat Cornelius, Dirjen Pendis Kamaruddin, Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan, dan Kepala Kanwil Kemenag Pontianak Syahrul Yadi.

Menag Resmi Buka Kompetisi Sains Madrasah 2016 di Pontianak (Sumber Gambar : Nu Online)
Menag Resmi Buka Kompetisi Sains Madrasah 2016 di Pontianak (Sumber Gambar : Nu Online)

Menag Resmi Buka Kompetisi Sains Madrasah 2016 di Pontianak

Dalam sambutannya, Menag menyambut baik KSM dan mendukung secara penuh kegiatan seperti ini untuk terus dilaksanakan setiap tahun. Dia juga menyambut baik keterlibatan siswa sekolah umum di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada event KSM mulai tahun 2016 ini. Ini merupakan bukti bahwa siswa madrasah siap bersaing dan berkompetisi secara fair dalam setiap lomba dan kompetisi.

“Saya harus katakan bahwa saya bangga melihat kemajuan yang telah dicapai lembaga pendidikan madrasah saat ini. Siswa-siswi madrasah telah banyak menorehkan prestasi yang membanggakan bangsa Indonesia di berbagai ajang kompetisi nasional maupun internasional,” ujar Menag di hadapan sekitar 865 peserta dan pendamping KSM dari seluruh Indonesia.

Saat ini, lanjut Menag, bangsa Indonesia sedang memasuki era persaingan bebas di tingkat regional Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan juga persaingan global. Kita tidak boleh lagi bangga dengan kekayaan alam yang kita miliki. Kekayaan alam yang melimpah tanpa didukung kualitas SDM yang unggul dan berintegritas hanya akan semakin menyengsarakan dan menghinakan kita.?

“Kekayaan alam kita memang tidak terbatas. Namun, ukuran maju tidaknya suatu bangsa tidak lagi ditentukan oleh kepemilikan sumber daya alam saja, tetapi yang lebih penting lagi adalah ketersediaan human capital atau sumber daya manusia (SDM) yang unggul,” papar Lukman.

PKB Kab Tegal

Dalam konteks ini, imbuhnya, KSM tahun 2016 ini dapat dijadikan sebagai momentum strategis penyiapan generasi emas ilmuwan dan cerdik-cendekiamuslim yang unggul, paripurna dan siap menjadi pemimpin perubahan di masyarakat yang bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negaranya.

PKB Kab Tegal

Kegiatan KSM 2016 yang akan berlangsung hingga 27 Agustus 2016 mendatang ini merupakan ajang pembuktian presatsi para siswa madrasah dari seluruh Indonesia di bidang sains dan agama. Dari ajang ini, madrasah mempunyai bibit-bibit unggul yang akan meramaikan persaingan global. Terbukti tidak sedikit siswa madrasah yang meraih prestasi tertinggi di kompetisi sains internasional seperti matematika, robotik, dan penemuan-penemuan lain di bidang sains.

Dalam KSM kali ini, selain kompetisi sains dan Agama Islam, ada beberapa kegiatan antara lain Surya Game Online dan matematika gasing berbasis sains hasil kerja sama dengan Surya University, workshop motivasi pengembangan diri dan rembuk nasional bidang kesiswaan madrasah se-Indonesia.

Untuk tingkat MI/SD, bidang yang dilombakan adalah Matematika dan Agama Islam, IPA dan Agama Islam. Sedang tingkat MTs/SMP, ada Matematika dan Agama Islam, Biologi dan Agama Islam serta Fisika dan Agama Islam. Sementara untuk tingkat MA/SMU, ada 6 bidang perlombaan, yakni Matematika dan Agama Islam, Biologi dan Agama Islam, Fisika dan Agama Islam, Kimia dan Agama Islam, Ekonomi dan Agama Islam serta Geogragfi dan Agama Islam. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pendidikan PKB Kab Tegal

Jumat, 01 Desember 2017

Pesantren Sidogiri, Mercusuar Pengembangan Ekonomi Syariah

Berbicara tentang pesantren yang sukses dalam pengembangan ekonomi syariah, kita langsung mengarah pada pesantren Sidogiri di Pasuruan dengan Baitul Mal wa Tamwil (MBT) UGT yang hingga kini terus melebarkan sayapnya ke berbagai wilayah di seluruh penjuru Indonesia. Pesantren ini kini menjadi rujukan tempat belajar ekonomi syariah pesantren lain dan menjadi jujukan para mahasiswa, dosen, dan peneliti yang ingin tahu lebih dalam kiat kesuksesan mereka.  

Karena banyaknya pihak yang ingin belajar ekonomi syariah ini, akhirnya dibentuklah Shariah Business Centre (SBC) Sidogiri, yang merupakan Lembaga Diklat Profesi Koperasi Jasa Keuangan Syariah (LDP KJK) yang  bergerak di bidang pelatihan untuk penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal di bidang koperasi syariah. Selain memberikan layanan pelatihan, SBC Sidogiri juga menyediakan jasa konsultan dan pendampingan UKM dengan pola atau sistem syariah

Pesantren Sidogiri, Mercusuar Pengembangan Ekonomi Syariah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Sidogiri, Mercusuar Pengembangan Ekonomi Syariah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Sidogiri, Mercusuar Pengembangan Ekonomi Syariah

Tentu saja kesuksesan yang kini diraih itu tidak datang dengan tiba-tiba. Banyak aral melintang dan hambatan yang harus dilaluinya. Tetapi berbagai kesulitan itu tidak membuat para para pengagas BMT Syariah di Sidogiri patah semangat, melainkan dijadikan sebagai penghela semangat untuk terus belajar. Kini mereka telah memetik hasil dari proses belajar yang sulit dan secara hati-hati terus mengembangkan usahanya. Koperasi Syariah Sidogiri telah memiliki anggota 8.871 orang, 256 Cabang, di 10 Propinsi, jumlah simpanan 165 Milyar, aset 1,2 Triliun, dengan omset 13.6 Triliun rupiah

Bagaimana awal mulanya pengembangan ekonomi syariah ini berkembang. Seperti pesantran-pesantren lainnya, kajian kitab kuning merupakan “makanan” sehari-hari. Dalam bab muamalah, pembahasan tentang riba secara gamblang dibahas. Pengasuh pesantren Sidogiri KH Nawawi Thoyib merasa tak bisa lepas tangan dengan kondisi masyarakat di sekitarnya yang dicekik oleh renternir, sementara mereka hanya berdiam diri dan mengharamkan saja tanpa mampu berbuat sesuatu. Dengan tekad bulat, pada 1993 ia mulai membantu masyarakat mengganti pinjaman dari renternir dengan pinjaman tanpa bunga. 

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Teladan yang diberikan oleh pengasuh pesantren tersebut memberi inspirasi para ustadz muda waktu itu seperti Ust H. Mahmud Ali Zain, yang kini menjadi tokoh penting dalam koperasi syariah Sidogiri. Mereka berusaha belajar dan mencari jejaring yang terkait dengan pengembangan ekonomi syariah. Pada tahun 1990an, Konsep simpan pinjam berbasis syariah masih langka, tetapi hal itu tidak menyurutkan langkahnya untuk mencari ilmu. Upayanya tak sia-sia, salah satunya mereka mendapatkan akses mengirimkan 10 orang untuk mengikuti pelatihan BMT dari sebuah Bank Syariah yang mulai diizinkan beroperasi di Indonesia. 

Dari situlah kemudian dilanjutkan dengan pendirian Koperasi BMT yang diberi nama Baitul Mal wat-Tamwil Maslahah Mursalah lil Ummah dengan anggota para guru MMU (Madrasah Miftahul Ulum) Pondok Pesantren Sidogiri. Koperasi ini secara resmi didirikan pada tanggal 12 Rabi’ul Awal 1418 H (ditepatkan dengan tanggal lahir Rasulullah SAW) atau 17 Juli 1997 di kecamatan Wonorejo Pasuruan. 

Setelah bermusyawarah dan mensosialisasikan cita-cita mulia ini, terdapat 148 orang yang bersedia menjadi anggota dan berhasil dikumpulkan modal sebanyak 13.5 juta rupiah. Koperasi itu mulai usahanya dengan menyewa kantor seluas 16 meter persegi. Dari tempat kecil inilah, para pelopor ekonomi syariah dari Sidogiri mulai berupaya ilmu yang diperoleh dari pesantren dan pelatihan.  

Pelan tapi pasti, dengan mengedepankan sikap profesional, memisahkan antara manajemen pesantren dan manajemen ekonomi, koperasi tersebut berkembang dengan baik. Hal ini membuat komunitas Sidogiri yang lebih luas, khususnya para guru dan alumni menginginkan pendirian koperasi dalam skup yang lebih luas. Maka pada tanggal 05 Rabiul Awal 1421 H (juga bertepatan dengan bulan lahirnya Rasulullah SAW) atau 22 Juni 2000 M diresmikan dan dibuka satu unit Koperasi BMT UGT Sidogiri di Jalan Asem Mulyo 48 C Surabaya. Seperti pendahulunya, BMT ini berjalan dengan baik. Dengan target pasar yang memang luas, BMT UGT Sidogiri mampu melayani konsumen dalam jangkauan yang luas dan kini menjadi perbincangan nasional. 

Kini Sidogiri bukan lagi sekedar pesantren yang mengajarkan kitab kuning, melainkan telah menjadi Lembaga Ekonomi dan Sosial dibawah payung Sidogiri Network Forum (SNF) dengan serangkaian usaha yang meliputi (1) koperasi pesantren, (2) BMT Maslahah, (3), BMT UGT Usaha Gabungan Terpadu (4) BPR Syariah Ummu (jasa Keuangan), (5) koperasi Agro, (6) SBC Sidogiri (Diklat Profesi Jasa Keuangan Syariah), (7) LAZ Sidogiri (Lembaga Amil Zakat), (8) L-KAF Sidogiri (Lembaga Wakaf), (9) IASS Sidogiri (Ikatan Alumni Santri), (10) majalah Buletin Sidogiri, dan (11) Penerbitan Pustaka Sidogiri. 

Seiring dengan semakin bertambahnya kepercayaan masyarakat, luasnya jaringan alumni, bertambahnya akses modal dan pengalaman. Tak diragukan lagi, upaya dakwah ekonomi yang secara langsung menyentuh lapisan akar rumput akan terus berkembang. Dakwah tak sekedar bil lisan, tetapi juga bil hal atau dengan aksi nyata. Model seperti inilah yang akan memberikan hasil yang dahsyat.  

Upaya pengembangan ekonomi berbasis pesantren yang kini gencar dilakukan, baik oleh masyarakat maupun oleh pemerintah melalui Kemenag, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan lembaga pemerintah lainnya mendapat partner yang baik yang bisa mendampingi pesantren lain yang ingin belajar ekonomi syariah. Sidogiri paham betul tradisi pesantren dan tahu apa yang harus dilakukan agar kegiatan ekonomi pesantren ini bisa tumbuh. (Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Berita PKB Kab Tegal