Rabu, 29 November 2017

Mau Gabung IPNU-IPPNU? Makesta Dulu

Sidoarjo, PKB Kab Tegal. Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Kecamatan Tambaksari Surabaya menggelar Makesta (Masa Kesetiaan Anggota) di gedung MWCNU Porong Sidoarjo, Jum’at (26/12).

Makesta sebagai gerbang awal bagi pelajar NU yang ingin bergabung dengan IPNU. Sebagai level pertama dalam proses pengkaderan IPNU, Makesta diharapkan mampu memberikan pengetahuan dasar tentang Ahlussunnah wal Jamaah dan ke-NU-an bagi pelajar NU.

Mau Gabung IPNU-IPPNU? Makesta Dulu (Sumber Gambar : Nu Online)
Mau Gabung IPNU-IPPNU? Makesta Dulu (Sumber Gambar : Nu Online)

Mau Gabung IPNU-IPPNU? Makesta Dulu

Hadir dalam acara tersebut ketua baru PC IPNU-IPPNU Kota Surabaya hasil konferensi kemarin, Agus setiawan dan Arumy Maulida. Keduanya hadir memberikan semangat bagi kader-kader IPNU-IPPNU Tambaksari untuk terus berkarya bersama menjadi pelajar yang memgang teguh islam rahmatan lil ‘alamin ala ahlussunnah wal jama`ah.

PKB Kab Tegal

“Makesta IPNU-IPPNU Tambaksari digelar sebagai langkah awal pengkaderan pelajar NU di wilayah kecamatan Tambaksari, untuk menggagas lahirnya kader NU yang bertanggung jawab,” kata Achnaf al-Asbahani FR ketua PAC IPNU Tambaksari.

Kegiatan yang diikuti 20 anggota IPNU dan 15 anggota IPPNU ini berakhir hari Ahad (28/12) kemarin setelah disampaikan banyak materi tentang ke-IPNU-IPPNU-an, kepemimpinan, dinamika kelompok, problem solving dan materi Makesta yang lain. (Muh. Sholeh Anas/Anam)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pertandingan PKB Kab Tegal

Pelatihan Asistensi Kiai NU

Bandung, PKB Kab Tegal

Selama ini wacana penguatan ulama sering diangkat, tapi sulit untuk diwujudkan. Beberapa hasil refleksi mengatakan bahwa salah satu penyebabnya adalah karena fokus penguatan itu tertuju kepada para kiai atau ulama secara langsung. Sementara mereka memiliki banyak keterbatasan, menyangkut usia, kesibukan, dan lain-lain.



Pelatihan Asistensi Kiai NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelatihan Asistensi Kiai NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelatihan Asistensi Kiai NU

Demikian diungkapkan Ketua Pengurus Wilayah Robithah Ma’ad Islamy (PW RMI) Jawa Barat, KH Abdul Chobir, dalam sambutan acara bertajuk Pelatihan Asistensi Kiai NU. Acara yang kelola RMI ini diikuti oleh 26 utusan pesantren dari 26 kabupaten/kota seluruh Jawa Barat.

Acara yang telah berlangsungkan dari tanggal 3-5 Desember ini bertempat di? Gedung Dakwah PWNU Jawa Barat, jalan Terusan galunggung No. 09 Bandung. Pelatihan yang rencanya dilakukan beberapa tahap ini dinilai unik, karena di baru pertama kali dilakukan.

PKB Kab Tegal

“Pelatihan ini ikhtiyar PW RMI Jabar untuk memecahkan problem yang disebut Kiai Chobir dalam sambutan tadi,” ujar Iip D Yahya, ketua panitia yang juga wakil sekretaris PW RMI Jawa Barat itu.

PKB Kab Tegal

“Pesertanya kebanyakan anak kiai, kerabat dekat atau santri kepercayaan. Saya kaget, ternyata mereka antusias,” tambah Iip D Yahya, penulis biografi KH Ilyas Ruchiyat, Cipasung Tasikmalaya.

Selama tiga hari para peserta diperkenalkan dengan teori jurnalisitik, teknik dasar penulisan biografi, pengenalan peta mutakhir pesantren dan NU di tingkat nasional dan internasional, serta manajemen internal pesantren. Acara ini mendatangkan Abdul Mun’im DZ (PBNU), Muhammad Syafi dan Hamzah Sahal dari PKB Kab Tegal, Ahmad Dairobi dari pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur. (yy)Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Daerah PKB Kab Tegal

Mensos Resmikan 6 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak di Nganjuk

Nganjuk, PKB Kab Tegal. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meresmikan enam Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial Anak yang Berhadapan dengan Hukum (LPKS ABH) di seluruh Indonesia Lembaga-lembaga tersebut sebagai pusat rehabilitasi sosial bagi anak yang berhadapan dengan hukum.

Mensos Resmikan 6 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak di Nganjuk (Sumber Gambar : Nu Online)
Mensos Resmikan 6 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak di Nganjuk (Sumber Gambar : Nu Online)

Mensos Resmikan 6 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak di Nganjuk

"Saat ini, masih ada 8.900-an anak kita yang berhadapan dengan hukum. Untuk anak di bawah usia 18 tahun harus dibina. Namun karena keterbatasan saat ini masih dicampur dengan lembaga pemasyarakatan dewasa," kata Khofifah di Nganjuk, Jawa Timur, Sabtu (8/4) lalu seperti dilansir Antara.

?

Lima LPKS ABH yang diresmikan Khofifah di Nganjuk adalah LPKS ABH "Cokro Baskoro" Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur; LPKS ABH "Kasih Ibu" Kota Padang, Sumatera Barat; LPKS ABH "Insan Berguna" Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung; LPKS ABH "Surya" Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara; LPKS ABH "Songulara" Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah dan LPKS ABH Kabupaten Subang, Jawa Barat.

PKB Kab Tegal

Khofifah mengatakan, saat ini ada sekitar 58 persen anak berhadapan dengan hukum yang divonis hukuman di bawah tujuh tahun penjara yang masih dibina di lembaga pemasyarakatan dewasa.

Sedangkan anak berhadapan dengan hukum yang divonis di atas tujuh tahun penjara sekitar 59 persen masih dibina di lembaga pemasyarakatan dewasa.

"Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, bila vonisnya di bawah tujuh tahun akan dibina di LPKS ABH yang dikelola Kementerian Sosial. Sedangkan bila vonisnya di atas tujuh tahun, akan dibina di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) yang dikelola Kementerian Hukum dan HAM," papar Ketua Umum PP Muslimat NU itu.

PKB Kab Tegal

Khofifah tidak memungkiri bahwa masih banyak anak yang dibina di lembaga pemasyarakatan dewasa, contohnya pelaku kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur berinisial YY di Bengkulu, yang tujuh di antaranya masih anak-anak.

"Pengadilan Negeri Bengkulu menjatuhkan hukuman 10 tahun kepada mereka. Saya sudah meminta kepada Kementerian Hukum dan HAM agar mereka dibina di LPKA Bandung yang akhirnya dikabulkan," terangnya. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Sunnah, Anti Hoax, Habib PKB Kab Tegal

Selasa, 28 November 2017

Jelang UN, IPNU-IPPNU Karanganyar Gelar Istighotsah Kubra

Karanganyar, PKB Kab Tegal. Pelaksanaan ujian nasional (UN) tinggal menghitung hari. Sekitar 600 siswa SMP/MTs. kelas IX dan SMA/MA/ SMK se-Kabupaten Karanganyar menggelar istighosah bersama di Masjid Agung Karanganyar yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Kabupaten Karanganyar, Sabtu (12/4). Ratusan siswa ini berdoa memohon ketenangan batin dan persiapan menghadapi UN yang akan dilaksanakan mulai Senin (14/4).

Jelang UN, IPNU-IPPNU Karanganyar Gelar Istighotsah Kubra (Sumber Gambar : Nu Online)
Jelang UN, IPNU-IPPNU Karanganyar Gelar Istighotsah Kubra (Sumber Gambar : Nu Online)

Jelang UN, IPNU-IPPNU Karanganyar Gelar Istighotsah Kubra

Para siswa se-Karanganyar tersebut sejak lepas Dhuhur telah memenuhi Aula Masjid Agung Karanganyar. Mereka dengan khidmat melantunkan ayat-ayat Al Quran. Acara istighosah tersebut seperti biasa diawali dengan bacaan Sholawat Nabi Muhammad dengan diiringi grup hadrah Al-Munawwar Matesih.

Ketua Panitia penyelenggara, Wahyu memberikan motivasi kepada para peserta istighostah "Mari kita bersama-sama untuk menata hati dan fikiran melalui berdoa maupun berdzikir untuk meraih kelulusan dalam ujian mendatang," ujarnya saat memberikan sambutan.

PKB Kab Tegal

Ia berharap kepada peserta istighotsah agar setelah lulus nanti untuk ikut dan bergabung dengan organisasi IPNU-IPPNU, tambahnya

PKB Kab Tegal

Istighotsah yang dipimpin oleh Rais Syuriah MWC NU Karangapandan, KH. Agus Mushtafa berlangsung khusuk dan khidmat. Usai berdoa, KH. Yahya menyampaikan pesan singkat kepada ratusan pelajar yang hadir.

KH. Mushtafa mengajak para pelajar untuk selalu berdoa, berikhtiar dan meminta doa restu kepada orang tua dan guru-guru agar ilmu yang dicita-citakan bermanfaat.

"Sebagai pelajar harus terus berdoa, berikhtiar, dan meminta doa dan restu kepada orang tua dan guru-guru kalian agar apa yang dicita-citakan bermanfaat baik di dunia maupun akhirat," pesannya ratusan pelajar

Sementara, Ketua PC.IPNU, Khalid menjelaskan kegiatan ini menjadi agenda rutinan yang diselenggarakan setiap tahun menjelang Ujian Nasional.

"Alhamdulillah, acara ini mampu membuat para Pelajar tampak semakin optimis dalam menghadapi UN yang akan digelar 14 April mendatang." tuturnya.

Dalam acara tersebut tampak hadir Ketua PCNU Kabupaten Karanganyar, Kiai Mukti Ali, Kiai dan  Kasi Mapenda Kemenag Kab. Karanganyar Drs. H. Muhtadi M.Pd. (Ahmad Rosidi/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Anti Hoax, Ulama, Pertandingan PKB Kab Tegal

Tes Penerimaan Mahasiswa Baru UNU NTB Masuk Gelombang Kedua

Mataram, PKB Kab Tegal. Unversitas Nahdlatul Ulama (UNU) Nusa Tenggara Barat menggelar tes gelombang kedua Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) di kampus utama jalan Pendidikan nomor 6 Kota Mataram Rabu (12/8). Sebanyak seratus lebih calon mahasiswa tampak mengerjakan soal yang diujikan di lokasi seleksi.

Tes Penerimaan Mahasiswa Baru UNU NTB Masuk Gelombang Kedua (Sumber Gambar : Nu Online)
Tes Penerimaan Mahasiswa Baru UNU NTB Masuk Gelombang Kedua (Sumber Gambar : Nu Online)

Tes Penerimaan Mahasiswa Baru UNU NTB Masuk Gelombang Kedua

"Jumlah peserta yang ikut tes sebanyak 133 orang dari semua jurusan yang tersedia," kata Wakil Ketua Panitia Pelaksana Jamiluddin.

Materi yang diujikan, kata jamil, hanya tes tulis yang ? meliputi materi Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, dan Pendidikan Agama.

PKB Kab Tegal

"Dari keseluruhan yang mengikuti tes PMB ini yang paling diminati adalah jurusan Farmasi Kesehatan. Selebihnya terbagi pada 10 prodi yang tersedia," katanya.

PKB Kab Tegal

Gelombang kedua ini merupakan gelombang terakhir. Pihak penyelenggara tidak membuka gelombang tes penerimaan selanjutnya.

“Karena, tanggal 26-28 Agustus sudah mulai ospek. Per 1 September nanti proses perkuliahan sudah dimulai,” terangnya. (Hadi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kyai PKB Kab Tegal

Iqra’ dan Dimensi Masyarakat Digital

Oleh Ahmad Yahya

Manusia dititahkan oleh Allah swt sebagai khalifah dimuka bumi ini dengan diberi potensi akal pikiran. Manusia dituntut untuk berlomba-lomba mengembangkan potensi dirinya dan mengangtualisasikannya secara nyata dalam kehidupan sosial. Oleh sebab itu manusia akan dimintai pertanggung jawaban atas semua usaha yang pernah dilakukannya dihadapan sang khaliq. 

Membaca adalah perintah Allah swt yang pertama kepada Nabi Muhammad saw, menurut bahasa Al-Quran berasal dari kata qara’ yang artinya membaca, atau bacaan, sehingga Al-Quran adalah kalam Allah swt yang diturunkan dengan kewajiban membacanya bagi hamba-hamba-Nya. Dan ini dikuatkan dengan perintah Allah swt yang diturunkan yaitu surah Al ‘Alaq ayat 1-5: 

Iqra’ dan Dimensi Masyarakat Digital (Sumber Gambar : Nu Online)
Iqra’ dan Dimensi Masyarakat Digital (Sumber Gambar : Nu Online)

Iqra’ dan Dimensi Masyarakat Digital

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq :1-5)

Ayat di atas menunjukkan bagaimana Allah swt telah mengutamakan kewajiban membaca bagi hamba-hamba-Nya. Karena dengan membaca setiap manusia dapat memahami, mempelajari serta menghayati sesuatu yang tidak diketahuinya. 

PKB Kab Tegal

Perintah membaca merupakan sesuatu yang paling berharga yang pernah dan dapat diberikan kepada ummat manusia.

Membaca juga sebagai perwujudan pelaksanaan perintah Allah swt, kaum muslimin dapat meningkatkan ilmu pengetahuan sehingga dengannya Allah swt akan meninggikannya beberapa derajat. Allah swt juga telah memerintahkan manusia untuk memperhatikan ciptaan Allah swt dan mempelajarinya hingga bermanfaat bagi kehidupan di dunia.

Tantangan iqra dalam masyarakat digital

Keberadaan internet dalam masyarakat digital saat ini tentunya sangat mempengaruhi pola pikir dan pola tata masyarakat dalam menentukan masa depannya untuk berkembang secara individu maupun kelompok. Semua sisi kehidupan sudah bergantung dengan teknologi digital, terutama wujud nyata adanya internet. Jadi, kalau disikapi secara arif dan bijaksana bahwa budaya kita saat ini tengah berkembang.

PKB Kab Tegal

Kehadiran alat-alat digital tersebut tentunya sangat membantu untuk meningkkan minat baca, dan minat mencari segala informasi yang dibutuhkan, karena semua informasi mudah di akses melalui media-media online, postingan facebook, instagram, cuitan di twitter maupun segala bentuk media-media yang menggelar segala informasi dan ilmu pengetahuan yang bersifat digital. Sehingga masyarakat kita hari ini bisa dikata adalah masyarakat digital yang tergantung dengan hal-hal tersebut.

Hal ini juga memberikan efisiensi dan kecepatan masyarakat dalam menerima sumber informasi dan pengetahuan secara luas. Mereka tanpa perlu repot-repot membeli koran, majalah, buku, bahkan menyempatkan membaca di perpustakaan.    

Kadang hal ini menjadi dua sisi mata pedang yang perlu dipikirkan dan di kaji ulang dengan akal sehat dan nalar waras. Salah satu sisi era digital memberikan informasi dan ilmu pengetahuan secara cepat dan memudahkan, disalah satu sisi menggiring ke arah yang negatif, menyesatkan dan sulit sekali dipertanggung jawabkan. Kemudian yang muncul adalah ancaman menggrogoti tata kehidupan berbangsa dan bernegara yang damai ini.

Segala sumber informasi ditelan secara mentah-mentah tanpa dasar etika dan akhlak yang luhur. Arus deras Informasi selalu menggelinding secara liar tanpa arah. Ancaman terberatnya adalah fitnah dengan mudah berkembang disegala lini kehidupan masyarakat yang bersumber dari tekhnologi informasi yang berkembang saat ini. Jika sekadar membaca, barangkali sebagian besar dari kita banyak membaca tulisan-tulisan yang melimpah di dunia maya. Namun jika kita bicara membaca buku?

Minimnya jumlah buku yang dibaca orang Indonesia tidak lain karena kurangnya buku dan mahalnya harga buku yang terbit di negeri ini. Jangkauan membaca buku hanya golongan kelas menengah ke atas. Sedangkan golongan kelas bawah beranggapan bahwa buku bukan konsumsi pokok kelas bawah. Yang terpenting adalah segala kebutuhan keluarga tercukupi tiap harinya. Ini menjadi dasar bahwa pendidikan adalah hal yang utama, dan pendidikan menjadikan kemakmuran untuk seluruh lapisan masyarakat, bukan justru memiskinkan.

Ada beberapa hal yang harus diupayakan untuk meningkatkan minat baca masyarakat di era digital saat ini. Pertama, kampanye gerakan membaca yang di canangkan pemerintah harus di dorong dengan tindakan nyata, tidak hanya slogan dan simbol belaka yang usang dimakan waktu. Kedua, menumbuhkan perpustakaan diberbagai daerah dengan berbagai macam dan beragam cara. Ketiga, Memperbanyak sumber referensi buku yang akan dibaca oleh masyarakat. Keempat, memberikan akses sebesar-besarnya untuk masyarakat dalam memperoleh sumber ilmu pengetahuan lewat membaca.

 

Memang mengubah budaya sadar membaca itu sangat sulit, tetapi setidaknya niat baik ini harus terus disuarakan. Membaca itu keterampilan yang harus dilatih, seperti lari maraton, semakin sering berlatih, semakin kuat, semakin suka, daya tahan semakin maksimal. Sehingga pengetahuan yang kita peroleh dari membaca menjadi alat bagi kita untuk berdaya dan mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Selamat membaca. Wallahu a’lam.

Penulis adalah Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Sosial Masyarakat IMAN Institute, Tinggal di Kota Semarang.

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal News, Berita PKB Kab Tegal

Kader Muda NU di Sidoarjo Gelar Festival Hadrah Al-Banjari

Sidoarjo, PKB Kab Tegal. Remaja Masjid Agung Purboyo Suwaluh, Balongbendo, Sidoarjo, bekerja sama dengan IPNU-IPPNU ranting Suwaluh menggelar festival Al-Banjari se-Kabupaten Sidoarjo yang digelar di masjid setempat, Sabtu (28/1) lalu.

Kader Muda NU di Sidoarjo Gelar Festival Hadrah Al-Banjari (Sumber Gambar : Nu Online)
Kader Muda NU di Sidoarjo Gelar Festival Hadrah Al-Banjari (Sumber Gambar : Nu Online)

Kader Muda NU di Sidoarjo Gelar Festival Hadrah Al-Banjari

Festival Hadrah Al-Banjari se-Kabupaten Sidoarjo ini dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, peringatan "Haul Mbah Purboyo", serta upaya mensyiarkan agama Islam. Pasalnya, disekitar lokasi tersebut diduga terdapat aliran intoleran.

Ketua panitia, M Khoirul Maarif, menjelaskan bahwa, acara festival Hadrah Al-Banjari ini merupakan acara rutin yang digelar setiap tahunnya. Tahun ini, mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya.

"Peserta Hadrah Al-Banjari tahun lalu sekitar 30 grup. Sekarang pesertanya berjumlah 50 grup. Tidak ada batasan umur. Satu grup membawakan dua lagu, lagu pertama wajib dan satunya lagu bebas. Kegiatan ini untuk mensyiarkan agama Islam dan Maulid Nabi," jelasnya.

Sementara itu Kepala Desa Suwaluh Balongbendo, Sidoarjo, M Heru Sulton, menceritakan bahwa Mbah Purboyo termasuk pendiri masjid agung Purboyo, dan semasa hidupnya Mbah Purboyo ikut andil dalam perang Padri, mensyiarkan agama Islam dan termasuk prajurit Pangerang Diponegoro.

PKB Kab Tegal

Meski namanya tidak tercatat dalam agenda besar negara, namun warga sekitar sangat menghargai dan mengapresiasi perjuangan mbah Purboyo. Pasalnya, mbah Purboyo pasa massa itu, turut serta dalam mensyiarkan agama Islam dan salah satu santri Pangeran Diponegoro.

"Mbah Purboyo sebagai santri Pangeran Diponegoro dan prajurit Pangeran Diponegoro yang hijrah dalam perang Padri dan mengembangkan Islam di Purboyo. Masyarakat Nahdliyin serta takmir masjid disini kemudian menikdaklanjutinya dengan mengadakan haul dan pengajian umum untuk mengenang jasa beliau," ujarnya. (Moh Kholidun/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Nahdlatul, AlaSantri PKB Kab Tegal