Minggu, 22 Februari 2015

PCNU Subang Bikin Film “Santri Kelana”

Subang, PKB Kab Tegal. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Subang saat ini sedang menggarap proses pembuatan film pendek. Pembuatan film berjudul “Santri Kelana”, diinspirasi oleh model dakwah Sunan Kalijaga melalui pendekatan kesenian lokal.

PCNU Subang Bikin Film “Santri Kelana” (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Subang Bikin Film “Santri Kelana” (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Subang Bikin Film “Santri Kelana”

"Dulu Sunan Kalijaga berdakwah lewat wayang, bisa jadi kalau ia lahir di era digital seperti sekarang mungkin akan memilih berdakwah lewat film, karena disadari atau tidak media audio visual ini berperan penting dalam membentuk karakter dan jiwa seseorang," kata anggota tim pengarap film, Jajang Zarkasih di pesantren Al-Mukhtariyyah, Subang, Rabu (8/4).

Jajang menambahkan, film ini menceritakan kehidupan santri yang berkelana dari satu pesantren ke pesantren lain. Film ini juga bertutur pengalaman beberapa orang yang pernah mengenyam pendidikan pesantren.

PKB Kab Tegal

Dalam film ini terdapat adegan perihal dalil-dalil amaliyah warga NU dan dalil tentang PBNU (Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945) agar semangat nasionalisme dalam diri penonton bisa tumbuh.

"Film ini durasinya sekitar 30 sampai 45 menit. Kalau ada sponsor bisa lebih panjang, karena advertising. Nanti insya Allah kalau sudah jadi akan diputar di Aswaja TV dan selanjutnya akan disebarluaskan melalui media sosial Youtube," kata pemuda yang pernah bekerja di lembaga perfilman itu.

PKB Kab Tegal

Sampai saat ini, kata Jajang, pihak panitia dan kru film sedang menunggu pihak sponsor yang bersedia membantu secara moril dan materil. Menurut Jajang, pembuatan film ini didukung oleh peralatan yang terbatas.

Jajang dan kru menyediakan durasi beberapa detik bahkan menit dalam film ini bagi lembaga atau perusahaan yang berkenan menjadi sponsorship dengan kesepakatan tanpa mengubah skenario yang sudah dibuat panitia. Pihak yang berkenan menjadi sponsorship bisa menghubungi panitia via email luthfi.karim@gmail.com.

"Kami minta doa kepada seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya, khususnya para kiai, ustadz, santri, alumni pesantren dan warga NU, dan umat Islam Indonesia, mudah-mudahan film santri kelana yang sedang kami buat ini bisa berjalan sukses dan lancar tanpa ada halangan apapun," kata Jajang. (Aiz Luthfi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Anti Hoax, Nahdlatul Ulama PKB Kab Tegal

Selasa, 17 Februari 2015

Santri Ngonthel Bareng Kiai dan Bu Nyai

Blitar, PKB Kab Tegal

Ragam cara dilakukan pondok pesantren dan sekolah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU di Kabupaten Blitar untuk memperingati Hari Santri. Dari pantauan? PKB Kab Tegal, hampir semua kecamatan di Kabupaten Blitar menggelar peringatan Hari Santri ini.

Santri Ngonthel Bareng Kiai dan Bu Nyai (Sumber Gambar : Nu Online)
Santri Ngonthel Bareng Kiai dan Bu Nyai (Sumber Gambar : Nu Online)

Santri Ngonthel Bareng Kiai dan Bu Nyai

Ada yang menggelar upacara dengan mengenakan baju koko plus sarung dan kopiah serta sandal. Ada yang menggelar jalan santai dan sore dan ada keliling? dari kampung ke kampung.

Misalnya yang diselenggarakan Pesantren Mambaul Hikam Mantenan Udanawu Blitar. Mereka kembali menggelar sepeda pancal dari kampung ke kampung. Seluruh santri dan siswa Diniyah Mambaul Hikam besarta? kiai, dewan asatidz dan asatidzah menggayuh sepeda onthel dari berbagai tipe. Mereka menampilkan beberapa tema, baik masalah ajakan memondok maupun masalah nasionalisme.

PKB Kab Tegal

Mancal bareng dipimpin langsung Pengasuh Pesantren KH Diya’uddin Azam-zami beserta sang istri dan para putra-putrinya. Para pengurus Jam’iyahThoroqoh Naqshobadi Kholidiyah yang berpusat di pesantren tersebut juga tidak ketinggalan ambil bagian.

Sebelum berangkat, Gus Diya’panggilan akrabnya, memimpin doa. Kemudian mengajak para santrinya membaca Shalawat Nariyah dulu.

PKB Kab Tegal

“Setelah baca Fatihah, ayo mari kita baca Shalawat Nariyah dulu,’’ ajak Gus Diya’, yang? selanjutnya langsung dilaksanakan bersama ratusan santrinya.

Setelah selesai bersepeda ria, untuk memberi semangat pada para santri, Gus Diya’ membagikan door prize dan hadiah sepeda gunung kepada para santri yang beruntung.

Sementara Yayasan Pondok Pesantren Darul Huda, Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar mengelar upacara bendera di halaman pondok. Upacara ini diikuti oleh seluruh siswa mulai dari MI, MTs, MA maupun SMK, Sabtu (22/10).

Hampir sama dengan Mambaul Hikam, seluruh santri Darul Huda juga mengenakan sarung dan baju gamis. Sementara santri putri mengenakan pakaian baju muslimah.

"Sebagai santri, kita harus menjaga tradisi-tradisi kesantrian dengan selalu berpegang teguh kepada ajaran Ahlus sunnah wal Jamaah sebab keberadaan santri terbukti dari zaman dahulu, mampu menjadi pondasi yang kuat bagi keutuhan bangsa," pesan Asyharul Muttaqin selaku pembina upacara.

Ia menambahkan, peran santri sangat besar dalam memperebutkan dan menjaga kemerdekaan Indonesia.

Usai upacara bendera, acara dilanjutkan dengan kirab sepanjang sekitar 5 km dengan berjalan kaki melewati jalan-jalan utama di desa Wonodadi.

"Darul Huda adalah sebuah pesantren salaf, yang berkembang menjadi pesantren modern. Sejak dahulu kami melahirkan santri-santri yang keberadaan mereka sangat dibutuhkan di tengah masyarakat," Kata Asyharul sambil kirab.

Meski cuaca mulai panas, namun seluruh peserta nampak antusias mengikuti acara tersebut.

"Alhamdulillah saya sangat senang? dan menikmati mengikuti acara ini. Tidak setiap hari juga kan kami dapat mengenakan pakaian seperti ini dalam proses pembelajaran," ujar Nurul Indah salah satu siswa SMK Darul Huda.

Hal yang sama juga dilakukan oleh keluarga besar MTs Ma’arif Udanawu Blitar. Sejak jam sekolah mereka menggelar upacara dalam rangka hari santri. ”Siapa lagi kalau bukan kita yang merayakan hari bahagia ini,’’ ungkap Kepala Sekolah MTs Ma’arif? Moh. Haidar.

Sebelumnya, Pemkab Blitar bersama dengan PCNU Kabupaten Blitar menggelar acara jalan sore bersama. Acara berlangsung di jalan PendapaKabupaten Blitar di Kanigoro yang diikuti tidak kurang dari 10 ribu perserta. Acara diawali dengan apel Banser se Blitar.

Setelah usai shalat magrib bersama acara dilanjutkan dengan membaca shoalat nariyah? yang dipimpin langsung oleh KH Sunhaji Nawal Karim Zubaidi dari pesantren Mambaul Hikam Mantenan yang sekaligus? pimpinan jamiyah shoalawat dan majlis ta’lim mughitsu almughits. Hadir pada acara tersebut Bupati Blitar H Rijanto beserta seluruh anggota Forpinda Kabupaten Blitar. Pengurus PCNU Kabupaten Blitar dan lainnya.

“Alhamdulillah pembacaan Shalawat Nariyah dan peringatan hari santri di Blitar sangat meriah dan sukses. Apalagi ditambah kehadiran Ki Ageng Ganjur dan Mbak Evie Tamala saat ini,’’ungkap Gus Dain panggilan akrabnya. (imam kusnin ahmad/abdullah alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal News, Sejarah, Hikmah PKB Kab Tegal

Sabtu, 14 Februari 2015

Rais ‘Aam: Mari Bung, Rebut Kembali Potensi Ekonomi Umat!

Tasikmalaya, PKB Kab Tegal?



Di tengah berbagai polemik kebangsaan yang muncul belakangan ini, Rais ‘Aam PBNU KH Ma’ruf Amin mengingatkan para pengurus dan kiai-kiai kultural NU untuk turut berperan dalam menggerakkan ekonomi umat. Hal itu disampaikan Kiai Ma’ruf pada Pelantikan dan Peresmian Kantor PCNU Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (6/4).?

“Kini saatnya para kiai menggerakkan ekonomi umat. Mari Bung, rebut kembali! Ekonomi umat ini kita gerakkan, dengan menegakkan prinsip ? at’taawun. ? Prinsip saling bantu membantu. Yang ekonominya kuat harus membantu yang lemah. Membantu dengan tanpa harus mengambil untung. Untungnya berikan kepada umat semua. Nanti ketika gerakan ini berjalan, semua akan memperoleh manfaatnya,” jelasnya.

Rais ‘Aam: Mari Bung, Rebut Kembali Potensi Ekonomi Umat! (Sumber Gambar : Nu Online)
Rais ‘Aam: Mari Bung, Rebut Kembali Potensi Ekonomi Umat! (Sumber Gambar : Nu Online)

Rais ‘Aam: Mari Bung, Rebut Kembali Potensi Ekonomi Umat!

Prinsip at-ta’awun itu, menurutnya, bisa dimulai melalui program kemitraan. Dengan melibatkan atau membuat sendiri waralaba yang berjejaring ke seluruh pelosok negeri. Terkait hal ini, negara dan para pengusaha di tingkat nasional maupun Pemerintah Daerah bisa dilibatkan. Karena gerakan ekonomi umat itu, akan meningkatkan ekonomi kerakyatan.?

Kiai Ma’ruf juga mendorong para pengurus NU di tingkat PB hingga tingkat Ranting untuk tak segan bermitra dengan pengusaha dan pemerintah. Asalkan, kemitraan itu bermaslahat dan terasa manfaatnya oleh umat.?

NU, kata Kiai Ma’ruf, bertanggung jawab dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Karena mayoritas warga NU adalah dari kalangan mustad’afin.?

PKB Kab Tegal

“Ini bukan lagi ajakan. Ini adalah intruksi Rais Amm PBNU karena ? berkaitan mas’uliyah umatan, dan mas’uliyah wathaniyah, tanggung jawab keumatan, dan tanggung jawab kebangsaan, dan satu lagi, ini merupakan juga tanggung jawab sejarah.”?

Karena NU bukan hanya berjuang untuk kemerdekaan RI, lanjutnya, tapi menurut Kapolri, NU adalah bagian dari pendiri NKRI. Karena itu ketika ada yang mengancam umat, mengancam bangsa ini dari sisi kedaulatan maupun sisi ekonomi, NU harus bertindak.?

“Karena NU adalah pendiri dan pemegang saham di NKRI,” tandasnya, seraya mengajak dua ribu Nahdliyin se Kabupaten Tasikmalaya yang hadir di Aula IAI Cipasung itu, untuk terlibat dalam gerakan tersebut.

Hal senada ditegaskan Rais Syuriah PCNU Kabupaten Tasikmalaya K H Abun Bunyamin Ruchiyat. Sebagai pendiri NKRI, kata Kiai Abun, warga NU wajib hukumnya kita membela negara. Di samping itu, mayoritas warga NU juga dari kalangan Mustadafin. Maka NU perlu menggalakkan program penguatan ekonomi umat.?

PKB Kab Tegal

“Karena hadist Nabi, ‘kadzal faqru ayyakuuna kufron’. Bahwa kemiskinan bisa menyebabkan pada kekafiran. Maka pengurus NU harus berpikir dan bergerak mencari solusi agar umat mampu bangkit dari kemiskinan. Agar umat tidak mudah diiming-imingi oleh harta, untuk menukar aqidah an-Nahdliyah ke aqidah lain yang bisa mengancam NU, bahkan mengancam keutuhan NKRI,” paparnya.

Dalam kesempatan itu, Rais ‘Aam PBNU melantik pengasuh Pondok Pesantren Sukamanah KH Atam Rustam, sebagai Ketua PCNU Kabupaten Tasikmaaya. Cucu Pahlawan nasional, KH Zainal Mustofa itu mengungkapkan, program pertama PCNU Kabupaten Tasikmalaya adalah takmirul masjid dimulai dengan menggerakkan shalat subuh berjamaah dan menggalang persaudaraan antar-Nahdliyin dengan program lailatul ijtima’ dan lain-lain. (Malik Mughni/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal RMI NU, Sejarah PKB Kab Tegal

Rabu, 04 Februari 2015

Pembangunan Desa dan Peran IPNU

Oleh Achmad Faiz MN Abdalla



Secara regulasi, desa nyaris dilupakan selama puluhan tahun. Desa tidak mampu menjadi kekuatan ekonomi karena perhatian pemerintah terhadap desa sangat terbatas. Data Kemendesa tahun 2015, dari seluruh desa di Indonesia yang berjumlah 74.093 desa, masih ada 39.086 desa (52,78 persen) yang masuk kategori desa tertinggal. Sementara data BPS menyebutkan, masih ada 10.985 desa yang belum memiliki Sekolah Dasar (SD). Adapun untuk pelayanan kesehatan dasar, masih ada 117 kecamatan yang belum memiliki Puskemas atau Puskesmas Pembantu.

Pembangunan Desa dan Peran IPNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Pembangunan Desa dan Peran IPNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Pembangunan Desa dan Peran IPNU

NU yang berbasis di pedesaan sedikit banyak tentu terdampak dengan keadaan tersebut. Tidak dipungkiri, peran NU sangat besar dalam mengawal kehidupan berbangsa dan bernegara. NU telah menjadi garda terdepan terhadap berbagai persoalan bangsa. Namun, peran NU dicemaskan tergerus seiring melemahnya soliditas dan daya tahan NU akibat kemiskinan struktural massa NU di pedesaan.

PKB Kab Tegal

Masa reformasi pun bergulir. Otonomi Daerah menjadi bagian penting agenda reformasi. Dalam perkembangannya, terbitlah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Undang-undang tersebut mengamanahkan paradigma baru dalam membangun desa sebagai bagian penting pembangunan nasional. Setelah berpuluh tahun dipunggungi, akhirnya desa mendapat penguatan yuridis. Hal itu pun dipertegas dengan Nawa Cita Presiden Jokowi, yakni membangun Indonesia dari pinggiran.

Komitmen Pemerintah telah ditunjukkan dengan adanya Dana Desa. Tahun 2016 ini, Dana Desa naik menjadi Rp 46,98 triliun. Ditambah Alokasi Dana Desa (ADD) dari Pemerintah Daerah, maka rata-rata setiap desa akan mengelola dana tidak kurang dari Rp 1 Milyar.

PKB Kab Tegal

Namun yang harus dipahami, selain Dana Desa, gerakan dan partisipasi masyarakat juga harus terbangun dengan baik. Menurut Marwan Jafar (2015), ada tiga prinsip yang harus diterapkan dalam membangun desa, yaitu government, movement dan culture. Artinya, dibutuhkan sinergi yang baik antara keseriusan pemerintah dengan gerakan masyarakat dalam membangun desa. Semua itu harus mengedepankan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.

Membangun partisipasi dan gerakan masyakarakat, harus dimulai dari pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pembangunan desa. Dalam teori ilmu hukum, pengetahuan masyarakat akan sebuah peraturan merupakan indikator tercapainya kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap peraturan tersebut. Karena itu, masyarakat minimal memahami hal-hal mendasar tentang kedesaaan, seperti kelembagaan desa, hak-hak masyarakat desa, pembangunan partisipatif, dan lainnya.

Sebagai contoh, seringkali masyarakat tidak mendapatkan laporan yang transparan mengenai hasil aset desa dan sumber Pendapatan Asli Desa (PADes) lain. Bahkan banyak aset desa yang tidak diatur di dalam Perdes (Peraturan Desa), sehingga pemanfaatannya untuk kesejahteraan masyarakat seringkali tidak terpenuhi dengan baik. Masyarakat desa umumnya hanya diam, karena tidak dibekali pengetahuan yang cukup. Dengan demikian, dibutuhkan pengetahuan yang baik agar terbangun partisipasi dan pengawasan masyarakat yang baik.



Peran IPNU


NU secara sosiologis tentu bertanggung jawab terhadap penguatan unsur movement tersebut. Di samping karena berbasis di pedesaan, juga karena politik kebangsaan NU untuk mendukung pemerintah dalam program pembangunan nasional. Menurut Marwan Jafar, Resolusi Jihad yang ditelurkan dari pemikiran Kiai Hasyim Asyari harus dikontekstualisasikan dengan era pembangunan saat ini, yakni dengan membangun Indonesia dari desa-desa.

Sebagai salah satu badan otonom (banom) NU, IPNU tentu diharapkan berperan serta dalam penguatan gerakan masyarakat tersebut. Setidaknya, ada dua alasan mengapa IPNU harus mengambil peran strategis tersebut.

Pertama, membangun desa haruslah menjadi visi keindonesiaan, tidak sekadar visi pemerintah. Generasi muda harus dikenalkan perihal urgensi pembangunan desa sebagai salah satu dimensi penting pembangunan nasional. Harus ada ruang pemahaman bagi generasi muda, baik melalui pendidikan formal atau organisasi pelajar seperti IPNU. Dengan begitu, pembangunan desa tidak bersifat parsial, berhenti pada tatanan regulasi dan unsur government, namun bersifat menyeluruh, dengan membangun kesadaran generasi muda sebagai upaya penting membangun partisipasi dan gerakan masyarakat.

Kedua, IPNU memiliki basis struktural yang menjangkau sampai ke tingkat ranting (desa). Tidak jelas, berapa jumlah riil IPNU ranting yang terdata. Namun umumnya, struktur IPNU hampir dapat ditemukan di setiap struktur ranting NU. Keadaan ini harus dimanfaatkan dengan baik. Terlebih, masih banyak desa yang tidak memiliki karang taruna sebagai lembaga pemberdayaan anak muda. Keberadaan IPNU tentu akan sangat membantu pemerintah dalam mengoptimalkan peran anak muda untuk bersinergi membangun desa.

Untuk itu, perlu digagas kajian tentang desa di lingkungan IPNU. Secara rutin, perlu diadakan diskusi yang membahas pembangunan desa. Pemerintah Desa setempat atau alumni-alumni IPNU yang telah berkiprah di pemerintahan dapat digandeng untuk menyelenggarakan kajian desa tersebut. Materi yang dibahas mulai yang berkaitan pemerintahan, semisal kelembagaan desa, Peraturan Desa, Dana Desa, APBDes atau? BUMDes; Perencanaan Pembangunan Desa, meliputi RPJMDes, RKPDes dan penggalian serta pengembangan potensi desa; dan materi-materi yang berkaitan dengan kearifan lokal desa.

Berbekal pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh dari kajian tersebut, IPNU diharapkan dapat berperan aktif dalam Musyawarah Desa, khususnya dalam perumusan RPJM Desa, RKP Desa dan APB Desa. Di samping itu, juga dapat berperan aktif dalam pemberdayaan ekonomi desa melalui BUMDesa serta membangun sinergi dengan elemen masyarakat desa lainnya dalam mengawasi penggunaan dana desa. Dengan begitu, IPNU dapat memberikan peran nyata dalam pembangunan desa.

Penulis adalah pelajar NU Gresik



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pendidikan, Kiai PKB Kab Tegal