Ratusan siswa di Pangandaran ikuti Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Pangandaran di Pondok Pesantren Al-Itqon, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Misi Pembentukan 1000 Kader ala IPNU-IPPNU Pangandaran (Sumber Gambar : Nu Online) |
Misi Pembentukan 1000 Kader ala IPNU-IPPNU Pangandaran
Dalam acara yang berlangsung Senin-Selasa (25-26/4), para siswa antusias mengikuti kegiatan yang diselelenggarakan langsung oleh Pengurus Cabang IPNU Kabupaten Pangandaran ini.Dudung N. Said, Ketua IPNU Kabupaten Pangandaran menjelaskan rencana pembentukan 1000 kader IPNU dan IPPNU dalam waktu yang singkat. Tidak tanggung-tanggung sejak bulan Februari 2016 dalam rangka harlah ke 62IPNU, pihaknya bertekad menwujudkan misi tersebut.
“Target setiap kecamatan adalah 100 orang, bahkan dalam agenda Makesta di Cimerak ini, ada 130 peserta yang mengikuti. Kami yakin Kabupaten Pangandaran yang terdiri dari 10 Kecamatan akan rampung hingga bulan Juli mendatang dengan 1000 kader IPNU dan IPPNU,” tegasnya, Selasa (26/4).
Selain itu, dalam rangka Roadshow Makesta se-Kabupaten Pangandaran tersebut, Dudung juga bertekad mempersiapkan kader muda NU untuk dapat menanamkan aqidah Ahlussunnah wal Jamaah dikalangan pelajar maupun santri.
PKB Kab Tegal
“Kabupaten Pangandaran adalah tempat wisata yang mendunia, otomatis budayanya pun akan bercampur dari luar. Namun, kita berkeyakinan paham Aswaja akan semakin kuat jika kita bersama-sama memperkokohnya dengan kaderisasi yang berkesinambungan,” pungkasnya.Sementara itu, KH Asep Siroj, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Itqon, Kecamatan Cimerak, Pangandaran juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya, pembentengan pelajar dan siswa dari paham maupun budaya luar perlu diwaspadai. Pasalnya, paham dan budaya tersebut terkadang tidak sesuai dengan kultur budaya di Indonesia bahkan bertentangan.
“Saya selalu mendoakan semoga anak-anak muda yang masih semangat memperjuangkan NU senantiasa mendapatkan kesabaran, kekuatan serta ketabahan dalam memperjuangkan Aswaja An-Nahdliyah dimanapun ia berada. Satu hal lagi, selain secara kuantitas yang terus dikejar, namun kualitas kader pun jangan sampai diabaikan karena disitulah kuncinya,” tutupnya. (Muhafid/Fathoni)
Dari Nu Online: nu.or.id