Senin, 15 Februari 2016

Sekolah Aswaja Pelajar NU Brebes Tebarkan Kelembutan Beragama

Brebes, PKB Kab Tegal - Paham Ahlusunah wal Jamaah (Aswaja) di kalangan warga NU, perlu terus ditanamkan dan dipertahankan dalam kehidupan beragama di Indonesia. Pasalnya paham ini mampu menanamkan kelembutan dalam beragama dan membawa kemaslahatan umat tanpa kekerasan.

“Hidup beragama haruslah rahmatan lil alamin bermanfaat bagi seluruh alam. Bukan merusak apalagi membuat keonaran di muka bumi dengan menebar teror,” kata Ketua PCNU Brebes H Athoillah Syatori saat membuka Sekolah Aswaja di Pesantren Assalafiyah II Jalan MT Haryono Brebes, Selasa (2/2).

Sekolah Aswaja Pelajar NU Brebes Tebarkan Kelembutan Beragama (Sumber Gambar : Nu Online)
Sekolah Aswaja Pelajar NU Brebes Tebarkan Kelembutan Beragama (Sumber Gambar : Nu Online)

Sekolah Aswaja Pelajar NU Brebes Tebarkan Kelembutan Beragama

Dalam kegiatan yang digelar IPNU dan IPPNU Kabupaten Brebes itu, Athoillah menegaskan, dengan paham Aswaja, NU bisa memberikan manfaat bagi kemaslahatan umat. Di mana ada NU, pasti akan maju di bidang agama, pendidikan, sosial maupun ekonominya. Sehingga, gerak langkah NU dengan Islam yang rahmatan lil alamin dapat diterima di semua elemen masyarakat.

PKB Kab Tegal

“Sudah saatnya kader IPNU IPPNU menjadikan Aswaja sebagai landasan berkehidupan sehari-hari,” tegas Athoillah.

Pelajar NU, kata Kang Atho, diharapkan bisa menjadi garda terdepan dalam mempertahankan paham Aswaja NU. Sebab, berbagai rongrongan telah datang secara nyata di hadapan kita. Tanda-tanda itu tampak jelas dengan munculnya gerakan-gerakan antishalawat, antimauludan, dan gerakan teror lainnya.

PKB Kab Tegal

“Kita harus lawan dengan berpegung teguh pada paham Aswaja dan mensyiarkannya dalam kehidupan sehari-hari,” tandasnya.

Ketua IPNU Brebes Ferial Farkhan menjelaskan, Sekolah Aswaja diselenggarakan guna memberikan pemahaman lebih mendalam tentang ideologi Aswaja kepada pengurus dan para kader IPNU-IPPNU.

Kegiatan digelar selama dua diikuti oleh 40 peserta perwakilan pengurus cabang dan anak cabang IPNU-IPPNU di Brebes. Materi yang disampaikan pada sekolah ini mencakup pemahaman Aswaja dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan politik serta penjabaran tentang Islam Nusantara.

Fery menambahkan, kegiatan ini diadakan sekaligus memperingati Hari Lahir (Harlah) Ke-90 NU, Harlah Ke-62 IPNU, Harlah Ke-61 IPPNU. Selain sekolah Aswaja, kegiatan lain yang akan digelar adalah pelatihan jurnalistik, diklat CBP-KPP, Kirab Panji IPNU-IPPNU dan tablig akbar. (Wasdiun/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Makam PKB Kab Tegal

Minggu, 07 Februari 2016

Harakah Banser Way Kanan Buahkan Investor

Way Kanan, PKB Kab Tegal -

Kepala Satuan Koordinasi Cabang Barisan Ansor Serbaguna, Kasatkorcab Banser Kabupaten Way Kanan, Lampung Bambang Setiyo bertekad badan semi otonom Gerakan Pemuda Ansor itu bisa mandiri ekonomi secara organisasi. Langkah dilakukan ialah bersilaturahmi dengan jajaran Satkoryon hingga tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama (NU) setempat.

"Dalam waktu dekat ini, Banser Way Kanan akan mendayagunakan lahan untuk bertanam singkong. ? Ada investor sudah menawarkan hal itu dengan pola bagi hasil," ujarnya, di Blambangan Umpu, Senin (10/10).

Harakah Banser Way Kanan Buahkan Investor (Sumber Gambar : Nu Online)
Harakah Banser Way Kanan Buahkan Investor (Sumber Gambar : Nu Online)

Harakah Banser Way Kanan Buahkan Investor

Lahan lebih dari satu hektar tersebut berada di Kecamatan Rebang Tangkas. Koordinasi dengan sejumlah anggota sudah dilakukan. "Bagaimana organisasi bisa bergerak jika kita tidak bergerak? Selain meningkatkan kemampuan, ekonomi juga patut ditumbuhkan," kata Bambang lagi.?

Selain pendayagunaan lahan, Bambang yang juga menjalin komunikasi dengan berbagai pihak mendapatkan penawaran bibit jagung. Dan bisa ditanam di lahan seluas satu hektar lebih.

"Bantuan bibit jagung Insya Allah juga siap, sudah ada yang menjanjikan dan dalam waktu dekat bisa ditanam," kata Bambang yang mengaku gelisah jika organisasi tidak bisa mandiri secara ekonomi. (Gatot Arifianto/Mukafi Niam)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal AlaNu, Nusantara, Sunnah PKB Kab Tegal

Ketua IPNU Rembang: Meski Bangsawan, Kartini Enggan Dipanggil Raden Ajeng

Rembang, PKB Kab Tegal. Dengan mengadakan pawai kebangsaan, start dari alun-alun kota Rembang dan finis di makam RA Kartini di Desa Mantingan Kecamatan Bulu, Rembang,? Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama? (IPPNU)? menggelar tahlil bersama untuk mendoakan sang pahlawan emansipasi wanita. Kegiatan yang? dilaksanakan pada hari Senin (18/4) siang ini sebagai wujud penghargaan kepada Raden Ajeng Kartini.

Ketua IPNU Cabang Rembang, Ahmad Humam menyampaikan, tujuan pawai kebangsaan ialah mengingatkan kepada masyarakat akan jasa dan sejarah yang diukir oleh Raden Ajeng Kartini. Selain itu, sudah sepantasnya pada momentum hari Kartini ini para pelajar NU ikut memberikan kontribusi berupa tahlil bersama.

"Rembang itu punya Kartini, meski lahir di Jepara tetapi perjuangan dan karya beliau juga banyak di Kabupaten Rembang," ujar Humam

Ketua IPNU Rembang: Meski Bangsawan, Kartini Enggan Dipanggil Raden Ajeng (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua IPNU Rembang: Meski Bangsawan, Kartini Enggan Dipanggil Raden Ajeng (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua IPNU Rembang: Meski Bangsawan, Kartini Enggan Dipanggil Raden Ajeng

Bagi pelajar NU, lanjut dia, Kartini merupakan sosok yang patut menjadi teladan bagi pelajar maupun generasi muda saat ini. Pasalnya, meski berhubungan dan berteman dengan orang Belanda tetapi tidak mengikis kepribadiannya sebagai seseorang yang terlahir sebagai perempuan Jawa.

"Kartini adalah sosok teladan yang baik untuk pelajar dan muda-mudi saat ini, meski terlahir sebagai bangsawan tetapi Kartini enggan dipanggin Raden Ajeng, itu menunjukkan bersahajanya seorang Kartini," tutur Humam.? (Ahmad Asmui/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Tokoh PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Rabu, 03 Februari 2016

Sumpah dan Kedahsyatan Energinya

Sekitar delapan tahun lalu tepatnya pada 20 Januari 2009 Barak Hussein Obama dilantik manjadi Presiden Amerika serikat ke-44. Sayangnya, saat pembacaan sumpah jabatan ternyata Ketua Mahkamah Agung AS waktu itu Johyn G. Robert salah mengucapkan urut-urutan kata yang mesti ditirukan Obama.

Meski hanya kesalahan kecil, kejadian itu menjadi perbincangan media di Amerika Serikat. Terutama tentang keabsahan Obama sebagai presiden AS. Agar tak berlarut-larut, sehari kemudian presiden berkulit hitam pertama negera Paman Sam itu diputuskan mengulang pembacaan sumpahnya (Jawa Pos, 23? Januari 2009).

Sumpah dan Kedahsyatan Energinya (Sumber Gambar : Nu Online)
Sumpah dan Kedahsyatan Energinya (Sumber Gambar : Nu Online)

Sumpah dan Kedahsyatan Energinya

Berlebihankah media AS yang menuntut Obama mengulangi pernyataan sumpahnya? Apakah tradisi sumpah, baiah atau ikrar dalam pelantikan-pelantikan jabatan mulai jabatan presiden hingga kepengurusan ormas-ormas hanyalah sebatas seremonial dan formalitas belaka?

Agaknya pertanyaan-pertanyaan itulah yang menarik penuis artikel ini untuk mencoba menguak rahasia yang terkandung dalam pernyataan sumpah, ikrar dan sebangsanya hingga ia dianggap begitu penting.? Kita mencoba menelisik beberapa peristiwa dan momentum dalam sejarah di bawah ini.

PKB Kab Tegal



Baiah Aqabah I


Ikrar ini adalah ikrar yang diucapkan oleh beberapa muslim asal Yatsrib (Madinah) yang baru saja masuk Islam, bertempat di Tanah Aqabah. Mereka berikrar atau bersumpah kepada Nabi Muhammad untuk tidak menyekutukan Allah, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak, tidak mengumpat dan memfitnah, tidak menolak berbuat kebajikan dls. Ikrar ini kemudian dikenal sebagai "bai ah Aqabah pertama".

PKB Kab Tegal

Tidak lama setelah berlangsungnya ikrar ini agama Islam makin tersebar luas di Yatsrib. Dan Nabi Muhammad pun menugaskan Sahabat Musab bin Umar untuk mengajarkan ilmu agama di sana, baik kepada kalangan muslimin Aus maupun Khazraj. Dan lewat perantara ikrar Aqabah satu inilah Nabi Muhammad mendapatkan ilham melakukan hijrah ke Yatsrib karena kota ini dinilai lebih prospektif bagi pengembangan dan masa depan agama Islam.



Baiah Aqabah II


Bermula pada tahun 622 M ketika jumlah peziarah dari Yatsrib yang telah masuk Islam bertambah banyak, tepatnya berjumlah 75 orang terdiri dari 73 laki-laki dan 2 perempuan, Nabi Muhammad punya inisiatif untuk mengikrar, menyumpah mereka di Aqabah yang kemudian popular dengan nama baiah Aqabah dua. jika pada ikrar Aqabah pertama sebatas hanya pada seruan kepada Islam, namun pada ikrar kali ini Nabi muhammad menghendaki agar ikrar kedua ini dapat lebih mengikat dan menjadi pakta persekutuan yang dengan demikian kaum muslimin dapat mempertahankan diri dari tekanan kaum paganisme Quraish (Muhammad Husain Haikal, hal. 173).

Akhirnya - untuk meringkas cerita - bertempat di bukit Aqabah mereka bersedia mengucapkan ikrar. Inilah pernyataan ikrar mereka dihadapan Nabi Muhammad:

"Kami berikrar bahwa kami sudah mendengar dan setia diwaktu suka danduka ,diwaktu bahagia dan sengsara , kami hanya akan berkata yang benar dimana saja kami berada ,dan dijalan Allah ini kami tidak takut kritik siapapun" (Husein Haikal, hal.176).

Peristiwa ikrar ini selesai pada tengah malam di sebuah celah bukit Aqabah jauh dari masyarakat ramai, dengan dasar kepercayaan bahwa hanya Allah yang tahu keadaan mereka. Tahukah dampak dan pengaruh dari baiah Aqabah kedua ini? Sungguh dampak dan pengaruhnya sangat luar biasa bagi perkembangan dan masa depan agama Islam. Berkat ikrar Aqabah inilah yang membuat Nabi memiliki para sahabat dari kalangan Ansor ( penduduk pribumi Madinah) yang sangat loyal dan setia pada beliau sehingga mereka mau dan rela berjuang dan berkorban dalam banyak peperangan demi membela Islam dan melindungi Nabi. Dan dalam perang Badar, Uhud, Khondak serta berbagai ekspedisi ke beberapa daerah para sahabat tersebut membuktikan loyalitas dan kesetiaan mereka hingga titik darah penghabisan. Dan pada akhirnya berkat di dampingi oleh sahabat-sahabat yang militan itulah akhirnya Nabi Muhammad dapat menegakkan agama Islam ini tidak hanya di semenanjung Arab tapi hingga ke pelbagai penjuru dunia.

Sumpah Palapa Gajah Mada



Saat dilantik menjadi Patih Majapahit, Gajah Mada bersumpah dengan mengatakan, "Saya bersumpah tidak akan amukti palapa ( makan buah palapa ) sebelum berhasil menyatukan Nusantara". Dan tak dinyana, ternyata sumpah patih Gajahmada tersebut akhirnya menjadi motifasi besar bagi kerajaan Majapahit? menjadi imperium besar dengan wilayah luas mulai Papua sampai Pahang ( Malaysia ). Dalam kisah ini patih Gajah Mada berhasil mewujudkan cita-citanya yaitu menyatukan wilayah Nusantara, karena lewat bersumpah ia dapat membangkitkan kekuatan bawah sadarnya.

Sumpah Pemuda Pra-Kemerdekaan RI



Hari sumpah pemuda diperingati tiap tanggal 28 Oktober. Peristiwa supah pemuda dilatar belakangi ketika para aktivis pemuda Indonesia pada akhir tahun 1920-an meyakini perlunya kesatuan sumpah demi mendapat kemerdekaan. Pada era 1920-an itu kita yang sekarang bernama bangsa Indonesia masihlah berupa komunitas-komunitas, suku-suku dan kerajaan-kerajaan yang terpencar-pencar. Kala itu tidak semua orang berani sekedar punya impian dan harapan terwujudnya kesatuan dan kemerdekaan Indonesia.

Tapi ada sekian pemuda Indonesia yang inovatif dan eksperimental, yang punya cita-cita bisa bersatunya Nusantara dan terbebas dari belenggu penjajahan kolonial Belanda. Untuk membantu merealisasikan cita-cita itu mereka menyatakan sumpah yang kini dikenal sebagai sumpah pemuda. Dan sekali lagi sumpah menunjukkan kekuatannya . Pada 17, Agustus, 1945 harapan dan impian para pemuda tersebut terkabul, proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada hari itu telah dibacakan oleh Ir. Sukarno.

Demikianlah tiga keberhasilan besar dan spektakuler yang tercatat dalam sejarah, hal mana ketiganya sama-sama berpijak dari sumpah atau ikrar sebagai langkah pertamanya. Itu membuktikan (meski tidak secara generik) bahawa suatu sumpah yang dinyatakan baik secara individu ataupun kelompok benar-benar memiliki kekuatan dahsyat yang mendorong individu atau kelompok tersebut dapat mewujudkan cita-citanya. (M. Haromain)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Fragmen, Anti Hoax, Khutbah PKB Kab Tegal