Selasa, 28 April 2015

Pancasila, Perjanjian Para Pendiri Bangsa

Jakarta, PKB Kab Tegal



Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan, Pancasila adalah sebuah perjanjian kesatria dari para pendiri bangsa Indonesia ini karena mereka rela menempatkan organisasi dan agamanya di belakang kepentingan bangsa.

Pancasila, Perjanjian Para Pendiri Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)
Pancasila, Perjanjian Para Pendiri Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)

Pancasila, Perjanjian Para Pendiri Bangsa

“Pancasila adalah gentlement agreement dari para pendiri bangsa,” kata Mu’ti saat menjadi narasumber pada diskusi dengan tema Negara Pancasila dan Khilafah yang diselenggarakan Perpustakaan PBNU di lantai 2 Gedung PBNU, Jakarta (19/5).?

Ia juga menilai, adanya negara yang berdasar Pancasila adalah sumbangan terbesar umat Islam untuk Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara kesepakatan bersama antarsesama anak bangsa tidak semestinya diperbedaptkan kembali. ?

“Indonesia sebagai negara perjanjian ini tidak boleh kita persoalkan lagi,” terangnya.?

PKB Kab Tegal

Menurut dia, apa yang ada di dalam Pancasila adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam Islam. NU maupun Muhammadiyah adalah dua organisasi Islam terbesar Indonesia, keduanya memiliki prinsip yang sama yaitu menerapkan Islam secara substansial dari pada formal.

“Indonesia adalah islami, bukan negara Islam. Pancasila itu islami, maka tidak perlu dipertentangkan,” jelasnya.

Maka dari itu, NU dan Muhammadiyah berbeda dengan mereka yang menyoal Pancasila dan yang mengusung gerakan formalisasi Islam.?

Diskusi ini adalah serial halaqah kebangsaan yang diselenggarakan atas kerja sama NU dan Muhammadiyah. Ini adalah seri pertama dan diadakan di Gedung PBNU. Rencananya, diskusi ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan dengan tempat yang bergantian. (Muchlishon Rochmat/Abdullah Alawi)?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Cerita, Budaya, Humor Islam PKB Kab Tegal

Selasa, 21 April 2015

Akhir Pekan PW Ansor Jateng Gelar Rakerwil

Temanggung, PKB Kab Tegal. Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Tengah, menggelar Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) pra Konferensi Wilayah (Konferwil), di Ponpes Kiai Parak Bambu Runcing, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung, Sabtu-Ahad, 28-29 Oktober 2017.

Rakerwil dihadiri oleh Pengurus Pimpipan Pusat GP Ansor; pengasuh Pesantren Kiai Parak Bambu Runcing, Parakan KH Haidar Muhaimina; jajaran Pimpinan Wilayah GP Ansor Jateng, serta pengurus harian Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten/Kota se-Jateng.

Akhir Pekan PW Ansor Jateng Gelar Rakerwil (Sumber Gambar : Nu Online)
Akhir Pekan PW Ansor Jateng Gelar Rakerwil (Sumber Gambar : Nu Online)

Akhir Pekan PW Ansor Jateng Gelar Rakerwil

Dalam acara pembukaan, Sekretaris PW GP Ansor Jateng, Sholahuddin Aly mengatakan, Rakerwil ini adalah bagian dari mandat organisasi tingkat wilayah jelang akhir masa khidmah periode 2014-2018. Rencananya, Konferensi Wilayah (Konferwil) PW GP Ansor Jateng, akan digelar pada 12 November 2017 di Kajen Kabupaten Pekalongan.

Gus Sholah, panggilan akrabnya, juga menjelaskan alasan adanya percepatan Konferwil.

PKB Kab Tegal

“Sebagian besar pengurus PW GP Ansor Jateng adalah penyelenggara pemilu, baik di Komisi Pemilihan Umum (KPU) maupun Panwaslu di semua tingkatan,” ungkapnya, Sabtu (28/10).

Sementara dalam perundangan yang baru, penyelenggara pemilu tidak diperbolehkan ikut dalam organisasi kemasyarakat (ormas).

"Percepatan pun karena pimpinan wilayah sudah melaksanakan tugas-tugas utama, utamanya kaderisasi yang telah melampui target yang dijalankan. Sehingga kalau menunggu jadwal masa khidmah mestinya selesai Mei 2018, maka sahabat-sahabat tidak ada kesempakat ngurusi organisasi lagi," katanya.

PKB Kab Tegal

Dalam Rakerwil ini, akan dilakukan akreditasi kepengurusan di tingkat Pimpinan Anak Cabang (PAC), dan Pimpinan Cabang (PC). Selanjutnya, juga membahas tentang apa yang sudah dilakukan dan apa yang akan dilakukan Ansor Jateng ke depan.

"Kami berharap perdebatan jangan terlalu lama. Poin yang krusial sebaiknya disimpan saja di arena Konferwil," tegasnya.

Perwakilan PP GP Ansor, Ulil Arham mengungkapkan, tantangan Ansor di masa mendatang sangat luar biasa, baik internal maupun eksternal. Maka, kuncinya adalah konsolidasi dan kaderisasi.

PP GP Ansor sudah menggelar Konferensi Besar (Konbes) dan membuat aturan-aturan dan panduan yang harus dipatuhi struktur organisasi di semua tingkatan. Mulai dari tingkat Ranting, PAC, PC, dan PW. Jika panduan yang telah dibuat tersebut dilaksanakan, maka Ansor akan menjadi kuat.

"Kalau itu bisa dilaksanakan maka Ansor di masa mendatang tidak akan ada tandingannya," tandasnya.

Ia juga berharap, kegiatan-kegiatan di Ansor jangan hanya ramai ketika menjelang konferensi. Sementara usai konferensi, tidak ada kegiatan kaderisasi dan lainnya. (Red: Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ubudiyah, Pahlawan PKB Kab Tegal

Sabtu, 11 April 2015

PP IPNU Gelar Workshop E-Pendidikan

Jakarta, PKB Kab Tegal. Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) menggelar workshop E-Pendidikan bertajuk “Budaya Digital dan Pemanfaatannya dalam Kegiatan Belajar Mengajar” yang digelar di lantai 8 Gedung PBNU Kramat Raya Jakarta.

Kegiatan ini dalam rangka menghadapi era digital yang semakin berkembang di kalangan pelajar di Indonesia.

PP IPNU Gelar Workshop E-Pendidikan (Sumber Gambar : Nu Online)
PP IPNU Gelar Workshop E-Pendidikan (Sumber Gambar : Nu Online)

PP IPNU Gelar Workshop E-Pendidikan

“Workshop E-Pendidikan ini diharapkan menghasilkan gagasan optimalisasi teknologi di bidang pendidikan baik bagi siswa maupun guru,”? ujar Ketua PP IPNU Khoirul Anam HS dalam sambutannya, Senin, (29/12) di Jakarta.

Selain itu, lanjut Khoirul Anam, kegiatan ini merupakan respon PP IPNU terhadap penggunaan internet di kalangan pelajar, khususnya pelajar NU.

“Tapi pendidikan berbasis internet ini tentu perlu pendampingan agar teknologi bisa dimanfaatkan dengan hal-hal yang bersifat positif,” tambah Khoirul Anam.

PKB Kab Tegal

Sementara itu, Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Dr. Ir. Ari Santoso, DEA menuturkan, bahwa potensi pendidikan di kalangan pelajar NU sangat besar, karena mencakup pesantren dan madrasah.

“Pustekkom mau tidak mau membutuhkan madrasah dan pesantren dalam mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi meski mereka di bawah naungan Kementerian Agama,” terang Ari yang hadir dalam kegiatan ini.

Merujuk data Dirjen Pendis Kemenag, Ari menjelaskan, jumlah institusi pesantren dan madrasah lebih banyak dibandingkan jumlah peserta didiknya. Meski demikian, tambah Ari, sebaran jumlah institusi per daerah tidak terdata.

“IPNU harus mengelola itu sehingga pendidikan berbasis teknologi dapat tersebar dengan baik,” papar Ari yang membawakan presentasi bertema “Membangun Generasi Digital di Lingkungan Pesantren” dalam workshop ini.

PKB Kab Tegal

Kegiatan ini di hadiri oleh jajaran pengurus pusat, pengurus wilayah, dan pengurus cabang IPNU khususnya DKI Jakarta serta pengurus PP IPPNU. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Olahraga, Humor Islam PKB Kab Tegal

Jumat, 03 April 2015

Umat Islam Belum Beres soal Kewargaan

Bandung, PKB Kab Tegal. Pengasuh Pesantren Al-Ittifaq Bandung, Jawa Barat, KH Fuad Affandi mengatakan, salah satu kekurangan bangsa ini adalah lemahnya pemikiran terhadap urusan kewargaan.

Umat Islam Belum Beres soal Kewargaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Umat Islam Belum Beres soal Kewargaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Umat Islam Belum Beres soal Kewargaan

"Pejabat, politisi, guru, dosen-dosen termasuk juga kiai kebanyakan belum beres dalam memahami hubungan kewargaan sehingga ketika negara berurusan dengan warga seringkali mengalami persoalan. Dan fatalnya lagi orang Indonesia itu kebanyakan umat Islam," tutur kiai yang bergerak di bidang social-entrepreneurship agribisnis karena mampu menyejahterakan kaum tani dengan koperasi dan pesantrennya ini kepada PKB Kab Tegal, Sabtu (14/2).

Fuad meletakkan pandangan kewargaan atau keumatan sebagai titik sentral karena apapun sistemnya, jika tidak beres pola-pikir dan laku kewargaannya, maka sulit berharap kehidupan bernegara menjadi baik.  Menurutnya, konsep imamah (pemimpin) itu lahir dari ummah (rakyat/warga), karena itu ilmu pengetahuan tentang ke-ummah-an harus dipahami secara baik sebelum lari urusan daulah (negara).

PKB Kab Tegal

"Jangan mentang-mentang melihat kebobrokan ini semata karena sistem kemudian berpikir sistem khilafah atau daulah Islamiyah bisa menyelesaikan persoalan. Itu tidak menjawab persoalan. Jawab dulu, apakah kita sudah benar dalam berwarga, sudah bener bermasyarakat?" tanyanya mengajak berpikir.

Ketidakberesan tersebut bisa dilihat dari banyaknya politisi yang tidak memiliki prestasi di masyarakat. Kebanyakan mereka berhasil menduduki jabatan bukan karena keberhasilan mempimpin warga, tapi karena membeli suara atau untung-untungan saat pemilu atau pilkada.

PKB Kab Tegal

"Akibatnya setelah jadi pejabat mereka tidak merasa bertanggungjawab kepada warga. Ngaku NU, ngaku Muhammadiyah, ngakunya pejabat rakyat tapi maslahat politiknya balik ke keluarga, bukan ke warga," jelasnya.

Tragisnya, karena politisi itu sudah membayar saat pemilu, mereka merasa tidak perlu bertanggungjawab urusan warga. Ketidakjelasan ini menurut Fuad sampai tahap yang paling parah karena "Kalau keluarganya sudah makmur, juga tidak berusaha memakmurkan warga, membuat keluarga baru, alias kawin lagi," ujarnya tertawa.

"Kalau sekadar dukungan keluarga mah, itu pasti ujung-ujungnya wakil keluarga yang berjuang, maksudnya berjuang itu, tujuan beras, baju dan uang melalui lembaga negara," ujarnya berseloroh.

Sebenarnya menurut Fuad Affandi, untuk menjadi politisi tidak sulit selagi seseorang itu punya prestasi kepemimpinan di tengah-tengah warga sudah teruji. "Otomatis dirinya tidak mencalonkan diri pun akan didorong bahkan dibiayai oleh rakyat. Tapi sekarang makin sulit ya, karena sudah muncul tradisi beli suara," keluhnya. (Ferlita Hs/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Lomba PKB Kab Tegal

Rabu, 01 April 2015

Ribuan Nahdliyin Kaliori Tahlilan Tujuh Hari Rais Syuriyahnya

Rembang, PKB Kab Tegal. Ribuan warga NU di kecamatan Kaliori kabupaten Rembang melangsungkan tahlil dan doa bersama di makam Kiai M Yamin, Sabtu (25/10) malam. Mereka mengirimkan doa di malam ketujuh hari wafatnya Rais Syuriyah MWCNU Kaliori itu. Tampak hadir Rais Syuriyah PCNU Rembang KH Chazim Mabrur dan segenap pengurus NU Kaliori.

KH Chazim mengajak segenap hadirin untuk meniru jejak Kiai Yamin yang mendedikasikan hampir semua umurnya untuk menyebarkan agama di jalan Allah. Ia juga menambahkan, keaktifan Kiai Yamin di NU dan di dunia pendidikan juga madrasah sudah tidak diragukan lagi.

Ribuan Nahdliyin Kaliori Tahlilan Tujuh Hari Rais Syuriyahnya (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Nahdliyin Kaliori Tahlilan Tujuh Hari Rais Syuriyahnya (Sumber Gambar : Nu Online)

Ribuan Nahdliyin Kaliori Tahlilan Tujuh Hari Rais Syuriyahnya

"Anda semua tentu sudah tahu bagaimana Kiai Yamin aktif di NU, dan memperjuangkan dunia pendidikan madrasah yang ada di kecamatan Kaliori, yang patut kita tiru.”

PKB Kab Tegal

Kiai Chazim juga menambahkan, sepeninggal Kiai Yamin NU Kaliori harus tetap berjalan dalam kepengurusan. Terlebih Kiai Yamin sudah meninggalkan semangat dalam memperjuangkan Nahdlatul Ulama. Ia juga mengajak, MWCNU Kaliori segera membentuk pelaksana tugas Rais Syuriyah MWCNU Kaliori.

"Kalau bisa semangat NU yang ditinggalkan Kiai Yamin menjadi semangat para pengurus dalam memperjuangkan ajaran Ahlussunnah Waljamaah.” (Ahmad Asmui/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Khutbah PKB Kab Tegal