Senin, 28 November 2011

PCNU Sumenep Nilai AHWAL untuk Kebaikan NU

Sumenep, PKB Kab Tegal. Beberapa Pengurus Cabang NU di Jawa Timur mulai mengapresiasi digunakannya metode Ahlul Halli wal Aqdi (AHWAL) untuk suksesi kepemimpinan di PWNU Jatim pada Konferensi mendatang.

Beberapa Ketua PCNU memandang hal itu sebagai kemajuan demi perbaikan di internal NU.

PCNU Sumenep Nilai AHWAL untuk Kebaikan NU (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Sumenep Nilai AHWAL untuk Kebaikan NU (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Sumenep Nilai AHWAL untuk Kebaikan NU

Ketua PCNU Sumenep, KH Panji Taufiq menandaskan bahwa ikhtiar yang dilakukan PWNU Jatim dengan menggunakan Ahwal sebagai terobosan yang sangat bermanfaat. "Ahlul Halli wal Aqdi adalah alternatif yang cukup efektif demi meminimalisir unsur riswah (suap, red.) pada perhelatan Konferensi Wilayah mendatang," katanya kepada PKB Kab Tegal (6/2).

PKB Kab Tegal

Kiai Panji -sapaan akrabnya- menandaskan bahwa untuk meminimalisir riswah, memang harus dilakukan banyak metode.?

PKB Kab Tegal

"Dan Ahwal adalah terapi cukup efektif meskipun tidak menjamin sebagai cara yang cespleng," katanya sembari tertawa.?

Namun demikian, hendaknya metode Ahwal jangan hanya dilihat dari sisi cara yang dipilih, namun yang harus diapresiasi adalah substansi metode tersebut.?

"NU Jawa Timur punya beban berat untuk bisa menampilkan NU yang bersih karena memang sebagai percontohan bagi NU di tanah air," katanya beralasan.

"Karena itu PCNU Sumenep sangat mengapresiasi upaya bersih-bersih tersebut sebagai konsekuensi bagi tanggung jawab besar NU Jawa Timur yang juga sebagai barometer NU di Indonesia," tegasnya.

Kiai Panji menandaskan bahwa Ahwal sebagai upaya untuk membentengi kemurnian dalam berkhidmat kepada NU. Karenanya ia juga berharap, "Jalannya Konfwil NU Jawa Timur yang akan berlangsung di Pondok Pesantren Bhumi Sholawat Tulangan Sidoarjo nanti memberikan masukan berarti bagi NU masa depan."?

Redaktur ? ? : Hamzah Sahal

Kontributor : Syaifullah

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai, Hadits PKB Kab Tegal

Rabu, 23 November 2011

Harlah NU dan Amanah Bung Karno

Oleh Fathoni Ahmad

Nahdlatul Ulama (NU) merupakan Jam’iyah Diniyah Ijtima’iyah (organisasi sosial keagamaan) yang didirikan atas prakarsa KH Muhammad Hasyim Asy’ari (1875-1947) beserta para kiai pesantren pada tahun 1926 untuk tujuan-tujuan mulia. Tidak hanya menjaga ajaran agama yang baik dan benar, tetapi juga meneguhkan keutuhan bangsa dalam keberagaman serta menguatkan negara.

Harlah NU dan Amanah Bung Karno (Sumber Gambar : Nu Online)
Harlah NU dan Amanah Bung Karno (Sumber Gambar : Nu Online)

Harlah NU dan Amanah Bung Karno

Perannya sebagai civil society berhasil memperkuat negara untuk mewujudkan masyarakat madani berdasarkan Pancasila dan konstitusi yang dibangun para pendiri bangsa (founding fathers). Dalam usianya yang telah mencapai 91 tahun pada 2017 ini, tantangan yang dihadapi NU makin kompleks, tak hanya skala nasional, tetapi juga global dari berbagai ideologi transnasional yang seolah berlindung di balik demokrasi tetapi faktanya berupaya merongrong dasar negara.

Berbeda dengan tantangan tahun 1966 yang saat itu NU dan bangsa Indonesia usai menghadapi gerakan PKI sebagai dalang bencana, sekarang ini NU menghadapi ideologi puritan dan radikal berbungkus simbol-simbol agama yang terus menebarkan kebencian dan berupaya mengganti dasar negara.

Tetapi NU tidak kalang kabut, tetap tenang dalam menghadapi setiap tantangan yang selama ini memang menjadi karkater para kiai, tenang namun selalu bisa mengatasi persoalan bangsa. Peringatan Harlah saat ini dan Harlah-harlah ke depan bisa bercermin dari peringatan Harlah tahun 1966 yang saat itu NU menginjak usia 40 tahun.

PKB Kab Tegal

Catatan sejarah terkait Harlah ke-40 NU pernah dicatat oleh Sejarawan NU yang juga Wakil Sekjen PBNU KH Abdul Mun’im DZ (2013). Dalam Harlah yang diketuai oleh dua seniman besar NU H Djamaluddin Malik dan H Usmar Ismail ini merupakan peringatan Harlah fenomenal NU yang diselenggarakan di Gelora Bung Karno Senayan Jakarta.

Saat itu puncak Harlah Akbar tersebut dihadiri oleh 100.000 orang lebih warga NU yang memadati Stadion GBK hingga memenuhi segala lini stadion dan meluber hingga keluar. Mun’im menulis, Harlah NU yang sangat fenomenal adalah Harlah ke-40 yang diselenggarakan pada 31 Januari 1966 di Gelora Bung Karno yang dihadiri oleh ratusan ribu Nahdliyin dari seluruh Indonesia. Walaupun stadion tidak muat sehingga hadirin tumpah-ruah di jalanan, tetapi ? suasana tetap tertib.

Padahal menurut Mun’im, saat itu bangsa Indonesia baru saja terlepas dari peristiwa G30S-PKI, tidak ada lagi kekuatan besar yang mampu mengomando rakyat, tetapi NU bisa. Saat itu NU menjadi stabilisator keamanan negara paling utama, bersama tentara, karena PKI sudah tidak berdaya, PNI sudah tercerai berai, sementara Masyumi sudah lama mati.

Secara historis, pada tahun 1966 tersebut, Mun’im berupaya mengemukakan peran strategis NU dalam menjaga akidah agama Islam yang terus memperkuat tradisi dan budaya lokal, namun di sisi lain, NU juga mampu bersinergi dengan pemerintah untuk selalu menjaga stabilitas negara dari rongrongan ideologi transnasional yang merusak kebhinnekaan. Peran ini terus dilakukan oleh NU hingga usianya yang kini hampir satu abad.

Dalam momen Harlah ke-40 tahun tersebut, NU yang saat itu dinahkodai KH Idham Cholid dan KH Abdul Wahab Chasbullah menghadirkan Presiden Soekarno untuk menyampaikan amanat. Dengan gaya khasnya yang mengebu-gebu, Soekarno dengan lantang menepis isu dan gonjang-ganjing bahwa dirinya tidak akan hadir dalam peringatan Harlah NU tersebut. Persis seperti kabar hoax yang tersebar di media sosial dewasa ini.

PKB Kab Tegal

Dalam pengantar pidatonya, bahkan Bung Karno bahkan secara jelas mengatakan bahwa dirinya mencintai NU sebagai organisasi yang turut menjaga keutuhan bangsa dan stabilitas negara.

“Memang saya tidak tedeng aling-aling (untuk hadir di peringatan Harlah, red), saya cinta kepada NU. Kan sudah ucapkan di Sala, hei NU, saya cinta kepadamu, cintailah kepadaku! Hei NU, saya rangkul kepadamu, rangkulah aku ini.” (Soekarno, 31 Januari 1966).

Bagi Bung Karno, mencintai NU tidak berbeda dengan mencintai rakyatnya karena organisasi NU juga berisi masyarakat Indonesia yang begitu mencintai negaranya. Sebab itu, tak ada alasan untuk seorang Bung Karno mencintai NU.

Selain itu, Bung Karno juga mengamanatkan peneguhan Pancasila kepada seluruh warga NU. Hal ini cukup berasalan, karena Pancasila juga turut disusun oleh salah satu tokoh NU saat itu, KH Abdul Wahid Hasyim, ayah Gus Dur. Jelas NU dengan segenap elemen bangsa lain mempunyai saham dalam pendirian negara ini. Oleh karena itu, NU mempunyai kewajiban menjaga tetap tegaknya Indonesia berdasarkan Pancasila dan pilar-pilar negara lainnya seperti UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Secara jelas Bung Karno berkata dalam amanat di peringatan Harlah ke-40 tersebut, “Kalau unsur Pancasila pada alim ulama teguh dalam batin, negara kita akan menjadi negara yang paling baik di seluruh dunia”. (Dokumen Kompas, 1966)

Memang sekilas pernyataan Bung Karno itu menyiratkan keraguan kepada para kiai. Padahal sejak sebelum negara ini resmi berdiri pun, para kiai melalui wadah bernama pesantren telah melakukan penguatan akar tradisi dan budaya di dalam batin rakyat Indonesia, karena inilah esensi Pancasila. Hal ini mengingat peran kiai tidak hanya mengajar ilmu agama kepada para santri, tetapi juga mendidik masyarakat lewat media seperti pengajian. Lain daripada itu, kiai juga menjadi panutan nyata masyarakat dari dulu hingga sekarang.

Dalam hitungan kalender masehi, 9 tahun ke depan NU genap berusia 100 tahun atau satu abad. Perkembangan teknologi informasi yang terus mengalir deras menjadi tantangan global yang kini dihadapi Nahdliyin secara keseluruhan. Tantangan era media sosial ini nyata karena situs jejaring dunia maya tersebut menjadi alat oleh kelompok radikal untuk menebarkan berbagai propaganda ekstrim. Bahkan perempuan bernama Dian yang beberapa waktu lalu tertangkap, secara jelas mengaku terpacu menjadi “pengantin” bom bunuh diri karena belajar Islam dari media sosial Facebook.?

Persoalan tersebut bukan hal remeh, tetapi juga bukan masalah pelik karena bangsa Indonesia saat ini secara perlahan juga tercerdaskan oleh semakin tumbuhnya kesadaran kuat untuk menjaga keutuhan negara dalam keberagaman. Generasi muda juga harus terus belajar, utamanya kepada kebijaksanaan para kiai yang terbukti selama berabad-abad menjadi tokoh utama penjaga keharmonisan bangsa. Jauh daripada itu, ilmu agama Islam yang dibawa oleh para kiai mempunyai jaringan atau sanad yang jelas, menyambung hingga ke Nabi Muhammad dalam mengajarkan ilmu agama Islam.

Penulis adalah Pengajar di STAINU Jakarta, Anggota Kaukus Penulis Aliansi Kebangsaan.?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian PKB Kab Tegal

Rabu, 09 November 2011

Atraksi Pencak Meriahkan Harlah PMII STAINU

Purworejo, PKB Kab Tegal. Memperingati hari lahir yang ke-7, Pemngurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Purworejo menggelar refleksi dan pentas seni, akhir pekan lalu . Ratusan kader PMII dan alumni hadir dalam kegiatan yang digelar di halaman kampus STAINU Purworejo tersebut.

Atraksi Pencak Meriahkan Harlah PMII STAINU (Sumber Gambar : Nu Online)
Atraksi Pencak Meriahkan Harlah PMII STAINU (Sumber Gambar : Nu Online)

Atraksi Pencak Meriahkan Harlah PMII STAINU

Ketua PMII Komisariat STAINU Purworejo, Slamet Abdul Aziz mengungkapkan, aksi teaterikal, Stand Up Comedy, musikalisasi puisi, pementasan musik akustik serta atraksi pencak silat Pagar Nusa memeriahkan acara tersebut. Puncak peringatan ulang tahun secara simbolis dilakukan dengan pemotongan tumpeng oleh Majlis Pembina diberikan kepada Ketua Cabang dan terakhir seiserahkan kepada Ketua Komisariat.

"Kami bersyukur bahwa momentum ini kami dapat merekatkan kembali tali silaturahmi baik sesama anggota yang saat ini masih berproses serta alumni-alumni yang saat mahasiswa berproses di PMII," tandasnya, Ahad (1/6).

PKB Kab Tegal

Sementara itu, Ketua PC PMII Kabupaten Purworejo Lukman dalam sambutannya mengatakan, PMII sebagai organisasi ekstra kampus memiliki peranan yang sangat penting bagi mahasiswa. Dari PMII inilah nalar mahasiswa untuk terus berbuat untuk masyarakat diasah.

PKB Kab Tegal

"Kaum muda terdidik ini nantinya akan menjadi ujung tombak di masyarakat untuk mengurai berbagai persoalan yang ada. Jangan sampai seorang mahasiswa setelah jadi sarjana menjadi bingung mau berbuat apa bahkan menjadi beban dan menambah permasalahan di masyarakat," katanya.

Lukman menambahkan, berkaitan dengan harlah ke-7 ini, seyogianya dijadikan momentum untuk berbenah diri karena tantangan PMII ke depan akan semakin berat. "Kita dihadapkan dengan problematika yang sangat kompleks. Baik di kampus sebagai asal kita bergerak, juga di masyarakat sebagai medan juang yang nyata. Untuk itu harlah ketujuh ini harus dimaknai sebagai momentum muhasabah agar kedepan kita lebih bermanfaat bagi masyarakat luas," tandasnya. (Red: Mahbib Khoiron)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam, Doa PKB Kab Tegal

Selasa, 08 November 2011

Sasar Pelajar, Tiap IPNU-IPPNU Mesti Aktif Dakwah di Medsos

Lampung Tengah, PKB Kab Tegal

Media massa mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat di zaman sekarang ini, lebih-lebih bagi segmen pelajar. Meski demikian, sebagai sarana penunjang pemberitaan, para pelajar NU harus pintar-pintar menyaring semua informasi yang masuk.

Sasar Pelajar, Tiap IPNU-IPPNU Mesti Aktif Dakwah di Medsos (Sumber Gambar : Nu Online)
Sasar Pelajar, Tiap IPNU-IPPNU Mesti Aktif Dakwah di Medsos (Sumber Gambar : Nu Online)

Sasar Pelajar, Tiap IPNU-IPPNU Mesti Aktif Dakwah di Medsos

Ketua Pimpinan Ikatan Pelajar NU (IPNU) Kabupaten Lampung Tengah Andi Sobihin menyampaikan hal itu di sela-sela buka bersama Alumni pengurus IPNU-IPPNU Kabupaten Lampung Tengah mulai tahun 2009 hingga 2016 di Kampung Ratna Chaton, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah, Rabu lalu (21/6).

“Salah satu fasilitas? teknologi informasi yang saat ini sering digunakan adalah internet, karena dengan adanya internet ini kita dapat terhubung dengan berbagai elemen. Internet begitu mudah kita gunakan dan butuhkan di mana pun,” imbuh alumni IAIN Metro Lampung itu.

PKB Kab Tegal

Pihaknya mengaku sangat mendukung keberadaan Media Center IPNU (MCI) yang diluncurkan beberapa hari yang lalu oleh Pimpinan Pusat IPNU. Menurut Andi, MCI sebagai ruang bagi kader-kader IPNU untuk menuangkan kreativitas mereka di media sosial.

“Dengan ada MCI ini semua informasi akan lebih mudah tersebar hingga ke pengurus-pengurus cabang seluruh Indonesia dan untuk membumikan dakwah-dakwah Aswaja an-Nahdliyyah terutama di dunia maya,” imbuhnya.

PKB Kab Tegal

Shinta Nur Baiti selaku Ketua PC IPPNU Kabupaten Lampung Tengah menambahkan, “Dengan adanya media center akan memperkenalkan IPNU-IPPNU secara langsung dan lebih luas, apalagi kalau melihat pengunaan internet terlebih Facebook dan Instagram adalah pelajar-pelajar/mahasiswa yang masih duduk di bangku sekolah dan perkuliahan.”

Menurutnya, setiap wilayah dan cabang IPNU-IPPNU harus mempunyai akun media sendiri. “Sebenarnya ini sudah dilaksanakan di berbagai daerah seperti PC IPNU-IPPNU Lampung Tengah mempunyai akun Instagram dan Facebook sebagaimana untuk menyebarkan foto kegiataan dan berita-berita ke-28 kecamatan ini,” tegas mahasiwi Institut Agama Islama Ma’arif? Nahdlatul Ulama (IAIM NU) Metro Lampung itu. (Akhmad Syarief Kurniawan/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja PKB Kab Tegal

Sabtu, 05 November 2011

Pesan Panglima TNI Untuk Generasi Muda Indonesia

Jakarta, PKB Kab Tegal - Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo menitipkan beberapa pesan kepada generasi muda penerus bangsa. Ia meminta kepada pemuda untuk memiliki mimpi besar. Baginya, mimpi besar ini bisa terwujud jika dibarengi dengan usaha yang maksimal, mewujudkannya dengan sepenuh hati, dan berdoa kepada Tuhan. ?

“Misalnya kalau sekolah dokter itu jangan hanya ingin menjadi dokter umum. Seharusnya mimpinya memiliki rumah sakit,” kata Jenderal Gatot di hadapan Ketua Osis SMA Jakarta dan Ketua Gerakan Pemuda serta hadirin peserta Simposium Nasional di Balai Kartini Jakarta, Senin (14/8).

Pesan Panglima TNI Untuk Generasi Muda Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesan Panglima TNI Untuk Generasi Muda Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesan Panglima TNI Untuk Generasi Muda Indonesia

Selain itu, lulusan Akademi Militer 1982 itu juga berpesan kepada pemuda untuk jangan takut mencoba hal baru dan jangan takut untuk gagal. Kalau seandainya suatu saat seseorang tidak berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya, maka ia harus meningkatkan kualitas diri.

PKB Kab Tegal

“Kalau nilainya jelak, maka waktu belajarnya harus ditambah. Kalau sebelumnya cuma dua jam, jadi empat jam,” terangnya.

Selanjutnya, ia beramanat agar pemuda Indonesia untuk hidup dan berjuang untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Terakhir, ia menaruh pesan bahwa pemuda Indonesia harus percaya kepada kemampuannya sendiri.

PKB Kab Tegal

“Berpikir secara global, menang secara lokal. Satu lagi saya minta tolong sampaikan kepada ibu-ibu muda. Kalau mengantarkan anaknya ke PAUD atau ke TK atau ke SD, ketika sampai di depan pintu tolong bisikkan di telinga anak untuk rajin belajar untuk menjaga Indonesia ini,” tukasnya. (Muchlishon Rochmat/Alhafiz K)Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Anti Hoax, Makam PKB Kab Tegal

Jumat, 04 November 2011

Harus Mampu Hadapi Tantangan Globalisasi

Bogor, PKB Kab Tegal. Ketua Umum PP Fatayat NU Maria Ulfa Anshor meminta agar kader-kader Fatayat di seluruh Indonesia bisa mengimbangi tantangan globalisasi yang saat ini pengaruhnya masuk sampai ke pelosok-pelosok Indonesia.

Hal tersebut dikatakannya dalam pembukaan Rekernas Fatayat NU yang diselenggarakan di Puncak Kamis malam (4/5). Hadir dalam acara tersebut pengurus Fatayat NU dari 25 propinsi dan para pengurus cabang dari DKI Jakarta.

Harus Mampu Hadapi Tantangan Globalisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Harus Mampu Hadapi Tantangan Globalisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Harus Mampu Hadapi Tantangan Globalisasi

Maria menuturkan bahwa ia sempat ditanya oleh ketua Fatayat NU Sulawesi Tenggara di Kendari yang mempertanyakan bagaimana hukumnya yasinan dan tahlilan, padahal ini merupakan tradisi yang sudah dijalankan oleh nahdliyyin sejak lama.

Pertanyaan tersebut muncul karena MUI di daerah Bau Bau memfatwakan bahwa kegiatan tersebut haram hukumnya sehingga warga nahdliyyin menjadi resah. “Kita tahu bahwa Bau Bau terletak di Pulau Buton yang masih harus ditempuh beberapa jam dari Kendari. Ini artinya ideologi transnasional sudah masuk ke pelosok Indonesia,” tuturnya dengan nada prihatin.

Ditegaskannya bahwa gerakan-gerakan sistematis tersebut harus diwaspadai karena yang menjadi korban akhirnya warga nahdliyyin yang saat ini merupakan mayoritas di Indonesia.

Berkaitan dengan liberalisasi ekonomi, Maria Ulfa yang baru saja menjabat sebagai anggota DPR RI melalui mekanisme pergantian antar waktu, menjelaskan bahwa pemerintah tak berdaya dalam melindungi rakyat kecil dengan usaha mikronya.

PKB Kab Tegal

Dicontohkannya ekspansi konsep pertokoan modern seperti Alfamart dan Indomart sampai ke pelosok pedesaan telah mematikan usaha mikro dan usaha kecil yang dimiliki masyarakat.?

Dalam mensikapi semua hal tersebut, Maria Ulfa meminta agar Fatayat NU di daerah melakukan konsolidasi internal dengan penguatan pengurus dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bisa memberdayakan masyarakat dan mengimbangi gerakan transnasional.

“Pendirian Fatayat NU di tingkat kecamatan dan di tingkat desa atau pengurus ranting yang menjangkau masyarakat secara langsung harus digalakkan,” tandasnya.

PKB Kab Tegal

Terdapat empat tema yang program utama Fatayat NU yang dibahas dalam rakernas ini dalam memberdayakan perempuan. Program tersebut meliputi peningkatan pendidikan, peningkatan kesehatan, kemandirian ekonomi dan peningkatan partisipasi politik. (mkf)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai, Sholawat PKB Kab Tegal