Jumat, 28 Juli 2006

Soal Kurikulum Ma’had Aly, Kiai Masdar: Selain Qiroatul Kutub, Penting juga Qiroatul Ummah

Jakarta, PKB Kab Tegal

Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Mas’udi ikut memberikan kontribusi materi dalam rangka penyusunan kerangka kurikulum Ma’had Aly. Kegiatan bertajuk Halaqah Nasional ini berupaya memberikan sumbangsih pemikiran terkait kurikulum yang akan diterapkan di Ma’had Aly. Acara ini dilaksanakan di Hotel Media Jakarta, Kamis (2/6).

Soal Kurikulum Ma’had Aly, Kiai Masdar: Selain Qiroatul Kutub, Penting juga Qiroatul Ummah (Sumber Gambar : Nu Online)
Soal Kurikulum Ma’had Aly, Kiai Masdar: Selain Qiroatul Kutub, Penting juga Qiroatul Ummah (Sumber Gambar : Nu Online)

Soal Kurikulum Ma’had Aly, Kiai Masdar: Selain Qiroatul Kutub, Penting juga Qiroatul Ummah

Menurut Kiai Masdar, para mahasantri di Ma’had Aly juga penting dibekali kemampuan membaca umat. “Dididik juga soal kepemimpinan, kemampauan membaca umat, jadi bukan hanya qiroatul kutub (pengajaran kitab kuning), tetapi qiroatul ummah (kemampuan membaca umat),” ujarnya.

Salah satu Muassis atau perintis Ma’had Aly ini menilai bahwa kemampuan membaca umat ini penting karena semua ilmu agama yang bersumber dari kitab kuning atau kitab klasik penerapannya untuk masyarakat. Jangan sampai lulusan Ma’had Aly tak mampu membaca umat sehingga dakwah agama tidak dipahami atau bahkan tidak diterima oleh masyarakat.

“Ilmu agama itu pasarnya masyarakat, jadi kalau sasarannya mereka, maka kita harus memahami berbagai kondisi sasaran itu, yakni masyarakat. Jangan sampai tidak memahami karena bisa salah alamat,” terangnya.

Menurut kiai yang sudah malang melintang dalam kajian kepesantrenan ini, kekurangan dari studi agama itu adalah kemampuan membaca masyarakat. Jadi seolah-olah agama itu berdiri sendiri, padahal ilmu-ilmu tersebut mau dibawa ke masyarakat luas.

PKB Kab Tegal

“Jadi ilmu kita tidak hanya mengurai teks atau nash, tetapi kemampuan mengurai masayarakat juga penting sebagai sasaran penerapan nash tersebut. Jadi qiroatul kutub itu sesungguhnya bisa sekali ditransfer ke dalam ilmu sosial melalui penerapannya sehingga ilmu agama tidak teralienasi (terasingkan),” papar Kiai Masdar.

PKB Kab Tegal

Lebih jauh, dia menjelaskan bahwa ketika ilmu agama berusaha diterapkan di masyarakat, lulusan Ma’had Aly juga harus mampu memahami karakter masyarakat yang berada di pedesaan maupun perkotaan. Sehingga metode dan menu yang disajikan juga tidak sama.

“Pemahaman tersebut yang sering diabaikan oleh para pengkaji studi agama sehingga memahami teks dan memahami sosial-masyarakat, budaya, tradisi yang berkembang, sama pentingnya,” tandas Kiai Masdar.?

Kementerian Agama baru saja menerbitkan Surat Keputusan (SK) tentang Izin Pendirian Ma’had Aly pada Pondok Pesantren, Ahad (29/5/2016) lalu di Pesantren Tebuireng Jombang. Ada 13 Ma’had Aly yang telah menerima SK ini dan masing-masing membuka satu dari 6 pilihan program studi, yaitu Sejarah dan Peradaban Islam, Fiqih dan Ushul Fiqih, Tafsir dan Ilmu Tafsir, Hadits dan Ilmu Hadits, Aqidah dan Filsafat, serta Tasawuf dan Tarekat.? (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Internasional, IMNU PKB Kab Tegal

Rabu, 19 Juli 2006

Deklarasi Nahdlatul Ulama Diharapkan Jadi Solusi Kemelut Dunia Islam

Jakarta, PKB Kab Tegal

Kegiatan International Summit of The Moderate Islamic Leaders (Isomil), Senin-Rabu (9-11/5) di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan Jakarta ditutup dengan menghasilkan Deklarasi Nahdlatul Ulama. Deklarasi tersebut merupakan komitmen NU dan ulama-ulama di dunia untuk mewujudkan Islam sebagai agama yang benar-benar membawa kebaikan dan kemaslahatan bagi seluruh umat manusia.

Deklarasi Nahdlatul Ulama Diharapkan Jadi Solusi Kemelut Dunia Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Deklarasi Nahdlatul Ulama Diharapkan Jadi Solusi Kemelut Dunia Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Deklarasi Nahdlatul Ulama Diharapkan Jadi Solusi Kemelut Dunia Islam

Katib Syuriyah PBNU KH Yahya Cholil Staquf kepada PKB Kab Tegal sesaat setelah pembacaan dekalarasi mengatakan bahwa deklarasi tersebut merupakan harapan sekaligus jalan keluar dari kemelut dunia Islam saat ini.

Gus Yahya menegaskan kepada pihak-pihak tertentu agar jujur dan mengakui apa yang menjadi sumber masalah dunia Islam sekarang ini. “Kalau kita jujur apa yang menjadi sumber masalah, kita bisa menemukan solusi,” ujarnya, Selasa (10/5).

Ketika ditanya apa yang dimaksud dengan tidak jujur, putra almaghfurlah KH Cholil Bisri ini menjelaskan, selama ini pihak-pihak tertentu menutup-nutupi masalah. Mereka bilang kemelut tersebut tidak ada hubungannya dengan Islam, mereka juga bilang hal ini tidak ada hubungannya dengan Islam.

PKB Kab Tegal

“Kita bisa ambil contoh KH Hasyim Asy’ari dalam Risalah Ahlussunnah wal Jamaah-nya. Beliau sejak dulu jujur bahwa ada orang-orang yang menafsirkan Islam dengan cara berbahaya dan sudah disebut oleh Beliau siapa saja. Dan hal itu merupakan model penafisran yang menjadi sumber legitimasi politik oleh negara-negara yang sedang berkonflik di Timur Tengah sekarang,” papar Gus Yahya.

Dia menjelaskan terkait dengan deklarasi tersebut untuk para pemimpin Islam moderat bahwa NU akan datang dan mengajak mereka untuk bergabung dalam membangun dunia yang damai. “Kita akan melihat nanti siapa yang menginginkan jalan keluar dan siapa yang ingin berjuang dengan NU, kita akan lihat nanti,” tutupnya. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Budaya, Nahdlatul Ulama PKB Kab Tegal

Jumat, 03 Maret 2006

Muslimat NU DKI Tunggu Gebrakan 100 Hari Jokowi

Lima belas Oktober lalu, warga DKI Jakarta memiliki gubernur baru. Nama Jokowi-Basuki cukup populer satu bulan terakhir. Keduanya terpilih sebagai pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur baru DKI Jakarta. Wartawan PKB Kab Tegal Alhafidz Kurniawan mewawancarai Ketua Pimpinan WIlayah Muslimat NU DKI Jakarta, Hj. Hizbiyah Rochim pertelepon, Kamis (18/10) petang. Berikut petikan wawancaranya.

Apa harapan Muslimat NU DKI Jakarta kepada Gubernur baru?

Muslimat NU DKI Tunggu Gebrakan 100 Hari Jokowi (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU DKI Tunggu Gebrakan 100 Hari Jokowi (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU DKI Tunggu Gebrakan 100 Hari Jokowi

Kita berharap Pak Jokowi merealisasikan janji-janjinya kepada rakyat DKI Jakarta. Misalnya soal pengentasan rumah kumuh, jaminan kesehatan, pendidikan, dan janji lainnya. Kami juga berharap agar Jokowi ini mengemban amanah dalam lima tahun ke depan. Dengan begitu, ia tidak setengah-setengah membenahi persoalan di Jakarta.

Terkait sosial-keagamaan?

PKB Kab Tegal

Saya dengar kiprahnya di Solo cukup baik dengan dunia kemasyarakatan dan keagamaan. Dan kita sebagai tokoh masyarakat termasuk ulama-ulamanya, harus menjemput bola. Tokoh-tokoh ini penting untuk memberikan masukan-masukan kepada Pak Jokowi sebagai Gubernur baru DKI Jakarta. Tentunya ia akan mendengarkan masukan tersebut demi kemaslahatan, ukhuwah Islamiyah, dan kesejahteraan warga DKI.

Kita tidak boleh diam, tetapi harus mengadakan pendekatan-pendekatan. Kita, sejumlah ormas keagamaan, termasuk MUI harus mendukung program-program Pak Jokowi. Para ulama dan habib harus menyambut positif kehadiran Pak Jokowi. Kita tidak boleh menyikapinya secara negatif.

PKB Kab Tegal

Pemimpin itu tergantung lingkungan. Siapa lagi yang melindungi pemimpin kita kalau bukan kita sendiri.

Apa tanggapan ibu terkait ormas Islam tertentu yang menyudutkan Wagub DKI Jakarta yang nonmuslim?

Kita boleh berjuang. Tetapi semua ada aturan dan kondisinya. Artinya saat untuk mengkritisi pemimpin belum saatnya. Orang (pemimpin-red.) belum kerja, sudah dikritisi? Nanti dulu. Kita harus lihat dulu kenyataannya ke depan. Meskipun Wagub nonmuslim, tetapi kalau memberikan kemaslahatan kepada banyak orang, kita harus mendukungnya.

Ini belum apa-apa, sudah diginikan-ginikan? Jadi kerjanya akan terganggu. Ini nggak benar. Kita di Islam, ya nggak boleh seperti itu. Justru kita berkiprah bersama dalam membenahi DKI Jakarta. Tinggal dilihat bagaimana nanti ke depannya?

Kita lihat dulu 100 hari ke depan seperti apa, baru kasih masukan kepada pemimpin dimana kurangnya. Tetapi itu pun harus mengerti jalur dan salurannya. Jangan sampai Islam kita ini dicederai oleh segelintir umat Islam sendiri. Kita tidak menginginkan hal tersebut tentunya. Umat Islam kok menodai Islam sendiri? Nggak boleh itu. Kita bekerja yang cantik lah…

Ada mekanismenya?

Saya kira semua ada strateginya lah. Etikanya pun ada. Kita harus tahu itu. Bukan harus demonstrasi. Itu bukan solusi. Solusi itu yang memberikan kemaslahatan kepada masyarakat.

Harus punya itikad baik?

Iya harus punya niat baik dalam memberikan masukan (kepada pemimpin-red.). Kalau warganya selalu su’uzan, ya repot. Bagaimana kita bisa membangun Jakarta? Maka itu kita harus memiliki semangat yang baik untuk membangun kota Jakarta bersama-sama. Tinggal dilihat ke depan seperti apa? Kita evaluasi sambil jalan nanti.

Tantangan ke depan?

Saya kira setiap pemimpin akan mendapat tantangan. Semua pemimpin akan hadapi itu, tidak hanya gubernur DKI Jakarta saja. termasuk pemimpin ormas, politik, dan pemimpin di pelbagai bidang. Tantangan itu pun harus dilihat dulu. Kalau tantangannya untuk memajukan masyarakat Jakarta, tentu mau tidak mau harus diatasi.

Dilihat dari pelantikan kemarin, siapa sih yang menghendaki Pak Jokowi? Rakyat toh? Pak Jokowi ini kan dipilih oleh masyarakat sendiri. Dan tentunya kebijakannya harus kembali kepada rakyat.

Selain itu kita harus melihat DPRD. Peran DPRD di sini juga cukup menentukan, terkait anggaran, program, dan sebagainya. Saya kira Pak Jokowi juga harus bisa melakukan pendekatan dengan DPRD. Tetapi saya pikir Pak Jokowi jauh hari sudah mengerti strategi dan caranya.

Redaktur: A. Khoirul Anam 

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta PKB Kab Tegal

Rabu, 15 Februari 2006

Nusantara Bershalawat, Sekaligus Pelantikan Syekher Mania Lampung

Metro-Lampung, PKB Kab Tegal. Bertajuk Nusantara Bershalawat, Syekher Mania Provinsi Lampung dikukuhkan oleh Habib Syeh bin Abdul Qadir Assegaf dengan mengambil lokasi di samping Gedung NU Kota Metro, Kamis (20/04) malam.

Nusantara Bershalawat, Sekaligus Pelantikan Syekher Mania Lampung (Sumber Gambar : Nu Online)
Nusantara Bershalawat, Sekaligus Pelantikan Syekher Mania Lampung (Sumber Gambar : Nu Online)

Nusantara Bershalawat, Sekaligus Pelantikan Syekher Mania Lampung

Selain pengukuhan Syekher Mania Lampung, acara tersebut digelar dalam rangka Harlah 2 Windu, Khotmil Quran Juz 30, dan Juz Amma PP Roudlotul Quran Kota Metro, Lampung.

Dihadiri oleh puluhan ribu Syekher Mania dari seluruh penjuru Lampung dan sekitarnya yang tentu sudah kangen dengan sosok Habib Syeh dan lantunan shalawatnya. Maklum saja, karena Habib Syeh terakhir hadir di Lampung yaitu pada acara Lampung Tengah Bershalawat jilid II pada bulan September tahun lalu.

Hadir pula di acara tersebut, Pengasuh PP Raudloutul Quran Metro KH Ali Komarudin, Bupati Pringsewu KH Sujadi Saddat, Pengurus PP Sabilun Najah Kotagajah KH Daroini Ali, Mantan Bupati Tanggamus Fauzan Sai, Wakil Bupati Tanggamus H Samsul Hadi, Pengasuh PP Daruk Ulum Seputihbanyak KH Fathul Mujid dan tokoh-tokoh penting lainya yang masuk dalam jajaran Dewan Penasehat Syekher Mania Lampung.

Bupati Lampung Tengah H Mustafa didaulat menjadi Ketua Syekher Mania Lampung dan ditunjuk langsung oleh Habib Syeh saat Habib Syeh hadir dalam acara Lampung Tengah Bershalawat jilid 2 bulan September tahun lalu.

PKB Kab Tegal

Jadi tidaklah mengherankan jika ditunjuknya H Mustafa sebagai ketua Syekher Mania Propinsi Lampung karena Lampung Tengah adalah satu-satunya kabupaten/kota di Propinsi Lampung yang sering mendatangkan Habib Syeh dalam beberapa momen kegiatannya. Terhitung sudah tiga kali ini Habib Syeh hadir di Lampung Tengah.

Habib Syeh dalam kesempatan tersebut menyatakan apresiasinya kepada Syekher Mania"Saya sangat mengapresiasi dengan semangat para Syekher Mania di Lampung, terutama di Lampung Tengah. Jamaahnya selalu penuh untuk melantunkan shalawat. Agar ini terus terjaga, saya berharap Pak Mustafa bisa menjadi Pembina Syekher Mania di Lampung. Saya percaya di bawah kepemimpinan beliau, Syekher Mania Lampung bisa lebih aktif lagi," ujar Habib saat itu. (Henudin/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Kyai PKB Kab Tegal

Kamis, 09 Februari 2006

1500 Anggota Banser Ikuti Pembaretan

Wonosobo, PKB Kab Tegal. Bersamaan dengan agenda Rapat Pleno PBNU di Wonosobo, sebanyak 1500 anggota banser X-23 kabupaten setempat mengikuti acara pembaretan massal di alun-alun Wonosobo, Sabtu kemarin (7/9). Pembaretan diawali dengan melakukan longmarch sejauh 2 kilometer dari Kampung Singkir Mlipak Kecamatan Wonosobo.

1500 Anggota Banser Ikuti Pembaretan (Sumber Gambar : Nu Online)
1500 Anggota Banser Ikuti Pembaretan (Sumber Gambar : Nu Online)

1500 Anggota Banser Ikuti Pembaretan

Acara pembaretan dipimpin langsung oleh Ketua Penasehat  GP Ansor  yang juga Bupati Wonosobo Kholiq Arif. Dalam kesempatan itu juga dihadiri Pimpinan Pusat GP Ansor, tokoh agama, dan forkominda .

Ketua PC GP Ansor Wonosobo Asmak Khozin kepada wonosobo ekspres menjelaskan, pembaretan secara massal dilakukan bagi anggota banser yang sudah mengikuti pendidikan dan latihan dasar bagi anggota beberapa waktu lalu.

PKB Kab Tegal

“1500 anggota yang mengikuti pembaretan merupakan hasil dari kegiatan kaderisasi  diklatsar di 8 titik beberapa waktu lalu,” ungkapnya.

Pihaknya menepis anggapan bahwa pembaretan tersebut merupakan unjuk kekuatan Ansor jelang pemilu 2014 mendatang.  Akan tetapi menurutnya, kegiatan itu murni pengkaderan internal dan tidak ada kaitannya dengan politik.

PKB Kab Tegal

“Saya tegaskan tidak ada kaitannya dengan show of force jelang pileg 2014, sama sekali tidak ada, ini kaderisasi,” bebernya.

Asmak mengakui bahwa masih banyak agenda yang harus dilakukan, terutama terkait pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan di bidang ekonomi. “Kita tidak bisa berbangga dengan jumlah anggota banser saat ini, sebab masih banyak pekerjaan rumah yang harus di selesaikan, terutama masalah kapasitas dan pengembangan sektor ekonomi,” katanya.

Sementara itu, Bupati Wonosobo Kholiq Arif selaku penasehat GP Ansor Wonosobo menegaskan bahwa Banser sebagai kader inti gerakan pemuda Ansor harus senantiasa satu komando terhadap perintah GP ansor, sebab banser bagian dari Ansor bukan terpisah.

“Saya masih menemukan anggapan bahwa banser terpisah dari ansor, itu tidak benar, dan pemahaman itu harus segera diluruskan,” katanya.

Kholiq juga berpesan, Banser senantiasa untuk tetap bersikap tegas menjaga keutuhan NKRI dan menjaga Islam ala Ahlussunah wal Jama’ah.

“Banser sudah bersepakat untuk menjaga keamanan dan kedamaian serta menjaga Islam ala Ahlussunah wal Jama’ah, dan sikap tersebut harus di pegang teguh semua anggota banser yang baru saja menjalani pembaretan,” pungkasnya. (Fathul Jamil/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta PKB Kab Tegal

Senin, 26 Desember 2005

Kejahatan Intelektual Kelompok Wahabi

Oleh Fathul Qodier

Salah satu strategi kelompok wahabi mengaburkan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah penganut ajaran Imam Abu Hasan Al-Asyari adalah dengan men-tahrif atau mengubah isi kitab karangan beliau dan ulama-ulama Asyariyah disesuaikan dengan akidah mereka.

Kejahatan Intelektual Kelompok Wahabi (Sumber Gambar : Nu Online)
Kejahatan Intelektual Kelompok Wahabi (Sumber Gambar : Nu Online)

Kejahatan Intelektual Kelompok Wahabi

Kadang juga dengan membiarkan isi kitab sesuai aslinya namun diberi catatan kaki dan dikomentari sesuai akidah mereka, meski baru lulus S1 maupun S2 dengan entengnya sekelas Imam Al-Ghazali, As-Suyuti, An-Nawawi mereka sangsikan kepakarannya.

Ada juga salah seorang ustadz yang menyampaikan ceramahnya di YouTube. Dalam ceramahnya itu, ia menyampaikan pemikiran Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asyari (dalam kitab Risalah Ahlussunnah wal Jamaah) di forum pengajian namun tidak utuh, ada beberapa pendapat Mbah Hasyim yang bertentangan dengan pendapat dia lalu dipotong.?

Ungkapan Mbah Hasyim bahwa pengikut pengikut Syekh Muhammad bin Abdul Wahab yang mengikuti pemikiran Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qayyim termasuk ahli bidah tidak disampaikan.

Dengan kekuatan finansial yang besar mereka terus menerus menjalankan kejahatan intelektual tersebut demi memaksakan akidah mereka kepada umat. Amaliyah yang tidak sesuai dengan mereka terus dihujat dan dituding keluar dari Islam.?

PKB Kab Tegal

Meski seringkali kalah argumen namun mereka tetap keukeuh (keras kepala) dengan pendiriannya. Memang repot berhadapan dengan kelompok yang kurang memaksimalkan akalnya dalam memahami agama.

Mereka sadar, untuk menanamkan ideologi mereka maka harus menguasai literatur pokok kajian Islam. Penerbit-penerbit kitab maupun penerbit buku besar mereka kuasai, meski harus mengotak-atik isi kitab para ulama-besar yang ratusan tahun menjadi rujukan umat, tanpa malu dan tanpa merasa berdosa meski tindakannya membodohi umat.

Beberapa kali saya tertipu saat membeli kitab-kitab rujukan pokok ulama Ahlussunnah wal Jamaah, (khususnya beli via online) isinya sudah diubah oleh editornya sedemikian rupa sehingga bertolak belakang dengan pemikiran mushonif atau penulis aslinya.?

Bahkan toko-toko kitab kawasan Ampel Surabaya, Jawa Timur yang sudah puluhan tahun menjadi jujugan pesantren salaf seluruh Indonesia untuk belanja kitab, saat ini pun sudah dibanjiri kitab-kitab yang sudah tidak orisinil isinya.

PKB Kab Tegal

Walhasil, hati-hatilah membeli kitab dan buku keislaman khususnya kajian-kajian tauhid, telitilah isinya, jangan sampai tertipu.

Foto di atas adalah contoh salah satu kitab yang sudah diubah isinya. Al-Ibanah an Ushuliddiyanah salah satu kitab babon akidah Ahlussunnah wal Jamaah karangan Imam Abu Hasan Al-Asyari.?

Di dalamnya menjelaskan, Al-Asyari mengatakan bahwa Allah bersemayam di atas Arsy, Allah memiliki wajah, memiliki tangan, dan lain-lain, yang hal tersebut bertentangan dengan akidah Al-Asy’ari sendiri.

Penulis adalah Khodim di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, Alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul PKB Kab Tegal

Rabu, 17 November 2004

Usul Penyeragaman Lebaran NU dan Muhammadiyah, Respon Pak Hasyim Ini Bikin Tertawa

Jakarta, PKB Kab Tegal - Perbedaan furuiyyah antara Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah merupakan persoalan klasik yang sampai hari ini masih terus terjadi. Salah satu perbedaan tersebut biasanya terjadi dalam hal penetapan hari raya.

Pada acara peluncuran buku Takziyah Muhammadiyah untuk KH A Hasyim Muzadi di Aula KH A Dahlan, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/4) malam, Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin sempat menyinggung perbedaan penetapan hari raya antara NU dan Muhammadiyah.

Usul Penyeragaman Lebaran NU dan Muhammadiyah, Respon Pak Hasyim Ini Bikin Tertawa (Sumber Gambar : Nu Online)
Usul Penyeragaman Lebaran NU dan Muhammadiyah, Respon Pak Hasyim Ini Bikin Tertawa (Sumber Gambar : Nu Online)

Usul Penyeragaman Lebaran NU dan Muhammadiyah, Respon Pak Hasyim Ini Bikin Tertawa

Dalam testimoninya, Din Syamsuddin mengungkapkan tentang perbedaan penetapan hari raya pada tahun 2007 antara NU dan Muhammadiyah. Pada tahun itu, NU dipimpin KH Hasyim Muzadi, dan Muhammadiyah dipimpin Din Syamsuddin.

PKB Kab Tegal

Menurut Din, saat itu Wakil Presiden HM Jusuf Kalla mengundang dirinya dan Pak Hasyim untuk membicarakan derajat dalam penentuan hari raya dengan tujuan agar bisa merayakan hari raya pada waktu yang sama.

Muhammadiyah yang pada waktu itu sudah menetapkan hari raya dengan setengah derajat, kemudian diminta Jusuf Kalla untuk menaikkan, “Gimana kalau Muhammadiyah naik sedikit derajatnya, Pak Hasyim (juga gimana) kalau NU turun derajatnya, sehingga bertemu?” kata Din Syamsuddin menirukan permintaan Jusuf Kalla.

Tapi saat itu, kata Din Syamsuddin, baik dirinya maupun Pak Hasyim menolak. Pak Hasyim menolak dengan alasan bahwa putusan penetapan hari raya bukan putusan PBNU. Kapasitasnya sebagai Ketua Umum PBNU, menurut Pak Hasyim, tidak cukup kuat untuk mengubah putusan karena itu putusan Lajnah Falakiyyah PBNU. Begitupun Din Syamsuddin. Ia menolak dengan alasan penetapan tersebut putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah.

PKB Kab Tegal

Tapi di luar, kata Din Syamsuddin, Pak Hasyim sempat mengomentari permintaan Jusuf Kalla, “Inilah kalau madzhab Yusufi, madzhab Yusuf Kalla,” ujar Din Syamsuddin diikuti tawa hadirin. (Husni Sahal/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaNu PKB Kab Tegal