Minggu, 22 November 2015

Islam Nusantara, Islam yang Merangkul Nusantara

Solo, PKB Kab Tegal. Model Islam yang dibawa para walisongo ke Nusantara, atau kemudian populer disebut sebagai istilah Islam Nusantara, menjadikan kebudayaan Nusantara sebagai sarana untuk berdakwah.

Demikian menurut Wakil Ketua Pengurus Cabang Internasional Nahdlatul Ulama (PCINU) Amerika Serikat, Akhmad Sahal pada kegiatan bedah buku Islam Nusantara yang diselenggarakan Lakpesdam NU Surakarta, di Kantor NU setempat, Kamis (27/8) malam.

Islam Nusantara, Islam yang Merangkul Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Islam Nusantara, Islam yang Merangkul Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Islam Nusantara, Islam yang Merangkul Nusantara

“Islam Nusantara itu Islam yang merangkul Nusantara. Maksudnya, dalam pendekatan terhadap kenyataan kebudayaan Nusantara ini tidak memakai cara tumpas kelor, tetapi dijadikan sarana untuk pengislaman, dan selaras dengan Islam,”

PKB Kab Tegal

Ditambahkan Sahal, model Islam Nusantara yang membawa nilai dakwah yang santun dan damai, merupakan perwujudan dari Islam yang kaffah (menyeluruh) dan rahmatan lil alamin. “Islam Nusantara ini Islam yang kaffah dan memakai ilmu, bukan sekedar pokoe (yang penting) memakai istilah kaffah,” jelas Sahal.

PKB Kab Tegal

Lebih lanjut diungkapkan Sahal, para ulama Islam Nusantara ini memiliki sanad keilmuan yang bersambung hingga Rasulullah saw. “Jadi sanadnya bukan dari Syekh Google. Tapi mereka mendapatkannya dari para guru yang memiliki mata rantai keilmuan hingga Rasulullah,” ujar dia.

Sementara itu, menurut narasumber lainnya, KH Abdullah Sa’ad, munculnya istilah Islam Nusantara masih perlu dikaji lebih lanjut, khususnya yang perlu dicari pertama kali adalah siapa yang memulai memperkenalkan istilah ini.

“Kalau dalam bahasa pesantren, perlu diketahui dulu siapa mushanifnya dari mana asalnya, agar lebih jelas ketika kita akan memberikan hukum terhadap sesuatu, termasuk Islam Nusantara ini,” ujar Pengasuh Pesantren Al-Inshof Karanganyar, Jawa Tengah itu. (Ajie Najmuddin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Sunnah PKB Kab Tegal

Selasa, 17 November 2015

Menjaga Hubungan Akrab NU dan Pemerintah

Rombongan pengurus PBNU yang dipimpin oleh Rais Aam KH Maruf Amin dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj diterima presiden Joko Widodo di Istana Merdeka pada Kamis (31/3). Banyak hal yang didiskusikan dalam pertemuan tersebut, terutama masalah-masalah kebangsaan. Belum ada seminggu, tepatnya pada Ahad 27 Maret 2016, Jokowi juga menghadiri puncak peringatan hari lahir ke-70 Muslimat NU di Malang. Di luar dua acara tersebut, susah untuk menghitung berapa kali pertemuan Presiden dengan tokoh atau komunitas NU. Kita tentu bersyukur dengan hubungan yang akrab ini mengingat banyak sekali persoalan bangsa yang membutuhkan kerjasama dari banyak komponen bangsa. ? Tanpa rasa saling mempercayai dan kerjasama yang baik, maka perjalanan bangsa ini juga mengalami banyak hambatan.?

Sesungguhnya, jika kita menengok perjalanan sejarah, hubungan NU dengan pemerintah selalu mengalami pasang-surut. Pada era Presiden Soekarno, ketika NU masih menjadi partai politik, Partai NU merupakan salah satu pendukung Soekarno. NU memberikan gelar waliyul amri adhharuri bisysyaukah. NU menjadi garda terdepan membela NKRI yang waktu itu sangat rentan terhadap perpecahan, termasuk pemberontakan oleh kelompok Islam melalui DI/TII.

Menjaga Hubungan Akrab NU dan Pemerintah (Sumber Gambar : Nu Online)
Menjaga Hubungan Akrab NU dan Pemerintah (Sumber Gambar : Nu Online)

Menjaga Hubungan Akrab NU dan Pemerintah

Pada era Orde Baru, massa NU yang besar dan solid dianggap menjadi ancaman eksistensi kekuasaan Golkar yang mendasarkan diri pada ABRI, Birokrasi, dan kino-kino Golkar. Karena itu, hubungan NU dan pemerintah mengalami masa-masa sulit. Banyak lembaga-lembaga pendidikan dengan nama NU dicurigai sehingga harus berganti nama. Untuk menggelar pengajian, sangat sulit dilakukan dan para intel pun mengawasi dengan ketat aktivitas para dai. Dengan berbagai cara, pemerintah berusaha menjegal Gus Dur dalam Muktamar NU di Cipasung tahun 1989 karena Gus Dur dianggap pemimpin oposisi. Pengabaian NU berarti negara telah mengabaikan sebagian besar potensi bangsa.?

Situasi berbalik setelah masa reformasi sampai dengan hari ini. Semua presiden pasca gerakan reformasi selalu menjaga hubungan baik dengan NU. Berbagai kebijakan penting terkait dengan hubungan agama dan sosial kemasyarakatan oleh pemerintah selalu meminta saran NU. Perhatian pemerintah terhadap aspek sosial, budaya, pendidikan, dan ekonomi warga NU ditingkatkan. Pesantren dan madrasah semakin meningkat dalam sisi pengakuan eksistensinya maupun bantuan dana, meskipun belum sesuai dengan harapan. Banyak pesantren mendapat program rusunawa untuk asrama santri, pemberian honor bagi para guru ngaji, diakuinya ijazah pesantren untuk masuk ke perguruan tinggi dan lainnya. Semua kebijakan tersebut baru tumbuh di era reformasi. Banyak hal telah berubah setelah komunitas NU diabaikan selama 32 tahun kekuasaan Orde Baru.

NU memang memiliki kekuatan massa besar yang tidak bisa diabaikan oleh siapapun. Apalagi saat dunia dihadapkan dengan merebaknya terorisme dan radikalisme serta aliran Islam transnasional. Mereka berusaha merobohkan NKRI sesuai dengan cita-cita dan ideologi yang diusungnya. Tentu saja NU dengan tegas akan membela NKRI. Ajaran Islam Ahlusunnnah wal Jamaah NU moderat, toleran, dan seimbang merupakan pilihan tepat bukan hanya bagi Indonesia, tapi juga bagi dunia. Tak heran Presiden Jokowi mendukung pengembangan Islam Nusantara yang digagas oleh NU sebagai cerminan Islam yang menghargai nilai-nilai lokalitas.?

Tentu saja hubungan baik tersebut bisa sangat bermanfaat bagi perjalanan bangsa ini. Banyak sekali persoalan kemasyarakatan yang tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah melalui berbagai kementerian dan lembaga negara lainnya. NU dengan jaringan yang dimilikinya bisa membantu berbagai program pemerintah sampai ke tingkat akar rumput. Banyak program tidak hanya butuh uang, tetapi pendekatan lain, seperti penanganan kasus terorisme dan radikalisme yang membutuhkan bimbingan agama yang benar bagi mereka yang terlanjur masuk aliran tersebut.?

PKB Kab Tegal

Posisi NU dihadapan pemerintah tidak dapat dikategorikan sebagai oposisi atau koalisi karena NU bukan partai politik. Jika ada kebijakan pemerintah yang tidak pas buat rakyat, tentu sudah sepatutnya bagi NU untuk mengingatkan pemerintah soal ini. Dengan pengalaman sejarahnya yang panjang, NU tidak takut atau enggan menyampaikan kritiknya. Tapi tentu saja, kritik bisa disampaikan secara santun dan tidak harus di depan publik. Yang penting adalah pesan tersebut sampai kepada pengambil kebijakan. Pengabdian NU adalah kepada bangsa dan negara, bukan kepada rezim pemerintahan tertentu yang setiap periode tertentu berganti. NU akan mengawal perjalanan bangsa ini, siapapun presidennya, siapapun pemerintahannya (Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ubudiyah PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Senin, 16 November 2015

Istighotsah, GLI hingga Pengobatan Gratis di Harlah Pesantren Ahsanul Ibad

Lampung Timur, PKB Kab Tegal

Pondok Pesantren Ahsanul Ibad asuhan Kiai Moch Izzuddin Desa Taman Fajar, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur menggelar  Gebyar Lomba Islami (GLI). Acara ini dilaksanakan, Ahad  (20/3) untuk memperingati Harlah Ke-17 pesantren disambung dengan kegiatan istighotsah dan pengobatan gratis.

Istighotsah, GLI hingga Pengobatan Gratis di Harlah Pesantren Ahsanul Ibad (Sumber Gambar : Nu Online)
Istighotsah, GLI hingga Pengobatan Gratis di Harlah Pesantren Ahsanul Ibad (Sumber Gambar : Nu Online)

Istighotsah, GLI hingga Pengobatan Gratis di Harlah Pesantren Ahsanul Ibad

Ada 8 cabang lomba yang diikuti oleh 5 kecamatan di Kabupaten Lampung Timur. Perlombaan diikuti dari tingkat Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Menegah Atas, seperti mewarnai dan fashion show tingkat TK, puisi religi dan pidato tingkat SMP, tilawah dan kaligrafi tingkat SMA.

“Adanya GLI ini menumbuhkan minat dan bakat generasi NU untuk berprestasi dan meningkatkan keterampilan,” ujar Ketua MWCNU Purbolinggo H Syamsul Huda.

Sementara itu, salah satu juri lomba H Munawir menyatakan, GLI tahun ini meningkat dibandingkan sebelumnya, terlihat banyaknya peserta dari masing-masing kecamatan. 

“Berharap GLI yang akan datang lebih besar lagi dan ditambah banyak lagi cabang perlombaannya,” tutur Munawir.

PKB Kab Tegal

Adapun official dari Pondok Pesantren Baitul Qur’an Ustadz Khoirul Muzaki menyatakan bahwa dirinya senang sekali dengan adanya kegiatan ini.

“Semoga kegiatan ini dapat mempererat tali silaturahmi antar-pondok pesantren dalam menggalih bakat para santri nahdliyin. (Zulinda/Fathoni)

 

PKB Kab Tegal

 

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal News, Halaqoh PKB Kab Tegal

Sabtu, 14 November 2015

Ketika Nabi Menunda Orang Masuk Islam

Satu lagi peristiwa mencengangkan ditunjukkan Rasulullah pada saat penaklukan kota Makkah. Kota Suci dikuasai umat Islam. Lawan perang benar-benar tak berkutik. Tapi, Nabi Muhammad memang punya cara-cara tersendiri dalam menghadapi mantan musuh-musuhnya.

Tak ada darah menetes di dalam ataupun sekitar Masjidil Haram. Penghancuran patung berhala di sekeliling Ka’bah pun dilakukan atas permintaan penduduk Makkah. Sejak awal, Nabi mewanti-wanti berbagai bentuk kekerasan dan perusakan karena musuh tidak lagi menyerang.

Ketika Nabi Menunda Orang Masuk Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketika Nabi Menunda Orang Masuk Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketika Nabi Menunda Orang Masuk Islam

Sikap anti-pemaksaan justru mengantarakan peristiwa Fathul Makkah pada kemenangan yang kian gemilang. Musyrikin Quraisy berbondong-bondong memeluk Islam, terutama setelah pemimpin tertinggi mereka, Abu Sofyan berikut keluarganya secara suka rela mengucapkan dua kalimat syahadat.

PKB Kab Tegal

Hanya saja, kesadaran tauhid tidak selalu berlangsung segera. Seorang panglima Quraisy bernama Shofwan bin Umayyah sempat berketetapan masuk Islam tapi urung. Dia membutuhkan beberapa waktu untuk membulatkan niatnya itu.

PKB Kab Tegal

“Berilah saya waktu seminggu untuk berpikir, apakah saya harus masuk Islam atau tidak,” kata Shofwan kepada Nabi.

“Jangan seminggu,” sergah Nabi.

Shofwan kaget dan bertanya, “Apakah itu terlalu lama?”

“Tidak,” Rasulullah menyahut, “Terlalu singkat. Kuberi kau waktu selama dua bulan. Apakah akan mengucapkan syahadat atau tidak. Pikirkanlah masak-masak sebab Islam adalah agama bagi orang-orang berakal dan menggunakan akalnya untuk berpikir. Tiada agama bagi orang yang tak memiliki akal.” (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Olahraga, Hadits, Daerah PKB Kab Tegal

Rabu, 11 November 2015

KPK Ajak Para Dai Tanamkan Anti-Korupsi kepada Umat

Jakarta, PKB Kab Tegal



Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo menjelaskan, korupsi bukan hanya tindakan yang merugikan negara, tetapi juga swasta. Maka, ia mengajak kepada para dai untuk mensosialisasikan dan memberikan pemahaman tentang korupsi kepada masyarakat agar mereka tidak melakukannya.?

KPK Ajak Para Dai Tanamkan Anti-Korupsi kepada Umat (Sumber Gambar : Nu Online)
KPK Ajak Para Dai Tanamkan Anti-Korupsi kepada Umat (Sumber Gambar : Nu Online)

KPK Ajak Para Dai Tanamkan Anti-Korupsi kepada Umat

“Sebagai dai, kita harus mempersiapkan dan memberikan pemahaman bahwa yang namanya korupsi itu bukan hanya yang merugikan negara. Itu yang harus disosialisasikan,” kata Agus saat menjadi narasumber dalam acara Pelatihan Dai-Daiyah Kader NU 2017 pada hari kedua yang diselenggarakan atas kerjasama LD PBNU dengan Hidmat Muslimat NU di lantai 8 Gedung PBNU, Selasa (30/5).

Saat ini Indonesia belum memiliki Undang-Undang korupsi di sektor swasta sebagaimana yang dimiliki oleh Singapura. Namun demikian, ia berharap ke depan itu akan terwujud agar korupsi bisa benar-benar bisa diberantas dari Indonesia.?

Ia mencontohkan, korupsi di bidang swasta itu seperti seseorang yang memiliki kepentingan kepada orang lain. Lalu ia memberikan sesuatu atau menjual pengaruh kepada orang lain tersebut agar kepentingan yang diinginkan bisa terkabul.

PKB Kab Tegal

“Seperti seorang guru yang membuka bimbel setelah mengajar. Anak-anak yang belajar bimbel di rumahnya dikasih nilai yang baik saat di sekolah. Itu kena (jerat korupsi),” terangnya.

Ia mengaku bahwa masyarakat masih belum memberikan sanksi sosial yang berat kepada para pelaku korupsi. Mereka masih merasa biasa saja dengan koruptor.?

Kalau ada yang korupsi kemudian keluar penjara dan kaya, masih kita hormati. Biasa-biasa saja. “Bagaimana membuat yang korupsi merasakan hukuman sosial seperti membersihkan pasar,” lanjutnya.

PKB Kab Tegal

Lebih jauh, ia menyatakan, kerugian dari korupsi itu bukan pada besarnya uang yang dikorupso, tetapi lebih kepada dampak dari korupsi itu seperti terbengkalainya pembangunan saran-prasarana dan infrastruktur publik. Selain itu, dampak dari korupsi adalah terjadinya pemborosan keuangan negara dan terkikisnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

“Anak-anak pergi ke sekolah masih bergelantungan (karena tidak ada jembatan), sekolah yang mau ambruk, dan lainnya,” pungkasnya. (Muchlishon Rochmat)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pesantren PKB Kab Tegal