Sabtu, 10 Februari 2018

90 Persen Penduduk Gaza Hidup di Bawah Garis Kemiskinan

Jakarta, PKB Kab Tegal. Kepala Komite Populer terhadap Pengepungan Jamal Al-Khodari menggambarkan kondisi kehidupan di Jalur Gaza sebagai "bencana" setelah perang Israel terbaru.?

Dalam sebuah siaran pers, Al-Khodari mengatakan bahwa lebih dari 90 persen warga Palestina di Gaza hidup di bawah garis kemiskinan karena peningkatan tajam tingkat pengangguran.?

90 Persen Penduduk Gaza Hidup di Bawah Garis Kemiskinan (Sumber Gambar : Nu Online)
90 Persen Penduduk Gaza Hidup di Bawah Garis Kemiskinan (Sumber Gambar : Nu Online)

90 Persen Penduduk Gaza Hidup di Bawah Garis Kemiskinan

"Pengungsi warga Gaza, yang tinggal di tempat penampungan, mengalami kondisi bencana," kata Al-Khodari, "karena mereka kehilangan kebutuhan dasar kehidupan setelah runtuhnya hampir semua fasilitas layanan utama seperti listrik, air dan sanitasi."?

PKB Kab Tegal

Dia mencatat bahwa krisis kemanusiaan meningkat setelah perang Israel di Jalur Gaza. "Penghasilan perseorangan menjadi di bawah $ 2 per hari," katanya.?

Al-Khodari mengatakan bahwa sekitar 95 persen air Gaza tidak dapat diminum dan air laut tercemar karena 40 juta liter air limbah yang tidak diolah mengalir ke dalamnya setiap hari. "Ini menimbulkan bencana pada kesehatan masyarakat dan juga industri perikanan," katanya.?

PKB Kab Tegal

Mengenai infrastruktur, Al-Khodari menekankan, itu sudah babak belur sebelum perang Israel terbaru karena pengepungan Israel, dan serangan udara selama perang memperburuk masalah.?

"Secara umum, semua aspek kehidupan sangat terpengaruh, termasuk sektor pertanian," katanya. "Tanah pertanian tercemar oleh bahan beracun dari roket Israel yang melanda peternakan," tambahnya.?

Al-Khodari menyerukan semua badan dan organisasi dunia Arab untuk segera menawarkan solusi cepat untuk menyelamatkan nyawa warga Gaza. (middleeastmonitor/mukafi niam)?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Anti Hoax, Nahdlatul PKB Kab Tegal

Hari Id menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

Semua orang memaknai Idul Fitri dengan cara dan daya pikirnya sendiri. Ada yang memaknainya dari segi etimologis, historis, filosofis, dan juga realis. Itu sah-sah saja. Demikian halnya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Dalam Al-Ghuniyah li Thalibi Tariqil Haq Azza wa Jalla fil Akhlaq, wat Tashawwuf, wal Adabil Islamiyah, Syekh Abdul Qadir memaknai hari Id sebagai berikut.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Hari Id menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani (Sumber Gambar : Nu Online)
Hari Id menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani (Sumber Gambar : Nu Online)

Hari Id menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

Artinya, “Idul Fitri itu bukan mengenakan pakaian bagus, mengonsumsi makanan enak, memeluk orang-orang tercinta, dan menikmati segala kelezatan duniawi. Idul Fitri adalah kemunculan tanda penerimaan amal ibadah; pengampunan dosa dan kesalahan; penghapusan dosa oleh pahala; kabar baik atas kenaikan derajat di sisi Allah, ‘pakaian’ pemberian, ‘harta benda’ baru, aneka pemberian, dan kemuliaan; kelapangan batin karena cahaya keimanan; ketenteraman hati karena kekuatan keyakinan; tanda-tanda Ilahi lain yang tampak; pancaran lautan ilmu dari dalam sanubari melalui ucapan; pelbagai kebijaksanaan, kafasihan, dan kekuatan retoris,” (Lihat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Al-Ghuniyah li Thalibi Tariqil Haq Azza wa Jalla, Beirut, Darul Kutub Al-Islamiyah, 1997 M/1417 H, juz II, halaman 34).

PKB Kab Tegal

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani tidak menolak hal-hal yang bersifat lahiriyah-material. Tetapi ada yang tidak kalah dari unsur material, yaitu aspek non-material. Baginya, ketakwaan dan penerimaan amal-ibadah jauh lebih penting dari semua yang bersifat lahiriyah.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengutip riwayat Sayydidina Ali RA yang memakan roti dengan kualitas rendah di hari raya Idul Fitri. Betapa terkejutnya seorang sahabat yang mendapati Sayyidina Ali RA sedang memakan roti dengan kualitas rendah di hari raya Idul Fitri.

PKB Kab Tegal

“Bukankah ini hari raya wahai Amirul Mukminin? Kenapa baginda memakan roti seperti itu?”

“Hari raya Id itu bagi mereka yang puasanya diterima, amal ibadahnya diterima, dan dosanya diampuni. Bagiku, hari ini hari raya Id. Begitu juga esok hari. Setiap hari aku tidak bermaksiat kepada Allah, dan itu artinya setiap hari adalah hari raya Id bagiku,” jawab Sayyidina Ali RA.

Dari keterangan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa hari raya Idul Fitri bukan soal mudik atau tidak mudik, bukan masalah pakaian baru-tidak baru, bukan perkara pakai dresscode atau tidak, bukan perihal berbagi uang receh-atau tidak. Hari raya Id adalah ketakwaan, kebijaksanaan, dan perbaikan hidup beragama ke depan di bawah cahaya iman dan kekuatan keyakinan kepada Allah SWT. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Sunnah, PonPes PKB Kab Tegal

Inilah 11 Fakta Menarik Seputar Santri dan Pesantren

Jakarta, PKB Kab Tegal - Tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional. Mau tahu apa saja fakta-fakta menarik seputar santri dan dunia pesantren? Berikut adalah 11 ulasannya khusus untuk anda.

1. Para santri ngetel (masak) sendiri?

Inilah 11 Fakta Menarik Seputar Santri dan Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Inilah 11 Fakta Menarik Seputar Santri dan Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Inilah 11 Fakta Menarik Seputar Santri dan Pesantren

Masak sendiri merupakan salah satu hal yang mendewasakan dalam dunia pesantren. Tempo dulu, ketika belum ada kompor, santri masak memakai kayu bakar. Ketika musim hujan tiba, tak jarang banyak hanger atau sandal jepit yang hilang. Ke mana hilangnya, ya, jelas ke tungku untuk memasak. Namun, sekarang jarang santri yang masak sendiri, seiring dengan perkembangan jaman. Jika mencari santri memasak di dapur, silakan cari pondok yang masih salaf.

2. Makan se-lengser bersama

PKB Kab Tegal

Inilah yang membuat apapun makanannya akan enak terasa. Santri yang memasak, ketika sudah siap saji, makanan ditiriskan di lengser atau daun pisang. Kemudian dimakan secara bersama-sama oleh 5 - 10 orang. Meski nasi dan sayur masih panas, para santri tak peduli untuk melahapnya. Soal tangan gosong atau lidah terbakar, itu soal nanti. Masalahnya, kalau tidak berani ambil resiko itu, dijamin tidak kenyang karena kalah dengan yang lain.

PKB Kab Tegal

3. Antri mandi

Pesantren yang jumlah santrinya ribuan, ketika pagi dan sore hari akan ada pemandangan menarik di kamar mandi atau kali (sungai). Satu kamar mandi, bisa antre tiga orang. Jika tak sabar, yang ngantri akan menggedor-gedor pintu. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya buang hajat dengan pintu digedor-gedor. Berbeda dengan kamar mandi, kalau mandi di sungai antrinya petelesan celana untuk santri putra. Sungguh menggelikan.

4. Terserang penyakit kulit

Penyakit kulit atau kudis, akrab bagi santri baru. Hal ini seakan menjadi "ujian" pertama bagi santri; apakah nantinya ia akan betah tinggal di pesantren atau tidak. Saking parahnya, santri yang terkena penyakit ini kadang sampai tak bisa duduk atau sulit jalan. Mau dibawa ke rumah sakit, dokter, tak jua sembuh-sembuh. Hanya waktu yang bisa menyembuhkannya, hingga badan kebal dan penyakit merasa bosan sendiri.Namun, itu dulu. Pesantren sekarang sudah banyak memiliki air bersih dan sanitasi yang memadahi.

5. Tidur di lantai berbantal pakaian kotor

Dulu tak ada ceritanya santri tidur di kasur. Tidurnya cukup merebahkan badan di lantai kamar, depan kamar atau serambi masjid. Untuk bantal, pakaian kotor dikumpulkan lalu dibungkus dengan sarung. Hal itu sudah lebih dari cukup menghilangkan kantuk karena kesibukan ngaji pagi, siang sampai malam.

6. Berebut IN atau jajanan

Sudah menjadi tradisi, ketika ada santri baru atau menerima wesel atau sehabis pulang selalu membawa aneka jajanan. Ketika si santri datang diantar orang-tua, seluruh anggota kamar akan bersikap dewasa dan melayani tamu dengan penuh penghormatan, seperti anjuran baginda nabi.?

Namun sejurus kemudian, ketika para tamu orang tua atau wali santri itu pulang, akan segera terjadi kegaduhan: berebut jajanan. Ini suatu tradisi yang lazim terjadi di pesantren-pesantren salaf, meski latar belakang santri adalah seorang yang mampu. Berebut I.N. atau jajanan ini menjadi suatu hal yang menarik dan menyenangkan.

7. Dikejar setoran

Setoran disini bukanlah setoran yang lazim terjadi antara sopir angkot dengan juragannya, namun setoran hafalan nadzaman dan syair-syair kitab. Biasanya, seminggu sekali para santri setoran hafalan tersebut kepada sang ustadz. Jika tidak memenuhi target, si santri akan ditazir dan lebih ekstrem lagi tak bisa naik kelas.

8. Mayoran

Istilah mayoran dewasa ini jarang terdengar. Ini adalah manifestasi kekompakan atau rasa syukur santri setelah mengkhatamkan kitab. Biasanya, ada pengurus kelas yang menariki iuran lalu dibelikan daging. Daging, merupakan barang mewah bagi santri yang dengan kultur pesantren salaf rata-rata menyuruh untuk hidup senderhana, riyadlah dan tirakat. Namun, sepertinya tradisi mayoran ini sekarang lekang oleh waktu karena makanan mewah sudah ada dimana-mana.

9. Tazir (hukuman)

Pesantren dimanapun memiliki peraturan. Jika ada santri yang melanggar, ia akan dihukum sesuai bobot pelanggarannya. Ada yang diceburkan ke kolam atau sunga, dicukur gundul atau dipajang di depan pesantren dengan mengalungkan papan bertuliskan kesalahannya. Ketika terjadi taziran ini, biasanya semua santri menonton dan menyoraki. Ini pelajaran sekaligus tes mental dan melatih tanggung jawab.

10. Berebut mencium tangan kiai

Pesantren salaf mengajarkan santri untuk memuliakan ilmu dan ahlinya. Salah satu bentuk memuliakan tersebut adalah bersalaman dan mencium tangan kiai. Ini terjadi di semua pesantren-pesantren salaf, kecuali pesantren modern. Selain itu, bersalaman dan mencium tangan kiai adalah sebuah upaya ngalap berkah agar mendapat ridla dari sang kiai.

11. Tirakat

Terakhir dalam tulisan ini, adalah tirakat. Para santri biasanya meminta ijazah kepada kiai akan amalan-amalan tertentu seperti: ngrowot (tidak makan nasi), puasa, shalat jamaah, manaqib, mujahadah, dalalil dll. Amalan tersebut merupakan metode salafiyyah yang menjadi perekat masuknya ilmu ke hati. Jadi, jangan heran kalau ada santri yang makannya nasi aking (oyek, thiwul) karena itu ia sedang menjalankan misi spiritual. Bahkan, di pesantren tertentu, banyak santri yang mengamalkan ilmu kanuragan sehingga tak mempan bacok.

Demikianlah 11 fakta menarik tentang santri di pesantren yang dapat saya rangkum. Semoga, ke depan para santri terus dapat berkiprah membangun masyarakat, negara dan bangsa dalam domain agama Islam yang rahmatan lil alamin. Selamat Hari Santri Nasional!. Kiriman dari Ahmad Naufa, Santri PP An-Nawawi Berjan Purworejo

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Internasional, Kiai, Tegal PKB Kab Tegal

Katib Aam: Jelang Pemilu, Jagalah Ukhuwah Nahdliyah

Yogyakarta, PKB Kab Tegal. Dalam acara tahlil memperingati wafatnya KH Zainal Abidin Munawwir, Selasa (25/3) tadi malam, Katib Aam PBNU KH Malik Madani berpesan agar warga Nahdhiyin menjaga Ukhuwah Nahdliyah, kekompakan sesama warga NU menjelang pemilu 2014 nanti.

“Saya tidak ingin berbicara panjang lebar, saya hanya ingin titip pesan dari PBNU, menjelang tanggal 9 April yang akan datang ini, PBNU berpesan agar warga NU menjaga Ukhuwah Nahdliyah. Ukhuwah ini harus dijaga betul, supaya Ukhuwah Nahdliyah bisa menjelma menjadi Ukhuwah Islamiyah, persaudaraan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam,” ujarnya di hadapan ratusan jamaah yang hadir.

Katib Aam: Jelang Pemilu, Jagalah Ukhuwah Nahdliyah (Sumber Gambar : Nu Online)
Katib Aam: Jelang Pemilu, Jagalah Ukhuwah Nahdliyah (Sumber Gambar : Nu Online)

Katib Aam: Jelang Pemilu, Jagalah Ukhuwah Nahdliyah

“Tidak usah tengkar? satu sama lain karena berbeda pilihan politik. PBNU tidak pernah mewajibkan warganya untuk memilih partai tertentu. Silahkan tanya kepada hati nurani masing-masing,” tambah Kiai Malik.

PKB Kab Tegal

Dalam kesempatan tersebut, Kiai Malik juga berpesan agar memilih orang bukan karena money politik.

“Pilihlah orang yang menurut pendapat kita orang ini orang baik. Kalau jadi wakil kita di DPR nanti akan menyuarakan aspirasi kita. Tidak akan memperkaya diri sendiri. Inilah pesan PBNU,” ungkap Kiai asal Pulau Madura tersebut

PKB Kab Tegal

Acara tahlil bersama dalam rangka memperingati 40 hari wafatnya KH. Zainal Abidin Munawwir tersebut dihadiri oleh ratusan jamaah yang terdiri dari santri dan masyarakat. Mereka berduyun-duyun memenuhi halaman Pesantren Krapyak selepas Isya’. Dengan dipimpin oleh KH Najib Abdul Qadir, para jamaah khusyuk membacakan doa untuk KH Zainal Abidin Munawwir yang wafat tanggal 15 Februari 2014.? (Nur Rokhim/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Syariah PKB Kab Tegal

Hajar Hidayatullah 1-4, Darul Ulum Wakili Sumatera VI di Putaran Final LSN

Bengkulu, PKB Kab Tegal. Laga final Liga Santri Nusantara Regional Sumatera VI yang meliputi Sumatera Barat dan Bengkulu, telah berlangsung Rabu (5/10) di Stadion Semarak Sawah Lebar, Kota Bengkulu.

Hajar Hidayatullah 1-4, Darul Ulum Wakili Sumatera VI di Putaran Final LSN (Sumber Gambar : Nu Online)
Hajar Hidayatullah 1-4, Darul Ulum Wakili Sumatera VI di Putaran Final LSN (Sumber Gambar : Nu Online)

Hajar Hidayatullah 1-4, Darul Ulum Wakili Sumatera VI di Putaran Final LSN

Kickoff laga final yang mempertemukan juara Zona Sumbar Pesantren Darul Ulum, melawan juara Zona Bengkulu, Pesantren Hidayatullah, ditandai dengan tendangan bola oleh Kapolda Bengkulu Brigjen Pol M Ghufron.

Sejak peluit panjang berbunyi, tim Darul Ulum mencoba membangun serangan terlebih dahulu. Tetapi usaha kedua tim perwakilan Zona Sumbar dan Bengkulu ini, belum menghasilkan gol hingga babak pertama usai.

Memasuki babak kedua, kedua tim saling menyusun serangan, bola-bola bahaya sempat kedua peroleh, tapi sayang hingga babak kedua selesai, tak ada satupun yang dapat menghasilkan gol. Hingga pada akhirnya terjadilah adu finalti, yang dimenangkan Pesantren Darul Ulum dengan gol 4-1.

Dengan kemenangan tersebut, Pesantren Darul Ulum berhak melaju ke babak seri nasional mewakili Regional Sumatera VI yang pada babak penyisihan diikuti 14 Pesantren se-Sumbar dan Bengkulu.

PKB Kab Tegal

"Dengan kemanangan ini, maka Pesantren Darul Ulum akan mewakili Regional Sumatera VI di seri nasioanal yang akan berlangsung di Yogyakarta,” jelas Herliardo Ketua Panpel Sumatera VI.

"Siapapun yang menang kita apresiasi, yang penting momentum Liga Santri Nusantara telah membangkitkan ghirah/semangat pesantren di bidang olahraga," tambahnya.

Laga final Regional Sumatera VI di samping dihadiri Kapolda Bengkulu, juga hadir Kapolres Bengkulu, Staf Ahli Gubernur Bengkulu, Din Ikwan, para pejabat Kemenag Provinsi, panitia Liga Santri Nusantara pusat dan daerah, serta ratusan suporter kedua tim. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Kiai, Ubudiyah PKB Kab Tegal

LAZISNU akan Salurkan 15.000 Paket Sembako dan 10.000 Santunan Yatim

Jakarta, PKB Kab Tegal. Pengurus Pusat Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) akan menyalurkan sebanyak 15.000 paket sembako dan 10.000 santunan untuk anak yatim pada bulan Ramadhan 1436 H ini.

LAZISNU akan Salurkan 15.000 Paket Sembako dan 10.000 Santunan Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)
LAZISNU akan Salurkan 15.000 Paket Sembako dan 10.000 Santunan Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)

LAZISNU akan Salurkan 15.000 Paket Sembako dan 10.000 Santunan Yatim

“Paket sembako dan santunan ini adalah program rutin PP LAZISNU pada setiap bulan Ramadhan,” kata Ketua PP LAZISNU KH Masyhuri Malik ditemui di kantornya lantai 2 gedung PBNU, Jalan Karamat Raya 164 Jakarta Pusat, Senin (22/6).

Ditambahkan, paket sembako dan santunan yang akan disalurkan pada bulan Ramadhan ini diperoleh dari para muzakki dan dermawan yang sudah rutin menyalurkan zakat dan sedekahnya melalui LAZISNU.

PKB Kab Tegal

Sementara itu Manager Fundrising dan Program PP LAZISNU Nur Rohman mengatakan, tema yang diambil oleh PP LAZISNU dalam pengumpulan zakat, infaq dan shadaqah pada bulan Ramadhan tahun ini adalah “Bangkit Sedekah”.

PKB Kab Tegal

“Sedekah yang kita maksudkan di sini bermakna umum, menyangkut zakat, infaq dan shadaqah,” katanya.

Salurkan zakat, infaq, dan sedekah Anda melalui LAZISNU ke nomor rekening BNI 010.85723.08 untuk zakat dan BNI 010.85756.48 untuk infak dan shadaqah serta rekening Mandiri 123.000.483. 8951 untuk zakat  dan Mandiri 123.000.483.8977 untuk infaq dan shadaqah atau datang langsung ke kantor PP LAZISNU di Gedung PBNU, Lantai 2, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat. Telp 021-3102913 SMS 0813.9800.9800. (Red: Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai PKB Kab Tegal

Gubernur Jatim Sebut Pesantren Solusi Pendidikan di Era Global

Pasuruan, PKB Kab Tegal

Gubernur Jawa Timur H Soekarwo secara resmi membuka gelaran Silaturrahmi Nasional (Silatnas) perdana gerakan "Ayo Mondok", Jumat malam (13/5), di Taman Candra Wilwatikta Pandaan Pasuruan, Jawa Timur.

Tampak hadir dalam acara pembukaan, Wakil Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Ketua PWNU Jawa Timur KH Mutawakkil Alallah, Ketua PP RMINU KH Abdul Ghaffar Rozin, Koordinator Nasional Ayo Mondok KH Luqman Harits Dimyathi, Wakil Gubernur Jatim H Saifullah Yusuf dan Bupati Pasuruan H Irsyad Yusuf.

Gubernur Jatim Sebut Pesantren Solusi Pendidikan di Era Global (Sumber Gambar : Nu Online)
Gubernur Jatim Sebut Pesantren Solusi Pendidikan di Era Global (Sumber Gambar : Nu Online)

Gubernur Jatim Sebut Pesantren Solusi Pendidikan di Era Global

Pakde Karwo, sapaan akrabnya, sangat mengapresiasi langkah yang telah dilakukan oleh PBNU dan RMINU dengan mengampanyekan Gerakan Ayo Mondok. Menurutnya, gerakan kembali ke pesantren merupakan sebuah jawaban atas kegalauan dan keresahan dari dampak berkembangnya era global dan digital.?

"Revolusi digital harus diwadahi dengan cerdik. Dengan gerakan kembali ke pesantren, Nyantri lagi, ditepuk pundaknya oleh kiai lagi dan sorogan kitab kuning adalah solusi yang luar biasa," kata Gubernur disambut tepuk tangan ribuan hadirin.

Berkembangnya era digital dalam dunia global saat ini, lanjut Pakde, membawa berbagai kemanfaatan dalam lini kehidupan. Namun, era digital juga menimbulkan berbagai macam masalah baru, seperti kejahatan, amoralitas, dan kekerasan. Pesantren merupakan jawaban terhadap liberalitas informasi. Pesantren satu-satunya tempat yang sangat efektif untuk menanamkan pendidikan moral dan spiritual kepada generasi bangsa.

PKB Kab Tegal

"Sentuhan dari para kiai menimbulkan proses moralitas. Bila negaradiduni ini ingin maju, maka harus menempatkan moralitas dan spiritual dalam pembangunan pemerintah," jelasnya.

PKB Kab Tegal

Sementara itu, Koordinator nasional gerakan "Ayo Mondok" KH Luqman Harits Dimyathi dalam laporanya menyampaikan, sejak diresmikan pada 1 Juni 2015, gerakan ini mendapat apresiasi yang positif dari masyarakat. Ayo Mondok berhasil menyadarkan kembali masyarakat, bahwa pesantren merupakan tempat utama untuk menuntut ilmu.

"Alhamdulillah, efek dari gerakan Ayo Mondok ini, kuantitas santri yang mondok di pesantren semakin hari semakin banyak," jelasnya.

Katib Syuriyah PBNU ? itu juga menghimbau kepada masyarakat untuk dapat memasukkan satu diantara putra-putrinya untuk belajar di pesantren."Minimal satu dari putra putri kita, kita masukkan ke pesantren,"katanya.

Pembukaan Silatnas Perdana Ayo Mondok berlangsung meriah. Acara diisi dengan peluncuran lagu Gerakan Ayo Mondok yang dibawakan oleh grup Padang Howo Pasuruan, dan pemutaran Video profil Ayo Mondok dan profil Potensi Kabupaten Pasuruan.

Sementara Grup kenamaan Wali Band yang hadir menghibur peserta Silatnas dan masyarakat, didaulat menjadi Duta Gerakan "Ayo Mondok" tahun 2016. (Zaenal Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pondok Pesantren PKB Kab Tegal