Jumat, 28 Juli 2006

Soal Kurikulum Ma’had Aly, Kiai Masdar: Selain Qiroatul Kutub, Penting juga Qiroatul Ummah

Jakarta, PKB Kab Tegal

Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Mas’udi ikut memberikan kontribusi materi dalam rangka penyusunan kerangka kurikulum Ma’had Aly. Kegiatan bertajuk Halaqah Nasional ini berupaya memberikan sumbangsih pemikiran terkait kurikulum yang akan diterapkan di Ma’had Aly. Acara ini dilaksanakan di Hotel Media Jakarta, Kamis (2/6).

Soal Kurikulum Ma’had Aly, Kiai Masdar: Selain Qiroatul Kutub, Penting juga Qiroatul Ummah (Sumber Gambar : Nu Online)
Soal Kurikulum Ma’had Aly, Kiai Masdar: Selain Qiroatul Kutub, Penting juga Qiroatul Ummah (Sumber Gambar : Nu Online)

Soal Kurikulum Ma’had Aly, Kiai Masdar: Selain Qiroatul Kutub, Penting juga Qiroatul Ummah

Menurut Kiai Masdar, para mahasantri di Ma’had Aly juga penting dibekali kemampuan membaca umat. “Dididik juga soal kepemimpinan, kemampauan membaca umat, jadi bukan hanya qiroatul kutub (pengajaran kitab kuning), tetapi qiroatul ummah (kemampuan membaca umat),” ujarnya.

Salah satu Muassis atau perintis Ma’had Aly ini menilai bahwa kemampuan membaca umat ini penting karena semua ilmu agama yang bersumber dari kitab kuning atau kitab klasik penerapannya untuk masyarakat. Jangan sampai lulusan Ma’had Aly tak mampu membaca umat sehingga dakwah agama tidak dipahami atau bahkan tidak diterima oleh masyarakat.

“Ilmu agama itu pasarnya masyarakat, jadi kalau sasarannya mereka, maka kita harus memahami berbagai kondisi sasaran itu, yakni masyarakat. Jangan sampai tidak memahami karena bisa salah alamat,” terangnya.

Menurut kiai yang sudah malang melintang dalam kajian kepesantrenan ini, kekurangan dari studi agama itu adalah kemampuan membaca masyarakat. Jadi seolah-olah agama itu berdiri sendiri, padahal ilmu-ilmu tersebut mau dibawa ke masyarakat luas.

PKB Kab Tegal

“Jadi ilmu kita tidak hanya mengurai teks atau nash, tetapi kemampuan mengurai masayarakat juga penting sebagai sasaran penerapan nash tersebut. Jadi qiroatul kutub itu sesungguhnya bisa sekali ditransfer ke dalam ilmu sosial melalui penerapannya sehingga ilmu agama tidak teralienasi (terasingkan),” papar Kiai Masdar.

PKB Kab Tegal

Lebih jauh, dia menjelaskan bahwa ketika ilmu agama berusaha diterapkan di masyarakat, lulusan Ma’had Aly juga harus mampu memahami karakter masyarakat yang berada di pedesaan maupun perkotaan. Sehingga metode dan menu yang disajikan juga tidak sama.

“Pemahaman tersebut yang sering diabaikan oleh para pengkaji studi agama sehingga memahami teks dan memahami sosial-masyarakat, budaya, tradisi yang berkembang, sama pentingnya,” tandas Kiai Masdar.?

Kementerian Agama baru saja menerbitkan Surat Keputusan (SK) tentang Izin Pendirian Ma’had Aly pada Pondok Pesantren, Ahad (29/5/2016) lalu di Pesantren Tebuireng Jombang. Ada 13 Ma’had Aly yang telah menerima SK ini dan masing-masing membuka satu dari 6 pilihan program studi, yaitu Sejarah dan Peradaban Islam, Fiqih dan Ushul Fiqih, Tafsir dan Ilmu Tafsir, Hadits dan Ilmu Hadits, Aqidah dan Filsafat, serta Tasawuf dan Tarekat.? (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Internasional, IMNU PKB Kab Tegal

Rabu, 19 Juli 2006

Deklarasi Nahdlatul Ulama Diharapkan Jadi Solusi Kemelut Dunia Islam

Jakarta, PKB Kab Tegal

Kegiatan International Summit of The Moderate Islamic Leaders (Isomil), Senin-Rabu (9-11/5) di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan Jakarta ditutup dengan menghasilkan Deklarasi Nahdlatul Ulama. Deklarasi tersebut merupakan komitmen NU dan ulama-ulama di dunia untuk mewujudkan Islam sebagai agama yang benar-benar membawa kebaikan dan kemaslahatan bagi seluruh umat manusia.

Deklarasi Nahdlatul Ulama Diharapkan Jadi Solusi Kemelut Dunia Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Deklarasi Nahdlatul Ulama Diharapkan Jadi Solusi Kemelut Dunia Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Deklarasi Nahdlatul Ulama Diharapkan Jadi Solusi Kemelut Dunia Islam

Katib Syuriyah PBNU KH Yahya Cholil Staquf kepada PKB Kab Tegal sesaat setelah pembacaan dekalarasi mengatakan bahwa deklarasi tersebut merupakan harapan sekaligus jalan keluar dari kemelut dunia Islam saat ini.

Gus Yahya menegaskan kepada pihak-pihak tertentu agar jujur dan mengakui apa yang menjadi sumber masalah dunia Islam sekarang ini. “Kalau kita jujur apa yang menjadi sumber masalah, kita bisa menemukan solusi,” ujarnya, Selasa (10/5).

Ketika ditanya apa yang dimaksud dengan tidak jujur, putra almaghfurlah KH Cholil Bisri ini menjelaskan, selama ini pihak-pihak tertentu menutup-nutupi masalah. Mereka bilang kemelut tersebut tidak ada hubungannya dengan Islam, mereka juga bilang hal ini tidak ada hubungannya dengan Islam.

PKB Kab Tegal

“Kita bisa ambil contoh KH Hasyim Asy’ari dalam Risalah Ahlussunnah wal Jamaah-nya. Beliau sejak dulu jujur bahwa ada orang-orang yang menafsirkan Islam dengan cara berbahaya dan sudah disebut oleh Beliau siapa saja. Dan hal itu merupakan model penafisran yang menjadi sumber legitimasi politik oleh negara-negara yang sedang berkonflik di Timur Tengah sekarang,” papar Gus Yahya.

Dia menjelaskan terkait dengan deklarasi tersebut untuk para pemimpin Islam moderat bahwa NU akan datang dan mengajak mereka untuk bergabung dalam membangun dunia yang damai. “Kita akan melihat nanti siapa yang menginginkan jalan keluar dan siapa yang ingin berjuang dengan NU, kita akan lihat nanti,” tutupnya. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Budaya, Nahdlatul Ulama PKB Kab Tegal