Jumat, 14 Juli 2017

Penampilan Perdana Ahmad Tohari Membaca Puisi

Jakarta, PKB Kab Tegal. Kepiawaian Ahmad Tohari dalam menulis karya prosa sudah tak rigaukan lagi. Salah satu pembuktiannya adalah novel Ronggeng Dukuh Paruk yang melambungkan dan bahkan menguatkan namanya sebagai salah satu sastrawan terkemuka.

Lalu bagaimana bila Ahamd Tohari diminta menulis puisi danmembacakannya di depan publik?

Penampilan Perdana Ahmad Tohari Membaca Puisi (Sumber Gambar : Nu Online)
Penampilan Perdana Ahmad Tohari Membaca Puisi (Sumber Gambar : Nu Online)

Penampilan Perdana Ahmad Tohari Membaca Puisi

Penampilannya pada Malam Pembacaan Puisi Hari Santri; Ketika Kiai Nyai Santrri Berpuisi; Pesantren tanpa Tanda Titik, di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM), Senin (17/10) malam, menjadi jawabannya.

“Saya susah tidur untuk menulis puisi ini,” kata Tohari tentang proses kreatifnya.

"Ini pertama kali saya menulis puisi dan akan membacakannya, justru di usia hampir tujuh puluh tahun," lanjutnya.

PKB Kab Tegal

Gaya Tohari yang sederhana dan tampak ndeso membuat penonton malam itu tertawa. Apalagi saat pembacaan puisi, sesekali ia menjelaskan maksud dari kata-kata atau istilah dalam puisinya. Karena puisi karangan Tohari teryata berisi semacam dialog dua tokoh, ia member jeda dan menjelaskan siapa tokoh yang sedang berbicara pada bagian tertentu dari puisinya. 

“Mungkin puisi ini bukan puisi, lebih tepat cerita pendek yang dipadatkan,” kata Tohari. 

Berikut puisi lengkap yang dibuat dan dibacakan Tohari.

Kiai Asngari dan Dulkodir

di surau yang lantainya baru dikeramik,

PKB Kab Tegal

dan  corongnya dibikin lirih karena diprotes tetangga,

yang bilang, Tuhan tidak menyukai apa yang berlebihan,

malah ada yang membidahkan.

Kiai Asngari bersila memangku tasbih dan telepon pintar

di depannya duduk Kang Dulkodir yang lalu berkata





Kiai pernah bilang,  apa pun yang telah, sedang, dan akan terjadi

sudah tertulis di papan yang terjaga?

Tentang kapan sebutir telur semut akan  menetas

Tentang kapan sebuah gunung akan meletus

Dan  tentang apa saja?

Ya betul

Juga tentang datangnya zaman kurang waras saat ini?

Ya betul. Ini sungguh sudah tertulis di papan yang terjaga 

maka itu tetap terjadi 

meski kita telah berikhtiar untuk menjadi selalu waras :

rumusan mengenai tujuan  kemerdekaan sudah lama dipancangkan

dasar negara sudah digelar, undang-undang disusun

polisi yang tangkas 

jaksa yang berkumis

hakim yang cerdas, sudah diangkat dan digaji

oleh rakyat

DPR yang ketua dan anggotanya bisa mengahafal Pancasila

sambil nungging sekali pun

para pemimpin sering kita doakan 

semua itu ikhtiar membangun sarana untuk kehidupan waras 

tapi ternyata tatanan malah makin tidak waras

karena semua memang sudah tertulis di papan yang terjaga

bukan karena mutu ikhtiar yang rendah, tidak ikhlas

dan tidak istikamah?

mutu ikhtiar  yang rendah

tidak istikamah

tidak ikhlas

juga sudah tertulis di papan yang terjaga

Kiai, saya pusing



saya malah lega dan merasa ringan



tahu mengapa sulit mendatangkan pikiran dan perilaku waras

tahu dan sadar mengapa Yang Maha Berkehendak

tak sudi mengubah tulisan tentang nasib  kita di papan yang terjaga.

Subhanallah

(Kendi Setiawan)

 

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal PKB Kab Tegal