Minggu, 31 Maret 2013

Majalah AULA Buka Bersama Agen dan Anak Yatim

Surabaya, PKB Kab Tegal. Ruangan Salsabila kantor PWNU Jawa Timur tiba-tiba penuh sesak oleh ratusan anak yatin piatu. Mereka datang dari sejumlah panti asuhan wilayah di Surabaya dan Sidoarjo. Kehadiran anak-anak yang tidak memiliki ayah maupun ibu ini sebagai matarangkai kegiatan buka bersama yang diselengarakan Majalah PWNU Jatim AULA.

Sebelumnya, pagi hari kegiatan diawali dengan khatmil Qur’an. “Ada lima penghafal al-Qur’an dari PW Jam’iyatul Qurra wal Huffadz NU Jawa Timur,” kata Mohammad Rofi’e (28/7) yang didaulat untuk mensukseskan kegiatan tersebut.   

Majalah AULA Buka Bersama Agen dan Anak Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)
Majalah AULA Buka Bersama Agen dan Anak Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)

Majalah AULA Buka Bersama Agen dan Anak Yatim

Usai shalat Dhuhur, kegiatan dilanjutkan dialog pimpinan majalah AULA dengan sejumlah agen di Jawa Timur. Dalam pengantarnya, Afif Amrullah menandaskan bahwa pertemuan agen dengan perusahaan idealnya dilaksanakan secara ajeg. 

PKB Kab Tegal

“Ini penting agar semua pihak saling mengakui kekurangan maupun kelebihan yang dimiliki,” tandas Redaktur Pelaksana Majalah AULA ini.

Ada empat narasumber yang dihadirkan pada kesempatan tersebut. Pertama adalah H Abdul Wahid Asa selaku pimpinan umum, Habib Wijaya yang dalam keseharian sebagai pemimpin perusahaan serta Muhammad Subhan, pemimpin redaksi. Demikian juga pendiri majalah yakni H Sholeh Hayat SH.

PKB Kab Tegal

H Abdul Wahid Asa memaparkan secara singkat bagaimana awal majalah ini isa terbit dengan subsidi dari PWNU Jawa Timur. “Awalnya majalah ini mendapatkan suntikan dana berupa seluruh biaya cetak,” kenangnya.

Namun seiring dengan respon dari para pembaca dan pelangan akhirnya majalah mampu membiayai sendiri ongkos cetak dan distribusi. “Bahkan majalah AULA sudah bisa memberikan donasi untuk PWNU Jawa Timur,” terangnya.

Bagi Pak Wahid, sapaan akrabnya, berjibaku di media NU memang harus tahan banting, termasuk untuk ikhlash dengan bayaran yang tidak seberapa. “Memang bukan untuk mencari penghidupan,” katanya. “Di AULA malah harus mengabdi,” lanjutnya.

Demikian juga mantan Wakil Ketua PWNU Jatim ini menemukan mitra yang tangguh dan mukhlish di bagian pemasaran yakni agen. “Mereka sama seperti kami yang tidak terlalu mempersoalkan keuntungan saat mengedarkan maupun memasarkan AULA,” ungkapnya.

Karena itu, semangat seperti ini hendaknya terus digelorakan demi khidmat kepada NU. 

Tidak mudah memang memiliki media cetak yang mampu eksis dalam rentang waktu demikian lama. Tentu banyak faktor yang membuat bisa bertahan. Yang utama adalah peran para agen dan tentunya doa dari berbagai kalangan.

Pada kesempatan ini juga diserahkan sejumlah penghargaan dan souvenir kepada agen yang telah memiliki komitmen membesarkan majalah yang telah berusia 36 tahun ini.  Kegiatan ditutup dengan buka bersama dan shalat Magrib berjamaah.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Daerah, Nahdlatul Ulama, Internasional PKB Kab Tegal

Senin, 25 Maret 2013

17 Poin Sustainable Development Goals di Rakernas Muslimat NU

Jakarta, PKB Kab Tegal. Setiap kegiatan rapat maupun musyawarah, para pengurus dan kader Muslimat NU begitu antusias untuk mengembangkan berbagai program dengan konsep-konsep yang bersifat keberlanjutan. Dalam Rakernas yang dihelat, Kamis-Jumat (3-4/12) di Asraman Haji Jakarta, Muslimat NU mendorong 17 poin konsep yang dinamakan Sustainable Development Goals (SDGs) untuk menguatkan program-program organisasi.

“Tema atau konsep tersebut merupakan tujuan keberlanjutan untuk merespon problem-problem sosial di tengah masyarakat. Hal ini tentu sangat terkait dengan kerja-kerja Muslimat NU yang selama ini telah banyak berjalan di berbagai daerah,” terang Khofifah dalam sambutannya, Kamis (3/12) malam.

17 Poin Sustainable Development Goals di Rakernas Muslimat NU (Sumber Gambar : Nu Online)
17 Poin Sustainable Development Goals di Rakernas Muslimat NU (Sumber Gambar : Nu Online)

17 Poin Sustainable Development Goals di Rakernas Muslimat NU

17 konsep “Sustainable Development Goals” yang dimaksud Khofifah yaitu, (1) No Poverty, yaitu mendorong kesejahteraan masyarakat, (2) No Poverty, bebas kelaparan, (3) Good Health and Well Being, yaitu penjaminan kesehatan dan kehidupan yang lebih baik, (4) Quality Education, pendidikan yang berkualitas, (5) Gender Quality, kualitas kehidupan yang tidak mengekang gender, (6) Clean Water and Sanitation, air bersih dan kesehatan lingkungan yang terjaga.

PKB Kab Tegal

Kemudian (7) Affordable and Clean Energy, energi yang ramah dan bersih bagi kehidupan, (8) Decent Work dan Economic Growth, peningkatan kinerja dan pertumbuhan ekonomi, (9) Industry, Innovationa, and Infarstructure, (10) Reduced Inequalities, (11) Sustainable Cities dan Communities, (12) Responsible Consumtion and Production, (13) Climate Action, (14) Life Below Water, (15) Life on Land, (16) Peace, Justice, and Strong Institution, dan (17) Partnerships for The Goals.

PKB Kab Tegal

Untuk mempersiapkan sumber daya manusia, kata Khofifah, Muslimat NU telah memiliki struktur yang memadai, tinggal menyiapkan infrastrukturnya agar 17 tujuan global secara keberlanjutan tersebut bisa terwujud. “Oleh sebab itu, kami juga mendorong keaktifan pengurus anak ranting di berbagai daerah,” jelasnya.

Selain membahas berbagai penguatan organisasi menuju kemandirian, Muslimat NU melalui Rakernas ini juga mendorong berbagai problem sosial yang bersifat regulatif. “Sebelum kegiatan Rakernas ini resmi dibuka, peserta Rakernas melakukan berbagai pengayaan materi dan kunjungan ke Mahkamah Konstitusi (MK) supaya terbiasa dalam melakukan advokasi peraturan perundang-undangan atau regulasi. Seperti anak hasil nikah siri yang tidak mempunyai akses untuk dibuatkan akte kelahiran,” terang Khofifah.

Hal ini, lanjut Khofifah, akan menghambat perkembangan anak karena sudah tentu akan mengalami kesulitan administratif dalam pendidikannya jika tidak mempunyai akte kelahiran. “Sebab itulah melalui Rakernas ini, Muslimat NU harus mampu menghasilkan rekomendasi konkrit untuk umat,” tandasnya. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja PKB Kab Tegal

Minggu, 17 Maret 2013

Dirikan Negara Khilafah Sama dengan Komunis

Kudus, PKB Kab Tegal. Setiap organisasi yang secara jelas ingin mendirikan negara khilafah di bumi Indonesia, dinilai sama artinya dengan komunis. Sebab, antara khilafah dan komunis sama-sama tidak mengakui Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Majlis Pembina Cabang (Mabincab) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Kudus M. Syaekhan Muchith dalam orasi ilmiah dan pelantikan pengurus PMII Kudus periode 2016-2017, Senin (30/5) lalu.

Dirikan Negara Khilafah Sama dengan Komunis (Sumber Gambar : Nu Online)
Dirikan Negara Khilafah Sama dengan Komunis (Sumber Gambar : Nu Online)

Dirikan Negara Khilafah Sama dengan Komunis

Syaechan mengatakan organisasi yang menginginkan negara Khilafah di Indonesia sangat tidak dibenarkan dan layak dibubarkan. Karena bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan keberadaannya sudah final serta tidak ? bisa dirubah.

"Oleh karena itu, bila bangsa Indonesia sepakat anti komunis, maka TNI atau pemerintah harus berani membubarkan organisasi yang inginkan negara khilafah. Pemerintah harus konsisten itu, bukan malah ikut menghadiri acara yang menyuarakan khilafah,"tandasnya.

Saekhan meminta PMII selalu menyuarakan Pancasila sebagai dasar negara dan mengembangkan Islam Indonesia. Menurutnya, hakekat Islam Indonesia adalah Islam yang ramah dan demokratis tanpa kekerasan.

PKB Kab Tegal

"Kita ini menjadi Islam Indonesia bukan Islam Syiria,Lebanon apalagi Arab Saudi. Mari kita terapkan Islam Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,"imbuh pria yang juga Wakil Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus ini.

Kegiatan pelantikan berlangsung di Hotel @Hom Kudus ini berjalan penuh hidmat. Ketua PKC PMII Jateng Ibnu Aqil membaiat sekaligus melantik pengurus PMII Kudus di bawah kepemimpinan Iqbal Abdul Rouf (Ketua). Hadir dalam cara itu, Mabincab, para mantan ketua PC PMII Kudus dan ratusan kader dan tamu undangan lainnya. (Qomarul Adib/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Pahlawan, Anti Hoax, Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Sabtu, 02 Maret 2013

Selama Lebaran, Jangan Makan dan Minum Berlebihan

Sidoarjo, PKB Kab Tegal

Kepala Humas Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo, Jawa Timur, dr Silvy mengimbau kepada masyarakat Sidoarjo khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, pada saat Hari Raya Idul Fitri agar tidak terlalu banyak mengkonsumsi makanan dan minuman secara berlebihan.

Selama Lebaran, Jangan Makan dan Minum Berlebihan (Sumber Gambar : Nu Online)
Selama Lebaran, Jangan Makan dan Minum Berlebihan (Sumber Gambar : Nu Online)

Selama Lebaran, Jangan Makan dan Minum Berlebihan

Pasalnya, dengan banyak mengonsumsi makanan dan minuman secara berlebihan serta tidak teratur, bisa mengakibatkan sakit perut bahkan sakit diare. Hal ini, karena kondisi perut selama berpuasa kosong sehingga belum bisa menerima makanan secara berlebihan.

"Jangan ada konsep balas dendam, tetap sesuai aturan agar perut tidak kaget. Lihat riwayat sakit, misal punya penyakit diabet ya makannya harus dikontrol. Seperti kue dan yang manis-manis harus dihindari. Jika punya penyakit darah tinggi harus mengurangi makanan yang asin, dan lain sebagainya," kata dr Silvy, Senin (4/7).

PKB Kab Tegal

Dokter yang bertugas di rumah sakit milik NU ini menambahkan, agar di Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriyah tubuh tetap fit, jaga kondisi tubuh dengan baik. Sehingga selama merayakan Hari Kemenangan bisa bahagia bersama keluarga tercinta. (Moh Kholidun/Mahbib)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal IMNU PKB Kab Tegal