Kamis, 29 Januari 2015

Rijalul Ansor PAC Kebonagung Selenggarakan Gebyar Maulid

Demak, PKB Kab Tegal. Rijalul Ansor milik PAC Ansor Kebonagung sebagai organisasi jamiyyah hubburrasul tidak mau kalah dengan yang lain dalam memuliakan Rasulullah SAW dibulan maulid kali ini.  Sebagai PAC paling muda se Kabupaten Demak Sabtu-Ahad (2-3/2) kemarin mengadakan acara Gebyar Maulidurrasul SAW bertempat di secretariat Ansor Desa Pilangwetan Kebonagung.

Ketua Ansor Kebonagung Cholilullah didampingi SekretarisnyaFaishol Nur mengatakan,  berbagai kegiatan lomba pesertanya selain dari ranting juga melibatkan sekolah dan madrasah dikecamatan Kebonagung serta ketua KKM Maarif dan kemenag dengan jenis lomba kaligrafi, adzan serta Lomba Cerdas Cermat (LCC).

Rijalul Ansor PAC Kebonagung Selenggarakan Gebyar Maulid (Sumber Gambar : Nu Online)
Rijalul Ansor PAC Kebonagung Selenggarakan Gebyar Maulid (Sumber Gambar : Nu Online)

Rijalul Ansor PAC Kebonagung Selenggarakan Gebyar Maulid

“Dalam rangkaian acara tersebut dimulai dengan perlombaan yang melibatkan Madrasah Diniyyah-Madrasah Tsanawiyyah serta Sekolah Menengah Pertama se kecamatan Kebonagung,” tegas Cholil.

PKB Kab Tegal

Cholilullah menambahkan, pada hari kedua sebagai puncak acara diisi dengan maulidurrasul Rijalul Ansor menggandeng Al-Farrah dari PAC IPPNU Kebonagung,

PKB Kab Tegal

“Di hari Puncak kami sengaja menggandeng adik adik IPNU untuk maulid nabi yang dimulai pagi hari diiringi rebana,”tambah Cholil

Sementara itu wakil ketua Ansor Demak H.Abdurrahman Kasdi dalam pengarahannya menekankan pentingnya kegiatan mauludan yang dibarengi dengan kegiatan lain berupa konsoilidasi, berdasarkan kinerja yang selama ini berlaku sesuai dengan kebutuhan masing masing yang singkron,

“Mauludan yang merupakan bentuk kecintaan generasi muda Ansor merupakan manifestasi dari kegiatan NU secara Kultural, sedangkan konsolidasi organisasi merupakan manifestasi dari gerakan NU Struktural. Ini sudah pas banget,” Jelas Abdurrahman

Selain itu, PR III STAIN Kudus ini juga menekankan bahwa kaderisasi Ansor mencakup tiga hal. Pertama, Kader Ansor untuk Ansor, di mana kader potensial di Ranting punya kans besar untuk menjadi ketua di PAC, kader potensial di PAC punya kans besar untuk menjadi ketua di PC demikian seterusnya sampai Pimpinan Pusat.

Kedua, Kader Ansor untuk NU, kader potensial di Ansor punya kans besar untuk menjadi ketua NU, karena Ansor merupakan anak sulung (anak tertua) NU.

Ketiga, Ansor untuk Bangsa, kader Ansor juga dipersiapkan untuk menjadi pemimpin bangsa di setiap tingkatan,

“Kita sebagai kader ansor dikata sukses jika sudah mencakup tiga hal yaitu dari ansor untuk ansor, kedua dari ansor untuk NU dan terakhir adalah dari ansor untuk bangsa,” terang Mas Dur

Hadir tamu kehormatan Acara rijalul Ansor kemaren dihadiri oleh Pengurus Ansor Kabupaten Demak, H Abdurrahman Kasdi, KH. Nurullah Yasin (Pembina PAC Ansor Kebonagung yang juga anggota DPRD Fraksi PKB), KH. Masykuri (Rais Syuriah MWC NU Kebonagung), KH. Nur Hamid  (Ketua Tanfidiyah MWC NU Kebonagung), Fathurrahman, SH (Camat Kebonagung) dan Muspika Kecamatan Kebonagung. 

Redaktur     : A. Khoirul Anam

Kontributor : A.Shiddiq Sugiarto

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Lomba PKB Kab Tegal

Kamis, 15 Januari 2015

KH Sholeh Bahruddin Tradisikan Menulis dan Membagikan Buku Secara Gratis

Pasuruan, PKB Kab Tegal. Tidak banyak kiai yang memiliki waktu dan kemampuan dalam menulis buku. Tapi kiai ini tidak semata menuangkan gagasan keagamaan lewat buku, juga membagikan karyanya secara cuma-cuma kepada masyarakat.

Dialah KH Sholeh Bahruddin, Pengasuh Pondok Pesantren Ngalah, Sengonagung, Purwosari, Pasuruan, Jawa Timur. Baginya, menulis buku adalah sebagai panggilan jiwa sekaligus ingin meniru tradisi agung yang telah dilakukan para ulama terdahulu.

KH Sholeh Bahruddin Tradisikan Menulis dan Membagikan Buku Secara Gratis (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Sholeh Bahruddin Tradisikan Menulis dan Membagikan Buku Secara Gratis (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Sholeh Bahruddin Tradisikan Menulis dan Membagikan Buku Secara Gratis

"Saya ingin meniru pengarang kitab Fathul Qarib, Fathul Muin dan lain-lain," katanya kepada sejumlah Pengurus Wilayah Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (PW LFNU) Jawa Timur.

PKB Kab Tegal

Penegasan ini disampaikan Kiai Sholeh, di sela-sela acara Pendidikan dan Latihan (Diklat) falakiyah akhir pekan lalu yang diikuti ratusan peserta dari PC LFNU, utusan pesantren, pejabat kementerian agama, serta dosen sejumlah perguruan tinggi di pesantrennya.

Ia menandaskan, para pengarang kitab atau muallif tempo dulu tidak sekedar menulis kitab, juga tidak berkenan menerima dan meminta royalti dari karya yang telah dibuat. "Justru dengan tidak meminta royalti seperti ini, maka manfaat karya-karya mereka bisa bertahan ratusan tahun bahkan hingga sekarang," tandas  Mustasyar PCNU Kabupaten Pasuruan ini.

PKB Kab Tegal

Kepada setiap peserta diklat falakiyah, Kiai Sholeh memberikan secara gratis buku berjudul Ensiklopedi Fikih Jawabul Masail Bermadzhab Empat. Buku setebal 572 halaman dan dicetak dengan hard cover ini disusun bersama para santri. Isinya adalah tentang tanya jawab hukun Islam terhadap berbagai masalah berdasarkan sudut pandang keagamaan. Mulai dari masalah internasional, kebangsaan, politik, sosial, ekonomi, akidah, hinga persoalan amaliah ibadah sehari-hari.

Menurut Kiai Sholeh, buku-buku hasil karangannya memang sengaja dicetak dan dibagi-bagikan secara gratis. Bahkan  sudah didownload di situs pesantren dan dapat dimanfaatkan oleh siapapun tanpa batas. "Yang penting asas manfaat. Boleh diperbanyak dan tidak perlu izin," ungkapnya. Ia menandaskan, kalau hendak diterbitkan lagi maka identitas Pesantren Ngalah sebagai penerbit bisa dihilangkan.

Kiai Sholeh dan pesantren yang diasuhnya telah mentradisikan kegiatan menyusun, menerbitkan dan membagikan buku secara gratis sejak lama. Judul dan bahasan dari buku yang dihasilkan juga bervariasi. "Saya mendidik para santri agar memiliki kemampuan menulis dengan baik," ungkapnya. 

Tidak hanya itu, kepada seluruh pengurus PW LFNU Jatim saat itu, Kiai Sholeh juga menghadiahkan satu buku dengan judul Sabilus Salikin. Buku setebal 791 halaman tersebut berisi tentang ensiklopedi tarekat yang berjumlah 31 aliran. Selain itu, di bagian awal dan akhir buku dijelaskan tentang esensi tasawuf dan tarekat serta tanya jawab masalah tarekat.

"Mudah-mudahan buku ini bisa menjadi jawaban atas berbagai tuduhan terhadap tasawuf dan pengamal tarekat, semakin banyak yang memanfaatkan buku tersebut tentu kian baik,” pungkas kiai yang juga mursyid tarekat ini. (Syaifullah/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pendidikan, Kiai, Syariah PKB Kab Tegal

Jumat, 09 Januari 2015

Januari, Majalah Bangkit Angkat Tema Kelautan

Yogyakarta, PKB Kab Tegal. Sebagai bangsa yang mempunyai potensi laut sangat besar, Indonesia harus mampu memanfaatkan kekayaan tersebut dengan sebaik mungkin. Jangan sampai bangsa ini justru menjadi serakah, karena al-Quran telah memberikan prinsip-prinsip yang tegas dalam mengelola laut. Dari sinilah, Januari 2015 ini Majalah Bangkit mengangkat tema “Di Laut Kita Jaya: Prinsip Pemanfatan Laut dalam al-Qur’an”.

Demikian yang ditegaskan HM. Lutfi Hamid, Pemimpin Umum Majalah Bangkit, di Kantor PWNU DIY, Jalan MT Haryono 40-42 Yogyakarta, Selasa (13/01).

Januari, Majalah Bangkit Angkat Tema Kelautan (Sumber Gambar : Nu Online)
Januari, Majalah Bangkit Angkat Tema Kelautan (Sumber Gambar : Nu Online)

Januari, Majalah Bangkit Angkat Tema Kelautan

Lutfi juga menjelaskan bahwa tema tersebut diangkat karena majalah NU DIY rintisan KH Ali Maksum ini bertekad untuk menjawab tantangan masyarakat dalam menatap peradaban maritim yang sedang hangat.

PKB Kab Tegal

“Majalah Bangkit akan tampil dengan penuh inovasi. Tema kelautan ini wujud komitmen kami dalam mendakwahkan aswaja untuk menjawab persoalan maritim,” tegas Lutfi yang juga Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kab Sleman Yogyakarta.

Dalam edisi kali ini, lanjut Lutfi, bukan saja melihat dalam perspektif al-Quran, tetapi juga berdasarkan analisis dari Prof. Bambang Triatmodjo (Guru Besar Teknik dari UGM), Prof Abdul Karim (Guru Besar Sejarah Islam UIN Sunan Kalijaga), dan lainnya.

PKB Kab Tegal

“Dengan analisis berbagai perspektif, diharapkan pembaca bisa menikmati dengan seksama,” harap Lutfi yang juga menulis berbagai buku keislaman. (Madun/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai, Makam PKB Kab Tegal

Kisah Kerudung Putri NU dan Keluarga Jepang

Nagano, PKB Kab Tegal. Program Japan East Asia Network of Exchange and Youths (Jenesys) Batch 4 yang dilaksanakan pada 9 sampai 17 Januari 2017 dikhususkan untuk santri, pemuda dan pelajar. Program tersebut untuk memahami kebudayaan Jepang, berbagi gagasan khusus tentang Islam khas Indonesia dan kebudayaan Jepang serta menjalin persahabatan untuk kemajuan dan perdamaian di kedua negara.?

Kisah Kerudung Putri NU dan Keluarga Jepang (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Kerudung Putri NU dan Keluarga Jepang (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Kerudung Putri NU dan Keluarga Jepang

Jepang memilih dua puluh peserta yang terdiri dari santri, pelajar dan pemuda dari Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Jepang memilih peserta dari dua ormas tersebut karena dinilai mengajarkan Islam ramah dan cinta damai. Adapun perwakilan perempuan muda dan pelajar putri dari Nahdlatul Ulama ialah Eva Rosdiana Dewi, Ana Sabhana Azmy dan Alfina Rahil Ashidiqi.?

(Baca:? Dinilai Islam Ramah, Jepang Undang Santri NU dan Muhammadiyah)

PKB Kab Tegal

Program ini tediri dari berbagai sesi seperti kuliah umum, observasi dan tinggal di keluarga angkat. Sebagai pembekalan tentang Jepang, peserta Jenesys mengikuti kuliah umum Executive Managing Director dari ? Strategic International Management Associate (SIMA) Prof. Hideo Kimura.

Professor itu memaparkan tentang sejarah Jepang, Restorasi Meiji, kebudayaan Jepang, agama dan kepercayaan Jepang, ekonomi dan sosial Jepang dan lain sebagainya. Untuk lebih memahami negara itu, peserta diajak meakukan observasi ke berbagai tempat-tempat yang mengandung sejarah, kebudayaan, agama dan sosial masyarakat Jepang.?

PKB Kab Tegal

Dari pembekalan dan observasi mengenai Jepang, para peserta Jenesys secara berkelompok dengan jumlah peserta yang beragam, 3 peserta sampai 5 peserta, ditempatkan ? di rumah keluarga angkat (home stay), daerah Hakuba, Provinsi Nagano pada 13-15 Januari 2017.?

Sesi home stay ini bertujuan mempelajari budaya Jepang, sharing idea khusus tentang Islam khas Indonesia dan kebudayaan Jepang serta menjalin persahabatan untuk kemajuan dan perdamaian Indonesia dan Jepang secara langsung.?

Kami, perempuan muda perwakilan dari Nahdlatul Ulama dikelompokkan pada satu rumah dengan keluarga angkat Ibu Kumiko Nagano yang tinggal beserta adiknya Ibu Hisano Kobayashi dan temannya Megumi Miyazawa. Kumiko Nagano memiliki usaha penginapan di dalam rumahnya yang terdiri dari 10 kamar.?

Selama 3 hari 2 malam, Kimiko Nagano mengganggap kami seperti keluarga sendiri. Hal tersebut tercermin pada waktu makan, keluarga itu selalu meluangkan waktu untuk makan bersama-sama. Selain itu kami juga membantu kegiatan rumah keluarga ibu kimiko seperti mempersiapkan hidangan makan, membereskan peralatan makan setelah makan bersama, membersihkan salju, berbelanja bersama-sama dan lain sebagainya. Jalinan persaudaraan kami pun terbangun semakin erat setiap waktu.?

Saat waktu luang bersama, kami mendalami masyarakat Jepang dari berbagai sisi serta sharing idea tentang Indonesia secara umum dan Islam Indonesia. Awalnya kita ragu untuk memperkenalkan simbol perempuan Islam (kerudung). Karena, secara umum kepercayaan dan agama adalah hal yang privasi dan tak pantas untuk dibicarakan pada masyarakat Jepang.?

Namun, keraguan itu terpatahkan, saat kami bersama, Megumi bertanya tentang kerudung dan model kerudung yang berbeda-beda dari ? kerudung yang ? kami kenakan. Ia mempertanyakan apakah kerudung dapat dipakai untuk syal?

Kami pun menjawab kerudung dapat difungsikan sebagai syal yang model penggunaanya sesuai dengan keinginan kita baik segitiga, dilipat segi panjang dan dikalungkan dan lain sebagainya.?

Moment tersebut mendorong kami menjelaskan lebih tentang kerudung dengan mengenakan kerudung bersama-sama dengan makna yang berbeda. Bagi kami ? kerudung adalah kewajiban perintah agama. Sementara bagi keluarga ibu angkat kami, kerudung adalah syal yang dikenakan di musim dingin untuk menghangatkan badan serta menambahkan style syal baru.?

Selain itu dengan kerudung, ? jalinan kekeluargaan kami pun bertambah erat dan tentu kami ? bahagia bersama bahkan mengabadikannya dengan pose di halaman rumah Ibu Kimiko yang dipenuhi dengan salju saat musim salju -7 Celcius.

Harapan kami, kebersamaan saat kami mengenakan kerudung ini menjadi pesan kepada masyarakat Jepang khususnya dan dunia pada umumnya, bahwa kami Islam Indonesia adalah Islam yang ramah dan cinta perdamaian serta menjalin persaudaraan dan bersama membangun peradaban manusia dalam perbedaan budaya dan agama. (Alfina Rahil Ashidiqi/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kyai, Kiai, Makam PKB Kab Tegal

Kamis, 08 Januari 2015

Kemeriahan Peringatan Satu Suro di Solo

Solo, PKB Kab Tegal. Peringatan Tahun Baru Hijriah di Solo juga diselenggarakan di berbagai tempat. Ada yang mengadakan pengajian, lomba, karnaval, dan sebagainya. Namun yang paling ditunggu-tunggu, tentu semarak 1 Suro (1 Muharram) yang diadakan di dua tempat, Keraton Kasunanan dan Mangkunegaran Surakarta.

Kemeriahan Peringatan Satu Suro di Solo (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemeriahan Peringatan Satu Suro di Solo (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemeriahan Peringatan Satu Suro di Solo

Di Alun-alun Kidul, Kirab 1 Suro 1435 Hijriah oleh Keraton Kasunanan Surakarta, Selasa (5/11) dini hari, berlangsung berbeda. Bila biasanya kerbau Kiai Slamet diarak bersama sejumlah senjata pusaka, kali ini pusaka milik Kasunanan Surakarta tersebut tidak dikeluarkan.

Keputusan tersebut diduga untuk menghormati ketidakhadiran sang raja Sinuhun PB XIII sebagai raja pada acara tersebut.

PKB Kab Tegal

“Tidak ada pusaka yang dikirab malam ini karena memang yang berhak mengeluarkan pusaka hanya Sinuhun. Ini bukti bahwa kami tidak berniat menyingkirkan beliau dan masih mengakui beliau sebagai raja,” kata Wakil Pengageng Museum dan Pariwisata, KRMH ? Satryo Hadinagoro.

PKB Kab Tegal

Meskipun demikian, kirab tetap berlangsung semarak. Masyarakat dengan antusias menunggu kedatangan kerbau-kerbau keturunan Kiai Slamet, di pinggir jalanan yang menjadi rute kirab. Sebagian dari mereka bahkan terlihat memperebutkan kotoran kerbau, yang menurut mereka dapat menambah kesuburan sawah.

Jamasan di Mangkunegaran

Sementara itu, di Keraton Mangkunegaran Surakarta, peringatan malam 1 Suro ditandai dengan acara jamasan yang diadakan di depan Pendopo Pura Mangkunegaran Surakata, Senin (4/11) malam.

Acara tersebut didatangi oleh warga dari berbagai daerah seperti Boyolali, Karanganyar, Salatiga, dan beberapa wilayah lainnya. Warga yang datang ingin mendapatkan berkah dari air kembang setaman bekas jamasan pusaka yang dipercaya dapat memberikan kesehatan, berkah, kepintaran, serta kepercayaan lainnya.

Salah satu pengunjung asal Salatiga, Wati, mengatakan dirinya percaya kalau air jamasan ini membawa berkah.

“Ini biar diberi kesehatan, apalagi kalau diusapkan ke bagian tubuh yang sakit. Dipercaya bisa menyembuhkan, saya setiap tahun selalu datang kesini untuk mendapat air yang dipercaya membawa berkah ini,” ungkapnya. (Ajie Najmuddin/Mahbib)

?

Foto: Warga sedang antusias berebut Jemasan

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Internasional, Anti Hoax PKB Kab Tegal

Senin, 05 Januari 2015

Untuk Ke-42 Kalinya, Parlemen Lebanon Gagal Pilih Presiden

Beirut, PKB Kab Tegal

Parlemen Lebanon pada Rabu (13/7) gagal untuk ke-42 kali berturut-turut memilih presiden baru akibat kurangnya kuorum yang ditentukan oleh undang-undang dasar.

Untuk Ke-42 Kalinya, Parlemen Lebanon Gagal Pilih Presiden (Sumber Gambar : Nu Online)
Untuk Ke-42 Kalinya, Parlemen Lebanon Gagal Pilih Presiden (Sumber Gambar : Nu Online)

Untuk Ke-42 Kalinya, Parlemen Lebanon Gagal Pilih Presiden

Ketua Parlemen Nabih Berri menyerukan sidang baru pada 8 Agustus.

Lebanon tak memiliki presiden sejak masa jabatan Presiden Michel Suleiman berakhir pada 25 Mei 2014, dan perpecahan politik tajam menghalangi pemilihan presiden petahana.

"Keputusan politik yang menghalangi pemilihan seorang presiden masih ada dan sejarah akan menimpakan kesalahan pada mereka yang menghalangi pemungutan suara ini," kata anggota parlemen independen Boutros Harb kepada wartawan setelah sidang tanpa hasil tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua.

PKB Kab Tegal

Hanya 37 anggota parlemen yang datang ke gedung parlemen untuk mengikuti sidang itu, sementara dua pertiga dari 128 kursi di parlemen merupakan kuorum yang diperlukan.

Menurut Pakta Nasional, Presiden Lebanon harus beragama Kristen Maronit sedang ketua parlemen adalah penganut Syiah dan perdana menteri seorang Muslim Sunni.

Undang-undang dasar menetapkan jika tak ada presiden, kabinet bertugas memerintah negeri tersebut sampai seorang presiden terpilih.

Hizbullah, blok Perubahan dan Pembaruan Michel Aoun dan sebagian sekutu mereka telah memboikot sidang pemilihan presiden tersebut, dan menuntut kesepakatan lebih dulu mengenai seorang presiden.

PKB Kab Tegal

Pemimpin Gerakan Al-Mustaqbal mantan anggota parlemen Saad Al-Hariri --yang dekat dengan Arab Saudi-- melancarkan satu gagasan pada penghujung 2015 untuk mencalonkan Ketua Gerakan Marada, anggota parlemen Suleiman Franjieh, untuk menjadi presiden.?

Tapi usulnya mendapat penentangan dari partai Kristen utama di negeri tersebut serta Hizbullah. (Antara/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Meme Islam PKB Kab Tegal